Brand New It’s Magic
Chapter 10 part 2
Semua
yang berkuliah telah melewati ujian
semester genap dengan baik, sekarang mereka libur semester. May, Amelz, Stella dan Junki akan masuk semester 5, tentu pelajaran akan
makin berat. Belum lagi ditambah jadwal latihan dan kekhawatiran tentang musuh
baru: naga. Tapi sudah lama
sekali keadaan tampak aman sejak yang terakhir ya si naga yang tidak sempat May lihat itu. D’Sky, akhirnya, merilis album pertama
mereka. Untuk promo, rencananya mereka semua mau ke Seoul. Tapi menurut Yesung, tidak aman buat Jiro, Aaron, Calvin dan Kyujong pergi sendirian ke Seoul. Makanya Hyunjoong dan Yesung bersama anggota D’Sky berkumpul di rumah
keluarga Wang sekarang. Tepatnya di
ruang latihan band, lantai tiga.
Jiro bertanya, “bukannya Calvin dan Kyujong
sekarang adalah Warrior’s Helper? Kenapa kalian panic dan pengen kami dijaga?”
“Karena kita tidak tau musuh bisa bertindak sejauh apa,”
jawab Yesung, “aku akan lebih tenang kalau kalian dijaga.”
“Toh aku tinggal nunggu wisuda. Aku akan
mengawal kalian,” ujar
Hyunjoong.
Aaron bertanya, “hah? Hyung mau ninggalin
Stella kah?”
“Dia tidak akan terpengaruh koq.”
May
jadi bingung dengan jawaban Hyunjoong. Menurut May, Stella sudah pasti akan
memikirkan Hyunjoong.
“Well, kalian kan bisa Teleport... gampang kan
menjaga kami sekali-sekali
dan balik ke sini lagi?” usul Calvin.
“Teleport dalam jarak jauh membuat habis
energi. Lagian appa dan ommaku akan bingung kalau ada kalanya aku menghilang untuk menjaga kalian
kan? Aku dan Yesung hyung sudah sepakat bahwa aku yang akan pergi.
Lagian Junsu dan Ryeowook masih perlu kuliah, dan Yesung hyung memimpin latihan. Aku cocok
mengisi tempat ini,”
ucap Hyunjoong.
Kyujong mengiyakan, “okela... aku juga merasa tenang kalau Hyunjoong pergi dengan kita.”
“Tentu. Kalian akan pergi dengan seorang
prince, loh,” ledek
Yesung.
Jiro berujar, “kalau gitu Hyunjoong bisa
mengisi posisi manager pengganti, kan May tidak bisa pergi.”
“Aku pengen ikut...” protes May.
Rin nyeletuk, “lha jie, Youngsaeng oppa
gimana kalau jiejie pergi?”
“Sekarang kan oppa sibuk di perusahaan.”
“Direktur Heo muda,” ujar Yesung.
Jiro berkata, “May tetap disini saja. Leader tak boleh pisah dari Element Warriors yang laen.”
“Hah... baiklah ge,” setuju May.
Yesung memutuskan, “baiklah, soal itu kita sepakat. Aku datang
kesini karena ada satu lagi kerjaan. May, Rin, Jiro, aku butuh sehelai rambut
kalian.”
“Hah? Apa?” Tanya May, Jiro dan Rin
kompak.
“Cabut rambut. Aku perlu memproteksi rumah kalian
supaya tak sembarang orang
bisa Teleport masuk kesini. Supaya musuh-musuh tidak bisa muncul tiba-tiba. Yah, termasuk kami, siapa saja yang berusaha Teleport atau bahkan Fly kesini. Ada satu mantra yang
bisa memproteksi rumah kalian, tapi aku butuh rambut-rambut penghuni rumah dan mengucapkan mantra
bersama satu Vampire.”
May meringis, lalu menyodorkan
sehelai rambut panjangnya, “aneh deh. Ini rambutku, oppa...”
“Apa rumah yang laen sudah diproteksi, oppa?” Tanya
Rin.
“Rumah Hyunjoong sudah. Dan aku sudah ngomong sama Annie buat mengumpulkan rambut
anak-anak kost.”
Jiro berkomentar, “wew... Annie bisa dikira psikopat.”
Yesung menerima masing-masing sehelai rambut Jiro dan Rin juga.
“Nah. Mau lihat aku dan Hyunjoong melakukan prosesi?”
Pasti itu sesuatu yang aneh. Mereka mengikuti Yesung yang berjalan ke halaman belakang rumah
keluarga Wang. Hyunjoong langsung
berdiri di depan Yesung. Lalu
mereka mengeluarkan senjata mereka: Double Sword dan Northern Chain. Mereka
menyabetkan senjata mereka di depan satu sama lain dengan irama yang pas dan tidak saling bersinggungan, membentuk semacam
huruf S. Mulut mereka komat-kamit bahasa yang tidak mereka ketahui, tapi kedengarannya indah. Dan ada cahaya putih
memancar dari senjata mereka. Lalu mereka berhenti dan menghilangkan senjata.
Prosesi selesai.
May bertanya, “apa huruf S itu?”
“Save, kan?” ucap Yesung, “hehehe... oh yah, kalian semua yang belum kuproteksi rumahnya, cepat carikan
sehelai rambut penghuni rumah kalian yah. Kalau sudah contact aku dan
aku akan memproteksi rumah kalian juga. Tidak lucu kalau ada naga muncul di belakang rumah kalian, seperti kejadian di rumah Fennie.”
“Besok
kita perlu menyapu hyung,” usul
Calvin sambil menghadap Kyujong.
Kyujong mengiyakan, “iya. Biar kita dapat rambut omma dan appa.”
Mereka semua tertawa keras. May merasa rumahnya memancarkan hawa hangat. Tentu saja itu
akibat mantra perlindungan itu.
***
Junsu menunggu di lapangan kampus tempat Yesung akan menjemput mereka, seperti
biasa, untuk latihan. Ryeowook
bilang dia yang akan menjemput Julie dan Calvin sekaligus. Jujur sebenarnya Junsu yakin Ryeowook waspada sama Yesung itu cukup pantas. Junsu tidak pernah mendengar tentang Rainbow Guardian
sebelum ini, tapi kemampuan aneh Yesung jelas menunjukkan dia bukan vampire atau Warriors.
Junsu berkata, “baunya juga wangi... dan meskipun aku bisa
Reading Mind, aku tidak bisa
membaca pikirannya. Hmm... sekarang si Ryeowook tidak mau lagi diajak diskusi beginian. Dia sudah segitu akrabnya sama Yesung
hyung. Sudahlah, lebih baik aku percaya padanya juga. Toh dia kuat dan tak bermaksud jahat.”
Pusaran warna muncul di hadapan Junsu dan segera sosok Yesung yang memakai
kaos hitam ketat tampak. Junsu menahan tawanya.
Yesung memandang sinis, “tertawalah kau Junsu.”
“Kenapa hyung mencoba pakai baju manusia?”
Tanya Junsu.
“Gara-gara May dan Fennie. Mereka bersikeras aku harus
tampil se-manusia mungkin. Dan D’Sky membelikanku handphone.”
Yesung mengeluarkan hape Samsungnya dan
menunjukkannya pada Junsu.
“Ahh... cukup praktis.”
“Menurutku sih aneh.”
“Mereka belum datang.”
“Menunggu Julie sih.”
Mereka terdiam sejenak.
“Hyung... sudah tau maksud naga itu datang?”
“Sepertinya dia ingin mengecek sesuatu.
Setelah melihat sesuatu itu tidak ada, maka si naga pergi.”
“Huah... apa kita bisa mengalahkan naga-naga itu?”
“Matanya. Tusuk saja. Tapi hati-hati... dia bisa
memakan kalian kalau terlalu
dekat.”
Tiba-tiba Junsu jadi waspada.
Junsu berteriak, “Justice Sword!”
“Ada apa? Apa yang kau cium?”
“Bau hangus. Ada yang tidak beres. Dari sana.”
Junsu
menunjuk belakang Yesung.
“Northern Chain!”
Keduanya bersiap-siap, dan Yesung melihat
cahaya-cahaya terang mendekat
pada mereka. Langkahnya terdengar ringan dan banyak. Yang bisa seperti itu
Cuma...
“Imps. Pernah lihat mereka, Junsu?”
“Cuma pernah dengar. Apa itu, hyung?”
“Setan-setan kecil yang ukurannya setengah meter. Mereka bawa
api dan melempar-lemparnya. Kupikir kalau kita bisa menyelesaikannya, itu jadi latihan kita malam ini. Siap-siap. mereka banyak.”
Junsu mengacungkan Justice Sword dan dari
ujung lapangan kampus, terlihat sosok-sosok setan berwarna merah. Tanduk dan ekor setan
mereka benar-benar nyata
menunjukkan mereka pasukan iblis. Dan di kedua tangan mereka ada bola api.
Delapan Imps.
“Kita perlu lincah. Hindari api-apinya. Itu cukup untuk membakar kita. Serang, Junsu!”
Yesung terbang ke kerumunan Imps,
sementara Junsu melompat. Imps itu melemparkan bola-bola api, yang selalu muncul lagi dari tangan mereka
setelah dilemparkan. Bola-bola api melesat di kanan-kiri Junsu, sama sekali sulit mendekati mereka tanpa
terbakar. Yesung menyabetkan Northern Chain dan mengenai salah satu Imp. Junsu
mendengar lecutan, dan Ryeowook
muncul bersama Julie dan Calvin.
Yesung
mewanti, “hati-hati dengan api-api
Imps itu. Habisi mereka.”
Junsu pun mendengar Telepathy Yesung. Ryeowook
dengan Elder Sword dan Calvin dengan Flying Sword mulai beraksi. Julie
memunculkan Demon Magic Stick dan menyerang Imps dari kejauhan. Dalam hal ini,
serangan Julie cukup efektif meskipun dia harus menghindari api-api yang dilemparkan padanya. Dalam sekejap,
lima Imps hancur. Tapi Ryeowook kurang lincah saat sebuah bola api menghantam
dadanya.
“Ryeowook oppa!!” seru Julie.
Junsu menyambar Ryeowook dan menemaninya
berbaring. Ryeowook sulit bernafas, sementara konsentrasi Yesung terpecah dan
sebuah bola api telak mengenai kakinya.
“Kalian Imps sial...”
Yesung jatuh berlutut di lapangan,
memperhatikan luka bakar di kakinya. Lalu dia kaget dengan kemunculan satu
sosok yang berkelebat hitam. Sosok itu memanah Imps dari kejauhan. Imps
langsung berkonsentrasi untuk menembak balik sosok itu. Tapi sosok itu
menghilang, mungkin melakukan Teleport, muncul beberapa meter ke depan dan
melesatkan tiga anak panah. Ketiga Imp itu jatuh, hancur. Yesung menyipitkan
matanya. Tak jelas... sosok
itu gelap sekali. Dan dalam sekejap, sosok itu menghilang.
Calvin bertanya, “siapa itu?”
“Entah. Junsu, ada baunya?” Tanya
Yesung.
Junsu menggelengkan kepalanya, “aku tidak yakin.”
“Maksud oppa?” Tanya Julie.
“Baunya... dia Yunhwa hyung.”
Semuanya menjerit, “apa??”
“Aku
yakin itu baunya. Cuma ada sesuatu yang beda... seperti aroma... bunga-bungaan. Dan kalau dia Yunhwa hyung, kenapa dia tak
kembali ke kita?”
Julie mengusulkan, “panah kan? Bukannya itu senjata Yunhwa oppa? Dan bukannya Yesung oppa bilang dia belum mati?”
“Dia punya aura yang kuat, namun samar-samar seperti menghilang,” ujar Yesung, “aku akan mencarinya... kalau dia memang Yunhwa, kita butuh dia balik kesini.”
“Aduuuuh...” keluh Ryeowook.
Satu tarikan nafas panjang Ryeowook
membuat semuanya menoleh padanya yang terbaring. Yesung terbang ke arahnya
sambil memegangi kakinya. Julie bersiap melakukan Heal.
“Tak ada gunanya, Jul. Api-api Imps adalah api abadi dari neraka.
Heal-mu tak akan berguna.”
Julie kaget, “ta... tapi Ryeowook oppa... dan ah!! Kaki
oppa juga!”
“Aku tau. Kita butuh Stella. Junsu, jemput
dia.”
“Oke...” Junsu mengiyakan, meskipun wajahnya menunjukkan ekspresi kurang
percaya.
Junsu menghilang. Julie sibuk mengurusi Yesung
dan Ryeowook sekaligus, sifat keibuannya muncul. Tapi Ryeowook lebih
mengenaskan. Dia sulit bernafas. Lalu setelah beberapa menit yang terasa begitu
lama, Junsu muncul dengan Stella yang bertampang kusut.
“Mian, Stella.”
Stella mengumpat, “aku butuh bobo panjang, tau, Junsu.”
“Duuuh, jangan marah Stella!”
“Stella...” panggil Julie.
“Ahh, Julie...”
Calvin berkata, “sebenarnya Ryeowook dan Yesung hyung terluka dan butuh bantuanmu.”
Saat itu Stella baru melihat Ryeowook dan Yesung
“terkapar.”
“Yaaa~ kalian kenapa?”
“Gara-gara Imps,” jawab Yesung, “nanti aku cerita. Kami butuh
kau sembur kami dengan air. Tepat di luka kami.”
“Sembur dengan air?” Tanya Julie.
Stella meneliti luka-luka mereka dan
setuju, “oke, kalau itu maunya oppa.”
“Ryeowook, buka baju,” perintah
Yesung, “aku tinggal buka celana.”
Stella, Julie, bahkan Calvin dan Junsu
berteriak kaget. Julie langsung menutup matanya dengan tangan.
“Aigo kalian lebay... memang harus begitu supaya lukanya tampak kan?”
Yesung langsung membuka celana panjangnya
tanpa ragu-ragu. Stella
terbelalak. Untunglah Yesung masih memakai celana pendek. Beda dengan Ryeowook yang malumalu menarik kaosnya. Akhirnya Yesung geram dan menarik kaos Ryeowook. Badan Ryeowook
terlihat mungil dan kurus buat mereka.
*Huah... rupanya Ryeowook lebih kurus dan mungil daripada aku,* ucap
Calvin di dalam hatinya.
Julie perlahan membuka matanya karena dia
rupanya penasaran, dan
ternyata pemandangannya tak
semengerikan yang dia bayangkan. Cuma melihat Ryeowook half naked membuatnya
sedikit tak nyaman. Yesung
dan Ryeowook sekarang berdiri di hadapan Stella.
Yesung memerintahkan, “guyur kami, nona air.”
*Aku saja tak pernah lihat Hyunjoong oppa begitu... huah... ngapain aku
mikirin oppa?* Tanya Stella dalam hatinya.
Junsu dan Yesung memandang tajam Stella.
Ada apa sebenarnya? Stella mengacungkan kedua tangannya, membuka telapak
tangannya. Dari tangan kanan, dia menyemburkan air ke dada Ryeowook, dan dari
tangan kiri, ke kaki Yesung.
“Duuuh, lega...” ujar Ryeowook.
Yesung berkata, “sudah kubilang ini lebih efektif.”
“Wah... seperti selang air deh Stella,” ucap Julie.
“Aaah, lukaku menutup! Paling besok juga
sembuh. Aku cukup, Stella.”
Ryeowook berujar, “aku juga sudah.”
Stella menutup kedua telapak tangannya.
Luka Yesung benar-benar tertutup, tapi luka Ryeowook masih nampak kemerahan.
Yesung melempar kaos ke Ryeowook.
“Itu lusa bakal sembuh, Ryeowook. Istirahat saja.”
“Oke.”
“Hei Stel, ada apa sih antara kau dan Hyunjoong
hyung?” Tanya Junsu.
Stella balik bertanya, “loh? Memang ada apa?”
“Dia mau ikut D’Sky ke Seoul loh,” kata Yesung.
“Memangnya apa hubungannya denganku?”
“Jangan berpura-pu...” hardik
Junsu.
“Ryeowook,
antar aku pulang!”
Ryeowook bertanya bingung, “hah?”
“Aku ngantuk.”
“Oke, Stel.”
Ryeowook menggandeng Stella dan mereka
menghilang.
“Si
Stella makin aneh saja,” keluh Yesung.
***
No comments:
Post a Comment