Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Wednesday, 11 July 2012

(When Our Dreams Come True) I Finally Found You chapter 12 (end)


When Our Dreams Come True
I Finally Found You
Chapter 12

Ambulans datang dalam 15 menit, darah Ki Bum tercecer dimana-mana. Begitu sampai di rumah sakit, Whyenda langsung dibawa ke kamar untuk beristirahat karena dia masih pingsan, sedangkan Hyung Joon dan Ki Bum langsung dibawa ke satu ruang ICU bersama-sama. Ryeo Wook-lah yang membantu Mugung berjalan, karena tampaknya kekuatan mulai menghilang dari tubuhnya. Mereka duduk di ruang tunggu dengan wajah pucat. Chun mondar-mandir panik, sedangkan Kang In menghibur Sung Min yang menangis sesenggukan. Ryeo Wook menghapus air matanya sendiri dan berusaha untuk tampil tenang di depan Mugung, supaya Mugung gak ikut mengamuk. Mugung sendiri hanya memiliki satu ekspresi kosong di wajah dan matanya. Lee Teuk dan Kyu Hyun berlarian sepanjang ruang tunggu mendekati mereka.

Kyu Hyun: ”Apa yang terjadi hyung?”
Kang In: ”Bum. Dia... terluka. Joon juga. Mereka di ruang ICU.”
Lee Teuk: ”Bagaimana mereka terluka?”
Ryeo Wook: ”Itu terlalu panjang untuk diceritakan. Lagipula kami belum mendapat info lengkapnya.”
Kyu Hyun: ”Mana Whyenda?”
Kang In: ”Dia pingsan.”
Lee Teuk: *mengguncang Ryeo Wook* ”Baiklah, aku mau tau, apa luka2 mereka? Cepat beritau aku!!” *panik*
Chun: ”Ada bekas pukulan panjang di sepanjang punggung Joon. Dan Bum, dia... sebilah pisau menancap pinggangnya. Aku...”

Chun gemetar dan berlari ke tembok untuk bersandar. Keteguhannya goyah. Kyu Hyun mendekati dan menepuk-nepuk punggungnya.

Sung Min: ”Bum... Bum... kalo terjadi sesuatu dengannya...”
Ryeo Wook: ”Anio!! Bum kita akan baik2 ajah. Aku yakin.”
Mugung: ”...nuh aku...”
Kang In: ”Mwo?”
Mugung: ”Bunuh aku...”
Ituk+Kangin+Wookie+Umin+Chun+Kyu: “Mwo?”
Mugung: “BUNUH AKU, KALIAN DENGAR? AKULAH YANG MENYEBABKAN BUM TERLUKA! AKULAH YANG HARUSNYA ADA DI DALAM SANA, BUKAN BUM! BUNUH AKU!!”

Setelah berkata begitu Mugung berlari ke tembok di seberangnya untuk menabrakkan kepalanya, tapi Lee Teuk menarik Mugung pada pinggangnya sebelum Mugung berhasil melaksanakan niatnya.

Lee Teuk: ”Itu gak akan menolong, Mugung!”
Mugung: ”Biar kutukar nyawaku dengan Bum, oppa!”
Lee Teuk: ”PABHO! KAU PIKIR BUM AKAN SENANG DENGAN CARA BEGINI? DAN KAU PIKIR BUM AKAN SEHAT KARENA KAU MATI, GITU? PABHO!”

Mugung terkejut mendengar Lee Teuk yang berteriak marah dan mengguncang tubuhnya. Seketika tangis Mugung pecah. Ryeo Wook maju dan memisahkan Mugung dari Lee Teuk dan memeluknya. Mugung menangis makin kencang, sementara Kang In menenangkan Lee Teuk.

Lee Teuk: ”Aiiish...” ><

Kyu Hyun-lah orang pertama yang menyadari pintu ruang ICU terbuka.

Kyu Hyun: ”Dokter! Kedua teman kami...”
Dokter: ”Ahh... Cho Kyu Hyun?”

***

Ryeo Wook dan Sung Min berdiri di depan kamar 501. Dari dalam kamar itu terdengar suara tawa yang ceria. Otomatis keduanya juga tersenyum. Mereka memasuki kamar itu.

Whyenda: ”Ahh... Wookie dan Umin oppa.” ^^

Whyenda tengah berdiri di pojokan dekat meja kecil, sedang mengupas apel, sedangkan Mugung tengah duduk di kursi di antara ranjang Ki Bum dan Hyung Joon. Rupanya yang tertawa adalah mereka bertiga, karena sepertinya Mugung baru abiz bercerita sesuatu yang sangat lucu. Ki Bum terbatuk dan wajahnya menunjukkan ekspresi kesakitan.

Mugung: ”Hah? Kau kenapa Bum?”
Ki Bum: ”Mungkin karena... terlalu banyak ketawa.” XD
Mugung: ”Ya~ kau susah sekali dirawat. Mendingan aku merawat Joon oppa.”
Ki Bum: ”Kau kejam. Aku begini kan gara2 kau.” T.T
Sung Min: ”Kalian masih juga begini. Kapan sih mau baikan?” XD
Ryeo Wook: ”Salah. Kapan sih mau romantis?” ^^
Mugung: ”Ogah!! Aku benci Bum jelek!!”
Semua: =.=”

Ryeo Wook tertawa. Mugung selalu begitu. Tapi dia yakin, dalam hatinya, Mugung juga merasa lega karena Ki Bum dan Hyung Joon selamat. Bukan hanya Mugung, tapi juga semua orang yang ada di ruangan ini. Ryeo Wook masih ingat dengan jelas kata2 dokter kepada Kyu Hyun, tiga malam yang lalu.

FLASHBACK
Kyu Hyun: ”Dokter! Kedua teman kami...”
Dokter: ”Ahh... Cho Kyu Hyun? Kim Ki Bum akan berumur panjang. Nyaris saja pisau itu merobek ginjalnya dan dia akan mati karena kehilangan banyak darah. Tapi masa kritisnya sudah lewat. Dan si Baby Joon... benar kan?” *Kyu Hyun mengangguk* ”Dia hanya mengalami luka dalam yang tidak parah. Mungkin dia akan sedikit kesakitan saat menggerakkan tangan kirinya untuk sementara waktu, tapi terapi dari rumah sakit akan membantunya pulih secepatnya. Mereka akan kami pindahkan ke ruangan biasa.” ^^
Kyu Hyun: ”Geuraeyo??” ><
END OF FLASHBACK

Cepat ato lambat, mereka akan jadi pasangan, yakin Ryeo Wook dalam hatinya. Seakan mendengar kata2 Ryeo Wook, Sung Min menepuk bahu Ryeo Wook. Mata Sung Min saat itu seakan berkata, tenang, Wookie, kau akan menemukan cinta sejatimu suatu saat nanti. Ryeo Wook tersenyum dan mendekati Mugung, lalu meletakkan buket bunga ke kepala Mugung dengan bunyi ”pluk”

Mugung: ”Hoiiiiiiiiiii Wookie!!”
Ryeo Wook: ”Ya??” *puppy eyes*

Semua orang tertawa sekali lagi waktu Mugung berniat membalas Ryeo Wook.

***

Mugung bangun dengan badan agak sakit. Dimana aku, keluh Mugung, ohh di rumah sakit. Mugung tertidur dengan kepala diletakkan di tangannya, masih duduk di sofa kamar rumah sakit. Dia melihat Whyenda tertidur di sofa di sampingnya, dan Hyung Joon tertidur dengan tampang damai di ranjang sana. Tapi di ranjang sebelahnya...

Mugung: ”Lha? Mana Bum?”

Mugung berdiri dan mencari Ki Bum di kamar, tapi gak ada tanda2 Ki Bum ada disana. Lalu Mugung mendengarkan suara piano. Dentingan yang indah namun sangat samar2. Mugung agak heran kenapa Whyenda dan Hyung Joon gak terbangun mendengar suara piano. Mugung keluar kamar dan bertemu dengan perawat yang patroli malam.

Mugung: ”Suster... apa disini ada ruang musik?”
Perawat: ”Hah? Gak ada ruang musik di rumah sakit.”
Mugung: ”Maksudku... ahh, suara piano yang indah. Apa suster gak mendengarnya?”
Perawat: *bergidik* ”Ku... kurasa nona Mugung mendengar suara piano hantu.”
Mugung: ”Hah? Apa itu?”
Perawat: ”Konon katanya ada hantu penunggu rumah sakit yang suka main piano tua di belakang rumah sakit.”
Mugung: ”Dimana?” *semangat*
Perawat: ”Ada gedung rumah sakit yang gak terpakai di belakang rumah sakit utama ini. Biasanya... nona Mugung? Anda mau kemana?”
Mugung: ”Melihat hal2 mistis.” XD

Mugung emang antik dan penggemar hal2 berbau mistis. Dia berjalan cepat dan ceria menuju lift dan turun dari lantai 5 ke lantai 1. Rumah sakit masih cukup terang meski saat itu uda jam dua dini hari. Mugung keluar rumah sakit dari pintu belakang dan emang menemukan sebuah gedung tua yang agak jauh. Suara piano itu makin jelas. Namun Mugung gak merasa takut, dia malah merasa suara itu memikatnya. Mugung berjalan dengan pedenya, mengintip lewat jendela tua yang kacanya uda pecah2. dan dia melihat sosok hantu yang terlalu tampan. Mugung kesal. Dia memasuki gedung itu dengan mendorong pintu reyot.

Mugung: ”Bum! Kau ngapain sih?”
Ki Bum: *berhenti main piano* “Kau gak liat? Aku lagi main piano.”
Mugung: “Kau gila yah? Ini jam 2 dini hari tau!!”
Ki Bum: ”Kau sih. Aku uda main satu jam lebih kau baru kesini.”
Mugung: ”Emang apa hubungannya denganku sih?”
Ki Bum: ”Aku kan mainkan piano untukmu.”

Mugung sempat terdiam.

Mugung: ”Kau kan sakit. Ngapain jalan kesini.”
Ki Bum: ”Hanya untukmu.”
Mugung: *speechless for a while* ”Kau kan gak bisa main piano?”
Ki Bum: “Aku bisa. Meski gak sebagus Wookie.”
Mugung: *speechless for a while* “Intinya kau harus balik. Ayo!” *menarik Ki Bum*
Ki Bum: “Gak mau! Aku ingin menggunakan piano untuk menyatakan perasaan aku ke kau!”
Mugung: ”Jangan bego...”
Ki Bum: ”Saranghae, Mugung!!”

Mugung gak sempat melakukan apa2 saat Ki Bum menariknya ke pelukannya. Bahkan Mugung gak bergerak saat Ki Bum mulai menciumnya dengan lembut...

***

Hyung Joon merasakan tubuhnya digoncang-goncang. Dia membuka matanya dan melihat wajah Whyenda.

Hyung Joon: ”Mwo, chagya?”
Whyenda: ”Bum dan Mugung kemana yah?”
Hyung Joon: ”Jam berapa ini?”
Whyenda: ”Jam setengah tiga.”
Hyung Joon: *hard thinking* ”Ahh iyah. Bum akan menyatakan perasaannya ke Mugung malam ini.” ^^
Whyenda: ”Oh yah? Jadi mereka dimana?”
Hyung Joon: ”Rencananya sih Bum akan main piano di piano tua di gedung belakang.”
Whyenda: ”Kita liatin mereka yuk.” XD
Hyung Joon: ”Okey. Aku penasaran juga.” XDD

Whyenda membantu Hyung Joon bangun dari ranjang. Mereka keluar kamar dan menuju lift. Tapi lift gak berfungsi saat dipencet tombolnya.

Hyung Joon: ”Aiiish...”
Whyenda: ”Kita balik ajah kalo gitu oppa. Gak nasib.” ><
Hyung Joon: ”Anio... kita pake tangga.”
Whyenda: ”Mwo?”
Hyung Joon: ”Ayo...”

Hyung Joon dan Whyenda berjalan menuruni tangga. Saat itu keadaan rumah sakit sangat sepi, jadi hanya langkah kaki mereka yang terdengar. Hyung Joon memperhatikan wajah Whyenda. Dia sangat bersyukur dia masih bisa melihat wajah Whyenda saat ini, dan berjanji akan selalu melindunginya.

Hyung Joon: ”Er... chagya, sebenernya... gedung tua di belakang itu nyaris gak pernah dipake lagi loh.”
Whyenda: ”Jadi?”
Hyung Joon: ”Gosip2nya sih ada sesuatu yang mistik disana.”
Whyenda: ”Itu point plus. Mugung suka pada yang begituan.”
Hyung Joon: ”Er...”

Whyenda turun delapan anak tangga lebih bawah dari Hyung Joon dan menunggunya. Whyenda merentangkan tangannya dan tersenyum, seakan siap menangkap Hyung Joon.

Whyenda: ”Jangan takut. Kemarin Baby oppa yang melindungiku. Sekarang aku akan melindungi oppa. Kalo yang ini, aku gak takut.” ^^

Hyung Joon tersenyum. Dia berjalan makin cepat menuju pelukan Whyenda, tapi di tengah jalan dia menuruni tangga dengan berpegangan pada pegangan tangga, bahunya terasa sakit dan dengan mulus, whuuuuush... Hyung Joon kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa Whyenda. Dan tepat pada saat itu, lampu di sekitar mereka mati. Gelap gulita.

Whyenda: ”Aduuuuh.. oppa.” ><
Hyung Joon: ”Chagya, mianhae, aduuuh...”

Hyung Joon berusaha bangkit dengan menahan berat tubuhnya di tangannya, tapi dia gagal, kembali jatuh menimpa Whyenda.

Hyung Joon: ”Duuuh Whyen... tanganku sakit...”
Whyenda: ”Gimana ini Baby oppa...” .><.
Hyung Joon: ”Ini kenapa sih gelap gulita?”
Whyenda: ”Mati lampu deh kayaknya.”

Hyung Joon menyerah, gak lagi berniat untuk bangun. Plus, kegelapan membuatnya sedikit kalut.

Whyenda: ”Takut gelap yah?”
Hyung Joon: ”Hmm...”
Whyenda: ”Aku akan membantu oppa berdiri asal Baby oppa mau geser dikit.”
Hyung Joon: ”Ntar ajah.”
Whyenda: ”He? Wae?”
Hyung Joon: ”Karena aku menikmatinya. Saat2 begini.”

Whyenda berusaha mendorong Hyung Joon.

Hyung Joon: ”Sakiiit chagya...” T.T
Whyenda: “Ahh! Mianhae!”

Dengan tangan kanannya yang sehat, Hyung Joon meraba wajah Whyenda. Whyenda gugup dan jantungnya berdetak kencang. Dan setelah Hyung Joon menebak dengan tepat, dia mencium Whyenda...

***

LONG EPILOG

”Er... Bumie...”
”Hmm?”
”Kau nakal sekali.”
”Mwo?” 0.0
”Tanganmu kenapa ada di pinggangku?”
”Hah? Tanganku disini koq. Ini, dua2nya di bahumu.”
”Tapi tadi kan kau...”
.............
”AAAAAAAAH! HANTUUUUUUUUUUUU!!!”

”Ya~~ kalian lagi ngapain?”
”Ahh, Chun hyung.” ><
”Aku ke kamar kalian, aku gak bisa bobo malam ini dan memutuskan ke rumah sakit. Ehh tau2 kalian menghilang semua dari kamar. Jadi apa yang kalian lakukan disini?”
”Kami mau mengintip Bum dan Mugung, oppa. Katanya mereka ada di gedung tua di belakang rumah sakit.”
”Okey, aku tau mungkin itu maksud pertamanya. Tapi aku akhirnya liat kalian bermesraan disini.”
”Bermesraan apa sih?”
”Ya~~ kompak sekali. Jelas kalian bermesraan kan? Kalian kissing.”
*blush*
”Hahah... cari tempat bermesraan yang bagus dong.” XDD
”Wuaaaaaaaaa...”
”Heh? Bum? Mugung? Darimana kalian?”
”Chun hyung, Joon hyung, Whyenda, lari!!”
”Apa sih? Tanganku sakit tau!!”
”Ada hantu! Dia mengejar kami!”
”MWO??”

Demikianlah mereka berlima lari pontang-panting dan membuat seisi rumah sakit panik.

THE END

No comments:

Post a Comment