Brand New It’s Magic
Chapter 10 part 4
Jiro terbatuk keras dan membelalakkan
matanya. Ayam panggang nan lezat di hadapannya sudah tak menjadi pusat perhatiannya lagi. Matanya terpancang pada wajah Julie
yang pucat di sampingnya.
Jiro menjerit, “bu hui ba!!”
“Aku tidak bohong, ge,” terang Julie, “Amelz memang mengalami itu. Kimbum oppa yang datang itu palsu. Jelas-jelas Kimbum oppa yang asli ada di rumah bersamaku tadi
pagi. Kalau Yesung oppa dan Ryeowook oppa tidak datang tepat waktu... habislah semuanya.”
“Musuh sehebat itukah?”
Jiro
menelan ludah dengan susah payah.
“Hmm... itu karena kaki tangan Pangeran Iblis
yang namanya Illusionist. Yesung oppa sekarang dibuat pusing. Ternyata proteksi rumah tak berpengaruh banyak.”
Jiro bertanya, “Amelz sampai tak bisa bedain yang
palsu dan yang asli?”
“Yang bisa bedain ilusi saat ini di
rombongan kita baru Ryeowook
oppa. Katanya karena dia punya hati yang murni.”
“Oh
wow...”
Lalu keduanya terdiam cukup lama.
“Julie, gimana kalau salah seorang dari kita palsu? Gimana kita saling
membedakan? Kalau dengar
ceritamu, berarti ilusi itu mampu meniru Kimbum dengan sebaik-baiknya sampai ke ilmunya. Gampang saja buat dia meniru kita kan?”
“Ahh gege benar. Ryeowook oppa gak mungkin
bolak-balik mengecek apakah salah satu dari kita ini palsu kan?”
“Gimana kalsu kita berdua buat password? Password yang Cuma
diketahui kita berdua?”
“Password? Ide bagus, ge!”
“Ini juga bisa dipakai sama yang laen.”
“Bener. Enaknya apa yah password kita?”
“Hmm... Jiro’z Jul??”
Julie terdiam.
“Jelek yah? Ganti deh... hmm...”
Julie menjawab, “bagus koq, ge..”
“Beneran?”
“Iya. Ayo, pakai yang itu...”
“Oke deh Jul. Tiap kali kita ketemu,
ucapin kalimat itu dulu yah.”
“Siip deh. Ayo buat password yang laen. Aku
dengan Kimbum oppa, gege
dengan May, gege dengan Rin...”
“Ayo... ayo...”
Akhirnya keduanya malah memikirkan
password yang akan mereka gunakan untuk saudara-saudari mereka.
***
Stella menunggu di lapangan aula kampus
dengan setengah khawatir. Dia datang sendiri kesini dan menunggu yang lainnya
untuk datang latihan. Otaknya penuh. Dia takut tiba-tiba diserang saat sedang sendirian begini, ingat
kejadian Junsu, dkk yang
diserang sebelum latihan. Tapi salah Stella sendiri dia menolak dijemput Hyunjoong. Itu dia masalah berikutnya. Stella tak ingin terlalu dekat dengan Hyunjoong. Dia sedang bingung.
Stella mengeluh, “aisssh... bunuh saja
aku...”
Tiba-tiba terdengar suara lecutan dan Stella mundur
selangkah. Stella mencabut batang pohon yang cukup besar. Dan ternyata yang
dilihatnya Cuma Hyunjoong.
Hyunjoong bertanya, “Stella mau menyerangku?”
“Ah... rupanya oppa,” jawab Stella.
Stella meletakkan kembali pohonnya. Tapi
karena sudah tercabut sampai ke akarnya, pohon itu tidak bisa lagi tertanam.
Hyunjoong bertanya, “Stella... kau menghindariku yah?”
“Hah? Perasaan oppa saja kali...” jawab Stella.
“Jangan bohong, Stella.”
“Aku tidak bohong.”
“Stella tak mencintaiku??”
Stella terdiam dan membelalakkan matanya.
Pertanyaan sensitif.
“Koq tanya begitu? Oppa kan tak pernah ngomong apa-apa juga
padaku.”
“Apa aku perlu ngomong?”
“Bagi cewek semua itu penting.”
Hyunjoong terdiam dan menundukkan
kepalanya.
“Oppa egois. Oppa ingin dicintai tapi tak bisa mencintai.”
“Stella tidak ngerti posisiku.”
“Aku ngerti. Makanya aku mundur.”
“Apa?”
“Aku mencintai seseorang. Dan orang itu bukan
oppa.”
Hyunjoong merasa disambar petir. Dia tak bergerak sedikitpun.
Hyunjoong bertanya, “siapa?”
“Ya~ jangan tanya-tanya seolah oppa itu gegeku.”
“Siapa?”
Stella naik darah. Hyunjoong membuatnya
sangat risih.
“Kim Kyujong. Puas?”
“Tapi... Kyujong pacar Clara.”
Hyunjoong
tampak resah.
“Aku tak peduli. Pokoknya aku suka.”
Hyunjoong melotot, dan auranya saat marah
bisa membuat semua orang menciut. Seorang pangeran drakula yang marah, membuat
udara di sekitar Stella dingin. Dia gemetar.
“Jemputlah yang lain. Bentar lagi latihan
dimulai.”
Stella
memalingkan wajahnya dari
Hyunjoong. Hyunjoong menghilang
dengan lecutan yang luar biasa keras sampai Stella terlonjak di tempatnya.
Stella menuju bangku batu yang ada di dekat sana dan duduk dengan shock. Dia
ingat jelas wajah marah Hyunjoong.
“Oppa... mianhae...”
Suara lecutan lagi membuat Stella mengira Hyunjoong
balik lagi dan dengan marah menyerang Stella. Tapi rupanya itu Cuma Junsu yang mengantar Kimbum. Kan hari ini jadwal Junsu patroli.
Junsu nyeletuk, “loh Stella!! Bahaya sekali kau disini sendirian!”
“Aku tidak apa-apa kan?”
“Password, Stella!” pinta Kimbum.
Stella menghela nafas. Sekarang ini juga
membuatnya risih.
“Untuk Junsu, J double S, untuk Kimbum, Amelz.”
Junsu
berkata, “dia Stella yang asli. Baiklah kalau gitu aku akan balik pa... Stel? Kau
nangis? Kenapa?”
“Hah? Siapa coba yang nangis?”
Tanya Stella, cepat-cepat menghapus air matanya.
Kimbum dan Junsu langsung mendekat ke Stella. Stella berusaha menutup hatinya
dan tak ngomong apa-apa supaya Junsu tak bisa membaca pikirannya. Wajah Junsu berkerut tak senang.
Kimbum bertanya, “kenapa, Stel? Kau bisa cerita ke aku.”
“Aku tidak apa-apa. Junsu, kau pergi patroli saja. Takutnya yang lain diserang nih selagi kau
disini.”
“Arraso,” ujar Junsu, wajahnya cemberut.
Junsu langsung menghilang. Stella menghela
nafas lega. Dia sudah bisa
menumpahkan kekesalannya di hatinya.
Kimbum bertanya, “nah, Stella?”
“Aku dan... Hyunjoong oppa... bertengkar,” gagap Stella.
“Kenapa?”
“Aku bilang aku suka Kyujong oppa.”
“APA??”
“Supaya Hyunjoong oppa tak memikirkanku lagi. Aku sudah mempertimbangkan masak-masak kenapa aku ngomong begini. Kami tak mungkin bersama.”
Kimbum bertanya, “kenapa, Stel? Duuuh... jangan gini dong.”
“Aku juga terpaksa, Kimbum.”
Pembicaraan mereka terhenti saat Hyunjoong
muncul bersama Amelz dan Kyujong. Stella memperhatikan Kyujong. Ekspresinya biasa. Ini berarti Hyunjoong belum bilang apa-apa pada Kyujong.
Tentunya akan tidak enak
untuk Stella kalau Kyujong
jadi kambing hitam permasalahannya dengan Hyunjoong. Stella juga memperhatikan
Amelz yang wajahnya masih pucat gara-gara kejadian kemarin. Dia memandang ragu-ragu pada Kimbum.
“Ini Kimbum yang asli, Melz. Aku sudah mengeceknya koq.”
Amelz terlihat lega dan beringsut
mendekati Kimbum. Kyujong
merasa tak nyaman dengan
jarak yang dibuat Hyunjoong dan Stella. Namun belum sempat Kyujong ngomong apa-apa, Yesung sudah muncul dari pusaran warna.
Yesung bertanya, “sudah siap latihan semuanya?”
“Sepertinya sih siap, hyung,” ragu Kyujong.
“Jangan
khawatir. Heheheh...”
Kimbum berujar, “justru karena hyung tertawa kami baru khawatir.”
Mereka kembali bergandengan tangan dan
membuat lingkaran. Amelz menggandeng Kimbum di tangan kirinya, Kimbum
menggandeng Hyunjoong, di sebelahnya ada Kyujong, lalu Stella, Yesung, balik ke
Amelz. Mereka merasakan sensasi aneh seperti biasa dan masuk ke ruang “ilusi”
Yesung.
“Stella, coba kupikir. Latihan untuk Shadow-mu
sudah lewat. Sekarang kau
bisa latihan Telekinetic. Hyunjoong masih akan latihan dengan Double Sword.
Juga Kimbum dengan Honor Bow, tapi kupikir waktunya Kimbum ketemu musuh asli
juga, bukan papan target lagi. Amelz masih dengan Dawn Sword dan Kyujong, selamat datang di latihan pertamamu.”
Kyujong mengiyakan, “yeah.”
“Kau langsung latihan dengan Conqueror
Chain. Aku akan bagi kalian jadi dua tabir. Yang terkuat adalah Hyunjoong,
Amelz dan Stella. Hyunjoong dan Stella bareng Kyujong deh. Kimbum bareng Amelz, okey?”
Stella mencibir mendengar pembagian
kelompok oleh Yesung itu.
“... aku lihat loh. Ayo, kelompok A ke kanan sampai batas batu itu, yang B ke kiri, juga sampai batu itu.”
Stella berjalan duluan ke batas yang
ditunjuk Yesung, Kyujong mengejarnya dengan semangat dan Hyunjoong
berjalan agak malas dan terlihat waspada. Amelz dan Kimbum juga sudah sampai di tempat mereka. Yesung melambaikan Northern Chain dan Stella merasa
masuk ke tabir tak kelihatan, begitu juga kelompok B.
Yesung memerintah, “kelompok A, kalahkan 25 tengkorak, kelompok B, lawan 10 drakula!”
“Hyung tidak adil!!” seru Kimbum.
Yesung hanya nyengir mendengar protes Kimbum. Yesung duduk di batu besar seperti biasa
menonton latihan.
Hyunjoong berteriak, “Double Sword!”
Dengan lincah, Hyunjoong menyerang para
tengkorak. Tangan kanan dan kirinya menyerang cepat, mungkin tengkorak bukan
masalah besar untuknya. Tapi masalahnya, tengkorak “ilusi” Yesung ternyata
mampu bergerak lebih cepat dan lebih agresif menyabetkan pedang mereka. Hyunjoong
mundur kaget. Yesung tertawa keras, seperti biasa kalau jahilnya kambuh. Kyujong mengeluarkan Conqueror Chain dan mulai
beraksi. Dia langsung berhasil merobohkan 4 tengkorak sekali sabet.
Kyujong kaget, “oh wow...”
“Serangan yang cepat dan efektif,”
puji Yesung, “ayo kelompok A, jangan kalah pada kelompok B.”
Stella mengangkat batu-batu besar dengan Telekinetic-nya dan
meremukkan 5 tengkorak.
“Memang kalau kami kalah cepat dibanding kelompok B, kenapa,
oppa?” Tanya Stella.
“Hukuman biasa. Kalian terpaksa latihan lagi
besok.”
Hyunjoong mengeluh, “aigo... hyung kejam.”
Kelompok A menyisakan 16 tengkorak untuk
mereka lawan, sementara Amelz dan Kimbum juga tengah berjuang. Lawan mereka
lebih susah, drakula.
“Dawn Sword!” jerit Amelz.
Wajah pucat Amelz telah meninggalkannya
sepenuhnya, yang nampak hanya ekspresi marah dan tegas. Begitulah Fire Warrior
beraksi. Amelz langsung melumpuhkan satu drakula. Kimbum, yang takut besok
bakal kena hukuman latihan lagi, berusaha berkonsentrasi pada panahnya.
Sekarang dia sekalian belajar melepas dua anak panah sekaligus. Namun dia masih
tak bisa melepasnya berlainan
arah, alhasil hanya satu drakula yang kena dua anak panah dan langsung
dilumpuhkan Amelz.
Yesung bersorak, “bravo, kelompok B!”
Amelz dan Kimbum menyisakan 8 drakula yang
berusaha menyekap dan menggigit mereka. Lima belas menit berlalu dan Hyunjoong
membuat 5 tengkorak lagi berkelotakan, sementara Kyujong menghabisi 6 sekaligus,
sisanya 5. tapi kelompok B tak kalah cepat, Amelz baru membantai 2 drakula dan Kimbum
membunuh 1 dan melumpuhkan 2 untuk dihabisi Amelz lagi, mereka menunjukkan
kualitas kerjasama yang bagus, menyisakan 3 drakula.
Stella mendesak dan mulai
geregetan, “aigo cepat... kenapa sih tengkorak-tengkorak ini merepotkan??”
Dan lima belas menit lagi berlalu, Stella
menghantamkan sebatang pohon pada 2 tengkorak, nyaris melukai Kyujong dengan
pohon yang sama, sementara Hyunjoong menghabisi 3 yang tersisa. Stella menoleh
cemas pada kelompok B. Ternyata masih ada 3 vampire tersisa. Yesung melepas
tabir mereka.
“Kelompok A hebat sekali... hanya latihan
setengah jam hari ini,” puji Yesung, “ayo kita tungguin kelompok B. Usaha mereka
juga lumayan sih, vampire hebat loh.”
“Tapi
tengkorak kami agresif,”
keluh Kyujong.
Amelz mengeluh, “huaaa... Mbum, kita harus latihan lagi besok.”
“Mianhae Melz, ini salahku...” sesal
Kimbum.
“Tak apa-apa koq Mbum, kan kita tetap sama-sama latihan besok. Yang penting berdua.”
Dengan berusaha keras, Amelz menghabisi 2
vampire lagi dan sisanya, ketakutan, dibantai Kimbum. Yesung juga melepas tabir
mereka.
Yesung mengumumkan, “nah... rekapitulasi malam ini. Kelompok A menang, so Stella, Hyunjoong dan Kyujong
bisa istirahat besok.”
“Ralat. Besok aku dan D’Sky akan berangkat,”
kata Hyunjoong, “siapa yang gantiin aku patroli?”
“Oh, May bersedia terbang dari rumah ke
rumah koq. Kita bisa mengandalkannya sekali-sekali.”
“May sendirian?” Tanya Stella.
“Dia minta dikasih tanggungjawab.”
Kyujong berucap, “minggu depan kami balik lagi koq.”
“Total kalian latihan malam ini Cuma 45
menit. Rekor paling bagus. Tepuk tangan!”
Noraknya Yesung keluar. Mereka semua
bertepuk tangan kurang antusias.
“Nah, Amelz dan Kimbum, besok kalian bergabung
dengan Calvin, Junsu, Julie, Ryeowook dan Alend.”
“Besok latihan pertama Alend?” Tanya
Amelz, “wah asyik...”
“Iya. Kalian bisa lihat dia pilih senjata.
Aku membuatkan replika senjata untuknya, kalau dia merasa cocok, lusanya akan kubuatkan.”
“Hyung
bisa membuat senjata?” Tanya Kimbum.
“Iya, untuk dia. Soalnya dia kan dapat tenaga
dariku, jadi aku akan buatkan dia senjata yang bahannya sama dengan Northern
Chain.”
Hyunjoong bertanya, “apa bahannya?”
“Pelangi. Apalagi?” Yesung balik
bertanya, “aku kan Rainbow Guardian.”
“Keren...” kagum Stella, terdengar agak iri.
“Nah, ayo pulang.”
Mereka membentuk lingkaran seperti tadi
pergi dan muncul di halaman aula kampus.
“Hyunjoong,
ada pesan?”
Hyunjoong bertanya, “hah?”
“Iya... besok kan kau berangkat.”
“Jong juga berangkat.”
“Selamat latihan besok-besok,” ucap Kyujong.
“Nah??”
Yesung
melirik Hyunjoong penuh arti.
Hyunjoong berujar ketus, “tak ada.”
“Iya oke. Aku akan antar dua pulang dan kau
antar dua, Joong. Siapa...”
“Aku ikut,” kata Stella cepat.
“Ah
eh... oke.”
Kyujong meminta, “bareng aku yah.”
“Bye Stel, Jong oppa... Latihannya
menyenangkan,” pamit
Amelz.
Kimbum berucap, “gomawo Yesung hyung.”
Kedua rombongan melakukan Teleport.
***
No comments:
Post a Comment