Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Saturday, 27 October 2012

Love's Arrived 2 Chapter 2 Part 2



Love’s Arrived 2
Chapter 2 Part 2

Pesta ulang tahun Michael yang ke-24 tahun berlangsung meriah. Michael mengundang semua artis Famous di hotel yang pernah dipakai David untuk pesta ultahnya tahun lalu. Alex mendesahkan nafasnya dengan kesal. Dia udah melihat Nathan datang bersama Viona dan mereka bergandengan kemana-mana. Moniq juga terlihat menggandeng Ivan Yao, artis pendatang baru yang baru saja jadi pacarnya. Quiny juga hadir dan tidak terpisahkan dengan Daniel Yan. Kok Cuma aku yang sendirian, ya? Keluh Alex dalam hati.

“Hei! Kenapa, nih?” David menghampiri Alex, mengulurkan segelas wine padanya, “minum.”
“Xie xie,” gumam Alex, “aku Cuma berpikir… semuanya sama pasangannya malam ini. Kok sepertinya Cuma aku yang sendirian?”
“Hei! Memangnya aku bawa pasangan?”

Alex seketika tersadar saat melihat tidak ada Lydia di samping David.

“Oh, iya… rupanya kita sama.”
“Nggak Cuma kita. Wen Chun, Xiao Wei, Gracia, semuanya belum punya pasangan. Jangan gusar,” nasehat David, “at least, kamu udah tunangan dengan Mei-Mei. Dia juga masih di Taiwan. Gimana dengan aku? Lydia di Palembang.”
“Oh iya, mungkin keadaanku lebih mendingan,” ucap Alex sambil merenung, “eh, nggak juga. Aku nggak bisa menghubungi Mei-Mei. Kamu masih bisa teleponan dengan Lydia kapanpun kamu mau.”
“Lydia sibuk dengan skripsinya. Dengar-dengar, skripsi itu jauh lebih susah daripada kita buat laporan proyek, lho,” ungkap David, “jadi aku harus ekstra hati-hati menelepon Lydia. Harus cari waktu dia benar-benar nggak sibuk.”
“Tapi kamu hebat bisa bertahan dengan hubungan jarak jauh begitu.”
“Mau nggak mau. Udah jatuh cinta padanya, sih.”
“Benar juga,” ucap Alex sambil tertawa, dia merasa bebannya sedikit terangkat.
“Hei, liang wei shuai ge (dua cowok cakep), kalian udah ditunggu Xiao Wei. Pesta mau dimulai, lho,” Gracia keluar dari kerumunan, tampak cantik sekali meski usianya menginjak 30 tahun.
“Oh, oke, kami ke sana,” sahut Alex, mencolek bahu David.

David mengikuti Alex dan Gracia menuju panggung utama, di mana Michael tengah menanti mereka. Sebenarnya Alex prihatin dengan Michael, mengingat dia yang dulu mencintai Gisela juga (Love’s Arrived 1), hingga sekarang sepertinya belum jatuh cinta lagi. Tapi dia Cuma tidak ingin menyerahkan Gisela kepada siapapun, kecuali dia pergi dari dunia ini dan tidak ada lagi yang bisa menjaga tunangannya. Dia terlalu mencintai Gisela… dan merindukannya.


*******

“Lydia… apa kabar?”

David senang sekali akhirnya Lydia menyambut teleponnya. Sekarang dia sedang memandangi wajah Lydia yang cantik.

“Bu hao (nggak baik). Bab tiga skripsiku masih belum sempurna,” keluh Lydia, wajahnya berkerut.
“Ada yang bisa kubantu?”
“Nggak ada. Skripsi kami beda dengan laporan proyek kalian. Punya kami jauh lebih menyusahkan.”

David menghela nafas panjang. Lydia menyadarinya.

“Eh, tunggu. Ada kok yang bisa ge ge bantu.”
“Apa?” tanya David bersemangat.
“Kalau ge ge menelepon, aku merasa bebanku agak ringan. Tahu bahwa ge ge baik-baik aja, pekerjaan ge ge yang lancar… oh ya, penjualan album ge ge di Indo bagus sekali,” jawab Lydia panjang, seperti biasa kalau mood-nya mulai membaik.
“Benarkah? Jadi kamu juga senang?”
“Mana mungkin aku nggak senang. Setiap hari ada yang bilang padaku, Lydia, kamu beruntung sekali. Pacarmu itu, David Wang, suaranya bagus, orangnya cakep, aktingnya bagus,” jelas Lydia, “pengennya jadi dirimu.”

David tertawa lepas, Lydia merasa lega.

“Tahu ge ge yang mencintaiku seperti ini, meskipun kita terpisah jarak yang jauh, aku merasa kita begitu dekat.”
“Kamu tahu itu, Lydia. Semua lagu di album itu kupersembahkan untukmu.”
“Aku tahu, ge ge.”

Suasana hening sejenak.

“Lydia, aku mau ngomong sesuatu.”
“Ya?”
“Cuma tanya pendapatmu, sih… itu… kamu kapan wisuda?”
“Kalau lancar, bulan Desember nanti udah wisuda.”
“Ehm… mamaku bilang… dia menyuruhku menikahimu.”

Apa ini kedengaran aku sedang meminang Lydia, ya?  Tanya David dalam hati, menyesali perkataannya. Raut wajah Lydia berubah.

“Ge ge, aku nggak…”
“Oh, aku tahu. Dui bu qi, aku Cuma tanya pendapatmu, kok.”
“Dui bu qi.”
“Oh… aku… mau pergi syuting sebentar lagi. Kalau ada masalah, kamu telepon aku kapan aja, ya?”
“Termasuk kalau aku kangen pada ge ge?”
“Iya. Jia you!” David memberi semangat, “zai jian!”
“Zai jian!”

David memutuskan sambungan telepon dengan hati berdebar. Dia tahu Lydia akan menolaknya, kenapa dia masih mencoba?

No comments:

Post a Comment