Brand New It’s Magic
Chapter 6 part 2
Rin bertanya, “May jie… sudah siap? Aku tunggu di bawah dengan Jiro ge ya. Kyujong oppa sudah menjemput tuh.”
Rin berbicara di luar pintu kamar. May masih suka mengurung dirinya di dalam kamar seperti sebelumnya.
“Oke,” jawab May singkat.
May mengecek penampilannya di kaca. Dia merasa parah sekali. Kulit May jadi putih pucat karena dia jarang keluar rumah. Hanya beberapa kali pergi kuliah dan kerja, sisanya bolos. Sebenarnya May tak tega mengacuhkan Stella dan Junki yang sudah begitu care terhadapnya, juga Hyunjoong yang khawatir dengan keadaannya. Tapi May benci dengan dirinya sendiri sekarang. Sekarang May punya kantong mata warna ungu. Terlalu banyak menangis dan kurang tidur. Hantu-hantu itu berpatroli disini… dia tidak tau kapan mereka akan menyerangnya. Tapi May… tidak akan membiarkan mereka menyentuh Jiro ataupun Rin! Sejengkalpun tak akan! Itu tekad May. Tapi dia sendiri tidak tau apa yang sebaiknya bisa dia lakukan.
Kyujong menyapa, “hai May… kau parah sekali. Rasanya sudah lama tak melihatmu.”
“Anyong Kyujong oppa,” balas May lesu, “aku… ya…”
“Oke lah, Cuma aku senang akhirnya kau mau keluar dari istanamu dan ikut makan malam di rumahku. Aku menjemput kalian dari siang… mudah-mudahan kau tidak keberatan, May. Omma minta bantuanmu soal dapur.”
“Oh… tak masalah oppa. Sorry ya aku kurang mengurus D’Sky belakangan ini.”
“Rin melakukan tugasmu dengan baik koq. Tapi kami tetap berharap kau bisa gabung dengan kami lagi lho.”
Jiro baru turun dari tangga, “nah kau sudah datang Kyujong. Mana Rin?”
“Aku datang…” Rin muncul dari dapur.
Kyujong berujar, “oke, ayo kita pergi.”
Mereka naik ke Ferrari merah Kyujong. Beginilah mereka menghabiskan malam Imlek mereka setiap tahun semenjak papa dan mama mereka meninggal. Mereka diajak Kim ahjussi dan gugu mereka makan bersama di rumah mereka. May sayang gugunya seperti dia sayang mamanya. Meski rumah mereka jauh, sang gugu masih perhatian pada mereka. Gugunya membiarkan Kyujong dan Calvin bergabung di D’Sky juga punya tujuan yang lain selain demi kesuksesan dua putranya yang tampan. Gugunya berharap mereka bisa menjaga May dan Rin, juga berhubungan baik dengan Jiro.
Kyujong menoleh ke jok belakang, dimana duduk May dan Rin, “sudah lama kan tak kesini? Kangen rumahku, May?”
“Sangat kangen oppa…” jawab May.
Begitu Ferrari masuk ke gerbang rumah keluarga Kim yang luas dan May turun dari mobil, gugunya langsung menyambutnya. Dia masih tampak muda di usianya yang menginjak 40 tahun.
“Gugu…”
May berlari, memeluk gugunya. May merasakan kerinduan membuncah di dadanya.
Gugu menyapa, “May… senangnya ketemu kau lagi. Eh? Kenapa kau agak kurus?”
“Ehm aku…”
“Kau sakit ya May… atau ada masalah?”
May menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin membuat gugunya khawatir.
“Kau harus jaga kesehatan ya. Ah… Jiro… keponakan kesayangan gugu… sini… gugu mau peluk kau.”
“Gugu…” Jiro mendesahkan nada rindu.
“Waaah… sekarang sudah kekar sekali ya… juga sudah sangat tinggi. Kau dan Kyujong, siapa yang lebih tinggi?”
Kyujong menjawab, “sama koq, omma. Cuma karena Jiro lebih kekar saja jadi aku sepertinya kecil kan?”
“Calvin saja lebih tinggi darimu, Kyujong. Aaah… sini Rin… sayangku…”
“Gugu… ni hao?” Rin memeluk gugunya.
“Kabar gugu sangat baik melihat kalian bertiga juga sehat-sehat.”
“Kim ahjussi mana?”
“Dia akan pulang sebelum makan malam koq Rin. Ayo masuk, sebelum Calvin mengacaukan dapur. Dia makannya masih cerewet. Sebelum dia ngatur-ngatur masakan, kita masak yuk, May.”
May setuju, “iya gu…”
May langsung masuk ke rumah keluarga Kim yang luas dan nyaman, rasanya seperti rumah sendiri. Rin langsung ikut Jiro dan Kyujong ke lantai atas, mungkin mereka mau main bilyard. Bukan sih, tepatnya Rin mau minta diajar main bilyard. Jiro sudah janji kalau Rin masuk high school, Rin baru boleh belajar main bilyard. Untuk yang satu ini, Jiro ahlinya. Dapur keluarga Kim juga sangat luas dan serasi. Calvin berdiri di depan bahan-bahan makanan, sedang memilah-milah.
Gugu memanggil, “Calvin… omma kan sudah mengatur letak makanannya. Kau jangan mengacaukannya dong.”
“Omma… jangan banyak masak daging babi… aku…” protes Calvin.
“Kau kan sudah kurus, jadi jangan pilih-pilih makanan. Sana… main sama Jiro, Kyujong dan Rin.”
“Eh, May sudah datang. Oke aku gabung sama yang lain. Selamat sibuk-sibuk di dapur ya…”
Calvin, yang meskipun kurus tapi ganteng dan tinggi, berjalan dengan langkah-langkah besar menyusul saudara-saudaranya di lantai dua. May melihat banyak bahan makanan bertebaran di meja dapur.
Gugu bertanya, “ada ide May?”
“Jadinya bisa sekitar empat lauk, gugu,” jawab May setelah berpikir.
“Bagus. Ayo kita mulai…”
May senang memasak. Memasak bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari kepenatan lingkungannya.
“May… kau sudah anggap gugu ini seperti mamamu kan?”
“Tentu saja gu…”
“Kalau kau ada masalah, cerita ya nak… gugu tak mau lihat kau sedih seperti ini.”
“Iya gu.”
“Apa karena cowok? Cowok yang namanya Youngsaeng?”
“Lho… gugu koq…”
“Youngsaeng sering main kesini lho… Cuma belakangan dia sibuk kuliah praktek saja tidak datang. Dia anak yang sopan dan manis, gugu suka sekali padanya. Waktu itu gugu tak sengaja mendengar dia dan Kyujong berbicara tentangmu…”
May merasa bersalah mendengar informasi ini. Hatinya perih memikirkan Youngsaeng.
“Dia masih menunggumu sayang. Dia masih mencintaimu. Walau kau menolaknya dan bagaimanapun dia sedih, dia bilang dia tak bisa berhenti mencintaimu. Kyujong mendukungnya. Dia yakin kau akan tersentuh oleh ketulusannya.”
Mata May berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Youngsaeng masih begitu mencintainya, walau dia sudah menyakitinya.
“May… pilihan ada di tanganmu. Gugu tau kau tidak keras kepala, tapi di sisi lain gugu yakin kau punya alasan kuat menolak cowok semanis Youngsaeng. Apa kau suka cowok lain?”
“Tidak gu… tak… aku tidak suka orang lain!”
“Tapi cowok yang namanya Junki… gugu dengar dari Calvin… sepertinya dia suka kau ya?”
“Aku tau gu… tapi Junki bukan Youngsaeng oppa…”
“Baiklah May… gugu doakan yang terbaik untukmu ya sayang… kalau gugu punya anak cewek, Youngsaeng adalah pilihan pertama gugu untuk dijadikan menantu. Gugu suka matanya yang bersinar dan menunjukkan ketulusannya. Apalagi kalau dengar dia nyanyi. Gugu benar-benar terhanyut…”
Bisakah… May melindungi Youngsaeng? Itulah yang menjadi beban pikiran May sekarang. Bukankah dengan bersama dengannya May malahan membuatnya celaka?
***
Malam harinya, sekitar jam enam malam. Sebuah Peugeot putih meluncur ke rumah keluarga Heo. Kimbum turun dari mobil itu setelah memarkirnya tepat di depan rumah. Kimbum menekan bel di sebelah gerbang. Seseorang keluar dari dalam rumah.
Chun menyapa, “malam, Kimbum hyung. Mau cari Amelz noona?”
“Iya Chun,” jawab Kimbum.
“Tunggu sebentar, kurasa dia sudah. Aku akan memanggilkannya untuk hyung.”
Chun membuka gerbang. Kimbum masuk ke pekarangan dan sibuk mengamati berbagai macam bunga-bunga yang Amelz rawat.
Amelz menyapa, “malam Mbum…”
“Ah, malam Melz… apa benar tak apa-apa kau makan malamnya denganku, bukan dengan Youngsaeng hyung dan Chun?” Tanya Kimbum.
“Tak apa-apa koq, oppa dan Chun ngerti.”
Amelz keluar rumah bersama Kimbum dan mengunci gerbang.
“Kita makan bareng Julie ya. Semua makanan dia yang siapkan lho. Tapi aku tidak yakin soal rasanya. Dia jarang masak.”
“Setidaknya dia mau masak. Kalau aku amit-amit deh ke dapur.”
“Yah… apa boleh buat.”
“Maksudmu?”
“Maksudku… ehm… meskipun kau tak suka ke dapur, aku tetap suka padamu.”
“Dasar kauuuuu…”
Amelz mencubit lengan Kimbum dengan gemas. Dia sudah duduk di samping Kimbum di dalam Peugeot-nya.
“Jaaaah… Ehm Melz… aku mau ngomong… eh… soal…”
“May?”
“Loh koq tau?”
Amelz menghela nafas. Kimbum sudah sering membahas ini dengannya.
“Aku sebenarnya kasihan sama May. Kurasa kau sudah tau kan kalau Youngsaeng hyung menjaga May selama orang rumah May tak ada?”
Amelz diam saja. Kimbum tak bisa menebak apakah Amelz sungguh tau kenyataan ini.
“Well… ehm… Julie cerita soal itu. ada yang Julie tutup-tutupi… aku tidak tau itu apa, tapi yang jelas sepertinya May sangat perlu dijaga akhir-akhir ini. Kenapa… kau tak ikut menjaganya?”
“Mereka kan sudah menjaganya. Buat apa bantuanku?”
Amelz berujar ketus. Kimbum dibuat kaget olehnya.
“Melz… kalau Youngsaeng hyung dan May jadian… apa kau akan memaafkan May?”
“Sebenarnya… ah sudahlah. Aku tidak minat ngomongin ini.”
“Maukah kau kasih tau aku… apa sih rahasia di antara kalian bertiga?”
“Tak bisa Mbum, aku sudah bilang soal itu.”
Amelz menjawab Kimbum tegas. Ini sudah yang kesekian kalinya Amelz menolak permintaan Kimbum soal itu.
“Ah… baiklah-baiklah, aku tidak akan memaksamu.”
Amelz tampak murung.
“Mianhae Melz…”
Kimbum menggenggam tangan Amelz dengan tangan kanannya. Amelz tak ingin membuat Kimbum khawatir, dan dia tersenyum.
“Aku mau menyampaikan kabar gembira padamu. Atau kabar yang menggelikan ya?”
“Apa itu? kenapa kau senyum-senyum? Jangan buat aku penasaran begitu.”
“Si Julie… sudah jadian dengan Jiro ge.”
“APA? Baguslah. Jiro ge sangat suka Julie.”
“Ya syukurlah akhirnya hatinya tergerak juga oleh Jiro. Tapi kupikir Chun…”
“Ya, mungkin Chun kurang pesona atau kurang bergerak cepat. Chun memang suka Julie. Tapi kan Julie sudah memilih Jiro ge. Jadi biarkan saja mereka jadian. Julie koq tak ikut makan sama Jiro ge?”
“Jiro ge, May dan Rin kan makan bareng di rumah Kyujong hyung. Itu kata Julie sih.”
“Ooooh…”
***
May bosan. Gara-gara sibuk dengan kegiatan keartisan, Jiro dan Rin tak akan pulang selama tiga hari ke depan. Mereka dan anggota band D’Sky yang lain menginap di hotel dekat Star Stop Entertainment untuk mempermudah proses rekaman dan latihan. May berpikir lebih baik dia masuk kerja saja hari ini. Dia sudah lima hari bolos… Dia khawatir Hyunjoong akan marah padanya. May membuka pintu mini market.
Hyunjoong berseru, “May! Kemana saja kau?”
“Mianhae oppa… aku…” gagap May.
“Kau sakit ya? Pucat… kau istirahat saja di rumah, biar gajinya tetap jalan juga tidak apa-apa koq.”
“Sebenarnya bukan masalah gaji tapi… aku tak mau oppa terlalu capek juga.”
“Hahaha… itu kau tidak usah khawatir May… Stella sering datang belakangan ini kalau aku minta bantuannya. Dia tidak mau dibayar.”
“Wah syukurlah…”
“Tapi ada baiknya kau masuk. Kau tetap asistenku yang paling mahir. Welcome back ya.”
May tersenyum, lalu mulai memakai seragam mini market.
“Oh ya May…”
“Hmm?”
May mendongak dari kesibukannya mengecek tulisan di buku stock. Rasanya banyak barang baru yang belum dikenalnya yang masuk mini market belakangan.
“Fighting!”
Hyunjoong mengedipkan matanya. May merasa mendapat suntikan semangat dari bossnya itu.
“Gomawo…”
May merasa pipinya kaku sekali. Dia sudah lupa kapan terakhir kali dia tersenyum. Ternyata bekerja di mini market, bertemu dengan customer dan Hyunjoong rasanya sangat menyenangkan baginya. Waktu juga tak terasa berjalan sangat cepat…
“Sudah makan malam? Kalau belum, mau makan bareng?”
Hyunjoong menutup mini market.
“Ah aku… akan masak saja di rumah.”
“Tidak apa-apa masak semalam ini? Bukannya kau sudah capek?”
“Tak apa-apa oppa…”
May menerima helm dari Hyunjoong dan memakainya.
“Sudah lama aku tidak makan masakanmu lho May…”
“Oppa pengen makan apa? Nanti aku bawa besok gimana?”
“Wah asyiknya… aku kangen makan ayam asam manis niiih…”
Hyunjoong mulai menjalankan motornya.
“Siap bos. Besok siap dinikmati.”
“Waaaah… tidak sabar nunggu besok.”
Hyunjoong tampak seperti malaikat di mata May. Dia sangat lembut dan baik. Meski May bukan dongsaengnya, dia begitu sayang padanya. May harusnya merasa beruntung bisa mengenalnya. May berjanji akan datang kerja lagi besok. Dan dalam hatinya, May sangat berterimakasih padanya… May ragu apakah harus memasak sesampainya dia di rumah. Dia merasa sangat lelah… Dia memutuskan untuk meletakkan barang-barangnya dulu di kamar. May bingung melihat lampu di lantai dua hidup. May mengingat-ingat… apakah dia tidak mematikan lampu sebelum pergi tadi. Dan dia menemukan ada semangkuk ramen hangat di depan pintu kamarnya. May menebak… ada siapa di rumahnya?
***
May mencari kesana-kemari sosok orang yang memasakkan ramen untuknya, sambil dalam hati menebak siapa gerangan orang itu. Rin-kah? Tapi Rin sedang menginap dantgak bisa masak. Lalu siapa? Siapa yang begitu peduli padanya dan bisa masuk ke rumah dalam keadaan terkunci? Tapi May putus asa mencarinya, karena tak ada sosok yang dimaksud. Walaupun begitu, May memakan ramen hangat itu… dan rasa hangat itu mengalir hingga ke hatinya…
***
pasti itu kerjaan nya Youngsaeng oppa ^^
ReplyDeleteyang masak ramen ya?
ReplyDeletekoq langsung tebak Youngsaeng?
hahaha~~