Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 14 October 2011

The X Life Story chapter 7


The X Life Story
Chapter 7

AUTHOR’S POV
May memandangi wajah mantan kekasihnya itu dengan sengit.

“Kami hanya belum menemukan waktu yang tepat, dan aku tidak butuh pengakuan itu! yang penting kami berdua saling mencintai, bagiku itu sudah cukup!” seru May marah.
“Tapi dulu kau begitu membutuhkan pengakuan itu dariku. Apa kau lupa?”

May merasa harga dirinya diinjak-injak, lalu dia menginjak sepatu Alex. Alex berteriak sesaat.

“Kau, iblis kecil! Lupakah kau bahwa kau pernah memohon cintaku? Lupakah kau bahwa aku pernah mengambil segalanya darimu?”
“Aku sudah lupa semuanya! Dan asal kau tau, aku masih perawan! Kau tidak mengambilnya!”
“Oh? Itu kenyataan yang baru untukku. Jadi, kau masih perawan? Darimana kau tau itu? apa kau sudah memberikannya untuk Yesung-mu? Jadi kau begitu murahan, eh? Tidak sampai satu tahun kau di Seoul dan kau sudah melepaskannya?”

May merasakan tubuhnya bergetar menahan amarahnya.

“Itu… bukan… urusanmu…”
“Kalau begitu aku tidak akan meninggalkan jejak apapun kan, setelah kau pernah disentuh olehnya? Begitu, kan? May-ku sayang…” ujar Alex, masih dalam bahasa Indonesia.
“Apa maksud…”

Tapi kata-kata May terhenti ketika Alex menutup mulut dan hidung yeoja itu dengan sapu tangan berlumuran obat bius. Rasa pusing yang teramat sangat memenuhi rongga penciuman May dan merasuk ke otaknya, membuat tubuh May lemas secara perlahan.

“Sayang… kau terlihat makin cantik dibandingkan saat kita putus empat tahun yang lalu. Dietmu berhasil, begitu? Kau memang montok…”

May terduduk di jalanan yang setengah basah setelah badai yang sempat menghantam Seoul sejenak. Alex menunduk dan memandangi tubuh yeoja imut itu dengan buas. Dia mengarahkan tangannya untuk menarik lepas kaos hijau yang dipakai yeoja itu.

“Apakah kau tau, kau hampir selalu menghantui mimpiku setiap malam setelah kita putus? Bahkan terakhir kali aku memimpikanmu adalah semalam? Aku menginginkanmu, ingin melihat tubuh telanjangmu lagi,” ujar Alex.
“Kau laki-laki brengsek…”
“Kau hebat untuk punya tenaga membalas ucapanku, May sayang. Tapi sebentar lagi, ucapkan selamat tinggal untuk kebersihan tubuhmu. Kau akan kusentuh, jadi Yesung akan menerima bekasku lagi.”

Melihat May yang sudah nyaris hilang kesadaran, membuat nafsu Alex membuncah. Dia menarik lepas jeans pendek May, lalu dengan buasnya melepas bra May. Dia memelototi dada May yang menjadi semakin montok setelah May kehilangan berat badannya sekitar 7 kg setelah mereka putus. Alex langsung menciumi bibir May, sementara May tidak bisa membalas perlakuan kurang ajarnya itu.

“Kau akan kuhabisi, May. Sekali lagi…”

***

Ryeowook dan Rini berjalan bersama keluar dari stasiun MRT. Keduanya tersenyum senang.

“Rin, gomawo sudah menemaniku menonton,” kata Ryeowook tulus.
“Tidak… harusnya aku yang berterimakasih. Film tadi menarik sekali.”
“Aku mendapatkan tiket gratisnya dari temanku si Hyungshik yang memerankan peran utamanya.”
“Ah, pantas saja. Oh ya, oppa, ngomong-ngomong… kenapa oppa ada di Seoul? Seharusnya oppa di Tokyo kan, bersama yang lainnya?”
“Oh, aku belum memberitaumu, Rin. Aku harus menghadiri reality show penting kemarin, jadi aku baru rencana kembali ke Tokyo besok.”
“Bagaimana keadaan oppadeul yang lain di Tokyo? Dan persiapan sushow kalian?”
“Cukup lancar. Oleh sebab itulah aku dilepas untuk pulang ke Seoul. Tadinya aku mau mengajak Donghae hyung menonton, tapi dia tidak di dorm.”
“Kemana Donghae oppa? padahal tadi kan badai? Apa oppa tidak khawatir?”
“Aku khawatir sih. Bahkan tadi kutelepon, ponselnya tidak aktif,” jawab Ryeowook, tidak bisa menyembunyikan ekspresi khawatir dari wajahnya.
“Ngomong-ngomong Julie juga belum pulang dari kerja. Aku juga jadi khawatir.”
“Tapi mudah-mudahan begitu kita pulang, mereka sudah ada di dorm ya.”
“Aku berharap begitu. Eh oppa, ngomong-ngomong, oppa tidak perlu mengantarku. Aku bisa pulang sendiri. Kalau lewat lorong ini, aku akan sampai secepatnya.”
“Ani, aku akan mengantarmu hingga ke depan pintu dorm. Itu adalah tanggungjawab seorang namja.”

Kata-kata Ryeowook itu membuat wajah Rini memerah. Rini membisikkan kata terima kasih sambil menundukkan kepalanya. Mereka berjalan memasuki lorong yang agak gelap ketika mata keduanya membelalak kaget. Mereka melihat seorang namja yang tengah mengacungkan juniornya keluar dari celana jeans-nya ke arah selangkangan seorang yeoja yang duduk di jalanan. Yang membuat mereka jauh lebih kaget adalah mereka melihat wajah yeoja yang pucat itu dalam keremangan…

“May!!!” jerit Ryeowook.

Si namja yang berlutut di hadapan May itu langsung berlari ke arah sebaliknya dari arah Ryeowook dan Rini mendekat. Ryeowook menunduk melihat keadaaan May, dan tanpa menunggu lama dia langsung melepas jaket jeans-nya untuk disampirkan ke tubuh naked May.

“Oppa, May…”
“Kita harus kembali ke dorm sekarang, Rin.”

Ryeowook langsung menggendong May ala bridal style dan meminta Rini merapikan jaket yang menutupi tubuh May sebelum berlari kencang menuju dorm. Dan tiba-tiba saja, kenyataan yang tadinya dilupakan Rini langsung merasuki otaknya. Rini tersenyum getir. Dia baru tau kenapa dia diajak menonton oleh Ryeowook. Pertama, Ryeowook tidak menemukan Donghae untuk menemaninya. Kedua, yang ingin ditemui Ryeowook di dorm tadi adalah May, bukan dia. Jadi dia menginginkan May untuk menemaninya menonton. Dan dia hanyalah cadangan dari semua itu. cadangan, tidak lebih. Dia hanya ada di belakang May, begitu menurut Ryeowook. Ternyata… kenyataan tidak seindah yang diinginkan Rini. Bahkan kecekatan gerakan Ryeowook untuk menolong May tadi… menghempaskan Rini hingga ke daratan kembali.

***

Julie menyelimuti Donghae. Namja itu tampak cukup segar setelah Julie membasuh tubuhnya dengan air hangat dan memakaikannya pakaian lengkap lagi. Julie sendiri sudah mandi dan membereskan barang-barangnya dari kamar itu. Julie mengelus rambut Donghae dan mengecup keningnya sejenak.

“Lee Donghae, cintaku… selamat tinggal…” bisik Julie.

Donghae menggumam tidak jelas, lalu Julie mengambil kesempatan ini untuk keluar dari kamar gelap itu. Julie menghela nafas panjang. Malam itu mereka tidak hanya melakukannya sekali, tapi berapa kali bahkan Julie tidak bisa menghitung dengan jelas, yang pasti mereka berdua menikmatinya. Hati Julie sakit memikirkan Donghae yang tidak sekalipun menyebut namanya dalam menikmati kebersamaan itu. Julie berjalan mantap menuju meja resepsionis, membayar biaya sewa kamar itu selama sehari sambil meninggalkan pesan untuk si resepsionis.

“Besok saat check-out, tolong rahasiakan nama saya dari namja yang menginap bersama saya. Tolong katakan saya hanyalah nona Lee yang menolongnya dari keadaan mabuknya. Bisakah saya mempercayai Agassi?”
“Oh, tentu, Agassi, saya akan merahasiakan nama Anda.”
“Kamsahamnida…”

Julie meninggalkan motel itu pada jam satu dini hari. Dia harus memikirkan 1001 alasan untuk mengecoh sahabat-sahabatnya mengenai keterlambatan pulangnya, terutama mengecoh May yang begitu cerdas dan selalu ingin tau itu.

***

 “Bagaimana keadaannya?” Tanya Ryeowook khawatir.

Ryeowook melihat Rini menggelengkan kepalanya setelah menutup pintu kamar May. Amelz, Ivana dan Yenny, ketiganya terbalut piyama, duduk bersama Ryeowook di sofa dengan gelisah.

“Dia masih menangis.”
“Tapi dia tidak tidur, kan? Aku ingin menemuinya. Tapi sebelumnya, aku akan menelepon Yesungie hyung dulu.”

Setelah berkata begitu, Ryeowook menjauhi yang lainnya menuju pojokan ruang tamu, sementara Amelz, Yenny dan Ivana semuanya mengajukan berbagai pertanyaan berbeda, namun ada satu yang sama dari pertanyaan mereka, yaitu nada bertanya mereka yang sarat kekhawatiran. Rini menggelengkan kepalanya putus asa.

“Aku tidak bisa memberi banyak keterangan, hanya May yang tau kejadian sesungguhnya. Aku dan Ryeowook oppa muncul… nyaris terlambat. Andaikan kami telat beberapa menit saja… aku takut membayangkannya.”
“Siapa sih namja yang begitu kurang ajar pada May? Rasanya ingin kubelah dia jadi seribu!” teriak Amelz penuh emosi.
“Ada satu orang yang memungkinkan, tapi juga belum tentu dia,” kata Yenny yang sedari tadi sibuk berpikir.
“Siapa?” Tanya ketiga yeoja lainnya kompak.
“Mantan pacar May, si Alex. Tapi entahlah… harusnya mereka tidak punya dendam seperti itu. mereka putus cukup baik-baik, dan harusnya Alex di Indo kan? Jadi dia tidak bisa kita jadikan tersangka.”
“Apa Cuma pemerkosa gila saja?” usul Ivana.
“Segalanya memungkinkan,” jawab Rini, “May tidak mau bicara apa-apa, dia Cuma menangis. Meski pengaruh obat biusnya besar, dia tidak mau memejamkan matanya. Benar-benar membuat khawatir.”
“Dan satu lagi yang membuat khawatir. Kemana si Jul?” Tanya Amelz.
“Iya, anak yang satu itu. kurasa May butuh dia. Biasanya kan May selalu mau cerita padanya,” ucap Yenny.

***

Yesung memandangi ponselnya dengan khawatir. Ini sudah dialed called yang kedelapan kalinya, tapi May tidak menyambut panggilan teleponnya. Mau tidak mau, Yesung jadi khawatir. Leeteuk yang melihat Yesung tidak tenang dan terus mendecakkan lidahnya menarik perhatiannya akhirnya. Mereka berdua jadi partner sekamar di Tokyo.

“Yesung, waeyo?” Tanya Leeteuk.
“May. Sudah sejam terakhir aku tidak bisa menghubunginya. Ponselnya aktif, tapi dia tidak menyambutnya,” keluh Yesung.
“Kau tidak coba menghubungi Amelz atau siapa begitu?”
“Aku tidak punya nomor mereka.”
“Hubungi Wookie. Mumpung dia ada di Seoul, kan? Daripada kau tambah khawatir.”
“Ah, ide bagus, hyung. aku akan… eh? Wookie? Yoboseyo, Wookie? Aku baru mau menghubungimu… kenapa? APA? May… jadi sekarang keadaannya bagaimana? Wookie, tidak, aku akan pulang ke Seoul sekarang juga!”

Yesung bangkit dari ranjang dan melempar ponselnya sembarangan. Melihat reaksi mengejutkan Yesung dan ekspresinya yang kalap, Leeteuk langsung menarik lengan Yesung untuk menahannya.

“Apa katamu, Yesung? Kau tidak bisa pulang ke Seoul sekarang.”
“Tapi hyung, aku tidak bisa meninggalkan May sekarang!”
“Apa yang terjadi? Katakan dengan jelas!”
“Wookie baru saja pulang menonton bersama Rini saat mereka melihat May nyaris diperkosa di lorong dekat dorm mereka! May diberi pengaruh obat bius, dan sekarang May tidak mau bicara apa-apa, dia Cuma menangis!” jerit Yesung, “aku harus ada di sampingnya sekarang, ketika dia mengalami tekanan ini, hyung!”
“Tapi kau tidak boleh mengambil resiko itu, Yesung! Ingat, yang tau hubunganmu dengan May hanyalah kami. Dan begitu perusahaan tau, kau perlu untuk konfirmasi ini-itu, dan kau tetap tidak akan diberi kesempatan untuk pulang sekarang!”
“Tapi hyung, aku tidak bisa meninggalkan…”
“Aku mengerti. Aku sangat mengerti itu, Yesung. Tapi jika kau pulang dan bertindak gegabah, dan jika E.L.F mengetahui semua ini, bukannya nanti malah akan memberikan kesulitan untuk May? Kau lupa siapa kita ini, Yesung?”

Mendengar kata-kata Leeteuk yang begitu tepat, membuat Yesung jatuh terduduk di ranjangnya.

“Hyung… apa… yang harus kulakukan?”
“Aku punya ide. Hubungi siapapun yang ada di Seoul, teman-teman kita. Mereka bisa membantumu menjaga May untuk sementara. Ingat, bulan Juli kita akan pulang untuk switching members, dan kau bisa tenang menemui May. Arasso?”

Yesung membenci dirinya sendiri yang tidak ada di sisi May disaat May benar-benar membutuhkannya. Dia mengepalkan tangannya, merasa sangat pengecut. Kalau saja dia bisa melepas segalanya untuk selalu berada di sisi May…

***

RYEOWOOK’S POV
Aku baru saja selesai menghubungi Sungmin hyung. Aku lelah secara mental. Aku sedih memikirkan Yesungie hyung. dari suaranya tadi… dia benar-benar tidak berdaya ketika dia memintaku untuk menghubungi member lain yang ada di Seoul untuk menjaga May. Sungmin hyung sudah menyetujuinya, dan dia bilang akan memberitau yang lainnya. Kutolehkan kepalaku dan kulihat Yenny, Amelz, Rini dan Ivana bertukar pikiran dalam bahasa Indonesia. Mereka kedengarannya khawatir. Aku menuju kamar May, mengetuk pintunya, namun tak ada jawaban. Aku membuka pintu dan melihat May duduk meringkuk di ranjangnya, matanya tampak termenung entah melihat apa. Pakaiannya sudah ditanggulangi Rini. Hatiku sakit melihatnya begini. Aku duduk di tepian ranjangnya.

“May… siapa yang berbuat itu padamu? Beritau aku,” pintaku.

May bergeming. Pastilah hal itu memberinya shock luar biasa, dan aku jadi tidak terbiasa melihat May yang ceria jadi begini pendiam.

“May, aku akan membalasnya. Jika aku tau dia siapa, aku pasti akan membuatnya menyesal.”

Aku mengulurkan tanganku membelai bahunya, dan aku kaget ketika tiba-tiba May memelukku erat. Aku balas memeluknya, menunggunya mengatakan sesuatu, tapi dia diam saja. Dia membenamkan wajahnya di dadaku. Kuharap dia menangis untuk melepas bebannya, tapi itu juga tidak dia lakukan. Ah, aku bukan Yesungie hyung. dia tidak bisa begini terbuka padaku. Kedua kalinya aku kaget adalah saat pintu kamar menjeblak terbuka dan aku melihat Julie muncul. Wajah Julie tampak lelah dan khawatir. Dia langsung duduk di samping kami.

“May, siapa yang menyakitimu? Ceritakan semuanya,” pinta Julie, nada tegas terdengar dalam suaranya.

Kulihat Amelz, Yenny, Ivana dan Rini juga ikut masuk kamar. May melepas pelukannya pada tubuhku, lalu memandang Julie nanar. Julie menarik May ke pelukannya dan seketika tangis May pecah. Dia sesenggukan dan aku juga mengelus punggungnya untuk menenangkannya. Lalu perlahan, kenyataanpun diceritakan dari mulutnya.

“Dia… A… Alex…”
“Sudah kuduga!” teriak Yenny.
“Mantanmu itu? ngapain dia ada di Seoul? Dan kenapa dia mau melakukan semua itu padamu?” Tanya Julie panjang.
“Bi… bisnis katanya… dan… dan dia… membenciku… dan… gosipku… dengan Yesung oppa… dia… hanya ingin… menyakitiku…” gagap May.
“Akan kubunuh dia sekarang!” putus Amelz.
“Jangan, Amelz!” cegah Rini.
“Apa-apaan? Lepaskan aku!”
“Kau tidak tau dimana dia dan kau tidak akan menang! Bisa jadi dia sudah kabur dari Seoul atau bagaimana, tidak ada yang tau! Amelz, kita punya saksi tapi tidak punya bukti.”

Apa yang diucapkan Rini benar. Hal inilah yang memberatkan kami sekarang. Aku memandangi Julie dengan pandangan bertanya, meminta penjelasan lengkap mengenai Alex.

“Ryeowook, Alex adalah mantan pacar May empat tahun yang lalu. Hubungan mereka tidak berjalan mulus dan tadinya kami pikir tidak ada dendam apapun ketika mereka putus. Hanya saja, aku tidak tau hal seperti ini bisa terjadi,” jelas Julie.
“Karena aku… dia membenci segala hal yang berbau Korea… dan dia benci… aku akhirnya bisa ke Korea… dan… berhubungan dengan Yesung oppa… karena dia pikir… aku tidak mungkin berhasil melakukan semua itu… dia… benci kekalahan…” sambung May.
“Namja seperti itu menjijikkan sekali,” ujarku.
“Yang penting dia tidak menyentuhmu kan, May?” Tanya Ivana.
“Ti… tidak… a… andaikan saja… Wookie dan Rini tadi… telat…” sendat May.
“Sudah, May, tenang… tenanglah… tidak ada sesuatu yang terjadi… tenanglah…” pinta Julie, mengelus punggung May.
“Aku ingin Yesung oppa…”
“Dia berjanji akan menemuimu secepat yang dia bisa, May,” kataku.

Mungkin keadaan akan jauh lebih baik lagi jika memang Yesungie hyung ada disini…

***

DONGHAE’S POV
Aku membuka mataku setelah merasakan pancaran cahaya yang mengganggu. Mataku berkedip untuk menyesuaikan diri, kepalaku pusing sekali. Eh? Dimana aku? Aku tidak mengenali tempat ini. Cahaya itu rupanya terobosan sinar matahari dari gorden yang menutupi jendela. Tapi aku tidak mengenali tempat ini. Aku harus mengingatnya… apa yang kulakukan kemarin… dan aku mengingatnya. Berita mengenai Yoona yang berpacaran dengan namja itu… aku ke dorm SNSD dan menemuinya… dan dia mengakuinya… karena sakit hati, aku pergi untuk minum soju… lalu… Yoona menemuiku… Aku kembali memandangi keadaan di sekitarku. Ini di… hotel? Yoona masih peduli padaku… aku harus menemuinya untuk memintanya kembali padaku… aku tidak peduli apapun lagi. Bukankah segala yang kami lakukan semalam adalah buktinya? Kusingkirkan selimutku, tapi seketika aku kaget. Ada banyak bercak darah di sepraiku. Darah? Dan tetesan-tetesan yang lainnya ini… cairan sperma dan… cairan vagina? Tunggu sebentar! Darah? Bagaimana mungkin ada darah? Yoona kan sudah… jadi dia tidak mungkin mengeluarkan darah lagi… Tunggu, Lee Donghae… pikirkan lagi baik-baik… kenapa bisa ada darah disini? Jangan-jangan… semalam itu… bukan Yoona?

***

AUTHOR’S POV
Ivana bangun dari tidur nyenyaknya. Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, Ivana akan pergi kerja. Ivana agak sedikit kaget melihat Amelz tidak ada di sampingnya. Biasanya Amelz selalu bangun lebih siang darinya karena Amelz masih menganggur. Ivana bangkit dari ranjangnya dan perhatiannya teralih oleh sebuah amplop besar yang diletakkan bersandar di pigura kesayangan Ivana. Pigura yang berisi fotonya dan Sungmin. Melihat namanya ditulis besar-besar di amplop itu, Ivana melompat meraihnya.

IVANA dan semuanya

Begitu tertulis di amplopnya. Tanpa menunggu lama, Ivana langsung membuka surat yang ada di dalam amplop.

Aku akan pulang ke Indonesia. Keluargaku benar, aku tidak punya tujuan di Seoul. Hubunganku dengan Kibum hanya sebatas hubungan satu malam saja, tidak lebih. Lebih baik aku tinggalkan semuanya. Aku tidak akan tahan bertemu dengan Kibum lagi. Terima kasih untuk semuanya, Ivana, May, Jul, Rini, Yenny… kalian sahabat terbaikku.
Aku, Amelz.

Ivana menjerit dan langsung menggedor kamar Yenny yang berada paling dekat dari kamarnya. Yenny bangun dengan tampang kusut, matanya baru terbuka sedikit.

“Apa, Ivana?” Tanya Yenny nanar.
“Lihat Amelz tidak?” Tanya Ivana kalap.
“Tidak, memangnya kenapa?”

Jadilah seluruh isi apartemen bangun dalam keadaan kusut (tanpa Amelz), duduk di ruang tamu dan memandangi surat dengan tulisan tangan Amelz yang tergeletak di meja.

“Kenapa Amelz pulang tanpa diskusi dengan kita dulu?” Tanya Rini.
“Yang aku tau, keluarganya yang di Jakarta itu menyebalkan,” ucap May.
“Hubungan satu malam… apa maksud kalimat ini?” Tanya Julie.
“Itu dia!!!”
“May, jangan menjerit dong. Kau kan bisa ngomong baik-baik,” keluh Ivana.
“Itu dia, Yen… bukankah kita melihat muka Amelz pucat sepulang dari rumah Kibum? Dan setelah itu… sepertinya interaksinya dengan Kibum di setiap pertemuan kita dengan anak Suju jadi berkurang?” Tanya May beruntun.
“Kau benar, May!” Yenny ikutan menjerit.
“Amelz… dia… dan Kibum… apakah melakukan semuanya… berdasarkan perasaan cinta?” Tanya Rini.
“Bagaimana kalau bukan? Bagaimana kalau Amelz justru merasa disakiti karena perlakuan Kibum itu?” usul May.
“Dipikir-pikir semua itu cocok sekali,” kata Julie.
“Kibum!!! Teganya dia! Aku tidak menyangka dia bisa begitu jahat!”
“Hei, May, tenang… tidak ada gunanya mengumpat. Telepon dia. Adili dia,” usul Ivana.
“Aish, aku akan telepon dia sekarang juga!!!”

***

“Baik, istirahat sebentar sebelum lanjutkan syuting adegan ke 249, 10 menit lagi!”

Kibum menghela nafas lega. Dia langsung keluar lokasi syuting untuk duduk di bawah perlindungan sebuah payung besar tempat tim make-up menantinya. Dia sudah syuting dari jam 4 subuh tadi, kelelahan mulai menggerogoti tubuhnya. Yang dia inginkan saat ini adalah tidur.

“Kibum-sshi, ponsel Anda berbunyi,” ucap salah satu staff wanita yang membawakan ponsel Kibum.

Kibum mengambil ponselnya dari tangan staff itu dan melirik layarnya. Nama May tercantum disana. Agak heran karena selama ini May tidak pernah menghubunginya, dia menyambut telepon itu juga.

“Yoboseyo, May… apa katamu? Amelz? Aku… May, May, jebal… jangan marah… tunggu, beritau aku intinya saja… aku berjanji akan menjelaskan segalanya padamu… apa? Jadi Amelz… aku  tidak bisa… oh tunggu, aku bisa. Tunggulah kabar dariku. Aku akan menjelaskannya setelah aku mendapatkannya kembali,” janji Kibum, “May… mianhaeyo dan… gomawo.”

Kibum memutus sambungan telepon, dan dengan tampang resah dia mendekati sutradara serialnya.

“Mr. Kim, apakah adegan berikutnya adalah adegan terakhir untuk syuting kita hari ini?”
“Ya, benar. Sungguh menyusahkanmu hari ini, Kibum… tapi kau sudah melakukan yang terbaik,” puji sang sutradara.
“Baiklah kalau begitu. Kamsahamnida.”

Kibum duduk di dalam mobil dengan gelisah. Yang ada di pikirannya kini hanyalah wajah satu orang, yang diinginkannya bukan lagi tidur, tapi ada hal lain lagi. Di otaknya tiba-tiba berkelebat bayangan malam itu… wajah yeoja itu… dan Kibum merasa dirinya brengsek. Dia memukuli stir mobil di luar kendalinya. Dia sendiri kaget dengan tindakannya.

“Kibum-sshi, kau tidak apa-apa?” Tanya salah satu staff yang menunggu di luar mobil.
“Ah, gwaenchana.”

Kibum menghela nafas. Dia hanya butuh beberapa menit lagi yang baginya serasa berjam-jam untuk menyelesaikan adegan ini. Dia berusaha berkonsentrasi. Dia perlu melakukan yang terbaik sekarang, tidak ada waktu atau kesempatan lagi, atau dia akan kehilangan segalanya. Segalanya yang memang bukan miliknya, tapi seharusnya dia bisa miliki, andaikan dia memiliki keberanian yang cukup.

“Action!” teriak sang sutradara tanda dimulainya pengambilan gambar.

Kibum memasang ekspresi khawatir yang daritadi sebenarnya sudah terukir di wajahnya, lalu mengambil ponsel yang diletakkan di kursi sampingnya. Dia menekan nomor asal, menempelkan ponsel itu di telinga lalu melempar ponsel itu.

“Minah… mianhaeyo… walaupun kau ke ujung dunia, aku akan mengejarmu… aku akan memintamu kembali… tunggu aku!!!”

Lalu dengan gerak kilat, Kibum men-starter mobilnya dan menekan gas. Mobil itu menghasilkan bunyi decit yang keras sekali saat menggesek jalanan aspal dan meninggalkan kepulan asap yang meyakinkan.

“Cut! Ya… bagus sekali, Kibum, kau… tunggu, tunggu, Kibum, kau mau kemana?”

Tidak hanya sutradara, namun juga seluruh kru serial mematung ketika melihat Kibum benar-benar meninggalkan lokasi syuting dengan mobil itu. padahal, tadinya mereka hanya perlu mengambil adegan hingga mobil berjalan sedikit saja, lalu jika sesuai scenario, harusnya Kibum sudah menghentikan mobilnya, tapi kenyataannya malah berbeda. Kibum benar-benar kabur dengan mobil itu. bukan acting, tapi sepertinya dia melakukannya dengan serius.

***

11 comments:

  1. Y ampun eonn, untung aj ak sama Wookie oppa lewat, hayo bilang ap sm aku? #geje

    Eh, knp Wookie oppa peluk2an sm May eonni? baiklah ak mengerti *lari gaya sinetron* *semakin geje*

    Bauuuus eonn ceritnaya, y ampun y ampun y ampuun
    km pinter bgt buat bikin surprise dlm ceritamu eonn :3

    lanjutkan eonn!!
    *syukur bukan giliranku disini, hehe*

    ReplyDelete
  2. -Rini-
    oke... saya bilang: terima kasih, Rin *bow*
    huakakak~
    aaah Wookie peluk aku kan karena... *blank blank*
    kaget ya sama plotnya? XD
    oke deh, saya update~

    ReplyDelete
  3. kaget eonn *komen telat*
    ahahaha

    habisnya y gmn donk donk kedondong?

    ReplyDelete
  4. maap baru dateng comment ><

    Eh, buset!! kurang ajar si anak jelek! (baca: alex)
    yesunggggg!!!!
    *treak2panik*

    untung ditolong wookie...fiuh...
    Eh...eh...rini kok jadi psimis gitu ><

    Haisshh...Yesung blon bisa da di sisi may...
    Untung da wookie ^^
    Eh, kacian Rini .______.

    si donge ==a, sering ma "ehem2" ma yoona brarti yah ==a
    *geplakkk* LOL

    haishhh...si kibum baru skarang merasa bersalah
    *geplak bolak balik*
    *ditamparamelz*

    next comment on next chapter xDD

    ReplyDelete
  5. iya, kacian Rini disini, hahaha~ *author jaat*
    yah, bukan sering sama Yoona, tapi yg jelas sudah *evil laugh*
    iya, Kibum telat nih nyeselnya -____-"

    ReplyDelete
  6. untung ad ookieppa m rini tu yg lwt,,,!!!
    selamet selamet km May,,,!!!
    kurang ajar bgt ce tu Alex,,,pngen bgt q tonjok muka mesumx tu trus potong tu juniorx yg ampiiiir aj nglukain May,,,!!!

    Aish,,Donghae dh bkn jejaka ting2 y pas m Julie tu,,,?
    oppa nakal,,,!!!

    Kibum jg nakal ah,,,telat bgt xadarx,,,!!!
    tp q akuin de klo aktingx dy mang daebak bgt,,,!!!

    ikedah,,,saatx blng,,,lanjut k next partx nie,,,!!!
    Gomawo,,,^^

    ReplyDelete
  7. eeee alex jambret looooo

    ReplyDelete
  8. yaoloh yaoloh itu si alex.. anjirr banget yah.. mau ngapain eonni gue lu?? mati aja sana.. ish mana si yeye lg kaga ada di korea lagi..hiks kasian banget sih eonni =='
    aihh itu itu si wookie manis banget sihh jadi mau cium dh *dijitak unyukk :p
    ya ampun tenang rin, wookie cuma bantuin yesung jagain may eon doangan kok *sotoy*
    ya ampun ceritanya makin complicated aja dh eon :)
    kasian banget sama julie sumpah deh.. itu juga rini.. aigoooo >.<
    ya allah bang yesung pulang apa kek.. teuki pake acara nahan segala pula.. yg eonni butuhin skrng tuh si yesung.. aigooo =='
    ahh kan donghae odong juga.. hayoloh darah perawan anak gadis orang itu oy =='
    ahh asem,, berjuta rasa jadinya =='
    haduhh si amelz juga gila lagi maen pergi aja, itu temennya lg hampir kena musibah.. ahh tapi dia juga udah dimusibahin (?) sama kibum sih yah.. ahh dasor dahh =='
    ya ampun itu kibum itu kibum..aigoooo
    kabuuuuuuuur *melambai lagi :p

    ReplyDelete
  9. KyuMey~
    iyaaaa emang Hae uda bukan jejaka ting2 lagi *evil grin*
    pada nakal ya rupanya anak2 Suju?
    wadoh, Alex harus kabur nih ya kayaknya XD

    hachull~
    wah... seram sekali teriakanmu o.0

    Cena~
    yah, mau gak mau Iteuk nahan si Yeppa, kan gak mungkin ninggalin persiapan sushow begitu saja
    hahahaha si Hae merebut darah keperawanan Julie tanpa sadar ya -_______-" ampun ikan yg ini...
    musibah2 berdatangan kayak mau kiamat aje~

    ReplyDelete
  10. iya juga sih tapinya kan kasian itu si eonni =='
    iya iya iya tuh si ikan yah ,, haduh aku ga kebayang dh, itu si ikan kan badannya gede yah eon trus udah ngambil keperawanannya si julie tanpa sadar, udah gtu ga cuma sekali lagi ngelakuinnya.. trus itu ko julie bisa aja yah pergi gtu aja ninggalin donghae,, emanknya kaga sakit apa itu yah dibuat jalan... aigooo >.<
    iya iya.. kkk~

    ReplyDelete
  11. apa ini
    obat bius
    http://centralobatbius.com/

    ReplyDelete