Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 14 October 2011

Brand New It's Magic chapter 6 part 3


Brand New It’s Magic
Chapter 6 part 3

Kuliah di hari Kamis sudah berakhir. May buru-buru berjalan pulang.

Stella memeluk buku-buku yang belum dibereskan dan berlari mengejar May, “Maaaaaaaaay tunggu…..”
“Oh ya Junki…” celetuk Amelz.
Junki membereskan buku-buku,ya Amelz?”
“Oppaku mau bicara denganmu. Dia menunggumu di ruang kelas 101.”
“Oppamu?”

Dengan heran Junki turun dari lantai dua menuju lantai satu. Ruang kelas 101 dikiranya kosong, tapi ternyata Youngsaeng sudah menyandarkan badannya di bangku-bangku tengah ruangan. Junki mendekatinya. Tinggi badan keduanya nyaris sama, atau mungkin Junki sedikit lebih jangkung dari Youngsaeng.

Youngsaeng berucap, “Junki, ada yang mau kubicarakan. Tentang May.”
“Ya? Aku sudah menduga. Pasti tentang May.”
“Kau tau kan aku sudah tau soal Element Warriors? Aku tanya Annie, dia bilang kalian belakangan bertugas menjaga May?”
“Ooh… hyung tau juga soal itu rupanya.”
“Aku juga menjaga May. Aku ada di dalam rumahnya waktu rumah kosong.”
“Hyung bagaimana bisa…”

Junki tampak terkejut mendengar pernyataan Youngsaeng. Bukankah May tidak ingin bertemu dengan Youngsaeng?

 “Jiro minta tolong padaku. Tapi bukan itu inti pembicaraan kita hari ini. Beberapa hari sebelum Imlek, aku lihat ada hantu yang mengganggu May.”
“APA?”
 “Ya. Waktu itu sepertinya May mau melakukan hal yang nekad… dia habis nangis-nangislalu dia melayangkan badannya di balkon rumah… tapi saat itu aku mendengar suara-suara. Dia bilang dia tak akan membiarkan May mati, dia akan membunuh orang-orang yang disayanginya satu persatu… sampai May menyerah dan saat itu dia akan berguna untuk pangeran iblis. Hantu itu berpatroli di rumah, dan katanya Rin terlalu lemah jadi dia bebas berkeliaran disana.”
“Hantu sial yang mana lagi itu?”
 “Aku tidak bisa melihat. Aku tidak bisa diandalkan untuk menjaga May.”
“Hyung?”
 “Itulah sebabnya aku menghubungi kau duluan, bukannya Amelz. Aku harap kau bisa menjaga May.”

Nada sedih terdengar dari permohonan Youngsaeng.

“Hyung…”

Junki merasa bersimpati pada Youngsaeng.

“Meskipun… aku… masih sangat mencintainya. Tapi aku bukanlah siapa-siapa dan tak bisa berbuat apa-apa. Kaulah orang yang dibutuhkan May sekarang.”
“Hyung…”
“Pantas dia makin depresi belakangan ini. Tentunya dia memikirkan keselamatan kita jauh lebih penting daripada dia.”
“Tapi ada saat-saat dia tersenyum akhir-akhir ini.”
“Oh ya… mungkin saja. Dia sudah balik ke mini market kan? Kurasa Hyunjoong memberinya pengaruh yang besar juga.”

Kali ini Junki menangkap nada getir dari lawan bicaranya.

“Hyung… cemburu pada Hyunjoong hyung?”
“Tapi Hyunjoong sahabatku juga. Aku tak akan cemburu. Mungkin aku… memang Cuma jadi beban May.”

Saat itu Junki merasakan kesedihan Youngsaeng dan dia semakin merasa prihatin. Sebenarnya dia sendiri heran kenapa dia bisa resah sekarang.

“Besok siang rumah kosong lagi. Aku akan ada disana. Tapi kupikir… bisakah kalian periksa rumah? Hantunya mungkin berkeliaran disana. Dan May diberi off besok. Hyunjoong lihat dia kecapekan. Dia perlu dijaga.”
“Baiklah hyung. Besok siang kami akan kesana.”
 “Aku akan ke lokasi praktek kuliah sekarang. C ya…”

Youngsaeng mengangkat tas ke punggungnya dan berbalik meninggalkan Junki.

“Hyung…”

Youngsaeng berbalik.

“Kurasa May berhak menentukan pilihannya, bukan kita.”
 “Bukannya May sudah memilihmu?”
“Dia jaga jarak denganku. Mudah-mudahan dia cepat pulih jadi pikirannya juga lebih jernih. Ehm… hyung… gomawo.”

Youngsaeng tersenyum sejenak dan berbalik pergi.

***

May tau dia akan sendirian lagi siang ini. Jiro dan Rin benar-benar sibuk dengan D’Sky belakangan ini. Tiba-tiba saja mereka ada jadwal hari ini. Besok juga. Tapi May memikirkan kemungkinannya untuk pergi ke mini market, yang tentunya akan membuatnya senang. Dia berharap, mudah-mudahan Hyunjoong cepat pulang praktek kuliah hari ini jadi dia tak kesepian. Tapi saat itu konsentrasi May yang tengah berjalan pulang dari stasiun bus ke rumahnya jadi terusik karena dia mendengar sebuah suara. May menoleh ke belakang. Dia yakin rasanya tadi ada sesuatu tapi sekaligus dia takut dia hanya berkhayal. Tapi suara itu seperti suara kelebatan baju. May menoleh ke belakang dan atas. Tidak ada yang dilihatnya. Andaikan itu kelelawar, dia pasti bisa melihatnya. Tapi tidak ada apa-apa. May memutuskan untuk cuek saja. May membuka pintu dengan kunci sesampainya di rumah. Penciumannya terusik oleh wangi yang menggugah selera. Wangi itu berasal dari sepotong daging steak yang ada di meja dapur. Dari peralatan yang basah, May tau orang itu memasak di dapur ini. Tapi May tidak tau siapa yang begitu baik padanya. Yang punya kunci rumah hanya Jiro, Rin dan Kyujong. May membelalakkan matanya. Apa mungkin Kyujong…

May menekan nomor ponsel Kyujong,anyong oppa, dimana nih? Oh… mau ke Star Stop? Ehm ini oppa… aku mau tanya… apa oppa ada mampir ke rumahku? Apa? Tidak? Ehm… soalnya ada yang memasakkan steak untukku… oh, bukan ya? Iya harusnya aku senang sih… Cuma aneh saja… bukan, bukan rasanya yang aneh… Cuma tiba-tiba ada yang begini baik padaku kan aku aneh… oh oke deh tidak ganggu oppa. Salam buat yang lain ya… c ya.”

Tapi bukan Kyujong yang melakukannya. Untuk sesaat, May benar-benar dibuat penasaran. Tapi akhirnya rasa kelaparan menguasai May dan membuatnya melupakan rasa penasaran ini. Dia mulai makan dan dalam hati berterimakasih pada si baik hati itu. Dia bertekad untuk menyelidiki identitasnya.

***

MAY’S POV

Fennie menyapa, “May!”
“Ah Fennie…” sahutku, berjalan berdesakan menuju tempat Fennie duduk.
“Tumben ke kantin.”
 “Iya. Lapar. Aku ambil makanan dulu ya.”
“Oke. Aku tunggu disini.”

Hari ini makan apa ya? Bubur ayam kali ya…

Memang kenyang kalau makan Cuma itu, May?”

Fennie sendiri makan sepiring nasi goreng plus paha ayam. Dia nafsu sekali sepertinya.

“Eheh… lagi diet.”
May sepertinya kurusan deh… masih mau diet?”
“Hahaha… Tak sama Annie atau Chun?”
“Si Chun diajak Calvin ge ke gym. Sepertinya bolos deh setelah ini. Annie… tidak tau pada kemana. Tadi waktu bel istirahat bunyi langsung kabur begitu.”
“Hahahah… tumben deh si Chun bolos. Si Thia?”
“Dia tidak masuk hari ini. Hapenya tidak aktif juga. Aneh deh.”
Memang banyak yang aneh ya belakangan ini.”
Memang apa lagi yang aneh May?”
“Sini deh Fen, aku mau kasih tau kau. ehm… aku rasanya dibuntuti lho belakangan ini.”
“Hah? Apa? Lapor polisi May!!!”
Sudah tiga hari belakangan waktu aku pulang kampus… rasanya ada suara-suara di belakangku. Lalu tiap aku pulang rumah waktu keadaan rumah kosong, pasti deh ada yang masakin aku makanan.”
“Itu… berarti orang baik kan May?”
“Iya tapi apa mungkin orang yang ngikutin aku sama orang yang masakin makanan itu orang yang sama?”
“Iya juga sih. Takutnya bukan ya… sudah tanya sama orang-orang yang punya kunci rumah?”
“Jiro ge dan Rin sibuk sama urusan D’Sky. Lagian mereka tak mungkin masak. Tidak ada yang bisa masak dan aku sudah tanya koq sama mereka. Kalau Kyujong oppa juga sibuk. Dia juga bilang dia tidak bisa masak.”

Aku mengunyah bubur dengan susah payah. Kemana nafsu makanku?

“Wah… jadi siapa ya? Aduuuuh… sepertinya mau hujan nih.”
Memangnya kenapa Fen?”
“Eh May, hari ini D’Sky jadwalnya jam berapa ya?”
“Jam dua. Kenapa ya?”
“Ada janji makan bareng Aaron ge ke resto hamburger nanti siang. Tapi kalau hujan jadi tak ya?”

 Fennie menyendok nasinya.

“Itu… Tanya saja sama orangnya.”
“Hah?”
 “Aaron ge!!!”
Aaron ge tersenyum,oh halo May… Fennie… Tadi ketemu Annie dan aku tanya kau dimana Fen, katanya di kantin. Oh… rupanya bareng May.”
“Aku tidak sengaja ketemu Fennie koq ge…”
“Ehm… Aaron ge mau makan?” tawar Fennie.
Aaron berkata,bukan. Aku mau mencarimu. Pulang ini aku langsung tunggu di parkiran ya. Hujan atau tidak, janji tidak bakalan batal. Oh ya May, mau ikut makan hamburger?”
“Hahaha tidak ah… tidak mau ganggu kalian, godaku.
“Oke deh. Aku langsung pulang ke kelas ya. Malas ramai kantinnya. C ya ladies…”
“Fennie suka sama Aaron ge ya?”
Fennie wajahnya memerah, kelihatan dari wajahku ya May?”
“Iya. Hahahah…”
May… si Clara pacaran dengan Aaron ge ya?”
“Ya tidak lah. Aaron ge Cuma membantunya koq. Hubungan mereka belum sampai kesana. Masih ada peluang nih Fen…”

Wajah Fennie semakin memerah karena kugoda.

***

AUTHOR’S POV

“Oke… sekarang ada… Annie, Julie, Junki, Clara dan Rin… eh?” Tanya Stella heran, “koq kau ajak Clara, Rin?”
“Toh Clara sudah tau rahasia kita. Kurasa dia bisa membantu. Bukannya Junki oppa bilang, semakin banyak yang bisa bantu, semakin berguna?” Rin balik bertanya.
“Benar juga sih. Begini. Junki dapat info dari Youngsaeng oppa kalau May sekarang lagi diincar sama hantu yang berkeliaran di rumah May.”
Semua, kecuali Stella dan Junki berteriak,hah? Apa?”
“Makanya hari ini kita ngumpul buat sidak langsung ke lokasi. Kita harus temukan dan bantai habis hantunya. Mereka benar-benar buat May menderita. May off kan hari ini Rin?”
“Iya benar,” Rin mengiyakan, “tapi… aku harus pergi bareng D’Sky lho.”
Tak apa-apa Rin. Kau jaga May sampai kami datang. Pokoknya kami akan datang sebelum kau pergi dengan D’Sky, oke?”
“Oke deh. Tapi koq heran aku tidak pernah lihat hantunya ya?”
“Mungkin kau belum peka Rin. Soalnya kau kan penolong baru, bela Annie.
Clara bertanya,tidak ajak Amelz onnie? Aku belum pernah melihatnya beraksi. Dia element Fire kan? Keren dong…”
“Amelz keras kepala,” tukas Julie, “dia tidak akan datang. Kimbum oppa berusaha membujuknya baikan dengan May tapi dia tidak mau.”

Semuanya jadi murung.

Sudahlah, nanti baru kita urus si Amelz. Yang penting jam setengah dua kita harus sudah berkumpul di lorong kompleks rumah May ya?” putus Junki.
Semuanya setuju,oke.”

***

Jam satu lewat dua puluh menit. Clara yang rumahnya dekat dengan rumah May, duluan menunggu di lorong kompleks. Tiba-tiba Rin menelepon handphonenya.

“Wei Rin… hah?” Tanya Clara kaget, “apa? Sekarang? Jadwalnya dipercepat? Aduuuh gimana ya… aku sendirian nih, yang lain belum datang… oke lah begitu datang seorang lagi, aku akan kesana. Iya daaah… Waduuuh gimana ya… Rin dan D’Sky harus pergi sekarang. May jie sendirian… yang lain belum datang juga. Aku tidak mungkin jaga sendirian, aku tidak bisa apa-apa… somebody, cepatlah datang…”

Tiba-tiba bus berhenti di terminal. Annie turun dari sana.

Clara mendesak, “Annie jie… cepat…”
“Kenapa Clara?” Tanya Annie.
“Rin harus pergi sekarang. Pasti May jie sendirian deh…”
“Ah… ayo kita kesana sekarang.”

***

Sementara itu, Youngsaeng sudah berjaga di dalam rumah May begitu Rin dan Jiro pergi. Youngsaeng khawatir rombongan Junki belum datang. Youngsaeng mengintip dari balkon kamar Jiro, May sekarang keluar lagi ke balkonnya…

Suara yang bergema,oh halo leader… mau lihat tontonan menarik? Teman-temanku sedang bersenang-senang nih…”
“Apa katamu?” Tanya May, shock.
“Ayo lihat… ikuti ini…”

Youngsaeng dan May melihat sebuah bola sepak berwarna merah yang melompat-lompat sendiri. Bola itu jatuh ke pekarangan. May melambungkan tubuhnya dan turun ke pekarangan. Disana dia mengejar bola itu.

Youngsaeng berlari mengejar May, tapi jalannya harus memutar lewat dalam rumah, sambil memanggilnya, “May!”

 ***

Meanwhile (lagi) di rumah yang tak jauh dari rumah May. Thia membuka selimutnya dan melihat jam dinding.

Thia menutup selimutnya kembali,aaaah… jam setengah dua. Hah? Apa? Jam setengah dua???”

Thia langsung bangkit dari ranjangnya dan melihat wajah kusutnya di cermin kamarnya.

“Gyaaaaaah aku tidak kuliah hari ini! Aku lupa mama-papa berangkat kemarin!!! Gyaaaaaaah ini gara-gara aku nonton DVD sampai tengah malam kemariiiiiiiiin… gyaaaaaaaaah…”

Thia secara refleks membuka tirai jendela kamarnya yang ada di lantai dua. Jendela itu langsung menghadap ke jalanan.

“Lho? Apa itu? bola? May jie mengejar bola? Eh bukan… May jie main bola? Apa tidak salah nih? Hah? Youngsaeng oppa juga? Koq mereka lari-lari cepat-cepat? Huh?”

***

Annie dan Clara sampai ke rumah May. Mereka melihat pintu rumah dan gerbang May terbuka dan merasa ada yang tidak beres.

Annie memberi perintah, “Clara, kita periksa ke dalam.”

Keduanya langsung mencari sosok May di dalam rumah.

Tidak ada jie,” lapor Clara, May jie tidak ada.”

Hape Annie berbunyi. Julie menelepon.

“Wei Julie… kami sudah di rumah May. Benar-benar celaka, May tidak ada! Kami akan cari tau dia dimana! Kalian juga cari dia ya! Ayo Clara, kita coba cari May!”

Keduanya bergegas keluar dari dalam rumah.

Thia menyapa,hei Annie, Julie… ngapain kalian?”
Tidak ada waktu jelasin ini, Thia jie… eh?” Tanya Clara, Thia jie kan tetanggaan sama May jie? Ngelihat May jie tidak?”
“Oh itu… tadi aku ngelihat pemandangan yang aneh. May jie lagi main sepak bola, ada Youngsaeng oppa di belakangnya.”
“Apa?” Tanya Annie dan Clara kompak.
“Kenapa kalian heboh sih? Mereka lari ke sana tuh…”

Thia menunjuk arah dimana dia melihat May dan Youngsaeng tadi berlari.

Annie menarik tangan Clara,cepat!!!”
“Iyaaaaaaa…” Clara menarik tangan Thia.
Thia mengeluh,duuuuh… orang juga baru bangun tidur koq diajak lari siiiih? Woiiiiiiiiiiii…”

***

No comments:

Post a Comment