Brand New It’s Magic
Chapter 7 part 2
“Ini sudah maksimal.”
Julie menyeka keringat.
“Yang penting sudah tertutup lukanya. Tapi sepertinya ini masih memar. Ke depannya kau harus lebih hati-hati, Feodosiy,” pesan Kimbum.
Feodosiy menyerahkan Wind Crystal, “xie xie… Julie… Kimbum… ini…”
“Wind Crystal!” teriak Julie, “Feodosiy… kau terluka… karena ingin mengambil Wind Crystal?”
Tapi Feodosiy masih lemah untuk menjawab…
“Dia tertidur. Begini saja. Kita bawa dia ke kamarku. Jul, kau jaga dia. Wind Crystal, biar aku yang bawa ke May,” putus Kimbum.
“Tapi oppa…”
“Kurasa baik keluar atau disini, sama berbahayanya. Tapi biar oppa saja yang keluar.”
“Baik, oppa. Hati-hati…”
Setelah memastikan Feodosiy terbaring aman di ranjang kamar Kimbum dan Julie menjaganya, dengan Demon Magic Stick masih di genggaman, Kimbum menjalankan Peugeot putihnya menuju rumah May.
***
Vani mengarahkan Love Magic Stick ke dada Rotislav, “kembalikan cincin Feodosiy!”
“Tak akan!” Rotislav melempar cincin Feodosiy ke angkasa dan ditangkap kelelawar yang membawanya terbang, “sekalipun kalau kau membunuhku!”
“Dasar licik!”
“Kejarlah cincin itu… atau kau lebih berminat padaku?”
“Kau sudah sekarat! Kau masih berani…!!!”
Vani marah, menyerang dengan Magic Stick. Rotislav berteriak mengerikan, dan seketika tubuhnya menjadi abu. Vani melihat tumpukan abu dengan tatapan dingin, tanpa ada sedikitpun rasa kasihan.
“Keturunan terakhir Rotislav habis. Sekarang aku harus menyelamatkan keturunan terakhir Feodosiy.”
Vani kembali melompat-lompat, mengejar kelelawar yang membawa cincin Feodosiy.
***
Saat ini jam 3 dini hari. Kimbum memarkir Peugeot-nya di depan rumah May. Dengan hati-hati Kimbum membuka gerbang rumah May. Untung Jiro sekarang masih nginap di hotel untuk kepentingan D’Sky, kalau tidak, dia akan kesulitan menjelaskan maksud kedatangannya jam segini. Kimbum menekan bel rumah. Dalam kesunyian, suara bel itu terdengar keras. Dan pintu rumah dibuka. Oleh Youngsaeng.
Kimbum menyapa, “Youngsaeng hyung. Kau masih disini?”
“Iya. Aku mau menjaga May,” jawab Youngsaeng, “Rin sudah tidur. Ada apa, Kimbum?”
“Aku membawa Wind Crystal.”
“Apa? Bagaimana… ah, ayo ke kamar May. Sekalian kita bicara dengannya.”
Kimbum baru pertama naik ke lantai dua rumah May. Youngsaeng mengajak Kimbum masuk ke kamar May yang gelap gulita. Tapi mata Kimbum segera menyesuaikan dengan kegelapan, dan duduk di sofa kamar. Youngsaeng mendekati May yang diselimuti dengan rapi.
“May… May… sorry aku membangunkanmu. Kimbum datang…”
***
May merasa ada yang mengguncang tubuhnya. Dia tau dia sedang tertidur.
Youngsaeng memanggil, “May…”
May masih setengah sadar memandang wajah Youngsaeng. Dia pikir dia tengah bermimpi.
“Kimbum datang membawakan Wind Crystal…”
May langsung duduk, “hah? Apa?”
“Pelan-pelan, May…”
Youngsaeng membuka lampu kamar dan sejenak mata May terasa pedih terkena cahaya lampu. Kimbum duduk di sofa tak jauh di sebelah ranjang May.
“Kimbum? Apa benar aku dengar Youngsaeng oppa bilang kau mengantar Wind Crystal?”
“Benar. Ini,” Kimbum mengeluarkan Wind Crystal dari saku belakang jaket hitamnya.
“Ini… bagaimana bisa ada di tanganmu?”
“Sebenarnya Feodosiy…”
May dan Youngsaeng bersiap mendengar cerita Kimbum, tapi karena mendengar suara-suara, Rin dengan tampang kusut ikut masuk ke kamar May.
Rin menggosok mata, “ada apa ribut-ribut jam segini, jie? Ah… ada Kimbum oppa.”
“Sorry membangunkanmu, Rin. Aku baru saja mengembalikan Wind Crystal ke May.”
“Apa??? Ceritakan, oppa!”
Dan mereka bertiga mendengar penjelasan Kimbum. Dari cerita Kimbum, mereka tau bahwa Feodosiy terluka demi mendapatkan Wind Crystal. Tapi cerita detail peperangan tidak ada, karena Kimbum juga tidak dapat infonya dari Feodosiy. Yang pasti Feodosiy saat ini sedang istirahat di rumah Kimbum, dengan dijaga Julie, itulah informasi yang mereka dapatkan malam ini.
Kimbum mendesahkan nafas, “dia sekarat tadinya.”
“Demi aku… dia… berkorban?” May berkata dengan suara bergetar.
“Dia baik. Sama seperti drakula satunya dan Junsu. Mereka belum kesini?”
Rin menebak, “kupikir mereka juga mengejar Wind Crystal.”
“Jadi siapa sosok asli Feodosiy ini?” Tanya Youngsaeng.
Kimbum menjawab, “kami menghormatinya dengan tidak membuka topengnya. Kalau dia pengen kita tau, dia pasti akan memberitaunya ke kita.”
“Ya sudahlah,” kata May, “yang pasti aku berutang padanya. Wind Crystal…”
Tiba-tiba semua terkejut dengan cahaya hijau terang yang muncul dari Wind Crystal. Cahaya itu merasuk dalam tubuh May dan Wind Crystal segera menghilang. May merasakan sensasi seolah menemukan kembali belahan jiwanya yang hilang. Perasaan ini juga membuat May merasa tegar dan mampu berpikir jernih. May juga yakin pada kekuatannya sendiri. Semua ini berkat kembalinya Wind Crystal. May tau dia bisa jadi leader lagi.
“Kurasa kekuatanku sudah kembali.”
“Syukurlah May. Sekarang aku mau pulang. Aku takut terjadi sesuatu pada Julie.”
“Julie akan baik-baik saja. Tenang, Kimbum,” Youngsaeng menenangkan.
May menawarkan, “mau kuantar pakai Fly, Kimbum?”
“Wah, tak bisa,” Kimbum gagal menahan kuap, “mobilku di depan. Aku… a… harus istirahat. Padahal besok ada kuliah…”
“Ayo oppa, aku antar ke bawah,” tawar Rin.
May berujar, “gomawo, Kimbum.”
“Ye. C ya…” pamit Kimbum.
May melihat Rin dan Kimbum pergi. Sekarang di dalam kamar hanya ada dia dan Youngsaeng lagi.
Youngsaeng berkata, “syukurlah May. Aku benar-benar senang.”
“Akhirnya… diriku yang sesungguhnya kembali,” May menghadap Youngsaeng, “aku akan menjaga oppa.”
“Hah?”
“Mulai sekarang akulah yang akan menjaga oppa.”
May tiba-tiba lemas dan menutup matanya. Youngsaeng tertawa pelan.
“Baik, kau boleh melindungiku, May. Tapi sebelumnya kau pulihkan tenaga dulu deh. Aku yang akan menjagamu.”
***
Feodosiy terbangun dari tidur panjangnya. Dia sempat bingung dimana dia berada saat ini. Dia berusaha bangun dan menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Seketika itu rasa sakit di dada menyerangnya. Dia membuka kemeja putih yang entah punya siapa dan melihat luka sabetan panjang disana. Dan dia ingat.
Feodosiy berkata, “ahh… aku ditolong Julie. Dan sekarang aku pasti di kamar Kimbum.”
Dengan ketakutan seakan baru ingat sesuatu, Feodosiy menyentuh mukanya. Dia masih memakai topeng.
“Julie dan Kimbum… mereka tak membongkar identitasku. Ah… Meski sakit, aku tidak bisa lemah begini. Aku harus cari info tentang pangeran Lavrenty. Bukan untuk Rotislav, lebih untuk diriku sendiri. Kalau aku menemukannya, aku akan memperingatkannya kalau dia sekarang jadi incaran.”
Feodosiy bangun perlahan menuju luar kamar. Dia langsung dihadapkan ke ruang makan. Meja makan tertata rapi dengan roti panggang dan selai tergeletak. Ada pesan disana. Feodosiy meraih kertas pesan itu.
Untuk Mr. Feodosiy,
Pertama aku mau bilang kalo aku dan Kimbum oppa tak membuka topengmu, jadi kau bisa percaya pada kami. Ini ada sarapan, makanlah sebelum kau beraktivitas hari ini. Ah… kau bisa datang pada kami kalau kau butuh bantuan. Wind Crystal sudah kami kembalikan dan bersatu lagi dengan May. Kami sungguh berutang banyak padamu. Ikut sertakan kami dalam petualanganmu selanjutnya. Lagipula feeling-ku mengatakan bahwa kami: para Element Warriors dan para Penolong, memiliki hubungan yang erat dengan kalian. Banyak-banyaklah beristirahat. Kami pergi kuliah.
Salam, Julie… dan Kimbum ^^
Feodosiy meletakkan surat pesan itu kembali sambil duduk dan melahap roti. Dia tak terlalu suka makanan manusia, tapi at least dia makan juga. Lalu Feodosiy mencari pena di kamar Kimbum dan menemukannya di laci meja Kimbum. Feodosiy menuliskan pesan balasan di bawah pesan Julie dan pergi dari rumah.
Julie, Kimbum… gomawo… suatu saat pasti aku akan memberitau kalian sosokku yang sebenarnya. Sampai jumpa.
***
Pagi hari yang cerah. Chun masuk ke kelas 107, tempat dimana pelajaran pertama semester dua vocal akan dimulai hari ini. Chun langsung melihat ketiga sahabat ceweknya duduk berkerumun di tengah kelas.
Chun menyapa, “zao an… Thia, Fennie, Annie…”
“Zao an… Chun…” balas Thia, Fennie dan Annie kompak.
Thia bertanya, “Chun, jam berapa Youngsaeng oppa pulang ke rumah?”
“Hmm… sepertinya jam enam tadi pagi,” jawab Chun, “memang ada apa?”
“Kau tak tanya ke dia kenapa pulang sepagi itu?”
“Hyung ngantuk. Dia langsung ke kamar tanpa menggubrisku. Tapi dia senyum-senyum aneh.”
“Memangnya kau tidak penasaran?”
“Penasaran sih. Memang kalian ada tau sesuatu?”
“Tentu tau. Kemarin Youngsaeng oppa menjaga May sampai pagi lantaran rumah May jie kosong. Kurasa mereka sudah baikan,” lapor Annie.
“Sudah baikan??? Syukurlah…”
“Mudah-mudahan Amelz onnie mau bersahabat dengan May lagi.”
“Aku akan bujuk noona lagi.”
Fennie berujar, “tadi kami lagi ngomong soal Valentine, Chun.”
“Memang kenapa?”
“Yaaah, kau telat info sih. Pada malam Valentine, OSIS high school dan dewan mahasiswa kampus bikin acara gabungan. Bakal diadakan acara dansa nih.”
“Beneran???”
“Iya. Tapi kita Cuma boleh berpasangan antara murid dan mahasiswa saja,” ujar Thia, “yang bukan murid dan mahasiswa sekolah kita tidak boleh diajak.”
“Kau mau ajak Jiro ge ya?” Annie melirik Thia.
“Terpaksa sekarang nyari pasangan lain…”
Annie tergagap, “aku… pengen ajak Junki oppa.”
“Kurasa kau harus cepat Annie, sebelum keburu diambil orang,” saran Chun, “Junki hyung kan cukup populer.”
“Iya. Setelah pengumuman resmi keluar, aku akan ajak dia. Kalau Chun?”
“Kau tanya apa Annie, tentu Chun mau ngajak Julie,” jawab Fennie.
“Heh? Tidak salah? Bukannya Julie sudah sama Jiro ge?”
Thia berdecak tidak sabar, “kan sudah dibilang kita tidak bisa ajak yang bukan siswa high school atau mahasiswa kampus kita, Annie.”
“Bukan itu maksudku. Julie kan sudah jadian sama Jiro ge.”
“Apa???” seru Thia dan Chun.
Fennie bertanya, “beneran, Annie?”
“Iya. Orang aku dengar Jiro ge ngomong langsung koq,” bela Annie, “aku bingung saja lihat Julie sering teleponan sama Jiro ge, waktu ditanya, Julie malu-malu. Nah… pas aku main ke rumah May dan kebetulan ada Jiro ge, ya aku tanya saja. Ternyata benar deh.”
“Yaaaah…” protes Chun dan Thia.
Fennie menghibur, “cup cup… Chun… Thia… jangan nangis… cowok dan cewek masih banyak. Atau kalian berdua saja yang jadian?”
“Ngaco!!!”
***
Clara berdiri di depan gerbang kompleks Saint. Hari ini dia tidak pulang bareng dengan Rin, karena dia menunggu Aaron.
Waktu istirahat sekolah, Clara mengeluarkan ponsel yang bergetar hebat dari saku roknya. Nama dan wajah Aaron ge muncul di layar.
Rin bertanya, “siapa tuh Clara?”
“Aaron ge, Rin!” seru Clara shock.
“Waaah siiiip. Semoga sukses.”
No comments:
Post a Comment