Brand New It’s Magic
Chapter 7 part 5
Fennie pergi setelah melambai pada Chun dan Julie. Chun memandang Julie, cewek yang pernah ditaksirnya. Semenjak sakit hati sebenarnya Chun berniat bersikap kasar dan dingin padanya, tapi begitu melihat wajah Julie, Chun tidak bisa. Fennie, sahabat dekat Chun juga memberi nasehat padanya untuk tidak membenci Julie, karena memilih cinta sepenuhnya adalah hak Julie. Chun mendesah dan duduk di sebelah Julie.
Chun bertanya, “tak ada kegiatan OSIS hari ini Julie?”
“Sudah selesai,” jawab Julie, “sebentar lagi masa kepengurusan berakhir. Aku pengin Clara dijadikan kandidat ketua OSIS deh.”
“Sepertinya Clara oke juga tuh.”
Setelah itu Julie dan Chun terdiam.
“Ehem Chun ge… aku… kau marah denganku ya?”
“Apa? Kenapa aku harus marah?”
“Karena aku jadian dengan Jiro ge?”
“Tidak lah, Julie… mana mungkin aku marah denganmu. Itu berarti aku kalah saingan. Ya apa boleh buat sih Julie…”
“Jadi Chun ge tidak marah denganku?”
“Kau tau darimana soal ini?”
“May. Katanya Youngsaeng oppa cerita padanya.”
“Hyung pasti mengkhawatirkan aku. Tapi aku tidak apa-apa Jul. aku doakan semoga kau dan Jiro ge bahagia. Jiro ge juga sudah lama suka denganmu kan?”
“Xiexie Chun ge…”
“Tapi ingat lho Jul… Jiro ge itu leader D’Sky yang fansnya banyak. Kau harus siap mental deh.”
“Pasti ge. Aku memang lagi siap-siap mental koq, heheh…”
“Yaaah pesta dansa valentine…”
“Gege belum punya pasangan? Gimana kalau kita sama-sama?”
“Jiro ge boleh?”
“Asal aku tidak membuat perasaan gege kacau.”
“Ahh tidak koq. Aku sudah merelakanmu. Xiexie ya Jul…”
Rasa hangat dan lega menjalar di hati Julie. Julie yakin Chun akan menemukan cinta lain yang lebih cocok untuknya.
***
May sedang bersiap-siap untuk pergi ke pesta dansa valentine. Rin sudah mengabarkan kalo Clara bakal datang untuk me-make-up May dan Rin. Untuk pesta kali ini, May sudah merelakan gajinya bulan ini untuk membelikan Rin gaun baru. May pikir RIn sebentar lagi akan 17 tahun, dia perlu gaun yang lebih anggun. May sendiri cukup puas dengan gaunnya yang dibelikan bibinya, Kim, yang diberi untuknya Imlek kemarin. Baik Rin maupun Clara, merahasiakan pasangan dansa mereka pada May. May merasa tidak adil karena info bahwa dia berpasangan dengan Youngsaeng sudah tersebar kemana-mana. Clara datang dan membuat Rin dan May jadi cantik. Clara sendiri cantik dengan gaunnya yang berwarna pink. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Semuanya melihat Ferrari merah diparkir di depan rumah May.
May bertanya, “lho? Mobil Kyujong oppa kan? Siapa yang berpasangan dengan oppa? Clara atau Rin?”
“Aku jie,” aku Clara.
“Clara jadian dengan oppa tidak ngomong-ngomong ya…”
“Aaaah jie… tidak jadian koq. Kami Cuma janjian hari ini. Daripada beneran aku tidak punya pasangan…”
Rin menghardik, “ya pergilah Clar… kasihan oppa nunggu di luar.”
“Sukses ya…” harap May.
***
May bertanya, “sejak kapan Clara dan Kyujong oppa akrab? Jiejie kirain Clara mau pergi bareng Aaron.”
“Oh… mungkin jiejie belum tau,” jawab Rin, “Aaron ge sudah menolak Clara, yah… secara tak langsung.”
“Hah? Apa? Aduuuh… Koq bisa begitu? Jiejie pikir Aaron ge suka sama Clara.”
“Tidak begitu. Mungkin Aaron ge lebih suka sama Fennie jie.”
“Hah? Ribet deh…”
Rin setiap beberapa menit menoleh ke jendela.
“Sebenarnya kau pergi dengan siapa sih Rin?”
“Tunggu bentar jie. Kurasa dia bakal dateng pakai Teleport.”
“Kyaaaaaaaaa…”
Junsu baru muncul dengan Teleport, “May… mian ya ngagetin kau. Rin… mau pergi pakai cara normal atau pakai Teleport?”
“Ehem… cara normal ajah deh Junsu oppa,” Rin membuka pintu gerbang, “habis… belum siap kalau mau pakai cara aneh.”
“Oke. Mudah-mudahan Youngsaeng hyung tidak dateng pakai Fly buat jemput kau deh May.”
“Yah… paling terbang bareng begitu…” ucap May pasrah.
May tidak menyangka Rin akan pergi dengan Junsu, tapi May tetap bersyukur setidaknya Rin punya pasangan.
Youngsaeng menyapa, “May… aku ada di atas.”
“Ya… Youngsaeng oppa. Benar-benar bikin kaget. Oppa terbang?”
“Iya. Mudah-mudahan kau tidak kaget. Tapi kalau kau pakai gaun begini… kita naik mobil saja ya. Mobilnya ada di depan kompleks koq.”
“Oh… ayo oppa…”
“Tunggu bentar.”
Youngsaeng menarik tangan May.
“Ya, oppa?”
Youngsaeng mendorong May sampai terdesak ke tembok. May kebingungan.
“Op… oppa…”
“Aku mau tegaskan sekali lagi. Sekalian kau beri jawabannya. May, saranghae… bolehkah aku jadi pacarmu?”
“Oppa… aku… masih kurang setuju oppa bergabung dengan kami…”
“Junsu tak perlu menjelaskan sekali lagi kan? Warriors’ Helper memang hadir untuk membantu kalian. Jangan halangi aku lagi.”
“Tapi… bahaya oppa…”
“Jadi kau tidak mencintaiku?”
“Bukan itu masalahnya oppa…”
“Jadi kau mencintaiku kan?”
“Tentu saja tapiii…”
Youngsaeng tiba-tiba maju dan mencium bibir May. Wajah May memerah karena itu.
“Itu jawaban yang cukup untukku. Aku akan melindungimu, May.”
Youngsaeng menggandeng May. May masih tidak percaya dia baru saja menerima ciuman dari Youngsaeng, dia berharap ini bukan mimpi.
***
Thia berdiri di depan jendela di kamarnya sambil melihat ke bawah, ke jalanan dan sesekali ke jam dinding di kamarnya sambil mendesah.
Thia berucap, “Clara-Kyujong oppa… jam 6 lewat 14. Rin-Junsu oppa jam 6 lewat 20. May jie-Youngsaeng oppa jam 6 lewat 25. Aku??? Hhhh… tak bisa ikut pesta.”
Thia tak berhasil menemukan pasangan untuk diajak berdansa malam ini. Padahal Thia sudah membeli gaun indah jauh-jauh hari sebelumnya. Nama Jiro yang menjadi urutan pertama pilihannya langsung dicoret setelah tau kenyataan bahwa selain mahasiswa dan murid, tidak boleh ikut pesta. Chun juga sudah diajak Julie. May juga kehabisan stock untuk disodorkan pada Thia, menurutnya semua sudah punya pasangan. Thia meratapi nasib buruknya ini.
Aaron menyapa, “Thia…”
“Siapa itu di bawah? Rasanya koq kenal ya?”
“Thia… kau melihatku kan?”
“Sepertinya ada Aaron ge. Tapi pasti aku salah lihat.”
Thia mengucek matanya.
“Ya ampun Thia… ini Aaron!!!”
“Oh… beneran Aaron ge! Gege… ada apa?”
Thia berteriak ke jalanan di bawah.
“Ayo kita ke pesta. Cepat siap-siap sebelum kita telat.”
“APAAAA? AARON GE MENGAJAKKU?”
“Memang apanya yang aneh? Ayo cepat…”
Dengan sigap namun kurang percaya, Thia cepat-cepat meraih gaunnya dan memoleskan sedikit make-up di wajahnya. Tadinya dia ingin Clara membantunya, tapi Thia benar-benar sudah yakin dia tidak akan ikut pesta dansa kali ini. Jadi sekarang dia hanya memberikan teknik make-up sederhana di wajahnya. Thia turun dengan agak terengah dan membuka gerbang untuk menemui Aaron. Aaron berdiri di samping Honda-nya, tampak seperti pangeran tampan dengan stelan jasnya yang berwarna hitam, lengkap dengan dasi kupu-kupu.
“Thia? Apa ada yang aneh denganku? Apa dasi kupu-kupunya kucopot ya? Dari tadi aku ngerasa ini yang tidak beres.”
“Jangan ge! Justru itu yang membuat gege jadi tambah cute.”
“Kau terus terang ya Thia. Makanya aku suka ngobrol denganmu. Walau prakteknya kita jarang ngobrol.”
“Iya sih ge. Gege terlalu pendiam soalnya.”
“Bukan. Kau saja yang terlalu perhatiin Jiro. Yang lain tidak dianggap.”
“Dui bu qi ge…”
“Suan le ba.”
“Koq gege bisa ajak aku? Kata May jie, gege sudah punya pasangan.”
No comments:
Post a Comment