Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 13 November 2011

Brand New It's Magic chapter 7 part 3


Brand New It’s Magic
Chapter 7 part 3

“Wei… Aaron ge. Siang ini? Memang gege tidak ada kegiatan bareng D’Sky? Oooh… oke, tentu aku bisa. Iya aku tunggu. Zai jian…”
 “Kenapa, Clara?”
 “Aaron ge mengajakku makan siang sepulang sekolah. Katanya kebetulan kuliahnya juga selesai di waktu yang sama.”
 “Waaah, bisa dibilang kencan dong. Asyik deh.”
 Sorry ya Rin kita tak bisa pulang bareng hari ini…”
 “Ngomong apa kau nih, Clara. Asal kau senang, aku bakal lebih senang lagi. Aku naik bus sendirian juga tidak apa-apa.”
 “Xie xie o~”
“Sekalian tanyain soal pesta dansa Valentine ya.”
 “Iya Rin… pasti nanti kutanyain. Kau mau ajak Hyunjoong oppa kan?”
Rin menjawab malu-malu,iya… Tapi itu kalau oppa mau deh.”
“Yuuuk kita sama-sama berjuang. Yang berhasil traktir makan ya.”
 “Kalau sama-sama berhasil tak usah traktir makan dong?”
 “Bukan. Kalau sama-sama berhasil, gantian traktir. Misalnya aku hari ini, kau besoknya.”
“Ya… oke deh. Moga sukses ya Clar.”

Clara tersenyum sendiri ingat perjanjiannya dengan Rin itu. Dan saat itu Honda merah Aaron berhenti tak jauh dari tempat Clara berdiri. Aaron yang cute turun dari mobilnya, menarik perhatian orang-orang yang ada disana. Maklum, nama D’Sky sekarang tengah melejit setelah single pertama mereka The Last Time ciptaan Jay Chou yang mereka andalkan, sudah bisa di-download online dan MV lagu itu sering menghiasi layar TV lokal. Aaron segera menghampiri Clara yang masih mengenakan seragam sekolah High School Saint yang menyolok dan cantik. Bisik-bisik mengiringi pertemuan mereka berdua.

Aaron bertanya, “Clara, nunggu lama?”
 “Ah… tidak koq ge,jawab Clara dengan wajah memerah,anu ge… sepertinya kita jadi bahan gossip deh. Gege tidak keberatan?”
 “Siapa yang keberatan digosipin sama cewek manis sepertimu?”

Wajah Clara memerah lagi.

 “Yuk masuk. Ngobrol sambil makan siang. Kau pasti lapar kan?”

Benar. Clara lapar. Karena merasa sedikit gemukan, beberapa hari ini Clara menjalani diet. Berat badannya agak berkurang, tapi pipinya masih juga chubby. Aaron menggandeng Clara menuju sebuah meja di tengah ruangan, meja untuk berdua. Seorang waiter langsung menghampiri mereka berdua sambil membawa dua daftar menu.

 “Aku traktir. Jangan malu Clara, pilih saja yang kau suka.”
Clara setuju,eheh… banyak ge, jadi bingung…”
 “Nona, tuan… restoran kami terkenal dengan menu steak-nya,” promo si waiter, Anda bisa pilih salah satunya.”
 “Oh wow… aku suka steak cumi. Sudah lama tak makan ini. Steak cumi ya, yang pedas, pesan Aaron.
Clara pesan,ehm… aku steak dada ayam deh. Tapi jangan pedas ya.”
 “Katanya tiap hari ada menu minuman istimewa ya?”
 “Benar. Untuk… tuan Yan dan nona cantik ini, kami punya jus alpokat special hari ini,” si waiter memandang lekat-lekat wajah Aaron, “ingin mencicipi?”
 “Oke Clar?”

Clara mengangguk.

 “Dua gelas ya.”
 “Siap. Ditunggu sebentar lagi, lapor si waiter.

Si waiter pergi meninggalkan Clara dan Aaron. Tamu-tamu mulai berdatangan dan membuat resto yang terkesan mewah itu tampak ramai pada jam makan siang.

Clara berujar,ge, pelayan itu sampai kenal gege lho.”
 “Ya… tidak nyangka seorang keyboardis cukup terkenal juga, hahah,” tawa Aaron, “kalau Jiro, dia pasti lebih hapal deh.”
 “Bagiku gege bukan sekadar seorang keyboardis, tapi pianis handal.”
 “Wow Clara, thanks… Ehm Clara… luka-luka di kakimu gimana?”
 Sudah sembuh ge. Semuanya berkat gege.”
“Syukurlah …”
Setelah itu keduanya terdiam sejenak. Saat itu pikiran Aaron melayang ke kata-kata Kyujong dan Calvin waktu mereka makan di restoran seafood beberapa waktu sebelum debut.

Calvin bertanya,dan kau ini jatuh cinta sama Clara ya?”
Tidak, jawab Aaron.
Kyujong berkata,kau memberi harapan padanya lho…”
 “Apa? Kenapa begitu? Aku Cuma bermaksud baik…”
 “Yang ditangkap cewek biasanya beda. Kau sih… tidak perlu harus antar dia tiap hari sih.”
 “Cuma sampai dia sembuh saja koq. Kasihan soalnya kalau naik bus tapi kakinya sakit begitu.”
“Kau udah ngomong sama dia Cuma sampai dia sembuh saja?” Tanya Calvin.
 “Belum.”
Kyujong gemas,nih anak tak ngerti atau pura-pura bego siiiih…”
 “Sampai pada waktunya, kau pasti tidak bisa ngomong ke Clara,” yakin Calvin, “dia itu cinta sama kau. lihat dia jadi senang begitu.”
 “Haduuuuuh… ribet deeeh…” keluh Aaron.

Aaron bingung bagaimana mengatakan maksudnya supaya Clara tak sakit hati. Selama ini Aaron sudah sering menolak cewek-cewek (perhatian: Aaron belum pernah pacaran) dengan sikap dan kata-kata yang sangat dingin. Tapi untuk Clara, Aaron merasa tidak tega dan pantas untuk mengatakannya.

Clara bertanya,ge, katanya ada yang mau disampaikan padaku?”

Saat itu waiter datang dan mengantarkan minuman. Sejenak Aaron terbebas dari jeratan dia harus ngomong maksud hatinya ke Clara.

 “Aku duluan saja ya ge. Aku mau… ajak gege ke pesta dansa valentine. Gege mau?”

Aaron terbelalak dan merasa makin terpojok sekaligus tidak enak.

 “Ehm… dui bu qi Clara, aku tidak bisa, tolak Aaron.

Kekecewaan tampak jelas di wajah Clara.

Clara bertanya dengan suara bergetar,kenapa? Apakah gege mau mengajak Fennie jie?”

Aaron terkejut dengan spekulasi Clara.

 “Bukan Fennie koq, jawab Aaron.
 “Aku lihat kalian berdua makan di resto hamburger minggu lalu!”

Clara kelepasan bicara. Dia sulit menahan emosi dan air mata.

 “Oh, itu… aku hanya membayar utang padanya koq.”
 “Jadi gege mau pergi sama siapa?”
 “Dui bu qi Clara, tapi aku tidak bisa kasih tau kau. Dan sebenarnya maksud aku mengajakmu keluar hari ini…”
 “Karena gege tidak bisa lagi mengantarku kan? Karena aku sudah sembuh?”
 “Clara… dui bu qi…”

Selanjutnya suasana menjadi sangat tidak enak. Clara mulai menangis diam-diam, perlahan tanpa suara dan akhirnya mulai terdengar isakan kecil tangisnya. Orang-orang di resto mulai memandang mencela Aaron. Bukan gosip wartawan yang Aaron khawatirkan, tapi dia lebih ingin Clara tidak menangis lagi. Aaron menjulurkan tangannya untuk menyentuh puncak kepala Clara, tapi Clara mengelak.

 Tidak usah berpura-pura baik! Aku menangis bukan karena gege jahat! Aku Cuma nangis karena aku patah hati… rupanya aku tidak berarti apa-apa di mata gege. Cintaku sudah kandas tanpa aku ungkapkan.”
 “Clara, dui bu qi… zhen de hen bao qian.”
 “Suan le ba. Wo yiding hui yuanliang gege. Tapi tolong tinggalkan aku sebentar sekarang. Jangan temui aku dulu. Bisa?”
 “Tapi…”
 “Baituo…”

Aaron mengangguk dan berdiri meninggalkan Clara yang masih berusaha mengendalikan isakannya. Aaron membayar bill pada waiter yang datang mengantarkan steak, yang ternyata ditolak oleh si waiter dengan alasan sang boss yang rupanya fans D’Sky memberikan gratisan untuk Aaron. Dengan enggan, Aaron meninggalkan Clara setelah menitipkan pesan pada si waiter untuk menjaga Clara sejenak selama dia di resto itu.

***

Sementara itu di ruang kelas 305, suasana musim semi yang agak hangat menyelimuti udara di sekitarnya. Anak-anak semester 6 jurusan Acting tampak agak mengantuk menghadapi dosen mereka yang senior. May duduk di bangku paling tengah kelas, terkena sedikit hembusan AC, sementara Stella dan Junki duduk di kanan-kirinya dan Amelz duduk di belakang Junki. Amelz yang masih belum ngomong dengan May membuat Stella jengkel, padahal jelas-jelas May dan Youngsaeng sudah baikan. Junki juga membuat Stella jengkel karena belakangan cemberut dan bukannya jadi biang keributan seperti biasa. Sekarang Junki yang paling berbakat dan selalu jadi nomor satu malahan sedang asyik tiduran di bangkunya. Tapi wajah imutnya saat tidur membuat May dan Stella bergidik ngeri saat melihatnya. Beberapa cewek kelas mereka malah terang-terangan asyik memperhatikan pemandangan ‘indah’ itu daripada susah-susah memperhatikan dosen. Amelz Cuma tampak cuek, matanya terpaku ke white board, padahal pikirannya lagi tidak ada disana.

Mr. Chang berdeham,ehm… anak-anak…”

***

May dan beberapa anak tersentak. Jelas-jelas May mulai mengantuk juga. Ini adalah pengaruh May yang baru pulih setelah Wind Crystal balik ke badannya. Tapi Junki masih juga tidur. May sedang mempertimbangkan apakah perlu menyenggolnya.

Mr. Chang berijar,laoshi kasihan melihat kalian ngantuk. Hari ini pelajaran sampai disini saja. Jangan lupa valentine tinggal tiga hari lagi. Kalian perlu pasangan dansa untuk ikut acaranya. Berhubung jumlah anak perempuan di kampus ini lebih banyak, laoshi sarankan anak perempuan untuk cepat mendapatkan stock terbatas anak laki-lakinya.”
“Stella, tidak salah kalau Mr. Chang ngomong soal valentine?” Tanya May shock.
Stella setuju,iya aneh. Seperti fenomena tuh…”
 “Jangan lupa kerjakan PR,” pesan Mr. Chang, “tidak ada alasan, besok jam dua belas, kau, Junki!”

Junki masih tidur.

 “Hoi, Lee ahjussi!” Amelz menendang kursi belakang Junki.
Junki bangun geragapan,hah? Siapa berani-beraninya panggil aku ahjussi? Hah? Keluar!”
“Aku yang memanggilmu ahjussi,” jawab Mr. Chang, “kau keberatan, Lee Junki?”

May dan seisi kelas tertawa keras. Seketika rasa kantuk mereka hilang. Junki, seperti biasa, menggaruk-garuk belakang kepalanya dengan malu-malu.

 “Dui bu qi… laoshi.”
 “Suan le ba. Laoshi Cuma mau kau mengumpulkan PR teman-temanmu. Jam dua belas, semua PR sudah harus sampai di mejaku. Kalau ada yang ketinggalan, tinggalkan saja. Kalau tidak nilaimu E.”
“Danshi… laoshi… qian wan buyao…”

Junki mulai merengek.

“Aku maafkan kelancanganmu tidur di jamku selama beberapa kali karena kau yang terbaik di kampus ini. Sudah, begitu saja. Zaijian.”
Semuanya menyahut, “zaijian laoshi…”

Stella masih tidak bisa berhenti tertawa, tentunya menertawakan kekonyolan Junki. Junki langsung pasang tampak tidak senang.

“Apa yang kau tertawakan, Stel?” Tanya Junki.
Stella menjawab,kau. Habis kau bego sih.”
“Aissssh… tidak sopan!”

May juga mulai terkikik. Saat Junki mau menyerang Stella, Amelz mengeluarkan jurus ‘cubitan kepiting’ ke lengan Junki. Junki langsung berteriak kencang.

“Aaaaw! Amelz, aku belum buat perhitungan ke kau! Kau tidak sopan! Stella dan May juga tidak setia kawan!”
 Lho, koq aku dibawa-bawa?” Tanya May.
 “Bangunin aku dong tadi.”
 “Mian. Aku tidak tega wajah imutmu waktu tidur itu berubah jadi jahil seperti sekarang.”
“Kalau kau mau melihat wajah imutku selamanya, mudah koq May… yuk kita married.”
 “Apaaa????”
Amelz mencubit Junki lagi,kau ini ya. Mendingan kau mikir untuk nyari pasangan waktu pesta dansa valentine daripada iseng terus.”
 “Oh ya… May, mau jadi pasanganku kan?” Tanya Junki.
May berteriak,hah???”
“Mana mungkinlah Junki…” hardik Stella.
Amelz menyambung, “soalnya May pasti pasangan sama oppaku.”

May, Stella dan Junki memandang wajah Amelz yang tengah duduk dengan cueknya sambil mengangkat sebelah kakinya ke bangku Junki. Sementara itu kelas udah kosong, Cuma ada mereka berempat yang sudah disebut sebagai gank oleh anak-anak semester 6. merasa diperhatikan, wajah Amelz memerah.

 “Apa? Kan aku Cuma ngomong apa adanya.”
 “Amelz… gomawo…” May terharu.
Hyunjoong menyela,hmm… maaf mengganggu rapat kalian.”
“Hyunjoong oppa!!!” Stella terkejut melihat Hyunjoong muncul di ambang pintu kelas, malu karena tampak sedikit histeris,dan… ah, Junsu kan?”

May segera menoleh. Hyunjoong datang bersama Junsu yang kali ini tampak memakai baju biasa, bukan baju kelelawar hitamnya seperti pertemuan terakhir mereka dengannya. Dia juga cakep berpakaian biasa. Tapi May sudah lama sekali tidak melihat Hyunjoong. Waktu May Tanya keluarga Kim, mereka juga tak tau anak mereka dimana, tapi mereka tidak tampak khawatir. Mereka bilang Hyunjoong memang sering tidak pulang ke rumah, tapi tidak pernah lama seperti sekarang. Melihat Hyunjoong, berarti tepat seminggu May tidak melihatnya. Sekarang melihat Hyunjoong muncul bersama Junsu, May jadi kebingungan. Kebingungan yang sama juga nampak di wajah yang lainnya. Tapi lebih dari itu, May kangen melihat Hyunjoong. Keduanya langsung membalikkan bangku di depan May dan Stella, untuk duduk menghadap mereka. Hyunjoong duduk di depan May, Junsu di depan Stella.

“Hyunjoong hyung, May bilang sudah lama tidak mellihatmu, ujar Junki.
May bertanya,kenapa oppa sekarang malah muncul bersama Junsu? Kalian saling kenal?”
“Tentu saja kenal,” jawab Junsu, “kan aku sekarang tinggal di rumah Hyunjoong hyung, jadi sepupu barunya.”
 “Maksudnya????” Tanya Junki.
Hyunjoong menjawab,makanya kami datang untuk menjelaskannya. Amelz, Junki, Stella dan May… sorry aku baru bisa ngomong ini sekarang. Aku adalah dia. Si kelelawar. Double Sword.”
 “Apaaaa???” teriak keempatnya kompak.
 “Ini kan?”

May membelalakkan matanya waktu Hyunjoong memunculkan Double Sword. Dengan was-was May menoleh ke depan kelas, untungnya sepi. Riskan sekali Hyunjoong melakukan itu disini.

Stella berkata,aku kan sudah ngomong. Kenapa oppa bohong padaku???”
 “Mian, Stella. Aku terpaksa begitu. Kupikir ada baiknya aku bekerja sendirian supaya tidak melibatkan kalian. Tapi menurut Junsu, lebih baik aku mengaku. Ya, sekarang juga tetap saja bahaya sih.”
“Jadi… bingung,” keluh May, “oppa bisa jelaskan?”
“Dengan senang hati. Makanya aku dan Junsu datang sekarang. Kami dari memburu Mike Rotislav.”
 “Eh tapi Wind Crystal sudah kembali. Feodosiy yang mengambilnya. Malam itu dia terluka dan ke rumah Julie untuk diobati. Julie sudah berusaha tapi luka itu masih sedikit berbekas.”
“Kimbum mengantar Wind Crystal ke May malam itu juga,” cerita Stella, Wind Crystal sudah merasuk lagi ke badan May. Julie dan Kimbum menghormati identitas Feodosiy dengan tak membuka topengnya. Bikin geram. Kalau aku sih, pasti kubuka…”
“Dan Feodosiy pergi dari rumah Julie paginya waktu Julie dan Kimbum ke kampus, setelah makan sarapan dan meninggalkan pesan. Bunyi pesannya sih…” May membacakan pesan Feodosiy.

Di belakang Junki, sikap Amelz diam dan cuek, tapi dia dari tadi ikut memperhatikan. Hyunjoong dan Junsu saling berpandangan.

Junsu menjelaskan,luka yang sulit sembuh walau Light Warrior melakukan Heal… Cuma luka yang disebabkan drakula yang lumayan kuat dengan senjata mereka. Mungkin Feodosiy melawan Rotislav dan berhasil merebut Wind Crystal, tapi terluka setelah itu.”
“Belum tentu begitu, Junsu,Hyunjoong berbalik menghadap May, dkk,kami menemukan abu Mike Rotislav. Di atas abunya terukir huruf V.M.”
“Abu?” Tanya Junki.
“Kalau drakula mati jadi abu lho.”
Junsu berujar,oh, hyung benar. V.M itu bukan berarti Feodosiy. Setelah aku selidiki tumpukan abunya aku lihat penyebab kematiannya sepertinya bukan karena benda tajam.”
“Feodosiy kan pakai Elder Sword, celetuk May.

Sekali lagi, Hyunjoong dan Junsu berpandangan.

Hyunjoong tampak ketakutan sekaligus kagum, “Elder Sword? Kenapa kita sama sekali tidak ingat tentang itu Junsu?”
“Aku pernah dengar gossip tentang itu hyung,” kata Junsu, “ternyata Elder Sword benar-benar sudah diambil dari peristirahatan abadinya.”
 “Oppa dan Junsu ngomong apa sih? Aku tidak ngerti,keluh May.
 “Itu May. Di antara bangsa drakula muncul mitos yang menyebut Elder Sword sebagai pedang legendaris, paling sakti dan paling kuat di antara semua senjata di dunia kami.”
Hyunjoong menambahkan,pedang itu ada di puncak gunung Himalaya. Sebenarnya Elder Sword sejak dulu hanya dimiliki satu orang, yaitu nenek moyang klan Lavrenty. Elder Sword Cuma menurut kepada pemiliknya. Nah, kalau drakula lain, sekalipun itu keturunan Lavrenty ingin memilikinya, mereka harus membunuh si Lavrenty itu.”
“Tapi kabar yang tersiar adalah Lavrenty mati sebelum ada yang bisa mengalahkannya. Jadi Elder Sword tidak bertuan dan kembali ke peristirahatannya di puncak gunung Himalaya, dijaga naga hitam yang paling sakti. Kalau dugaanku tidak salah, Feodosiy kesana dan mengalahkan sang naga, jadi Elder Sword jatuh ke tangannya.”
 “Wow jadi Feodosiy ini hebat dong?” puji Stella.
Hyunjoong berujar,sebenarnya dia tampak seperti cowok biasa koq, Stella. Kami menebak-nebak identitasnya. Tapi entahlah… kami masih belum yakin itu dia.”
 “Yaaah kita-kita kan penasaran oppa…”

Stella tampak kecewa. Hyunjoong menepuk kepala Stella dan menyebabkan wajah Stella memerah. Tapi banyak pertanyaan muncul di kepala May.

May berujar, “bukan Feodosiy yang menghabisi Rotislav. Ada orang lain. Si V.M ini baik.”
 “Bisa jadi,” setuju Hyunjoong, “atau dia punya dendam tersendiri dengan Rotislav. Kata Junsu, kemungkinan senjatanya adalah sesuatu yang tak tajam tapi mematikan. Magic Stick. Baunya wangi dan menyenangkan. Oh ya, Junsu ini punya penciuman yang bagus sekali lho.”
 “Oh wow… Junsu hebat.”
 “Ya… bisa juga salah sih. Sebenarnya aku lagi mikirin si Feodosiy. Dia kasihan, soalnya dia keturunan terakhir. Feodosiy adalah klan yang banyak musuh hanya karena mereka loyal pada keluarga kerajaan. Pasti hidupnya sekarang sengsara dan jadi buronan. Memang sih dia punya Elder Sword, bahkan aku juga mungkin tidak bisa menyentuhnya,” jelas Junsu panjang.
Hyunjoong mengiyakan,kau benar, Junsu. Tapi jelas-jelas dia terluka sekarang. Dia masih punya kelemahan. Apa dia masih bisa jaga diri sekarang?”
 “Apa aku Tanya saja dia? Meski masih belum tau sosok pastinya… mungkin dia bakal kaget.”
 “Boleh juga. Ngomong-ngomong aku mau nunjukin kalian soal ini.”

Hyunjoong menyabetkan Double Sword sebelah kanannya ke lengan kirinya, membuat May, Stella dan Amelz menjerit kaget.

 “Hyung!!! Apa-apaan itu?” seru Junki.

Darah hitam, bukan merah, mengucur dari lukanya. Tapi selang tiga detik, luka itu menutup dan mengering.

 “Junsu bilang aku ini pangeran Lavrenty. Aku sudah bilang aku ini Agrafyena. Tapi menurutnya Cuma pangeran Lavrenty yang bisa sembuh sendiri habis terluka.”
Junsu berkeras,aku akan cari bukti-bukti dan membuat hyung percaya!”
“Whatever-lah. Aku tak bisa contact dengan keluarga Agrafyena-ku yang diburu itu.”
“Aku akan kesana nanti. Lihat saja. Nah teman-teman, karena itu kita harus menjaga Hyunjoong hyung. Dia tidak boleh mati. Dia ini penerus keluarga kerajaan. Nah, aku ini adalah pengawal setianya. Feodosiy, aku akan tanya-tanya dia, soalnya dia juga teman masa kecil pangeran.”
“Keluarga kerajaan atau bukan, Element Warriors akan melindungi Hyunjoong oppa, tegas May.
Hyunjoong tegas, “Junsu, aku tetap tidak setuju kalau mereka diikutsertakan.”
 “Mian oppa, tapi kami mau diikutsertakan lho, tolak Stella.
 “Kalau aku benar-benar pangeran, kalian bisa mati!!!”

Hyunjoong membentak dengan suara keras. Mata Stella berkaca-kaca.

 “Tapi siapa peduli!!! Mau mati ya mati barengan!”
May merangkul Stella,oppa tidak perlu membentak kan?”

Baru kali ini May melihat Hyunjoong marah. Menyeramkan.

 “Mian… Stella…” Hyunjoong menggenggam tangan Stella.
Junki berujar, “oh ya Junsu, tadi kau bilang sepupu baru Hyunjoong hyung itu maksudnya apa sih?”
“Oooh itu… begini,” jelas Junsu, “drakula punya sihir untuk masuk ke keluarga manusia. TIdak akan ada yang ingat pernah melahirkan kami atau punya hubungan keluarga dengan kami. Misalnya Hyunjoong hyung. Keluarga Kim itu tidak punya keturunan. Hyunjoong hyung masuk ke sana, tanpa harus memutuskan hubungan dengan keluarga drakulanya koq.”
“Tapi kebetulan appa dan omma Agrafyena-ku sekarang diburu dan kami terpisah. Yaaa… bisa dibilang sekarang aku sendirian dan hidup getir. Junsu terpisah dengan appa Alekseev-nya. Kemungkinan appanya masih di Rumania. Jadi dia melakukan sihir, dan jadi sepupuku, jadi anaknya adik appa, sekarang Junsu juga bermarga Kim. Tapi sihir ini Cuma bisa dilakukan terhadap manusia kalau appa dan omma kami di keluarga manusia sebelumnya sudah mati lho, tambah Hyunjoong.
Junsu membalas,soalnya umur kami akan selalu begini, tak bisa bertambah tua lagi.”

May agak sedikit kebingungan, tapi berusaha memahaminya.

“Misalnya aku drakula,” ucap May, “aku menyihir sekali untuk jadi anak Stella dan Junki. Terus karena umurku panjang, Stella dan Junki pasti mati dulu. Jadi setelah mereka mati aku baru bisa ganti keluarga?”
 “Pas. May pintar, puji Hyunjoong.
Stella berujar,aku mau tanyaaaaa…”
“Ya???”
 “Umur kalian sebenarnya berapa?”

Stella bertanya sambil memasang wajah polosnya.

“Aku kira-kira 28 tahun, kalau Junsu 27 tahun. Well, kami begini karena pertumbuhan drakula berhenti di umur 28 tahun. Dan kami bisa hidup hingga 150 tahun kalau tak mati.”
Junki berkomentar,tua.”

Junki sekali lagi ditendang Amelz dari belakang.

“Satu lagi dong…” kata Stella.

May yakin pasti Stella mau tanya pertanyaan aneh lagi.

 “Kalian tidak gigit manusia kan???”

Stella bertanya dengan mata berbinar.

Junsu menjawab,tidak Stella… beberapa klan drakula sudah berhenti minum darah manusia sejak tiga abad yang lalu. Katanya ini ada hubungan dengan manusia apa deh. Nanti aku Tanya sama appa deh. Dia lebih ngerti soalnya.”
 “Kami malah anti cium darah manusia,” tambah Hyunjoong, “karena tidak enak buat kami. Kami Cuma suka makan daging setengah matang, hahah.”
 “Hahahaha…” tawa May, Stella, Amelz dan Junki.
 Junsu menambahkan, oh ya… aku baru saja daftar di kampus ini. Di semester 6 vokal. Aku sudah kenalan dengan teman-teman kalian, Calvin dan Ryeowook.”
“Baguslah Junsu…” kata May.
“Ganti topik yuk,” Stella memandang Hyunjoong dengan tampang memelas, “ke yang lebih ringan. Pesta dansa valentine. Hyunjoong oppa… mau kan pasangan denganku?”
“Ngomong apa kau ini Stella, hardik Hyunjoong, tTentu saja aku pasangan denganmu. Masa aku pasangan dengan Junki?”
 “Penghinaan kejam,” protes Junki.
Junsu berucap,tadinya aku mau mengajakmu lho May. Tapi kata Hyunjoong kau sudah dipesan Youngsaeng.”
“Dipesan? Memang barang?” Tanya May dengan wajah memerah.
“Jadi aku mau cari cewek lain ahhh yang mau pasangan dengan drakula.”
Junki protes,jaaaah… jadi aku sama siapa dong?”
“Berhubung Kimbum tidak bisa diajak, kau bisa denganku,” jawab Amelz, “tapi kau harus minta izin sama Kimbum dulu.”
 “Beneran nih Melz? Asyiiiik, aku bisa ke pesta dansa. Kimbum pasti boleh deh. Dia kan baik.”
 “Tapi kau tidak boleh macam-macam sama aku!”
“Aaaaaw…”

Semua tertawa lepas melihat Amelz yang mencubit Junki lagi. May sudah lama merindukan masa ini. Amelz, perlahan-lahan, dan meskipun masih belum mau ngomong dengan May, sepertinya sudah lebih hangat. May berharap mudah-mudahan semua orang bisa berbahagia seperti mereka… walau sesulit dan seaneh apapun kejadian yang akan datang…

***

No comments:

Post a Comment