Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 18 November 2011

Love's Arrived chapter 7


Love’s Arrived
Chapter 7

Gisela sudah mulai menempati rumah barunya. Rumahnya terdiri dari dua lantai, dua kamar di lantai bawah dan empat kamar di lantai atas. Ada juga kolam renang di halaman belakang rumahnya. Gisela berencana membeli seekor anjing supaya rumahnya ada satpamnya. Rumah David tiga blok di sebelah kiri rumah Gisela. Dia Cuma tinggal berdua dengan mamanya. Mamanya David, yang Gisela seperti artis-artis lainnya memanggil mamanya dengan sebutan Wang Mama, ternyata adalah figur mama yang sangat baik. Setiap kali Gisela melihatnya, Gisela ingat mamanya di Palembang. Wang Mama sangat baik pada Gisela, dia sering menyuruh Gisela makan di rumahnya atau terkadang menyuruh David mengantarkan makanan pada Gisela.

Karena syuting berlangsung nanti malam jam tujuh, Gisela berencana pergi ke rumah LI LIANG hari ini. Tapi Gisela datang untuk mengantarkan makanan dan memberi surprise, jadi dia merahasiakan kedatangannya. Begitu datang, Gisela mengecek ke garasi dan ternyata keempat mobil LI LIANG utuh disana, motor kesayangan Alex juga nangkring disana. Jadi mereka semua di rumah sekarang… Gisela merogoh kunci rumah (yang tidak pernah Gisela kembalikan lagi, sepertinya LI LIANG juga tidak keberatan Gisela punya satu) dan membuka pintu depan. Gisela langsung menuju dapur.

“Wah, Wen Chun, yang seruan, dong!” teriak Alex sambil tertawa.
“Yang seruan gimana? Apa ini kurang seru?” tanya Albert.
“Sepertinya aku perlu turun tangan, nih,” sambar Nathan.
“Hah? Beneran nih, Ming Jun mau ikutan?” tanya Alex tak percaya.
“Sekali-sekali oke lah.”
“Wuaaah! So sexy!” seru Michael yang jarang sekali berteriak.
“Aku jadi seperti kameramen profesional, nih. Lihat-lihat, aku mengambil pose mereka dari banyak sudut,” kata Alex sambil tertawa terbahak.
“Awas deh, kalau hasilnya nggak seru!” kutuk Albert.
“Kalau nggak seru berarti kalian yang dance-nya nggak seru!”

Setelah Gisela meletakkan bungkusan makanan di meja makan, Gisela langsung mengendap menuju kamar Alex, dimana dia dari tadi mencuri dengar dan langsung penasaran apa yang mereka lakukan di dalam. Lagu Ben Cao Gang Mu yang dinyanyikan Jay Zhou diputar keras-keras. Gisela langsung membuka pintu dengan kasar.

“Halo, semua!”

Tapi pemandangan yang dilihat Gisela benar-benar tidak mengenakkan hati. Albert dan Nathan, keduanya hanya memakai (maaf) celana dalam (Albert memakai celana dalam warna putih dan Nathan memakai yang berwarna biru tua), sedang bergaya aneh sekali, tampaknya mereka sedang nge-dance di atas ranjang. Michael duduk di lantai, mengarahkan handycam ke arah mereka. Alex juga memegang handycam yang diarahkan langsung ke objeknya, tapi dia sedang berdiri di samping ranjang, dengan kaki kiri di tepi ranjang dan kaki kanan di lantai. Mereka sempat terdiam selama satu-dua menit sebelum Gisela berteriak.

“Huuuuuuua!!!” teriak Gisela, menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menyadarkan keempat anggota LI LIANG.
“Huuuaa!” teriak Nathan nggak kalah kerasnya.

Albert dan Nathan langsung berlari melewati Gisela, naik ke lantai dua. Michael segera menurunkan handycam-nya dan Alex tertawa terbahak-bahak. Michael berdiri dan menghampiri Gisela, menepuk bahunya.

“Mei-Mei… kok tiba-tiba datang? Kau sih, nggak ketuk pintu dulu,” kata Michael sambil mendengus geli.
“Aku… bawa makanan! Aku pikir mau kasih kalian surprise! Mana tahu kalian di dalam sedang…” Gisela tersendat, masih belum menurukan tangannya, “sedang… Wen Chun ge dan Ming Jun ge sedang…”
“Menari striptease,” Alex yang melanjutkan dengan tenang, “sesungguhnya Wen Chun suka begitu kalau dia sedang nggak ada kerjaan dan lagi kumat. Tapi Ming Jun, dia jarang sekali ikutan.”
“Iya. Entah kenapa, hari ini dia mau nge-dance dan ternyata… fatal, ya. Mei-Mei udah liat semuanya,” ucap Michael.

Michael membimbing Gisela duduk di ranjang setelah Alex menyingkirkan beberapa pakaian dari ranjangnya yang super berantakan. Gisela akhirnya pulih dari shock-nya.

“Sebenarnya, mereka begini Cuma untuk lucu-lucuan.”
“Iya, Mei-Mei. Kau baru tau sedikit aja tentang Wen Chun kalau lagi error.”
“Coba liat, deh…”
“Wah, jangan! Aku nggak mau liat!” seru Gisela, berpaling dari handycam yang disodorkan Alex dan Michael.
“Nggak kenapa-kenapa dan nggak jorok, kok. Ini kan bukan striptease beneran. Ayo lihat, ntar menyesal, loh.”

Alex memutar handycam yang dipegangnya untuk diperlihatkan pada Gisela. Gisela mengintip. Albert dan Nathan tengah nge-dance striptease, lucu dan menggairahkan. Wen Chun ge sih, ada tampang untuk urusan beginian. Tapi kalau Ming Jun ge? Aku benar-benar surprise ternyata Ming Jun ge yang super jaim itu ternyata juga… Gisela mendengus geli.

“Tertawa aja kalau memang mau, Mei-Mei,” goda Michael, tak kuat lagi menahan tawanya.

Akhirnya ketiganya tertawa terbahak. Michael juga menunjukkan hasil rekaman handycam-nya, dari sudut pandang bawah. Alex ngotot videonya lebih bagus dan seharusnya video ini dipasang di situs resmi mereka.

“Jangan… pernah…”

Rupanya Nathan dan Albert sudah muncul dengan pakaian lengkap di depan pintu kamar Alex. Mereka sempat terkejut keduanya sudah muncul, tapi kemudian Alex dan Michael melanjutkan tertawa terbahak.

“Kenapa kalian tunjukkan itu ke Mei-Mei?” tanya Albert tidak senang, tapi sudut matanya menunjukkan dia hampir saja tertawa.
“Daripada dia penasaran,” jawab Alex dengan tampang innocent yang nggak innocent sama sekali.
“Tapi… tapi lucu beneran, kok… lucu…” ungkap Gisela, mulai tertawa lagi.

Akhirnya mereka berlima mengerumuni handycam Alex dan Michael, saling memberi komentar dan tertawa terbahak. Gisela senang sekali bisa mendapatkan kesempatan langka ini. Tak lama kemudian mereka berlima makan siang. Setelah makan, Albert menyusul Michael ke kamar Albert di lantai dua, sedangkan Alex masih sibuk dengan makanannya. Gisela membereskan piring-piring dan mencucinya. Nathan datang kepadanya dengan membawa setumpuk piring lagi.

“Mei-Mei, zui jin zen me yang? (belakangan gimana?)” tanya Nathan, meletakkan piring di bak pencucian.
“Hai hao (masih baik). Agak capek sih syuting, tapi nggak masalah, soalnya aku punya teman-teman seru seperti ge ge.”
“Gimana hubunganmu dengan Xiang Chen?”

Nathan membisikkan pertanyaan terakhir ini tepat di telinga Gisela. Gisela menjatuhkan piring yang tengah dicucinya.

“Mei-Mei!”

Nathan panik, Alex datang dengan tergopoh-gopoh.

“Mei-Mei, kau kenapa?” tanya Alex, terkejut melihat piring sudah pecah.
“A… aku… nggak kenapa-kenapa,” jawab Gisela, wajahnya pucat.
“Ming Jun sih, kau pasti ngapa-ngapain Mei-Mei.”
“Hei! Aku nggak…” sendat Nathan.
“ADUH!” keluh Gisela.

Gisela berusaha membereskan piring yang pecah, tapi malah melukai tangannya. Jari-jarinya meneteskan darah. Keduanya kembali panik.

“Aduh Mei-Mei, kan aku bisa beresin, jangan kamu,” kata Alex, menyingkirkan tangan Gisela dari piring.
“Nah, Xiang Chen, tolong ya dibereskan dulu. Aku mau obati tangan Mei-Mei,” pinta Nathan, menarik pergelangan tangan Gisela.

Mereka naik ke kamar Nathan. Nathan segera mengeluarkan kotak P3K dan mengobati luka-luka Gisela.

“Kok sampai segitunya, sih? Aku kan Cuma tanya hubunganmu dengan Xiang Chen.”
“Tapi… tapi…” sendat Gisela.
“Kau penasaran darimana aku tahu perasaanmu? Yang pasti, nggak begitu terlihat dari sikapmu ke dia, kok. Malah kupikir, di antara kami berempat, kau paling dekat dengan aku dan Xiao Wei,” jelas Nathan panjang, membubuhkan obat ke jari-jari Gisela, “aku baca chattingmu dengan Xiao Li waktu itu.”
“Kapan?”
“Beberapa kali sebelum kau pindah. Ingat? Kali pertama adalah waktu aku mengantarkan sup Zhou Mama. Lalu beberapa kali lagi.”
“Lho? Tapi kan… aku dan Xiao Li ngomongnya pakai bahasa Indonesia? Aduh!”
“Oh, dui bu qi… hen tong, ma? (sakit, ya?)”

Nathan meniup jari-jari Gisela. Tapi kan… kita nggak boleh begini… Gisela menarik tangannya sedikit, tapi rupanya Nathan menyadarinya.

“Mei-Mei, aku tulus menganggapmu adikku, lho. Sekali lagi, aku tahu semua perasaanmu ke Xiang Chen. Dengar, aku ngerti bahasa Indonesia. Jadi aku tahu papamu menentangmu menjadi artis. Aku tahu semuanya.”
“Kenapa ge ge ngerti bahasa Indonesia?”
Nenekku, mama dari pihak mama adalah orang Indonesia juga. Lagian, aku selalu berlibur setahun sekali di Bali. Nah, bahasa Indonesia-ku tetap lancar. Jadi, aku tanya, gimana hubunganmu dengan Xiang Chen?” tanya Nathan, kembali membubuhkan obat.
Jadi… selama ini Ming Jun ge selalu berusaha mendekatkan aku dengannya… termasuk urusan belajar mobil? Dan selama ini ge ge juga pura-pura nggak ngerti bahasa Indonesia.
Sorry, sedikit penipuan, supaya aku bisa tahu tentangmu lebih banyak. Dan yap, aku Cuma membantu sedikit.
Sebenarnya, Xiang Chen ge udah lama berteman denganku lewat chatting. Cuma, dia pakai nama samaran Albert dan aku pakai nama Ela. Beberapa malam yang lalu kami ketemuan,” jelas Gisela, “aku terkejut sekali. Tapi dia bilang dia juga senang ternyata Ela adalah aku.
Baguslah kalau begitu, Mei-Mei,” kata Nathan, membalut jari-jari Gisela.

Sebenarnya… Ming Jun ge kan akrab dengan Xiang Chen ge… gimana kalau aku tanya, pernah nggak Xiang Chen ge membicarakan aku… mungkin nggak dia suka aku… ah, nggak mungkin. Aku nggak boleh berharap begitu… begini aja, aku udah sangat bahagia.

Xiang Chen itu jaim sekali. Sulit bagi kita langsung tahu perasaannya hanya dari sikapnya aja. Tapi yang pasti… dia agak sedikit berbeda denganmu.
Berbeda?

Nathan mengangguk dan tersenyum.

Bolehkah…
Kau berharap?

Sepertinya Nathan bisa membaca pikiran Gisela. Tapi saat itu juga, pintu kamar dibuka dengan kasar oleh Alex. Wajahnya masih panik dan pucat.

“Aku udah selesai mengobati Mei-Mei dan dia kukembalikan padamu.”
“Jangan bercanda!” hardik Alex, “Mei-Mei… sepertinya latihan mobil kita batal hari ini. Aku takut jarimu sakit lagi kalau harus pegang setir.”
“Eh… jangan! Aku… aku pikir…” sendat Gisela, “aku pengen coba bawa mobil lagi hari ini.”
“Hah? Kau serius, Mei-Mei?”
“Kan… kata ge ge, kalau aku nggak berani, sampai kapanpun aku nggak akan pernah bisa, kan?”
“Pintar, Mei-Mei. Nah, ayo kita pergi sekarang.”
“Sekarang?”
“Iya, supaya kita punya waktu yang panjang.”

Alex menarik pergelangan tangan Gisela. Nathan tersenyum dan mengedipkan matanya pada Gisela.

“Nanti malam sebelum syuting, kami jemput!” pesan Nathan.

Gisela tersenyum melihat sosok Alex yang menggandengnya. Aku… boleh berharap…

******

Seusai syuting, Michael menculik Gisela ke dalam mobilnya.

“Kita mau kemana, Xiao Wei?” tanya Gisela.
“Ke tempat yang indah,” jawab Michael misterius.

Michael membawanya keluar jauh dari Taipei, kira-kira sudah setengah jam perjalanan dari lokasi syuting mereka di pusat kota. Setelah memasuki padang luas, Michael menghentikan mobilnya.

“Ayo turun. Lihat, danaunya indah, kan?”

Gisela melihat pemandangan danau yang indah dan tenang di hadapannya.

“Kalau pagi hari, pemandangannya pasti lebih indah, kan?”
“Yap. Besok pagi kita syuting jam enam. Maksudku, mau nggak kita bermalam di sini, jadi besok kita langsung ke lokasi syuting?”
“Di sini?”
“Ada penginapan di dekat danau. Aku udah beberapa kali menginap di sana.”

Gisela mendongak ke langit-langit. Bulan purnama bulat sempurna, bintangpun sangat banyak menghiasi langit yang hitam pekat.

“Mau menikmati bintang? Tunggu sebentar!”

Michael menuju mobilnya lagi dan kemudian kembali dengan segulung tikar. Dia merebahkan tikar itu di rerumputan.

“Berbaring adalah cara yang paling oke.”

Michael berbaring di tikar itu dan Gisela ikut berbaring di sampingnya. Gisela menoleh dan melihat wajah Michael yang damai diterangi cahaya bulan dan bintang. Gisela tersenyum. Xiang Chen ge dan Xiao Wei adalah dua sosok yang bertolak belakang… tapi dua-duanya baik… tapi Xiao Wei lebih lembut… hah! Apa yang kulakukan? Kenapa aku membandingkan mereka berdua? Aku ini picik sekali!

“Kenapa? Sudah ngantuk?’
“Oh, nggak. Xiao Wei… tahu tentang rasi bintang?”
“Of course. Coba lihat yang itu…”

******

Gisela dan Michael menguap kompakan begitu sampai di lokasi syuting. David menghampiri keduanya.

“Hei, kok kompakan tampangnya kusut?” tanya David, menyenggol Michael.

Rupanya Michael rapuh, dia nyaris jatuh dan oleng ke arah Gisela yang langsung menangkapnya.

“Oh, dui bu qi, Mei-Mei,” sesal Michael, memperbaiki posisinya, “Ming-Ming, sih. Yah, aku agak ngantuk.”

Mereka berdua kemarin tertidur di tikar dan Gisela sempat merasa tidak enak begitu tahu posisi tidurnya. Entah sejak kapan, dia tertidur di tangan Michael yang direntangkannya. Gisela minta maaf puluhan kali, tapi Michael tidak marah.

“Nanti kena marah Mr. Dao. Kalian berdua cuci muka aja, deh.”

Keduanya baru akan menuju kamar mandi saat Nathan berlari dari kejauhan dengan tergesa-gesa. Dia tampak fresh sekali, sepertinya tidak terganggu dengan tidurnya. Pagi itu dia mengenakan jaket dan celana training.

“Lihat… ini…” pintanya sambil menyodorkan majalah, sedikit terengah.

David menyambar majalah yang disodorkan Nathan, sementara Gisela dan Michael berdiri di kanan-kirinya untuk ikut membaca. Ada foto berwarna Gisela di bawah judul, dengan insert gambar kecil fotonya sedang tertidur bersama Michael. Sepertinya foto itu diambil semalam.

GISELA MAI: GADIS POPULER DI ANTARA PARA SAHABAT

Sepertinya judul di atas tidak terlalu berlebihan. Beberapa wartawan menangkap kedekatan Gisela Mai, artis imut asal Indonesia yang meniti karir di Taiwan dengan LI LIANG dan David Wang. Hampir setiap pagi, para wartawan melihat Nathan Lin dan Gisela berolahraga pagi. Sementara itu, Albert Zhang tampak begitu akrab dengan Gisela. Albert kerap bercanda dengannya dan terkadang memeluknya. Begitu juga dengan David, yang sekarang menjadi tetangga baru Gisela. Gisela sering makan siang ataupun makan malam di rumahnya David. Wang Mama, ibu David, tampak sangat senang setiap kali Gisela datang berkunjung. Alex Zhou juga tampak akrab dengan Gisela setelah beberapa fans mengaku melihat mereka makan berdua di salah satu restoran Jepang dekat lokasi syuting Gisela beberapa malam yang lalu.
Informasi paling fresh adalah mengenai kedekatan Gisela dengan Michael Wu, personil termuda LI LIANG. Semalam, wartawan kami menangkap dan memberikan bukti bahwa keduanya tidur bersama di kawasan danau yang dulunya sering didatangi Michael seorang diri. Mereka tampak sangat mesra setelah semalaman menatap keindahan langit, lalu tertidur dengan posisi yang sangat mesra (lihat insert gambar). Berarti Gisela telah menjadi malaikat baru, tidak hanya kepada salah satu personil dari boy band terkenal LI LIANG atau David Wang sendiri, melainkan bagi semuanya. Apakah semua ini berdampak baik, ataukah buruk?
FANS SETUJU HUBUNGAN NATHAN LIN DENGAN GISELA MAI
Sementara itu, menanggapi gosip ini lewat polling internet di situs kami, fans loyal Nathan Lin mengaku setuju Gisela Mai menjadi pasangan artis idola mereka.
“Gisela adalah artis yang sangat imut dan ramah,” imbuh salah seorang fans, “kami rela Nathan punya pendamping sebaik dia.”
Satu pernyataan itu sepertinya cukup untuk mewakilkan hasil polling yang menunjukkan 91% setuju mereka berhubungan, sementara sisanya memilih menolak. Wartawan kami kini berusaha menghubungi Famous Production, rumah produksi tempat Gisela dan Nathan bernaung, untuk mengkonfirmasi semua gosip yang beredar.

Gisela yang kurang menangkap beberapa karakter mandarin, bertanya pada David yang menjelaskannya dengan sabar. Michael menyambar sedikit saat David sulit menjelaskan, karena Michael lancar ber-bahasa Inggris. Setelah tahu semuanya, Gisela langsung pucat dan panik.

“Tapi… ini… kenapa?” tanya Gisela, tak tahu kalimat mana yang sebaiknya dia pilih.
“Biasa, Mei-Mei,” jawab David, “wartawan kalau lagi nggak ada bahan berita pasti akan membuat gosip-gosip tentang kita di headline.”
“Tapi…”
“Mei-Mei nggak pernah menghadapi gosip, sih,” sambar Michael, suaranya masih kedengaran serak.
“Ini foto beneran atau editan, sih?” tanya David, bersama Nathan meneliti gambar Gisela dan Michael.
“Itu beneran. Kami memang di danau kemarin. Kami keasyikan, jadi ketiduran, deh.”

Nathan memicingkan matanya, menatap Gisela dan Michael. Dia menatap Gisela cukup lama.

“Kalian pacaran, ya?” tanya Nathan, tepat sasaran, tanpa basa-basi.
“Nggak!” jawab Gisela dan Michael, rupanya kompakan.

Michael menoleh dan tersenyum sejenak kepada Gisela.

“Yakin deh, telepon pasti nggak berhenti berdering di studio. Apalagi teleponnya Shu ge dan Yan jie.”
“Yang pasti, aku nggak mau pakai konferensi pers untuk menjelaskan gosip terhadapku juga,” tegas David, “ini gosip miring yang nggak perlu penjelasan. Ribet.”
“Yakin nih, nggak ada yang pacaran dengan Mei-Mei di antara kalian berdua?” Michael gantian bertanya pada David dan Nathan.
“Ya enggak lah, Xiao Wei. Aku malah curiga kau yang…”

Gisela melotot tak senang pada David yang langsung terdiam.

“Udah… aku telepon Shu ge dan Yan jie sekarang, minta mereka atasi semuanya, deh,” kata Nathan sambil menjauh.

Gisela menyusulnya. Nathan menelepon Mr. Shu dan mengkonfirmasi segala gosip. Mr. Shu rupanya sudah membaca majalah itu dan mengatakan semuanya akan dibereskan olehnya.

“Ming Jun ge…” panggil Gisela ragu.
“Ehm? Kenapa, Mei-Mei?”
“Aku… dan Xiao Wei… kami benar-benar nggak sengaja…”
“Tunggu sebentar.”

Nathan memandang wajah Gisela yang tampak khawatir.

“Aku tahu. Kau takut Xiang Chen berpikiran yang nggak-nggak, ya? Mudah-mudahan nggak, deh,” kata Nathan, “sepertinya Xiang Chen bukan tipe yang cemburuan.”

Gisela mendesah lega.

“Tapi kalau dia memang suka padamu… aku nggak tahu, ya. Soalnya, Xiang Chen selama ini belum pernah benar-benar menyukai seseorang, sih.”
“Kalau… dia jadi benci aku…”
“Jangan bodoh. Tenang saja, kan ada aku.”

2 comments:

  1. omg.....ga nyangka nathan bs b.indo....

    lanjut jie ke cerita berikutnya ^_^

    ReplyDelete
  2. neneknya Nathan orang Indo ^^

    ReplyDelete