Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Wednesday, 23 November 2011

(When Our Dreams Come True) I'm Young But I Know What True Love Is chapter 5


When Our Dreams Come True
I’m Young but I Know what True Love is
Chapter 5

Ri Na ke sekolah. Dia berniat ke bagian tata usaha segera setelah dia meletakkan tas dan barang bawaannya di bangkunya yang biasa di kelas 1-D. tapi dia kaget waktu melihat Julie udah duduk di bangku di sebelahnya, seperti biasa. Julie tampak sehat. Ri Na bergegas menghampirinya.

Ri Na: ”Julie ya~ kemana kau selama ini? Gak menghidupkan handphone?”
Julie: ”Ri Na. Bogoshipo.” ^^
Ri Na: ”Kalo kangen kan kau tinggal datang ke sekolah. Dasar aneh.”

Ri Na membongkar tasnya dan mengeluarkan setumpuk kertas pada Julie.

Ri Na: ”Catatan dan latihan pelajaran selama kau gak masuk. Untukmu.”
Julie: ”Oh Ri Na.... gomawo...” ^^
Ri Na: ”Rencananya aku mau nanya alamatmu ke sekolah dan pulang ini mau ke rumahmu sambil kasih catatan ini. Aku gak tau rumahmu sih.”
Julie: ”Kapan2 aku ajak kau ke rumah yah?”
Ri Na: ”Siiip.”

Melihat Julie ceria, Ri Na memberanikan diri menyampaikan maksudnya.

Ri Na: ”Julie ya~ kau udah menyerah soal appa-ku?”

Julie tersenyum.

Julie: ”Menyerah? Siapa bilang? Aku akan mendapatkan hati appa-mu. Aku udah menyiapkan berbagai taktik.”
Ri Na: ”Aku takut appa-ku tetap gak akan menerimamu.”
Julie: ”Sekarang aku mau nanya. Apakah kau mendukungku?”

Ri Na memandang Julie. Julie adalah teman baiknya. Julie cukup terampil dalam urusan mengerjakan pekerjaan rumah. Julie cantik. Sifat Julie dewasa. Kalo appa mau... kenapa aku gak setuju... pikir Ri Na.

Ri Na: ”Aku mendukung koq. Asal aku gak perlu memanggilmu omma.”
Julie: ”Kalo begitu aku akan lebih berusaha.”

***

Seperti biasa lagi, jam pulang Teukie gak sama dengan Jiro. Jiro udah masuk apartemen Ri Na pada jam satu dini hari. Ri Na menungguinya karena besok hari minggu, gak mengharuskan Ri Na bangun pagi. Jiro pulang dengan tampang cape, rambut jabrixnya gak rapi. Dia langsung mengenyakkan diri di sofa, tepat di samping Ri Na. Ri Na memijat bahu Jiro.

Jiro: ”Aku bisa gila...”

Suaranya terdengar serak. Ri Na mengangsurkan segelas air jahe hangat pada Jiro. Jiro langsung meminumnya dan merasa suaranya membaik lagi.

Jiro: ”Kau tau apa yang terjadi tadi, Ri Na?”
Ri Na: ”Oppa dan appa sibuk?”
Jiro: ”Bukan Cuma itu. Lee ahjussi dapat asisten baru.”
Ri Na: ”Bukannya itu bagus?”
Jiro: ”Asistennya itu Julie! Julie menipu MOST Entertainment dengan pemalsuan KTP entah dari mana... jadi di KTP itu umurnya 20 taon! Dan dia berpenampilan sangat dewasa! MOST menerimanya sebagai asisten Lee ahjussi!”
Ri Na: ”Omona!!! Jadi itu taktik barunya?”
Jiro: ”Kau gak bisa membuatnya menyerah?”
Ri Na: ”Kurasa itu gak mungkin. Keliatannya Julie sangat semangat.”
Jiro: (menepuk dahinya cukup keras) ”Aku gak mau taulah...”

***

Teukie memandangi Julie yang bekerja part-time sebagai asistennya. Julie selalu datang ke kantor MOST Entertainment selepas jam dua setiap harinya, dengan dalih kalo pagi hari dia kuliah. Padahal dia masih sekolah. Teukie mengakui, semenjak ada Julie, pekerjaannya selesai dua kali lebih cepat. Gak ada yang curiga Julie masih 13 taon, karena kerjanya yang tangkas dan wajahnya yang cantik-dewasa-alami. Gak ada yang tau bagaimana Julie bisa memalsukan make-up seperti itu. Julie juga bisa mengendalikan sikap liar Jiro yang kadang2 muncul, jadi Teukie gak perlu menasehati Jiro sepanjang hari. Jujur ajah Teukie benar2 tertolong. Tapi dia merasa gak enakan, dia gak bisa membalas cinta Julie.

Teukie: ”Julie ya~ duduklah sebentar. Kau bisa sakit kalo begitu terus.”

Julie menuruti Teukie dengan duduk di sofa kantor bersamanya, setelah memastikan file2 kegiatan Jiro tersusun rapi di rak.

Teukie: ”Aku gak tau bagaimana membalas kebaikanmu padaku.”
Julie: ”Gak perlu membalasnya, oppa. Aku melakukannya dengan sukarela koq. Lagian aku digaji.”
Teukie: ”Tapi Julie...”
Julie: ”Yomnyo maseyo.” ^^

***

Malam Valentine. Kebetulan hari ini Teukie ada rapat di MOST, gak tau jam berapa selesainya. Untuk menghindari keramaian, Ri Na berencana mengadakan acara malam valentine di apartemen Jiro. Dia telah memesan makan malam dan menatanya dengan rapi di meja makan apartemen Jiro. Dia sudah mengontak Jiro dan menyuruhnya pulang lebih cepat. Jiro membuka pintu apartemennya.

Jiro: ”Ri Na?”

Apartemen Jiro gelap. Tapi begitu dia membuka lampu, dia melihat Ri Na duduk menunggunya di meja makan yang udah ditata apik oleh Ri Na. Dua piring steak udah disajikan di piring, ada gelas berisi wine, juga botol wine-nya. Ri Na menoleh dan tersenyum pada Jiro. Ri Na memakai gaun semi-formal berwarna merah yang diberikan Jiro. Jiro mengedipkan matanya, memandang Ri Na gak percaya. Ri Na cantik sekali. Seakan telah tumbuh lebih cepat 3 taon, meski hanya dengan make-up tipis. Jiro mengakui tubuh Ri Na mulai mekar, gak seperti pertama dia melihat Ri Na yang seperti papan cucian. Ri Na makan banyak dan naik beberapa kg belakangan ini, meski gak terlalu gemuk. Ri Na berdiri dan menyambut Jiro.

Ri Na: ”Mau berapa lama berdiri disitu?”

Jiro mengejapkan matanya dan berusaha mengumpulkan kembali roh2nya yang gak tau udah pada terbang kemana. Jiro menarik tangan kanannya dari balik punggungnya dan menyerahkan seikat mawar merah pada Ri Na.

Jiro: ”Happy valentine’s day.” ^^

Jiro menutup pintu dan melihat Ri Na tersenyum senang menerima mawar itu. Mawar dan Ri Na yang cantik.... sungguh sempurna. Belum lagi single-nya merajai dua tangga lagu terkenal di stasiun TV terkenal Korea, hari ini benar2 membuuat Jiro senang. Dia benar2 ingin mencium Ri Na. Tapi Ri Na meletakkan telapak tangannya tepat di wajah Jiro, menahannya untuk maju lebih dekat.

Ri Na: ”Ayo makan, oppa. Daripada makanannya keburu dingin.”

Jiro kecewa, namun dia menuruti saran Ri Na untuk makan. Keduanya makan dengan senang. Untuk kesempatan ini, Jiro mengizinkan Ri Na minum segelas wine, gak lebih. Akhirnya mereka menyelesaikan makan malam dengan gembira.

Ri Na: ”Ayo duduk sini oppa.”

Ri Na mengajak Jiro ke balkon di belakang apartemen Jiro. Ri Na rupanya udah duduk di sofa yang sengaja diletakkan Jiro di balkon itu. Jiro duduk di sampingnya. Langit Seoul sangat bersahabat malam itu. Langit cerah dan ribuan bintang bertaburan di langit sana. Sungguh romantis.

Ri Na: ”Menjuarai MBC Music Core dan SBS Inkigayo sekaligus. Oppa benar2 hebat.”
Jiro: (merasa bangga) ”Hahah... kalo gitu aku pantas dapat hadiah.”
Ri Na: ”Ye. Coba kupikir. Makan malam tadi adalah hadiah valentine. Kalo hadiah untuk memenangkan tangga lagu ini... hmm...”

Ri Na memegang pipi Jiro dengan kedua tangannya dan menarik wajahnya mendekat. Ri Na mencium Jiro tanpa aba2, membuat Jiro shock bukan kepalang. Ada yang berbeda pada ciuman Ri Na... pikir Jiro. Terlalu banyak kemajuan. Padahal sebelumnya Ri Na sama sekali gak bisa ciuman. Tapi kali ini dia bisa mengimbangi ciuman Jiro. Keduanya berciuman dalam diam, hanya suara kecupan yang terdengar, sementara Jiro memeluk Ri Na sangat erat. Jantung keduanya berdebar hebat. Jiro menghentikan ciumannya.

Jiro: ”Ri Na... kalo begini terus... kita benar2 bisa...”
Ri Na: ”Kalo dengan Jiro oppa... aku rela koq...” ^^

Jiro gak tau harus berbuat apa lagi melihat senyum Ri Na yang begitu manis. Jiro kembali mencium Ri Na dan Ri Na membalas ciuman Jiro juga. Kali ini Jiro menciumi leher Ri Na. Ri Na diam ajah dan membiarkan Jiro menciuminya.

Teukie: ”Jiro! Ri Na! Temani aku makan malam!”

Jiro dan Ri Na kaget waktu pintu menjeblak terbuka dan suara Teukie terdengar. Dengan serabutan, keduanya muncul dari balkon.

Teukie: ”Ooooh.... kalian lagi menikmati bintang rupanya. Ide bagus. Aku bawa pizza. Kita makan bareng. Aku kelaparan banget.”

Jiro dan Ri Na saling berpandangan, mengecek masing2 apakah penampilan mereka masih rapi. Tapi rupanya mereka benar2 masih rapi, jadi Teukie gak curiga. Teukie berjalan melewati mereka sambil membawa sebungkus pizza. Akhirnya Jiro dan Ri Na bertukar senyum.

Jiro: ”Yuk Ri Na...”

***

Untuk yang kedua kalinya Teukie sakit selama tiga bulan menjadi manajer Jiro. Tapi gak seperti waktu dulu Teukie sakit, Jiro terpaksa gak melakukan kegiatan apa2, tapi sekarang Jiro tetap beraktivitas karena tugas2 Teukie digantikan Julie. Julie bahkan sempat datang pagi2 ke apartemen Ri Na untuk memasakkan makanan sebelum berangkat bersama Jiro. Ri Na menyajikan masakan Julie pada Teukie.

Ri Na: ”Appa... Julie baik banget yah.”
Teukie: ”Ye. Dia berusaha keras banget.”
Ri Na: ”Dan dia berhasil berpenampilan dewasa begitu. Hebat juga gak ada yang mencurigai identitas asli dia.”

Teukie mengangguk sambil makan lauk2 masakan Julie yang enak.

Ri Na: ”Appa... kupikir apa gak sebaiknya appa menerima Julie?”
Teukie: ”Ottoke?”
Ri Na: ”Bukan karena kasian sih. Tapi... terserah appa. Jangan menahan diri untuk gak mencintai yah. Bagaimanapun omma... udah gak ada. Ri Na rasa omma gak akan keberatan kalo appa punya pasangan baru sekarang. Itu wajar, appa.”

Teukie terdiam. Dia bukannya gak suka Julie... tapi Julie masih terlalu muda...

***

Jiro baru ajah sampai gedung MOST. Semenjak sakit, mood Teukie kelihatannya bagus sekali. Kerjasamanya dengan Julie sangat kompak, dan membuat Jiro semangat bekerja juga, meski jadwalnya makin lama makin padat. Ketika naik ke lantai empat tempat kantor Teukie, Julie dan dia berada, dia melihat sosok Ha Ri keluar dari salah satu ruangan.

Jiro: ”A ne... ada yang mau kusampaikan pada Ha Ri noona.”

Jiro baru akan memanggil Ha Ri ketika melihat Ha Ri berjalan menjauh menuju tangga darurat.

Jiro: ”Ngapain ke tangga darurat? Jalan biasa kan ada?”

Jiro mengikuti gerak-gerik Ha Ri yang mencurigakan dalam jarak yang gak diketahui Ha Ri. Ha Ri masuk ke ruangan di dekat tangga darurat. Jiro gak berani mengikuti Ha Ri kesana karena bisa2 Jiro tertangkap membuntutinya. Jiro naik ke pertengahan tangga menuju lantai lima, mengintip dan menunggu Ha Ri keluar lagi. Setau Jiro ruangan yang dimasuki Ha Ri itu gudang. Jadi ngapain manajer masuk gudang? Pintu ruangan 4 dibuka. Julie keluar dari sana. Jiro mengamati Julie yang turun tergesa lewat tangga darurat. Nah.... Julie juga aneh... ngapain turun lewat tangga darurat.... tanya Jiro dalam hatinya. Sedetik kemudian, Ha Ri keluar dari gudang dengan pot bunga. Pot bunga.... tanya Jiro heran. Ha Ri tampaknya membuntuti Julie. Jiro mengikuti Ha Ri. Lalu Ha Ri berhenti di pertengahan anak tangga menuju lantai tiga, Julie berada tepat di pertengahan anak tangga menuju lantai dua. Tepat satu lantai di bawah Ha Ri. Otak Jiro berpikir cepat. Pot bunga.... penguntitan.... Ha Ri dan Julie.... ah! Ha Ri menjatuhkan pot bunga itu melalui sela2 pegangan tangga, pot itu jatuh tepat ke kepala Julie. Tanpa sempat berteriak, Julie ambruk. Ha Ri berbalik untuk lari dari TKP.

Ha Ri: ”Gak ada yang tau dia pingsan disana. Itu akan memberikan cukup pelajaran untuknya.”

Tapi Ha Ri kaget waktu melihat sosok Jiro beberapa anak tangga di atasnya.

Jiro: ”Aku tau dan aku melihat perbuatanmu, noona.”
Ha Ri: ”Ji...ro...?”
Jiro: ”Mwo?”
Ha Ri: ”Kau.... gak akan.... melaporkanku kan?”
Jiro: ”Kenapa kau lakukan perbuatan kotor seperti itu? Gimana kalo Julie sampai mati? Apa kau baru puas, noona?”
Ha Ri: ”Aku... benci padanya! Dia begitu akrab dengan Teuk, tapi Teuk gak sudi dekat denganku!”
Jiro: ”Kurasa Lee ahjussi punya insting yang bagus untuk gak dekat2 denganmu. Kau mengecewakan, noona. Dan asal kau tau, Julie yang kau serang itu adalah calon omma-ku.”

Ha Ri masih mencerna kata2 Jiro waktu Jiro berteriak.

Jiro: ”Tolong! Julie dicelakai di tangga darurat!”

Mendengar suara merdu dan keras Jiro, orang2 keluar dari dalam ruangan, termasuk Teukie. Ha Ri kelabakan dan dalam usahanya melarikan diri, dia mendorong Jiro. Namun Teukie sigap, menahan Jiro dengan tangan kirinya dan menangkap tangan Ha Ri dengan tangan kanannya.

Teukie: ”Mau kemana kau, Ha Ri?”
Jiro: ”Lee ahjussi! Dia menjatuhkan pot bunga ke Julie!”
Teukie: ”Julie?”
Jiro: (menunjuk tangga darurat dengan kalut) ”Julie... dia berdarah!”

Orang2 berlarian menuruni tangga darurat.

Teukie: (melotot pada Ha Ri) ”Apa benar kata2 Jiro itu, Ha Ri?”
Ha Ri: ”Tapi Teuk...”
Teukie: ”Pantas... aku curiga padamu... kenapa belakangan ini kau suka mondar-mandir di tangga darurat.... rupanya kau mengecek waktu2 Julie. Kau mengecek kapan dia sendirian dan menjalani rutinitasnya ke toilet. Kenapa kau begini kejam?”
Ha Ri: ”Aku iri padanya! Dia akrab denganmu, sedangkan aku gak!”
Teukie: ”Kau tau gak kenapa? Itu semua karena aku mencintai Julie, dan aku membencimu!”

Baik Ha Ri maupun Jiro, terbelalak mendengar kata2 Teukie.

***

Ri Na: ”Omona!!! Appa benar2 ngomong gitu?”
Jiro: ”Shhh.... kau berteriak di rumah sakit!”

Ri Na membekap mulutnya sendiri. Dia dan Jiro sekarang ada di rumah sakit, tepatnya di bangku di ruang tunggu rumah sakit. Mereka menunggui Julie sadar. Setelah diperiksa, dokter memastikan keadaan Julie gak berbahaya, dia Cuma pingsan dan belum sadar. Darah yang mengalir juga gak terlalu banyak, juga keadaan tubuh Julie yang kuat membuatnya gak mengalami sesuatu yang kritis. Teukie menungguinya di kamar. Jiro baru ajah menceritakan ’pernyataan cinta’ Teukie pada Ri Na.

Ri Na: ”Bukankah umur mereka berselisih 21 taon?”
Jiro: ”Yah, tapi appa-mu jatuh cinta pada Julie kan?”
Ri Na: ”Omona.... aku benar2 akan punya omma yang seumuran denganku...”
J+R: =.=”
Jiro: ”Bukankah kau mau liat appa-mu bahagia?”
Ri Na: ”Lebih dari itu. Aku juga mau Julie bahagia.”
Jiro: ”Jadi semua ini fair kan?”
Ri Na: ”Sangat fair kurasa.”

Jiro dan Ri Na tertawa bersama.

***

No comments:

Post a Comment