Brand New It’s Magic
Chapter 8 part 2
Ryeowook berteriak, berbalik melompat menuju hantu-hantu, “aku tidak akan membunuh Hyunjoong hyung!!!”
Hyunjoong dan Junsu berpandangan sejenak dan tersenyum, melompat untuk membantu Ryeowook.
***
“Kalian tak sendirian!” seru May.
Mengerikan memang… hantu, zombie, kelelawar, dan tiga drakula… mengerikan kalau Hyunjoong dan Junsu melawan semua itu hanya berdua. Tapi dengan adanya Element Warriors, May yakin mereka akan selamat…
“Dragon Bow!”
Kimbum berteriak, “Honor Bow!”
“Pemakai pedang akan maju… Dawn Sword!” putus Amelz.
Rin berteriak, “Luna Bow!”
“Baik, spesialisku adalah telekinetic,” ucap Stella, mulai melempar benda-benda apapun yang terlihat dengan gerakan matanya.
Annie berseru, “Silver Chain!”
“Demon Magic Stick!” teriak Julie.
Amelz dan Annie langsung terjun untuk membunuh para zombie. Kimbum dan Rin sudah May letakkan dengan aman di atas atap, disana mereka bisa menembaki hantu. Stella dan Julie menembaki kelelawar dari bawah. May melayang, menembaki apa saja yang terlihat, sekalian dia anggap latihan memakai Dragon Bow.
Drakula mengancam, “kau akan mati, Feodosiy.”
“Tapi kenapa sekarang aku belum juga mati ya?” Tanya Ryeowook.
May menoleh untuk melihat siapa yang bicara. Dalam kelebatan kecepatan senjata, May tidak sadar kalau ada tiga drakula yang menjadi kawan mereka. Dan Elder Sword itu dipegang oleh… Ryeowook.
May melesatkan dua anak panah, “Ryeowook?”
“Eh hai May… sorry sudah membuatmu penasaran,” sesal Ryeowook.
“Jadi selama ini kau yang… menyelamatkan kami?”
“Kalau bukan aku ya… Hyunjoong hyung. Gomawo May, sudah datang malam ini.”
“Tidak… aku yang harus berterimakasih karena kau telah mengambil kembali Wind Crystal-ku.”
“Ayo, kita selesaikan ini.”
***
Dengan kelincahan dan agresivitas Patrick Lavrenty, semua pelindung Rotislav musnah, dan kini Rotislav tersudut, Patrick mengarahkan anak panahnya ke dadanya. Dia tak lagi tersenyum, matanya berkilat mengerikan dan auranya mengancam.
Patrick mengancam, “kembalikan cincinnya.”
“Bunuh saja aku!” perintah Rotislav.
“As u wish.”
Tapi Rotislav berhasil menghindar dari beberapa kali tembakan Frost Bow Patrick. Akhirnya Patrick melakukan Teleport langsung ke samping Rotislav dan mengacungkan Frost Dagger (pedang pendek kecil, semua pemakai panah memiliki ini, diikat di pinggang mereka) ke leher Rotislav.
“Kembalikan dan akan kuampuni keluarga Rotislav.”
Dengan panic, Rotislav mengeluarkan cincin I.F dari saku jubahnya. Patrick mengantongi cincin itu.
“Pergi, dan jangan pernah berulah lagi. Kalau aku tau, aku tidak akan mengampunimu lagi.”
Rotislav berjalan pergi. Saat itu Patrick sudah menghilangkan kembali senjatanya, dan tengah bersiap untuk menemui Ivan. Tapi saat itu juga Rotislav berbalik dan mengacungkan pedangnya ke dada Patrick. Patrick tidak siap, pedang itu menusuk dada Patrick.
Patrick berseru, “aaargh!”
“Mati kau… Lavrenty!” sumpah Rotislav.
“Kau… memang… licik…”
“Racunnya akan menyebar ke tubuhmu. Kau… akan mati… secepatnya…”
Rotislav musnah jadi abu. Patrick telah menusuknya dengan Frost Dagger. Sementara itu, darah hitam kehijauan mengucur dari luka Patrick.
“Si… sial…”
***
Mereka akan memenangkan pertempuran ini. May meyakini itu.
Drakula bertanya, “kalian… akan menang? Bagaimana kalau mereka juga mati?”
May menoleh ke belakang. Ada dua drakula berdiri di atas pohon, dan satu lagi hantu melayang tak jauh darinya. Kedua drakula itu mencekik… Kyujong dan Jiro. Dan hantu itu membawa… Youngsaeng.
“Lepaskan Jiro ge, Kyujong oppa, juga oppaku!” perintah Amelz.
“Menyerahlah atau mereka mati.”
Junki memanggil, “May…”
Di bawah May, Junki berlari sambil dikejar kerumunan kelelawar.
“Begini beres, kan?” Tanya Ryeowook, menyabetkan Elder Sword ke kerumunan kelelawar.
“Gomawo. Eh… kau Ryeowook kan? Ah… yang penting sekarang… aku melihat di Propechy kalau aku bakal ditangkap, makanya aku sempat menghindar. Tapi aku terlambat memperingatkan Jiro ge, Kyujong hyung dan Youngsaeng hyung.”
Annie berujar, “tidak apa-apa, Junki oppa, yang penting oppa selamat.”
“Menyerahlah! Ato mereka mati!!!” ancam si drakula.
Jiro mengeluh, “sa…kiiiiit…”
Kyujong dan Jiro sungguh kasihan… tidak bisa melihat siapa yang tengah menyekap mereka. May tau apa yang harus dia lakukan.
May bertanya, “kalau aku menyerahkan diri, kalian akan melepaskan mereka?”
“May!!!” seru semuanya.
Drakula menawar, “plus Prince Lavrenty.”
“Baiklah. Ditambah aku,” setuju Hyunjoong, menghilangkan Double Sword.
Stella mencegah, “tidak boleh, oppa…”
Bagi May tidak ada jalan lain. Dia akan mengorbankan apapun untuk keselamatan Youngsaeng.
“Kubilang… jangan… mengancam kami… dengan cara picik… seperti itu!!!” seru Amelz marah.
May menoleh dan kaget. Ada api berkobar di sekitar badan Amelz saat Amelz mengacungkan Dawn Sword ke arah para sandera. May heran kenapa Amelz tidak maju, tapi sedetik kemudian, May mengerti.
Drakula dan Hantu yang memegangi sandera, “aaaarh!”
Mereka terpental dari tubuh sandera-sanderanya. Youngsaeng sigap dan langsung menarik tangan Jiro dan Kyujong.
“Yang tadi itu… apa?” Tanya Julie sambil menyambut Jiro.
Junsu berkata, “kupikir itu… Attacking Shield! Fire Warrior telah mengingat kembali kekuatannya yang lain. Perisai tidak terlihat akan melindungi seseorang dalam waktu tertentu, perisai itu juga bisa melukai orang-orang yang akan menyakiti mereka! Sangat bagus.”
“Sekarang waktunya pesta kan?” Tanya Rin, melesatkan anak panah Luna Bow dengan senang.
“Tentu saja…”
Junsu maju dan menyabetkan Justice Sword dengan senang.
Kyujong bertanya, “a… apa ini?”
“Rahasia kami,” jawab May, “dan sekarang oppa jadi bagian dari rahasia kami.”
“Aku… baru tau kalau pertempuran mengerikan sekali. Kalian melawan apa sih?” Tanya Jiro.
Hyunjoong menjawab, “drakula. Hantu. Zombie. Kelelawar. Yang pasti kau tidak bakal suka melihatnya, Jiro.”
“Iiiiih amit2…” kata Kyujong.
Junki berkata, “ehm… yang menangkap hyung dan gege tadi malahan drakula loh…”
Jiro dan Kyujong dibuat pucat oleh kata-kata Junki.
“Oh ya… Hyunjoong, Junsu dan… Ryeowook itu drakula loh…” ucap Youngsaeng.
Jiro dan Kyujong menjadi makin pucat.
Amelz menghardik, “jangan goda Jiro ge dan Kyujong oppa dong… Junki dan Youngsaeng oppa…”
“Aku tidak bermaksud loh Amelz… Eh? Amelz ngapain?”
“Pakai hypnotize. Jadi apa jadinya kalau hantu-hantu melawan zombie?”
May turun ke tanah dan melihat perbuatan Amelz. Para hantu mencekik zombie yang melawan. Sungguh lucu.
May memuji, “kuakui yang ini kreatif, Amelz.”
“Kalau yang ini gimana?” Tanya Stella.
Stella rupanya sudah menjadikan beberapa ekor kelelawar sebagai ‘senjata’ telekinetic-nya untuk melawan sesama kelelawar mereka sendiri.
Amelz setuju, “waaah… asyik pastinya.”
Setelah membunuh drakula terakhir, Ryeowook ikut tertawa bersama mereka. Hanya Jiro dan Kyujong yang mungkin terlalu shock yang tidak ikut tertawa.
“Dimana sih lucunya?” Tanya Jiro sewot.
Annie berujar, “akan tau kalau gege sudah bisa melihat. Ya… kalau gege Warriors’ Helper juga. Heaven’s Mirror… Clear up!!!”
Semua hantu dan zombie telah disedot Heaven’s Mirror. Dan mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah Hyunjoong malam itu, sekalian menjelaskan keadaan pada Jiro dan Kyujong. Kebetulan Jiro pernah dapat preview dari Julie, jadi dia tidak banyak Tanya. Beda dengan Kyujong yang dibuat pusing dengan penjelasan mereka.
“Yang waktu itu mau kita kasih tau Kyujong tidak ya?” Tanya Hyunjoong.
Junsu balik bertanya, “yang tentang Clara?”
“Apa yang tentang Clara???” Kyujong ikut bertanya.
Junki berucap, “oh ya… pikiran Kyujong hyung terpaksa dimodifikasi waktu itu. Kejadian malam Valentine juga gara-gara hantu-hantu pengganggu ini.”
“Tapi selain itu Junki, ada sesuatu tentang Clara juga,” koreksi Hyunjoong.
Youngsaeng menolak, “jangan ah, Hyunjoong dan Junsu…”
“Iya… kasihan Clara…” setuju Julie.
Kyujong bertanya, “apaan sih??? Penasaran tau!!!”
“Itu… malam itu hyung melindungi Clara dari serangan zombie sampai hyung terluka, sudah disembuhkan Julie tentu saja, kalau tidak hyung bakal mati,” jelas Junsu, “makanya Clara jadi terharu.”
“Clara kira kau mati. Dia jadi ngomong ngawur. Dia bilang lebih baik dia yang mati, bukan kau. Dia bilang dia belum sempat mengutarakan perasaannya sama kau,” lanjut Hyunjoong.
Kyujong terharu, “Clara… dia baik …”
Sementara Hyunjoong dan Junsu meledek Kyujong, May dan Element Warriors ngobrol dengan Ryeowook.
“Ryeowook… jadi gimana cincinmu?” Tanya May.
Ryeowook mengedikkan bahunya, “entahlah… tapi sepertinya Rotislav tidak membunuhku.”
“Mungkin dia mati?” harap Amelz.
“Aku juga berharap.”
Stella mendorong dada Ryeowook, “kau buat kami penasaran saja, Ryeowook! Koq tidak bilang-bilang kami dari dulu!”
“Aduuuuh…”
“Hah? Kenapa? Duuuuh… maafin aku Ryeowook…”
“Apa kau disakiti lagi, Ryeowook?” Tanya Hyunjoong.
Ryeowook tertawa, “hahah… bukan-bukan… ini, luka pedang Mike, masih berbekas…”
“Oh, yang luka itu,” ucap Julie, “gimana kalau aku kasih Heal lagi?”
“Julie benar. Heal juga bisa jadi penyembuhan bertahap. Mungkin kali ini akan lebih sembuh dari sebelumnya, Ryeowook,” setuju Junsu.
Ryeowook mengiyakan, “ah… baiklah.”
“Ahhh… untung Chun menginap di rumah Aaron,” kata Youngsaeng, “jangan-jangan dia bisa ditangkap seperti aku tadi.”
“Chun di rumah Aaron? Calvin juga,” ucap Kyujong.
May mendesah lega, “untung deh mereka tak kenapa-kenapa.”
“Huuuahm… Ngantuk dan… capeeee…” Stella menguap.
May menoleh ke Stella di sampingnya. Rupanya Stella sudah menjatuhkan kepalanya ke bahunya.
“Stella… ini sih salah…”
Youngsaeng memindahkan kepala Stella perlahan dari bahu May ke bahu Hyunjoong, “he-eh. Harusnya begini…”
“Oiiii!” protes Hyunjoong, wajahnya memerah.
“Sekali-sekali buat Stella senang dong, Hyunjoong!”
“Kalian iseng siiih…”
“May, kita jalan-jalan keluar yuk.”
May berdeham, “ehm…”
“Jiro, aku ajak May kencan sekarang, boleh ya?”
“Kemana tengah malam begini?” Tanya Jiro, “jangan-jangan kau mau ajak dia ke hotel!”
“Kami mau terbang saja…”
“Ya sudah. Ntar pulang yah.”
“Byeee semua…” pamit May.
Amelz menggoda, “asyik tuh yang kencan…”
***
No comments:
Post a Comment