Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 13 January 2012

(When Our Dreams Come True) The Unfulfilled Promises chapter 8


When Our Dreams Come True
The Unfulfilled Promises
Chapter 8

Stella: “Huuuuuuuuuaaaaaaa!! Mugung dan Jun Ki jahat!!!!” ><
Jun Ki: “Loh, Stel… kupikir kau udah merelakan kami.”
Stella: “Belum. Kalian berdua pada saat yang sama meninggalkanku. Kalian kejam!!”

Jun Ki dan Mugung saling bertukar pandang dan tersenyum tipis. Mereka bertiga, dengan keluarga panti Jun Ki dan kelurga Mugung tengah berada di airport. Stella ngambek seperti anak kecil XDD

Mugung: “Stella… kita masih bisa berhubungan lewat webcam ato video call kan?”
Jun Ki: “Lagian masih ada teman2 yang lain juga.”
Stella: “Yang satu mau jadi artis, yang satu mau ikut pacarnya, aku harus gimana??” ><
Mugung: “Ehm… Stella, kami janji kami gak akan melupakanmu.”
Jun Ki: “Ye. Kau kan sahabat kami.”
Stella: (manyun) “Cinca?”
J+M: “Cinca…”

Jun Ki dan Mugung mengaitkan jari kelingking mereka ke jari kelingking Stella. Setelah itu Stella tersenyum dan ketiganya tertawa.

Mugung: “Kami akan mengabarimu.”
Jun Ki: “Jaga diri baik2.”

Stella melepas kepergian Mugung yang akan menuju Singapore dan Jun Ki yang akan menuju Tokyo. Demi cita2, satu persatu sahabatnya meninggalkannya. Tapi Stella menguatkan diri untuk belajar giat. Dan kalo bisa, menyusul Jun Ki, suatu hari nanti…

***

Dua setengah jam kemudian. Pesawat yang ditumpangi Jun Ki mendarat di Narita airport. Setelah mengambil bagasinya, Jun Ki mengecek para penjemput, mencari-cari papan namanya. Kang ahjussi sekarang sibuk, gak bisa menjemputnya langsung. Tapi Kang ahjussi telah mengutus seseorang untuk menjemput Jun Ki. Jun Ki melihat namanya, yang ditulis dalam Hangul. Seorang ahjussi yang mengangkat papan namanya. Jun Ki menghampirinya.

Jun Ki: “Ahjussi? Choui irumun Lee Jun Ki imnida.”
Je Sang: “Park Je Sang imnida. Ayo Jun Ki, ahjussi akan membawamu langsung ke rumah yang disiapkan Ji Mun hyung.”
Jun Ki: “Apa rumah itu jauh?”
Je Sang: “Setidaknya gak jauh dari sekolah dan perusahaan agensimu nanti.”
Jun Ki: “Kamsahamnida, Park ahjussi.”

Jun Ki duduk di kursi depan di samping Park ahjussi yang membawa mobil Mitsubishi mini. Jun Ki sibuk mengamati Tokyo yang indah, sementara Park ahjussi mengenalkan berbagai tempat yang dilihat Jun Ki. Tiba2 Jun Ki teringat untuk mengabari kedua sahabatnya. Mungkin Mugung belum sampai Singapore, tapi setidaknya SMS akan masuk waktu Mugung membuka hapenya… Jun Ki mengaktifkan hapenya. Dan sebuah SMS masuk.

[From: Stella sweetie]

Jun Ki… apa kau udah sampai? Aku khawatir sekali. Cepat telepon aku begitu kau sampai! Berapapun mahalnya, telepon! ><

Jun Ki tersenyum melihat SMS Stella.

Je Sang: “Pacar? Aah… anak2 SMP sekarang semua udah punya pacar.”
Jun Ki: “Anio. Dia sahabatku.” ^^
Je Sang: “Tapi melihatmu begitu senang, ahjussi berani bertaruh kalian akan segera pacaran.”
Jun Ki: “Aku…”

Tiba2 dari arah tikungan, datang sebuah mobil yang berkecepatan tinggi. Park ahjussi kaget dan membanting setir ke kanan. Park ahjussi gak melihat tiang lampu yang menjulang tinggi di sisi kanan mereka…

***

Mugung: “Aigoooooooo!!!”

Aaron menoleh cemas pada Mugung yang baru masuk ke mobil dari pintu penumpang di samping sopir. Aaron baru menjemput Mugung dari airport.

Aaron: “Zhen me la?” (kenapa?)

Mugung menunjukkan jempolnya yang membengkak.

Mugung: “Kelupaan kalo tanganku masih di pintu. Aku tutup pintunya tadi.” T.T
Aaron: “Aigo… terjepit!”

Aaron langsung panik dan mencari-cari kotak P3K di mobilnya dan mengobati jempol Mugung yang sebesar flash disc XDDD

Mugung: “Aneh.”
Aaron: “Apanya?” (berkonsentrasi pada jempol kanan Mugung)
Mugung: “Belum ada SMS dari Jun Ki. Harusnya dia sampai lebih dulu kan?” (mengotak-atik hape dengan tangan kiri)
Aaron: “Tunggulah. Mungkin dia sibuk dengan barang2nya. Ato malah sibuk lihat pemandangan.”
Mugung: “Ahh kau benar. Aigo, jangan kuat2!”
Aaron: “Mianhae…” ><

***

Stella: “Jiu ming a…” (tolong…)

Lao Ou merasa mendengar sesuatu dari arah kolam renang. Begitu dia mendekati kolam renang, betapa terkejutnya dia melihat Stella tampak setengah tenggelam. Lao Ou mendekati tepian kolam dan menjangkau tangan Stella. Stella berhasil ditarik keluar kolam dan terbatuk. Banyak air keluar dari mulutnya.

Lao Ou: “Kenapa, xiao jie? Biasanya xiao jie jago berenang.”
Stella: “Tiba2 kakiku kram.” ><

Lao Ou langsung memijat kaki Stella.

Lao Ou: “Mungkin xiao jie menunggu telepon dari Jun Ki shao ye?”
Stella: “Ahh mungkin juga. Kurang ajar si Jun Ki, dia belum meneleponku!”
Lao Ou: “Tunggulah sebentar, xiao jie. Lao Ou yakin shao ye gak akan lupa menelepon xiao jie.”

Meski begitu, Stella terus memandangi layar Samsungnya dengan cemas.

***

Ji Mun: “Dokter, bagaimana keadaannya?”

Kang ahjussi berbicara bahasa Jepang dengan lancar dengan seorang dokter di kamar ICU rumah sakit. Di kamar ini terbaring Jun Ki, ada benjolan besar di dahinya karena terbentur, bercak2 darah juga masih tampak di hidungnya, juga ada benjolan kecil di belakang kepalanya. Park ahjussi pingsan, tapi dia hanya mengalami luka2 ringan. Mobil mereka menabrak tiang di sebelah kanan jalan, dan saat mobil itu banting setir ke kanan, beberapa senti lagi tiang itu akan mengenai tempat duduk Jun Ki. Syukurlah Jun Ki terlepas dari maut itu, namun Jun Ki yang saat itu belum memakai sabuk pengaman, kepalanya menabrak kaca depan dan kepala belakangnya menabrak tiang yang nyaris merenggut nyawa mudanya. Sekarang dia belum sadarkan diri, koma, di ICU.

Dokter: “Sungguh beruntung nasibnya. Daya juangnya luar biasa. Dia mengalami koma, tapi setidaknya dia tidak mati. Kita akan menunggunya sadar untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada otaknya.”
Kang ahjussi: “Arigato, dokter.”
Dokter: “Ya. Jaga artismu baik2.”

Kang ahjussi memandang cemas pada wajah Jun Ki yang pucat.

***

Mugung: “Anyong Stella…”
Stella: “Mugung!”
Mugung: “Mian aku baru sempat mengontakmu malam ini. Aku benar2 sibuk.”

Stella memandangi wajah Mugung dari layar hapenya. Mugung gak keliatan capek karena sibuk.

Stella: “Sibuk pacaran?”
Mugung: *blush* “Ini…” (mengangkat jempolnya)
Stella: “Aigo! Kenapa jempolmu?”
Mugung: “Terjepit pintu. Audi Ya Lun mau makan korban. Mentang2 mobil itu baru tiga bulan dibeli!” (bersungut-sungut)
Stella: “Kau aneh, Mugung. Tapi ngomong2 soal aneh… tadi sore aku tiba2 kram waktu berenang. Untung Lao Ou menyelamatkanku. Aneh kan kalo aku tenggelam?”
Mugung: “Hahahahahaha… itu akan jadi aib.”
Stella: “Awas kalo kau kasih tau Jun… ahh! Apa Jun Ki menghubungimu?”
Mugung: “Anio. Aku mau tanya itu juga. Apa dia menghubungimu?”
Stella: “Anio. Hapenya gak aktif.”
Mugung: “Aku udah kirim email padanya. Mudah2an dia membalas.”
Stella: “Kalo terhubung, kubunuh dia!”
Mugung: “Ye. Aku yakin kau akan membunuhnya. Berani2nya dia membuat kita khawatir.”

Namun Stella tidak bisa tidur malam itu. dia penasaran… apa yang terjadi pada Jun Ki?

***

Satu minggu kemudian. Jun Ki membuka matanya. Dia mencoba mengingat… apa yang terjadi?

Ji Mun: “Jun Ki, akhirnya kau sadar.”
Jun Ki: “Kau siapa?”
Ji Mun: “Dokter, apa Jun Ki hilang ingatan?”
Dokter: “Aku akan membawanya pemeriksaan otak. Kau coba tanya dulu padanya, tentang dia.”
Ji Mun: “Kau ingat namamu?”
Jun Ki: “Lee Jun Ki.”
Ji Mun: “Dimana dan kapan kau lahir?”
Jun Ki: “Tokyo, 17 April 1984.”
Ji Mun: “Siapa aku?”
Jun Ki: “Aku gak tau.”
Ji Mun: “Ada yang aneh. Nama dan tanggal lahir benar, tapi kota kelahiran salah. Padahal dia bicara Hangul begini lancar.”
Dokter: “Ini bisa dinamakan kehilangan ingatan sementara. Kau bisa membantunya untuk mengembalikan ingatannya perlahan-lahan.”

***

Dua hari berlalu lagi. Kang ahjussi coba membantu Jun Ki mengingat masa lalunya. Tapi dia merasa sedih melihat Jun Ki tersiksa dan kesakitan saat berusaha mengingat sesuatu. Akhirnya Kang ahjussi mengalihkan Jun Ki dengan sekolah, belajar bahasa Jepang dan akting. Ternyata semua itu lebih menarik menurut Jun Ki dan Jun Ki menghindar bila Kang ahjussi mencoba membantunya mengingat masa lalunya lagi.

Dokter: “Ini hasil pemeriksaan lab.”

Dokter menyodorkan berkas2 pada Kang ahjussi. Keduanya ada di kantor sang dokter di salah satu ruangan di rumah sakit.

Dokter: “Benar dia kehilangan beberapa bagian dari ingatannya. Berdasarkan penjelasanmu, sepertinya dia lupa dia pernah tinggal di Seoul, jadi semua kenangan disana, kemungkinan dilupakannya.”
Ji Mun: “Jadi apa yang harus kita lakukan?”
Dokter: “Aku akan memberimu resep. Pastikan dia meminum obatnya. Itu akan membantunya perlahan-lahan ingat kembali. Tentu juga butuh bantuanmu, supaya kau terus memberinya shock therapy tentang masa lalunya.”
Ji Mun: “Ya. Aku akan membantunya.”
Dokter: “Dan satu lagi… ah… aku tidak tau apakah layak memberitahumu atau tidak.”
Ji Mun: “Ada apa?”
Dokter: “Dia…”

***

Dua tahun telah berlalu. Stella telah naik ke kelas 2 SMP. Sudah dua tahun dia sekelas dengan Yong Hee dan Sang Hee. Stella merasa waktu berjalan begitu cepat, tapi sekaligus menyisakan ruang kosong di hatinya. Stella putus kontak dengan Jun Ki, Mugung, dan Aaron sekaligus. Stella udah berusaha menghubungi mereka lewat email, tapi tetap gak mendapat kabar dari mereka. Stella menjadi murung, ato bahkan lebih murung lagi dari dulu. Yong Hee dan Sang Hee gak berhasil menghiburnya. Mereka bertiga mencari tau tentang Jun Ki, namun gak ada satu kabarpun tentang Jun Ki yang mereka dapat.

Stella: “Jun Ki… bogoshipo…”

***

Ji Mun: “Ya! Cut!”

Jun Ki tersenyum pada Kang ahjussi dan menghampirinya. Kang ahjussi menepuk punggung Jun Ki dengan bangga.

Ji Mun: “Jun Ki, bagus! Ini akan jadi serial debutmu. Walau sebagai cameo, aktingmu sangat alami dan bagus!”
Jun Ki: “Gomawo, ahjussi.”

Tiba2 kepala Jun Ki berdenyut dan dia meringis.

Ji Mun: “Duduk Jun Ki, jangan sampai kau lelah. Dan makan obatnya.”

Kang ahjussi mengeluarkan tiga macam obat dari tas punggung Jun Ki. Jun Ki mengernyit sebelum menelan obat2 itu.

Jun Ki: “Ahjussi, apa benar obat2 ini untuk menyembuhkan sakit kepalaku?”
Ji Mun: “Tentu ajah!”
Jun Ki: “Tapi setiap kali abiz makan obat ini, kepalaku malah tambah sakit.”
Ji Mun: “Ahjussi gak akan mencelakaimu, Jun Ki.”

Jun Ki tersenyum masam. Dan efek obat itu mulai terasa lagi. Kepalanya sakit, dan ada kelebatan2 bayangan di kepalanya. Tawa ceria anak2… suara anak cewek… Jun Ki memejamkan matanya dan mencengkeram kepalanya.

Jun Ki: “Aku ingat!”

Kang ahjussi kaget.

Ji Mun: “Apa yang kau ingat?”
Jun Ki: “Aku yatim piatu kan? Aku… aku ingin mencari sosok orangtuaku! Itulah sebabnya aku mau jadi artis!”
Ji Mun: “Lalu apa lagi yang kau ingat? Ingat tempat tinggalmu? Ato kenapa kau gak punya orangtua?”
Jun Ki: “Aku gak tau… aku gak tau!!!!”
Ji Mun: “Jangan memaksakan dirimu, Jun Ki. Bersabarlah…”

***

No comments:

Post a Comment