Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Tuesday, 31 January 2012

My Death Angel chapter 1

Special Story for Kyuhyun's Birthday


My Death Angel
Chapter 1

Hwang Minra baru saja pulang dari kampusnya. Dia menggerutu sambil berjalan kaki pulang. Tadinya dia tidak pernah berniat untuk mengambil mata kuliah di malam hari, tapi berhubung ada perubahan jam kerjanya di café Handel & Gretel yang tadinya Jumat-Sabtu-Minggu malam menjadi pagi, sedangkan di pagi hari Jumat, Minra harus mengikuti mata kuliah yang penting, dia terpaksa mengambilnya di malam hari. Jujur saja, baginya bekerja di café itu dan kuliah sama pentingnya. Wajar saja, Minra hidup sendirian di Seoul setelah memperoleh beasiswa di jurusan arsitektur Seoul University. Tadinya Minra dan keluarganya hidup di pulau Jeju, tapi setelah mendapatkan beasiswa ini, Minra tidak ragu lagi berkelana di ibukota Negara Korea ini. Segalanya terasa lancar pada awalnya, tak lama setelah Minra hidup di Seoul, dia bekerja di café Handel & Gretel (yang memberinya pendapatan lumayan), juga memperoleh nilai kuliah yang baik pada tahun pertama dan keduanya di Seoul. Tapi segala kelancaran itu terhenti di awal tahun ketiganya berkuliah… atau tepatnya, sejak empat bulan yang lalu. Ya… sejak empat bulan yang lalu, hingga sekarang.

Minra merapatkan jaketnya, menggerutu karena cuaca yang masih juga dingin di Seoul. Seketika pandangannya terhenti pada sosok hitam yang duduk di atas atap sebuah bus station. Sosok hitam bersayap. Sudah tidak ada lagi perasaan merinding saat Minra melihat sosok itu, yang tersisa hanyalah rasa benci luar biasa. Tidak pernah ada kejadian baik setiap Minra bertemu dengannya. Dan pastilah juga begitu sekarang. Sosok itu membaca sesuatu di buku hitamnya dan ketika dia tidak lagi membacanya, buku itu menghilang dengan sendirinya. Sebagai ganti buku itu, muncul sebuah tombak panjang bermatakan bulan sabit perak di tangannya. Minra gemetar dan mundur selangkah saat melihatnya terbang ke tengah jalan, berdiri tegak di atas sebuah bus yang melaju kencang… seakan sosoknya tidak tergoyahkan oleh desiran angin dan kecepatan bus itu… Minra ingin berteriak, tapi tak ada teriakan yang keluar dari kerongkongannya… ketika sosok itu mengayunkan tombaknya, bus itu seakan kehilangan keseimbangan dan melaju menuju bus station yang penuh orang. Seakan melihat sebuah film diputar, Minra melihat orang-orang berlari dari bus station itu… yang ternyata sedetik kemudian… bus itu menabrak bus station. Minra mendengar teriakan memilukan menusuk telinganya, dia terjatuh lemas di tempatnya berdiri sekarang, kini jatuh berlutut… melihat sosok hitam itu melambaikan tangannya dan membiarkan roh-roh putih transparan memasuki sebuah lubang hitam di langit. Tapi tidak ada yang memperhatikan apa yang Minra lihat, atau kenapa Minra menangis, karena mereka sibuk mengerumuni tempat terjadinya kecelakaan… sosok-sosok berdarah yang sudah tidak bernyawa lagi itu… tangisan… teriakan… Minra memandang sosok hitam itu dengan kebencian yang bahkan tidak pernah dia rasakan terhadap apapun yang ada di dunia ini… Seakan sosok itu tau dia sedang diperhatikan Minra, dia terbang dan berhenti di depan Minra.

“Kau… kenapa… kau… melakukan itu?” tanya Minra, suaranya bergetar penuh kebencian dan ketakutan.
“Ini tugasku,” jawabnya singkat.
“KENAPA AKU HARUS BISA MELIHATMU MELAKUKAN PERBUATAN SEPERTI ITU? KENAPA KEMANAPUN AKU PERGI, AKU HARUS BERTEMU DENGANMU?”
“Aku tidak tau.”
“Pergilah… PERGILAH!”

Dan sosok hitam itu menghilang dalam sekejap dari pandangan Minra yang masih tidak sanggup berdiri dari keterpurukannya… dia menyesali nasibnya… mempertanyakan KENAPA dia harus melihat sosok itu… kurang lebih empat bulan yang lalu adalah pertemuan pertama mereka…

***

Minra baru saja menyelesaikan shift malamnya di Handel & Gretel dan berjalan kelelahan menuju stasiun MRT terdekat. Minra berpapasan dengan banyak orang yang berjalan searah maupun berlawanan arah dengannya. Yang menarik perhatian Minra adalah keluarga kecil yang terdiri dari empat orang; sepasang suami istri dengan sepasang anak mereka yang usia mereka tidak lebih dari 10 tahun, yang berjalan berlawanan arah dengannya. Suara tawa ceria mereka terdengar jelas di tengah kasak-kusuk orang-orang. Otomatis, senyum terukir di wajah Minra, tertular keceriaan mereka. Tapi Minra seketika tersentak. Mata Minra terpaku pada sesosok pria yang berjalan di belakang rombongan mereka. Pria itu memiliki rambut hitam yang tebal, bola mata yang juga hitam kelam, kontras dengan kulit wajahnya yang putih cemerlang, memakai kemeja lengan panjang berwarna hitam, membawa tombak bulan sabit perak dan… bersayap hitam. Minra mengedipkan matanya, berharap dia salah lihat, ataupun berharap pria itu adalah peserta pesta kostum. Minra berusaha memperhatikan sekitarnya, tapi rasanya tidak ada seorangpun yang peduli pada sosok aneh pria itu, bahkan keluarga itu tidak merasa risih pria itu berjalan begitu dekat di belakang mereka. Pandangan Minra bertemu dengan bola mata hitam kelam pria itu, dan untuk pertama kalinya di dunia ini, Minra merasa pandangan pria itu begitu dingin, misterius dan… membunuh. Minra mulai menghentikan langkahnya, tubuhnya gemetar dari atas sampai ke bawah… keluarga bahagia itu berjalan semakin dekat… pria itu melambaikan tongkatnya seakan menusuk si kepala keluarga…

“Aaaaaaah!” teriak Minra.

Tidak ada darah… hanya saja… kepala keluarga itu tiba-tiba terjatuh berlutut sambil mencengkeram kepalanya, seolah kepalanya menderita sakit yang teramat sangat. Banyak orang menghampiri keluarga itu untuk menolong sang kepala keluarga, tapi tidak lama setelah itu sang kepala keluarga terbujur di pangkuan istrinya dengan wajah sepucat kertas. Mata Minra terbelalak melihat sosok putih transparan yang jelas adalah sang kepala keluarga berdiri di sebelah si pria berpakaian hitam. Ketika untuk kedua kalinya si pria melambaikan tombaknya, muncul lubang hitam di langit dan sosok si kepala keluarga melayang menuju lubang itu yang segera menutup. Melihat si pria misterius berjalan menjauh, Minra berusaha mengumpulkan keberaniannya, berdiri dan mengejar sosoknya. Rasanya sosok itu berjalan cepat sekali, Minra melalui banyak lorong kecil dan mengira sudah kehilangan sosoknya ketika akhirnya dia melihat punggungnya di ujung lorong buntu yang gelap.

“Kau… siapa? Kenapa kau membunuh?” tanya Minra, suaranya bergetar.
“Aku tidak membunuh. Aku hanya menjemput jiwanya yang sudah seharusnya pergi saat itu,” jawabnya dengan suara yang dingin dan tenang.

Pria itu berbalik menghadap Minra dan maju selangkah mendekati Minra. Kini Minra bisa melihat dengan jelas wajah pria itu… terlalu tampan… sekaligus terlalu dingin… makhluk apakah dia ini?

“Apa maksudmu dengan menjemput?”
“Aku sedikit penasaran… hanya satu dari seratus manusia yang bisa melihat sosok seperti kami ini. Apakah kau adalah manusia special itu?”
“Aku tidak special.”
“Dari sosokmu, memang terlihat tidak special,” tukas si pria.

Minra merasa panas. Apa makhluk aneh di depannya ini sedang mengajaknya bertengkar?

“Siapa kau ini?” tanya Minra sekali lagi.
“Menjemput jiwa yang seharusnya menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Itulah tugasku,” jawabnya lagi, masih setenang sebelumnya.
“Kau… malaikat… pencabut nyawa?”
“Death Angel… kami-kami ini.”
“Kami-kami… kalian… ada banyak?”
“Tentu saja. Tidak mungkin kan aku sendirian saja bekerja menjemput jiwa-jiwa di dunia ini. Aku hanya bertugas di daerah tertentu.”
“Kenapa… aku harus melihatmu? Kau bilang… tidak semua manusia bisa melihat… yang sejenis kalian?”
“Aku tidak tau soal itu. Tapi kurasa kau akan sering melihatku setelah ini,” ujar si Death Angel, “aku cukup sibuk dan sering berkeliaran.”
“Tidak… aku tidak ingin melihatmu! Kau makhluk hina yang menghancurkan kebahagiaan orang!” jerit Minra.

Death Angel itu memicingkan matanya.

“Kau tidak mengerti. Tidak ada sesosok makhlukpun yang bisa menghindari kematiannya…” wanti Death Angel, “tidak ada… dan aku hanya melaksanakan apa yang sudah tertulis.”
“Aku membencimu, Death Angel,” jerit Minra.
“Dan aku tidak berharap kau mencintaiku, Hwang Minra.”

***

“Apa kau yakin kau bisa menggantikan kami menjaganya?” tanya Jongjin.

Minra mengangguk mantap, “hanya kalau kalian cukup mempercayaiku, oppa.”

“Hmm… baiklah, merepotkanmu, Minra. Kami hanya akan merepotkanmu malam ini saja,” ujar Jongwoon, “kau bisa tutup cafenya jam 11 nanti.”
“Siap, oppa.”
“Kalau begitu kami pergi dulu. Gomawo, Minra.”
“Sampai bertemu besok, oppa.”

Minra melambai pada sosok Jongwoon dan Jongjin yang keluar dari café. Biasanya café ini dijaga mereka berdua bersama orangtua mereka, tapi hari ini, Minra menggantikan mereka berempat. Ayah dan ibu kedua bersaudara itu sekarang sedang berlibur di kampung halaman mereka, sedangkan Jongjin dan Jongwoon harus pergi menonton drama musical sahabat terdekat mereka, Kim Ryeowook, malam ini. Tentu saja Minra tidak keberatan menjaga café ini karena toh dia tidak sendirian. Sepuluh pelayan yang berkeliaran cukup bisa membantu kesibukannya mengatasi ledakan pengunjung. Café ini tidak pernah sepi karena selain factor pemilik (baca: Jongwoon dan Jongjin) yang tampan dan bisa menarik perhatian para gadis, juga harga murah dan menu yang lezat yang bisa dipilih para konsumen. Tiba-tiba saja, ketika Minra sedang memperhatikan kondisi café dari balik mesin kasirnya, sekelebat bayangan si Death Angel muncul di pikirannya.

“Kenapa aku jadi memikirkannya?” gerutu Minra.

Sudah seminggu lebih Minra tidak melihatnya, padahal dulunya setiap setidaknya dua hari sekali, Minra bisa melihatnya, atau kalau dia sedang benar-benar sial, sehari bahkan bisa bertemu dua-tiga kali.

“Padahal katanya dia sibuk… ah, biarkan saja. Itu tandanya tidak ada yang mati di sekitarku dan aku bersyukur karenanya.”

Lamunan Minra terpecah ketika sesosok gadis berdiri di hadapannya. Sosoknya menjulang tinggi di hadapan Minra, dan dia cantik.

“Aku ingin bertemu dengan Jongwoon,” ucapnya, suaranya tidak terdengar ramah.
“Permisi, dengan siapakah aku bicara? Jongwoon oppa saat ini tidak di café.”
“Kemana dia pergi?”
“Maaf, oppa memintaku untuk tidak memberitau siapapun dimana dia sekarang. Tapi jika Anda meninggalkan pesan, akan kusampaikan padanya besok.”
“Kau memanggilnya oppa? Kau… apa hubunganmu dengannya?” tanya si gadis cantik.
“Oh Agassi, jangan salah paham. Aku hanya bekerja cukup lama disini, kami tidak memiliki hubungan apa-apa.”
“Kau… Hwang Minra, kan?” tanyanya lagi.
“Ah… eh? Ya…” jawab Minra gagap, “itu… benar, aku.”

Minra memperhatikan, kini tidak hanya suara si gadis yang tidak ramah, ekspresinya juga… Minra heran, apa salahnya sebenarnya?

“Aku benci kau, Minra,” ujarnya dingin.

Minra kaget, tapi lebih kaget lagi ketika tiba-tiba sosok Death Angel muncul di balik punggung gadis itu, mengayunkan tombaknya dengan wajahnya yang datar dan dingin. Minra belum sempat terpekik ketika seorang gadis lain tiba-tiba menerobos masuk café dan menabrak punggung gadis di hadapan Minra…

“Aaaaaaah!” teriak si gadis jangkung.

Gadis di hadapan Minra langsung ambruk ke meja kasir, sedangkan Minra bisa melihat gadis yang menabrak gadis jangkung tadi kini memegang pisau yang berlumuran darah…

“Akhirnya kau mati juga, Kim Naseul… aku… sudah lama ingin melakukan ini padamu… dan akhirnya aku melihat kau bersimbah darah juga… pasti rasanya menyenangkan, iya kan? Hahaha…” tawa si gadis, histeris.

Melihat darah yang menetes dan bau anyir yang menyeruak di indra penciuman Minra, sosok tertawa si gadis pembunuh menjadi kabur di hadapan Minra, dia merasa badannya lemas dan dia pasti akan jatuh ke lantai café yang keras… tapi wajah terakhir yang dilihatnya adalah wajah si Death Angel yang begitu dekat dengannya, dan Minra tidak merasakan kerasnya lantai café…

***

7 comments:

  1. CERITA APA INI?!!!
    BIKIN DEG2AN AJA! ORZ.
    maapkan capslock saya yg gak sopan yah @_________@
    tapi sumpah ini cerita beda dari yang biasanya. lol

    gak ada roman2nya... apa belum? lols.
    kaget aja bacanya...
    biasanya disuguhin cewek-cowok saling memadu kasih(?) tiba2 disuguhin bau anyir. orz.

    kkkkk~
    tp seru! XD
    lanjutkaannnss beib! panggil aku lagi kalau sudah diupdate~ akan kubuat perhitungan pada si death angel! rofl.

    btw, apa ini genrenya nanti berubah ke angst? apa minra bisa jatuh cintrong sama si death angel? apa nanti death angel berubah jadi cupid karena minra? D:

    kkkkk
    lanjuts! XD

    -- haedictatorr --

    ReplyDelete
  2. cara orang2 nya meninggal ngeri2 deh eon ;______;

    eh tp ppalliii yg chapter 2!! ><

    -kimchitong-

    ReplyDelete
  3. Eonni, sejak kapan tertarik NC 17 untuk kekerasan? :O

    buset si Kyu pake baju item2, ga panas apa? Hahaha :D

    Btw, aku awalnya mikir anak SuJu bakal jadi Death Angel semua disini, ntra greetingnya mereka jadi, "We are Death Angel's Super Juni-OR!" Hahaha *ngikik di lantai*

    Tapi tumben eonn, alurnya cepet, biasanya kan FF eonn alurnya lambat. kekeke ._.v

    saya menunggu ch 2. Lalalala

    ReplyDelete
  4. absen dulu....
    bcanya klo udah ada wktu,, :D
    makasi admin udah di mention :D

    ReplyDelete
  5. uhuk bau anyir *pingsan*
    eonni kenapa saya bisa liat death angel?? kenapa FF ini berdarah darah?? kenapa jongwoon oppa jadi background sekarang? *loh*


    selain bau anyir saya baubau jongwoon oppa ni ntarnya :33 aniwaaaay saya nunggu akhirnya ch 2 nya yaa ~! >.<

    gomawo eonni *cium cium basah muamuaaahhh

    ReplyDelete
  6. wahh keren keren keren eon!!
    kyu emang pantes banget jadi yg kyak beginian #plakk .. ciee ciee dinda eonni.. wkwk
    err.. bisa yah si minra itu ga syok ngeliat kejadian kyak gitu. haduh sabar banget itu si minra deh. eh itu kasian banget pas bapak2nya meninggal itu. tapi ko itu kyuhyun udah tau sih namanya minra? ini pasti ada apa apa deh *sotoy*

    itu juga pas minra jaga kasir, cwe yg masuk itu sapa deh? knapa dia benci sama minra? trus knapa tau tau kyuhyun muncul trus bunuh itu cwe? ko kyaknya nyium sesuatu deh ini antara minra sama kyuhyun.. wahh eonni daebak :p

    ReplyDelete
  7. OMG2!!
    Gw suka banget ini karakter kyu!!!
    Cucok banget da ma dy! >///<

    Ni keknya roman2nya bakal Minra cinta ma Kyu ato sebaliknya? XDDD

    Waduh!
    Yg di kasir itu agak mengejutkan :O

    *lanjut koment di chapter 2*

    ReplyDelete