Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 13 January 2012

Love's Arrived chapter 10 part 3

Love’s Arrived
Chapter 10 part 3

Hari menegangkan itupun tiba. Hari menegangkan dimana Gisela dan Alex harus mengulang adegan mereka yang sudah gagal puluhan kali. Gisela melarang Franco ikut, dia takut konsentrasinya buyar. Mr. Dao juga mewanti-wanti para kru agar tidak boleh meledek, atau bergerak, ataupun terdengar keras nafas mereka supaya Gisela dan Alex bisa lebih dapat feel-nya. Masalahnya, Alex belakangan ini mulai puasa ngomong lagi dengan Gisela. Gisela tak tahu kesalahannya dimana hingga membuat Alex kelihatan kesal kalau Gisela muncul. Dalam hatinya, Gisela berdoa supaya mereka bisa tetap berakting secara alami.

“Action!”
“Xing Xing, sebenarnya… aku mengajakmu ke taman ini bukan Cuma untuk jalan-jalan.”
“Maksudmu apa sih, Xiao Cun?” tanya Gisela, lega karena Alex berakting bagus.
“Aku…”

Alex menoleh pada Gisela, meletakkan tangannya di bahu Gisela, dan mendorongnya hingga ke tiang lampu.

“Xiao Cun… sakit, nih…”

Gisela sekali lagi memandang mata Alex dan merasakan jantungnya yang berdetak makin kencang. Ingat apa yang Xiao Wei ajarkan… aku mampu melakukannya dengan Xiao Wei… nggak akan banyak perbedaannya… aku pasti mampu… Dan Gisela tidak gemetaran ataupun memerah lagi wajahnya, bahkan sudah lebih berani menatap mantap mata Alex. Wajahnya semakin mendekat… Akhirnya dia mau melakukannya! Dan Alex mencium Gisela. Bibir Alex jauh lebih lembut dari Michael, tapi cara menciumnya tidak manis sama sekali. Dia mencium dengan cepat, nafasnya memburu…

“Cut! Xiang Chen, aku senang kau sudah bisa mencium Mei-Mei. Tapi aku minta tolong, jangan menciumnya seperti itu! Meskipun Xiao Cun itu selalu terus terang, tapi dia memperlakukan cewek dengan lembut,” Mr. Dao memberikan wejangan, “jadi, ulangi. Cium Mei-Mei dengan lembut, ya! Mei-Mei, balas ciumannya, jangan ragu-ragu!”

Para kru mendesahkan nafas dengan lega karena tadinya mengira Mr. Dao bakal ngamuk lagi. Tapi kini mereka menahan nafas lagi, berharap Alex dan Gisela berhasil kali ini. Nathan yang berdiri di samping Mr. Dao, menautkan jari-jarinya dan memandang dua sahabatnya ini dengan cemas. Bocah ini kenapa lagi? Kok dia mulai cuekin Mei-Mei lagi? Apa salah Mei-Mei? Kenapa dia sampai kesal begitu? Dia nggak pernah mencium cewek sampai segitunya… Dan adegan diulang. Kali ini, dengan lebih yakin, Alex mendekatkan wajahnya ke Gisela. Dan perasaan itu mengalir seiring sentuhan bibirnya pada bibir Gisela. Begitu lembut… hangat… perasaan melindungi… tidak egois… damai… Gisela ingin selamanya begini. This is love… Dan Gisela membalas ciuman Alex.

Sarangheo means I love you
Dai biao zhe wo li bu kai ni
(Melambangkan aku tak dapat meninggalkanmu)
Mei fen mei miao mei yi ge sheng yin
(Setiap menit, setiap detik dan setiap suara)
Zhi you ni sa jiao hui rang wo wei xiao
(Sikap manjamu, bisa membuatku tersenyum)
Sarangheo zhi dui ni shuo
(Mengucapkan ‘aku mencintaimu’ padamu)
I will love you and forever more
Wo da ying baby you will see
(Aku berjanji sayang, kau akan melihat)
Mei yi ge wo dou shu yu ni
(Diriku adalah milikmu)

(Sarangheo Zhi Dui Ni Shuo-Say Sarangheo by J.J.Lim)

“Cut!!! Bagus sekali! Bagus! Feel-nya dapat! Makanya aku suka kalian berdua menjadi tokoh utama serial ini!”

Dan Alex langsung meninggalkan Gisela. Para kru merayakan kesuksesan ini, sehingga tak ada yang memperhatikan kalau Gisela sedang gundah. Nathan mendekatinya.

“Mei-Mei, bagus sekali lho, yang tadi. Seolah-olah kalian memang pacaran,” puji Nathan, membimbing Gisela duduk.
“Perasaan itu Cuma sesaat… Cuma saat dia menciumku. Tapi semua itu langsung hilang. Seperti dibangunkan dari mimpi indah,” kata Gisela, matanya menerawang.
“Mungkin dia lagi bad mood, Mei-Mei. Kadang-kadang dia begitu, kok.”
“Tapi dia nggak begitu dengan kalian. Dia masih bercanda dengan Wen Chun ge di kampus tadi!”
“Mei-Mei… tenanglah… tenang, oke? Aku akan tanyakan kepadanya… aku janji akan menyelesaikan masalahnya, oke?”

Dan Nathan melirik Jade Princess di leher Gisela.

“Ehm… Mei-Mei, ini Jade Princess, kan? Kau beli?”
“Dia yang kasih.”
“Xiang Chen?”

Gisela mengangguk. Bocah ini… sebenarnya bagaimana perasaannya? Sekarang siapa yang sedang bingung? Apakah kami sebagai perantara? Atau Mei-Mei? Atau dia sendiri? Xiang Chen bodoh! Kurasa… aku harus tanya pendapat Gracia… Dan Gisela menyandarkan kepalanya ke bahu Nathan.

*******

Malam Xin Jia (tahun baru China, biasa disebut Chun Jie juga-red), keluarga Gisela makan steam boat bersama. Hampir jam sembilan malam, seluruh anggota keluarga LI LIANG, HUA XIANG dan David datang berkumpul di rumah Gisela. Albert datang dengan Zhang Papa dan Zhang Mama dan adiknya, Irene Zhang, Zhang Papa sering mencampur adukkan bahasa Inggris dalam dialognya karena kelamaan tinggal di Kanada, Irene cantik dan modern; Alex datang dengan Zhou Mama yang langsung memeluk dan mencium Gisela; Michael datang bersama Wu Papa dan kakaknya, Luis Wu, Wu Papa agak pendiam seperti anaknya, tapi Luis sangat hobi ngobrol; Nathan datang dengan Lin Papa, yang ngobrol bahasa Indonesia dengan lancar sama papanya Gisela; Gracia datang dengan Li Papa, Li Mama dan adiknya, Oliver Li, Li Papa dan Li Mama hobi ngobrol dan Oliver, yang seumuran David, tampak cool; Moniq datang dengan Shu Papa dan Shu Mama, keduanya sama cerianya seperti anaknya; Quiny datang dengan Ren Papa dan Ren Mama, ditambah Rachel Ren, kakak Quiny; Ren Papa dan Ren Mama sangat pendiam, Rachel terlihat jauh lebih dewasa dan ceria daripada Quiny; dan terakhir David datang dengan Wang Mama. Rumah Gisela seketika jadi ramai sekali. Para orangtua sudah membagi-bagikan angpao, karena takut tak bisa bertemu sahabat anak-anaknya lagi keesokan harinya. Saat suasana sedang hiruk-pikuknya, Nathan menarik Gracia ke tangga, satu-satunya daerah yang agak sepi.

“Gracia, kedua bocah itu ribut lagi.”
“Apa? Kok bisa begitu?” tanya Gracia, yang langsung paham siapa yang dimaksud Nathan.
“Mana kutahu. Dengar…” Nathan menceritakan kronologis peristiwa yang dia tahu.
“Yakin deh, pasti ada masalah lagi. Kemungkinannya Mei-Mei yang kali ini bersalah. Soalnya, mereka udah kelihatan oke sejak pulang dari kemping,” Gracia menganalisa, “nggak mungkin Cuma karena masalah mereka nggak bisa ciuman, Xiang Chen jadi marah. Sepertinya ini bukan masalah ringan.”
“Kau lihat Jade Princess di leher Mei-Mei?”
“Oh, iya! Hebat sekali! Kurasa itu Jade Princess pertama yang ada di dunia!”
“Xiang Chen yang memberikannya, pada malam tahun baru.”
“Tunggu! Jadi maksudmu…”
“Kemungkinannya, Xiang Chen udah lumayan paham dengan perasaannya, tapi dia nggak bisa mengungkapkannya, atau malah Mei-Mei yang nggak menangkap. Aku benci dua orang ini,” keluh Nathan.
“Dan kita harus bekerja lagi…”

*******

Hari ini David meluncurkan album ketiganya. Acara dilaksanakan di ruang konferensi pers gedung Famous Production. Gisela datang mewakilkan LI LIANG juga, yang keempat anggotanya nggak bisa datang karena sedang sibuk. Tadi Gracia sempat datang sebentar dan memberikan selamat untuk David dan segera pulang. Saat pelaksanaan acara tanda tangan bagi para fans yang membeli album di sana pagi itu juga, Gisela duduk mendampingi David. Beberapa fans bersalaman dengan Gisela, berfoto, bahkan minta tanda tangannya juga di samping tanda tangan David.

“Gisela, kau cocok sekali lho, dengan David.”

Tiga orang cewek yang berkerumun di depan meja, membuat antrian macet. David dan Gisela tersenyum.

“Kalian pacaran aja,” kata yang di tengah.
“Kami nggak…”
“Oke, aku pertimbangkan. Xie xie atas idenya,” ucap David sambil tersenyum.

Setelah ketiganya berlalu, Gisela menarik tangan David, meminta penjelasan.

“Supaya mereka nggak banyak tanya dan puas aja kok, Mei-Mei. Nggak masalah, kan? Atau kau kira aku sungguh-sungguh?”
“Ming-Ming ge, kau sedang menggodaku, ya?” tanya Gisela.
“Yah, separuhnya iya.”

Gisela memukul David yang tersenyum jahil. Tiba-tiba seorang fans meletakkan CD David dengan kekuatan yang besar sekali di meja. Keduanya langsung terkejut. Sekitar empat atau lima cewek berdiri di depan mereka.

“Jadi gosip itu benar, ya? Kalian pacaran?” tanya cewek yang di tengah.
“Kami nggak pacaran!” jawab Gisela cepat.
“Kami mau kasih tahu kau, Gisela Mai, kau itu nggak imut! Ngapain kau datang ke Taiwan dan berkarier di sini? Nggak sanggup di negaramu sendiri?” ejek cewek di sebelahnya.
“Bukan begitu, aku…”
“Bahasa mandarin-mu jelek! Aktingmu di Moonlight at Taipei parah! Kau ini pakai pelet apa sampai semua orang menganggapmu keren? Jauh-jauh dari David!” cela cewek lainnya.
“Aku…”
“Security! Tolong, tenangkan kelompok ini!” David sudah berdiri dan memanggil sekuriti.

Beberapa sekuriti datang sekaligus dan mengamankan para fans. Gisela menunduk sedih.

“Mei-Mei, jangan dimasukkan hati. Mereka iri karena kau dekat denganku dan kau adalah artis terkenal, Mei-Mei. Jangan dipikirkan, ya.”

Tapi Gisela diam saja, merasa semuanya serba salah.

*******

Hari Valentine tiba. Hari ini Gisela diliburkan dari aktivitasnya. Mrs. Yan berharap Gisela bisa menikmati Valentine pertamanya di Taipei. Menikmati apanya? Xiang Chen ge masih begitu juga… apa sih salahku sebenarnya? Jade Princess apaan? Payah! Jelas nih, malam Valentine, aku Cuma sendirian! Gisela dengan malas membuka pintu depan karena dari tadi ada yang memencet bel dengan tidak sabar. Ada postman.

“Nona Gisela Mai, kan?”
“Iya, pak,” jawab Gisela malas-malasan.
“Tolong ditandatangani semua kertas ini. Anda dapat banyak sekali paket,” kata postman sambil mengulurkan setumpuk kertas.

Gisela menandatangani lebih dari sepuluh kertas dan postman meletakkan semua kado dan karangan bunga di meja ruang tamu. Saat mengembalikan kertas dan pena pada postman, Gisela ingat untuk tetap memasang senyum profesionalnya, meskipun ada batu besar mengganjal hatinya.

“Dan… ini dariku.”

Si postman memberikan cokelat batangan yang lumayan besar untuk Gisela. Kali ini, Gisela tersenyum tulus.

“Maaf ya, aku Cuma bisa memberikan itu. Aku harap kau bisa terus bersemangat. Aku fansmu,” jelas si postman.
“Xie xie. Kau juga harus semangat dengan pekerjaanmu. Pastikan kau datang ke sini tanggal 14 bulan depan.”
“Aku akan datang. Xie xie, Gisela Mai.”

Gisela mengantar kepergian si postman dengan senyum. Well, masih ada juga orang yang baik di dunia ini… Gisela membuka bungkusan kado yang sangat banyak. Ada yang memberinya boneka, cokelat, segala macam pajangan yang bisa diletakkan di meja, aksesoris, hingga baju, syal dan topi rajutan. Gisela merasa terharu sekali.

“Ma… ke sini sebentar, dong!”

Mai Mama yang belakangan ini sering ke rumahnya David karena cocok dengan Wang Mama, datang dari dalam rumah.

“Wah, banyak sekali kadonya, Mei-Mei. Ini dari fansmu?” tanya Mai Mama.
“Iya. Ada yang belum kubuka, nih. Mama mau bantu?”
“Boleh.”

Dan bel pintu kembali berbunyi. Gisela membuka pintu.

“Xiao Wei!”
“Met hari Valentine, Mei-Mei. Aku boleh masuk?” Michael yang muncul di depan pintu.
“Sure. Aku baru dapat kado dari fans. Kau mau bantu bukakan?”
“With pleasure.”

Mai Mama sangat senang melihat Michael, karena dia sopan sekali cara berpakaiannya. Mereka membuka dan mengomentari beberapa hadiah Gisela. Tak lama kemudian Mai Mama masuk dan memasakkan snack untuk Michael.

“Mei-Mei, malam ini ada kerjaan, nggak?”
“Nggak ada, sih.”
“Candle light denganku, yuk.”

Gisela memandang Michael.

“Kau mengajakku kencan, ya?”
“Kurang lebih begitu.”
“Hmm… boleh.”

Michael tersenyum sambil membuka kado kecil berwarna merah. Setelah membuka isinya, Michael langsung menyembunyikannya ke belakang tubuhnya.

“Apa isinya?”
“Ehm… bukan apa-apa.”
“Aku lihat, dong. Itu kan kadoku.”
“Tapi kau lebih baik jangan…”

Gisela menarik tangan Michael yang menyembunyikan kado di balik badannya. Sebuah kertas terjatuh di hadapan mereka dan Gisela menjatuhkan kotak yang dipegangnya. Kotak itu berisi coklat busuk, bahkan sudah menjadi sarang ulat.

“Mei-Mei, makanya aku bilang kau nggak perlu lihat.”

Gisela meraih kertas yang terjatuh dan membacanya berdua dengan Michael.

Selamat hari Valentine, Gisela Mai. Suka dengan hadiah dari kami? Tahu tidak, kenapa kami kasih cokelat busuk? Soalnya kau seperti cokelat busuk. Tampangnya manis, tapi hatinya busuk. Dari mana kau dapat Jade Princess? Dasar wanita jalang penggoda cowok. Kau pasti merengek-rengek entah kepada cowok mana untuk mendapatkan barang mahal itu. Kami jijik melihatmu, Gisela! Jangan dekat-dekat Alex lagi! Paham itu, Gisela? Atau kau akan menerima yang lebih parah dari ini nanti. Atau kau suka kelinci mati?

Gisela menjatuhkan surat itu dan wajahnya berubah shock. Michael membaca ulang surat itu, berpikir bagaimana harus menghibur Gisela.
“Fans Xiang Chen. Mereka keterlaluan sekali. Dengar, Mei-Mei. Ini… jangan kau pikirkan! Sungguh!” kata Michael, agak gugup, “mereka tak akan berani berbuat lebih jauh dari ini. Mereka Cuma berani mengirimimu paket dan surat! Mereka tak lebih dari pecundang!”
“Xiao Wei, kau kenapa? Aku nggak apa-apa, kok!”
“Tapi, ini…”
“Aku nggak apa-apa.”
Michael melihat Gisela sudah tersenyum. Gisela membuang surat dan paketnya ke tong sampah.
“Bagaimana kalau kencannya dipercepat aja, Xiao Wei? Aku kepingin jalan-jalan.”
“Oh, oke.”

Gisela segera berdandan dan tampil cute seperti biasanya. Saat di mobil, Michael dan Gisela juga mengobrol seru. Syukurlah, sepertinya Mei-Mei baik-baik saja. Tapi fans Xiang Chen udah keterlaluan. Xiang Chen harus bisa mengatur sedikit fansnya. Mereka menonton film di bioskop, Michael membelikan boneka anjing besar sekali untuk Gisela dan mengakhiri kencan mereka dengan makan malam dan berdansa di restoran mewah. Michael sudah memesan ruang pribadi. Mereka juga berdansa.

“Mei-Mei, sekarang kau hebat berdansa, ya?”
“Berkat Ming-Ming ge juga.”

Dan saat mereka berpelukan begitu erat saat berdansa, Gisela merasakan jantungnya berdetak. Dia melihat bibir Michael, bibir yang pertama kali menyentuh bibirnya, yang pernah memberikan kehangatan dan kedamaian. Gisela merasakan hal yang sama saat dipeluk Michael. Xiao Wei, kau baik sekali… mengapa kau bisa begitu sempurna? Michael juga memberikan seikat mawar putih pada Gisela di akhir kencan mereka. Kurasa… Valentine-ku sangat indah. Huh, apaan tuh Xiang Chen ge! Ngapain aku mikirin dia! Fansnya aja segitu jahatnya sama aku! Gisela membuka Jade Princess dan meletakkannya dengan aman di dalam laci.

2 comments:

  1. makin sini makin rawwwwrr aja._.
    sapa ya fans yang jahat itu ?
    mending alex mei mei or michael mei mei ??
    kekekeke....

    ReplyDelete
  2. Makin seru aja eon...

    Aku tunggu next chapternya :)

    ReplyDelete