When Our Dreams Come True
The Unfulfilled Promises
Chapter 7
Aaron dan Mugung duduk di rerumputan. Untuk beberapa saat keduanya berpandangan. Mereka saling mengagumi ketampanan dan kecantikan lawan bicara mereka. Tapi kemudian Mugung tersadar dan memalingkan wajahnya.
Aaron: “Wei shen me? Ni mei you xiang nian wo ma?” (kenapa? Kau gak merindukanku?)
Mugung tiba2 memukul2 lengan Aaron dengan cukup keras. Aaron berjengit dan kaget.
Aaron: “Wei shen me???” (kenapa?)
Mugung: “Pulang tapi gak mengabari aku. Kau jahat tau!!”
Aaron: “Aku…” (tertawa) “Sengaja memberimu kejutan.”
Mugung: “Pabho!!” (memalingkan wajah)
Aaron: “Ni zhen piao liang, Xiao Mai.” (kau sangat cantik, Xiao Mai)
Mugung: *blush*
Aaron: “Aku… ingin mengajakmu ke Singapore. Maksudku… maukah kau SMP disana? Menemani aku yang akan SMA disana?”
Mugung: “Apa keuntungannya untukku? Lagian biaya sekolahnya mahal.”
Aaron: “Beasiswa. Ini, lihat.”
Aaron memberikan setumpuk kertas untuk Mugung.
Aaron: “Semuanya SMP berkualitas yang menawarkan beasiswa. Kau bisa pilih salah satu dan coba lulus tesnya.”
Mugung: “Kenapa aku harus ke Singapore?”
Aaron: “Karena aku ingin kau menemaniku. Bogoshipo… wo xiang nian ni… yi jing hao jiu… hao jiu le…” (aku sangat merindukanmu… udah lama… lama banget…)
Mugung memandang wajah Aaron dengan lekat… hatinya kalut.
Mugung: “Wo hui lai le…” (aku udah pulang…)
Ha Kyo dan Lee ahjumma heran melihat tampang Mugung yang lesu. Si cwo tampan gak ada bersamanya lagi. Mugung duduk lesu di kedai yang saat ini agak sepi. Ha Kyo dan Lee ahjumma menghampirinya.
Ha Kyo: “Siapa cwo tampan tadi?”
Mugung: “Aaron Yan Ya Lun. Ato tepatnya Han Yong Sun.”
Ha Kyo: “Mana orangnya?”
Mugung: “Udah pulang.”
Lee ahjumma: “Darimana kau kenal dia? Berapa umurnya? Anak siapa begitu tampan?”
Mugung: “Teman SD dulu. Sekarang 15 tahun. Anak Han Yong Jin. Mungkin omma kurang ingat padanya, dia sering makan mie disini dulu bareng Jun Ki, dll.”
Lee ahjumma: *mengingat-ingat* “Aaaah arraso, omma ingat. Udah lama gak melihatnya.”
Mugung: “Dia SMP di Guang Zhou.”
Ha Kyo: “Yahh sayang kau melepas cwo setampan itu. eh? Apa dia pacarmu?”
Mugung: “Anio.”
Ha Kyo dan Lee ahjumma heran melihat Mugung yang lesu dan menjawab datar daritadi.
Mugung: “Omma… kalo aku dapat beasiswa SMP di Singapore, apa omma dan appa akan mengizinkan aku pergi?”
Lee ahjumma: “Oh? Emangnya kau dapat? Tentu ajah omma izinkan… kau mau sekolah dimanapun omma izinkan. Yang penting beasiswanya dapat.”
Mugung terdiam dan memikirkan bagaimana sebaiknya…
***
Jun Ki datang ke rumah Aaron seperti yang dijanjikannya. Kang ahjussi memberi Jun Ki skenario yang harus dilakoninya dengan Aaron. Dalam dua puluh menit Jun Ki yakin udah menghapal skenarionya dan siap berakting dengan Aaron. Di akhir skenario, Han ahjussi dan Kang ahjussi bertepuk tangan riuh.
Ji Mun: “Aaah… akting yang alami. Kau benar2 punya bakat, Jun Ki.”
Yong Jin: “Aku senang kalo kau menyukainya, Ji Mun.”
Ji Mun: “Yong Sun juga berbakat. Sayang dia Cuma mau jadi pianis.”
Aaron: “Jangan kecewa begitu, ahjussi.” XDDD
Jun Ki: “Jadi…”
Tiba2 Jun Ki merasa kepalanya berdenyut. Dia menyambar tangan Aaron. Aaron menoleh dan melihat pandangan Jun Ki yang tidak fokus.
Aaron: “Kau kenapa Jun Ki?”
Jun Ki: “Aaaah… mungkin Cuma kelelahan hyung.”
Aaron: “Duduklah.”
Aaron mengajak Jun Ki duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa tempat kedua ahjussi duduk.
Ji Mun: “Jadi Jun Ki, aku akan mengurus keperluanmu di Tokyo. Kau akan kuorbitkan menjadi bintang terkenal, apapun resikonya!”
Aaron: “Chukkae, Jun Ki.” XDDDD
***
Dasar aneh… pikir Stella. Jarang2 Jun Ki mengajakku ke taman bermain… mana kali ini tiketnya dia juga yang traktir… sebenarnya ada kejadian menyenangkan apa ini… Stella berkata dalam hatinya. Kemarin malam Jun Ki menelepon Stella dan mengajaknya ke taman bermain hari Minggu ini. Tiketnya ditraktir. Jun Ki juga kelihatan senang selama seminggu terakhir dan tampak gak pusing lagi dengan SMP tujuannya. Tapi kalo ditanya, dia bilang dia belum menentukan pilihan. Stella, tampil manis, turun dari Honda-nya. Dia melihat Jun Ki berdiri menunggunya di gerbang taman bermain. Jun Ki memakai celana panjang, tampak lebih dewasa dan tampan. Jun Ki tersenyum pada Stella yang berlari menghampirinya.
Jun Ki: “Lihat, Stel.”
Jun Ki mengeluarkan selembar kertas dari saku celananya. Dia membuka lipatan kertas itu dan menyodorkannya pada Stella. Stella mengambil kertas itu dan berteriak kaget.
Stella: “Tokyo Secondary School? Jun Ki, kau akan kesini?” 0.0
Jun Ki: “Ye. Sebenarnya ceritanya panjang.”
Sambil berdiri, dua anak menjelang remaja itu bercerita. Jun Ki menceritakan bagaimana dia bertemu Aaron yang mengenalkannya pada Kang ahjussi yang akhirnya bersedia mengorbitkannya menjadi artis.
Stella: “Oppa pulang kesini? Kenapa dia gak ngabarin kita?”
Jun Ki: “Ah, mungkin dia lupa.” =.=” “Berarti dia gak menemui kalian.”
Stella: “Termasuk Mugung?”
Jun Ki: “Sepertinya sih begitu, soalnya Mugung gak cerita. Tapi agak aneh juga yah kalo hyung gak menemui Mugung. Mungkin hari ini. Pesawatnya akan berangkat besok pagi.”
Stella: “Tokyo ini… berapa jauh dari Seoul?”
Jun Ki: “Hmm… mungkin gak terlalu jauh ya..” XDDD
Stella: “Tapi beda pulau dan negara…”
Stella tampak lesu.
Jun Ki: “Stel? Kau kenapa?”
Stella: “Dulunya Aaron oppa. Sekarang kau. kupikir aku akan merindukanmu.”
Jun Ki: “Aku juga pasti merindukanmu, Stel.”
Stella: “Beritau aku bagaimana bisa merelakanmu… sahabat pertamaku…”
Jun Ki memandang binar di mata Stella. Hatinya terenyuh.
Jun Ki: (memegang bahu Stella dengan kedua tangannya) “Ehm… gimana kalo… begini. Kalo aku jadi artis, aku gampang untuk cari tau soal keberadaan ortuku kan?”
Stella: “Ah, kau benar. Baiklah, kalo gitu aku akan merelakanmu.” ^^
Jun Ki: “Ayolah, masih dua bulan sebelum itu. kita akan bersenang-senang.”
Tapi tanpa terasa, air mata mengalir dari kedua mata Stella.
Jun Ki: “Stella? Wae??” *panik*
Stella: *menggeleng* “Mian…” T.T
Jun Ki menarik Stella ke dalam pelukannya, sementara Stella masih menangis.
Mugung: “Aku telat gak yah??”
Mugung berlarian dari terminal bus menuju taman bermain. Namun dia kaget melihat Jun Ki dan Stella tengah berpelukan. Ada gejolak gak wajar di hati Mugung. Dan seakan ada tangan gak terlihat yang mencegah langkah Mugung mendekati kedua sahabatnya. Memandang siluet mereka sekali lagi, Mugung memutuskan untuk berjalan ke arah lain, dengan hati yang gak menentu…
Jun Ki: “Udah tenang?”
Stella: (melepas pelukan) “Mian, Jun Ki, membuatmu panik…” ><
Jun Ki: “Kita tinggal menunggu Mugung, setelah itu kita langsung main.”
Stella: “Ye. Gak biasanya Mugung telat begini.”
Jun Ki: “Selama sisa waktuku di Seoul, aku akan selalu bersamamu. Gimana menurutmu?”
Stella: “Usul yang bagus.”
Keduanya bertukar senyum. Namun tiba2 hape Stella berbunyi. Stella menarik hapenya dan melihat SMS dari Mugung.
[From: Xiao Mugung]
Stel, kau dan Jun Ki ajah yang main hari ini. Kedai rame sekali aku gak bisa keluar ato aku akan dibunuh bibi Ha Kyo. Mian >< aku akan menggantinya dengan mentraktir kalian makan mie berapa mangkok pun yang kalian mau xp selamat senang2 :D
Jun Ki: (ikut membaca SMS) “Yaaah si Mugung.”
Stella: “Arraso. Kita tau juga keadaan kedainya.”
Jun Ki: “Lagian juga traktirannya menggiurkan. Mie sebanyak apapun. Dia akan menyesal.” XDD
Stella: “Ayo masuk, sebelum kesorean.”
Jun Ki menggandeng Stella masuk ke taman bermain…
***
Mugung duduk dengan lesu di padang rumput di dekat rumahnya. Dia gak tau kenapa menghindari dua sahabatnya. Dia juga gak tau kenapa dia gak ingin pulang. Dia memandangi pemandangan di depannya, dan melihat bayangan anak2 kecil tengah bermain disana. Senyum Stella, candaan Jun Ki. Stella hanya bisa tersenyum jika Jun Ki ada di dekatnya. Stella hanya mau bicara banyak bila Jun Ki ada di dekatnya. Mugung mendesahkan nafasnya. Dan seketika dia melihat bayangan dirinya disana… dan Aaron di sampingnya. Aaron, terus menerus berada di samping Mugung, sampai membuatnya risih. Tapi kenapa… Mugung sekarang merasa kesepian? Bukan… tepatnya sejak kapan… dia menginginkan Aaron menemaninya? Mugung menggelengkan kepalanya. Gila… pasti udah gila… yakin Mugung.
Aaron: “Xiao Mai?”
Mugung mendongak dan kaget melihat Aaron duduk di sampingnya. Cepat2 dia menghapus air matanya.
Aaron: “Xiao Mai? Kau menangis?”
Mugung: “Anio. Mataku kemasukan debu.”
Aaron: “Alasan klise anak2 gak bisa membohongiku. Wae?”
Mugung: (menggelengkan kepala) “Aku rindu saat2 kita bermain disini…”
Aaron: “Rasanya semua itu udah berlalu sangat lama. Ahh… celaka, aku lupa menemui teman2 yang lain!” (menepuk dahi cukup keras)
Mugung: “Ye~ kau melupakan teman2, tapi kau hafal semua not balok aneh itu!”
Aaron menoleh dan melihat Mugung tersenyum. Senyum yang dirindukannya.
Aaron: “Karena selama di Seoul ini aku Cuma mengingatmu, tapi aku gak berani bertemu denganmu. Itu karena… kau gak mau ikut denganku ke Singapore. Aku ngerti koq…”
Mugung: (cut) “Aku mau ke Singapore.”
Aaron: “Mwo?”
Mugung: “Aku mau ke Singapore dengan Ya Lun.” (tersenyum sambil menghadap Aaron) “Aku mau SMP disana. Aku akan berjuang mendapatkan beasiswanya.”
Aaron: “Zhen de ma???” (benarkah?) ><
Mugung: (mengangguk) ^^
Aaron maju dan memeluk Mugung. Mugung agak kaget, tapi merasa nyaman dipelukan Aaron. Aaron terasa sangat dewasa. Mungkin dia bisa melindunginya…
***
No comments:
Post a Comment