Love’s Arrived
Chapter 10 part 2
Tapi tidak hanya hal bahagia yang terjadi hari itu. Franco menemani Gisela syuting malamnya. Adegan ciuman diulang belasan kali dan baik Alex maupun Gisela masih tidak mengalami kemajuan. Mr. Dao marah besar, dan memaksa mereka berdua harus bisa melakukan adegan itu minggu depan, waktu yang ditentukan untuk syuting ulang adegan.
Begitu pulang, Gisela mengurung diri di kamarnya. Pintu kamar diketuk.
“Mei-Mei, ini mama.”
“Oh, masuk aja, ma. Nggak dikunci,” kata Gisela dengan lesu, masih tengkurap di ranjangnya.
Gisela ingin menangis, tapi dari tadi air matanya tidak keluar. Dia jadi tidak tahu bagaimana menumpahkan perasaan kesalnya. Wajahnya cemberut.
“Mama buat pempek. Kau sudah lama tidak makan pempek, kan?” tanya Mai Mama.
“Mama benar. Aduh… aku kangen sekali sama pempek. Mama ajarkan aku buat ini ya, ma. Mereka semua harus mencicipi pempek buatanku,” pinta Gisela.
“Iya. Tunggu kau ada waktu luang, ya.”
Gisela makan pempek dengan lahap, tapi matanya masih tampak menerawang.
“Mei-Mei, jangan sedih lagi. Franco sudah cerita masalahmu. Wajar kalau kau malu beradegan ciuman. Kau kan artis baru,” hibur Mai Mama.
“Tapi ma, kita harus profesional sebagai artis. Bagaimanapun, aku harus bisa beradegan itu.”
“Kau harus lebih tenang dan percaya diri, ya. Mama tahu kok, anak gadis mama paling pintar berakting. Sekarang sudah jadi artis terkenal, lagi.”
“Ma, kuatkan aku…”
Mai Mama memeluk anaknya yang makin cantik itu.
*******
“Mei-Mei, nih, minum.”
Michael menyerahkan minuman madu hangat pada Gisela. Mereka sedang duduk di belakang panggung tempat mereka baru promo handphone Original tadi. Michael kelihatan capek, mereka harus kejar rekaman album baru yang akan diluncurkan bulan depan.
“Xiao Wei, kalau kau ada waktu, mampir ke rumahku, ya. Keluargaku datang dari Indo,” undang Gisela.
“Pulang ini aku kosong, kok. Aku langsung ke rumahmu aja, ya?” usul Michael.
“Wah, aku senang sekali!”
Mereka sedang mengobrol seru sampai seorang kru menghampiri mereka.
“Gisela, ada surat dari fans, nih,” kata kru cewek itu.
“Oh, xie xie.”
Gisela segera membuka surat itu dan Michael ikut membacanya. Tapi isi surat itu benar-benar di luar dugaan mereka.
Hei, Gisela Mai. Sombong ya, sekarang, setelah terkenal? Tahu nggak, kau itu Cuma menumpang ketenarannya LI LIANG, HUA XIANG dan David Wang aja. Kau itu nggak ada apa-apanya kalau dibiarkan sendirian. Main film aja mau sama mereka terus. Kalau nggak, mungkin film-mu nggak laku. Kau itu nggak imut, tahu nggak? Jadi berhenti dekat-dekat idolaku! Kau nggak cocok sama sekali dengan dia!
Gisela dan Michael berpandangan.
“Mei-Mei, mungkin itu Cuma surat iseng. Jangan kau masukkan ke hati, ya,” kata Michael, merebut surat dari tangan Gisela.
Michael meremas-remas surat menjadi bulatan kecil dan melemparkannya ke tempat sampah.
“Oh… iya. Pasti Cuma iseng. Iseng…”
“Yuk, aku mau ke rumahmu.”
Dan Gisela jadi melupakan isi surat itu.
*******
“Kalau mengerjakan tugas sama Xiao Wei, pasti jadi mudah dan cepat selesai, deh.”
Gisela mampir ke rumah LI LIANG malam itu untuk mengantarkan pempek. Nathan terlalu lelah dan tidur nyenyak di kamarnya. Albert makan pempek di kamarnya sambil mengerjakan skripsinya. Alex harus syuting iklan dan diperkirakan pulang malam. Gisela di kamar Michael, mengerjakan tugas kuliah bersama-sama.
“Bukan karena aku, kok. Sebenarnya tugasnya mudah dan kau sendiri bisa. Cuma, otakmu sedang malas digunakan,” kata Michael sambil duduk di tepi ranjangnya, “iya, kan?”
Gisela menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya dan tersenyum malu-malu.
“Pokoknya, xie xie deh,” ucap Gisela sambil tersenyum.
Gisela memasukkan kertas tugas dan laptopnya ke dalam tasnya dan duduk di sebelah Michael. Dia menghela nafas panjang sekali.
“Kenapa? Ada masalah?”
“Ada. Ming Jun ge cerita, nggak?”
“Soal adeganmu dan Xiang Chen yang gagal berkali-kali?”
“Iya. Soalnya lusa nanti bakal syuting lagi. Kau kan kenal Mr. Dao juga, Xiao Wei. Kalau kami gagal lagi kali ini,” curhat Gisela, menelan ludahnya dengan getir, “pasti kami mati, deh.”
“Ya. Kalian bakal dibunuh. Aku yakin. Pasti.”
“Aduh, Xiao Wei, carikan solusinya, dong. Kau ini malah menakutiku… Xiang Chen ge juga, sih! Dia bisa tuh mencium cewek lain di film atau MV,” tuduh Gisela, “tapi nggak bisa mencium aku! Apa aku jelek, ya?”
Michael memandang Gisela yang masih menggerutu.
“Bukan karena kau jelek. Kurasa itu karena kau terlalu cute.”
“Hah? Masa, sih? Kalau begitu dia aneh! Apa dia nggak tergoda? Payah, ah! Ini semua kan Cuma akting!” teriak Gisela frustasi.
“Nah, dari pihakmu, apa ada masalah?”
Gisela terdiam dan berpikir.
“Sebenarnya ada juga. Begini… aku nggak pernah ciuman.”
Michael menjatuhkan bantal yang dipeluknya.
“Serius, nih?”
“Iya. Aduh, jangan ketawain aku dong, Xiao Wei. Aku ini… belum pernah pacaran.”
“Umurmu 18 tahun, kan? Belum pernah pacaran?”
“Aku kan dulunya nggak se-cute sekarang. Jadi… wajar kan kalau aku malu ciuman? Beda dengan Xiang Chen ge yang harusnya udah fasih!” kutuk Gisela.
“Yah, nggak bisa menyalahkan kau, sih.”
Mereka terdiam cukup lama. Michael tersenyum geli, memikirkan Gisela yang lugu ini.
“Xiao Wei, ada solusi, nggak?”
Gisela menarik dan menggoyang-goyangkan tangan Michael. Michael menoleh padanya dan tampak berpikir.
“Ada, sih.”
“Apa?”
“Tapi kau nggak akan mau.”
“Ayo, dong.”
“Batal, deh. Kau nggak akan mau.”
“Aku bakal melakukan apapun supaya aktingku sukses, Xiao Wei. Tolong, dong.”
“Oke. Ideku… kau… mau kuajari?”
“Ajari apa?”
“Kissing.”
Gisela terdiam lama sekali. Michael masih memandangnya. Xiao Wei… apa nggak masalah aku ciuman sama Xiao Wei? Aku… ini semua demi aktingku. Kalau aku berani melakukannya dengan Xiao Wei, siapa tahu aku juga bisa melakukannya dengan Xiang Chen ge… lagipula… ini kan Xiao Wei… yang begitu baik dan lembut padaku… dia mau menolongku!
“Tuh kan, aku udah ngomong kalau kau pasti nggak mau.”
“Aku mau, Xiao Wei!”
Michael memandang Gisela yang wajahnya penuh keyakinan.
“Kau serius?”
“Aku serius! Tolong aku!”
Michael mendesahkan nafasnya.
“Oke. Aku mulai, ya.”
Michael mendekati wajah Gisela dan Gisela memejamkan matanya.
“Mei-Mei, jangan gemetar begitu.”
Gisela membuka matanya.
“Sorry, I’m nervous.”
“Sama, aku aja nervous. Jangan pejamkan matamu, tatap mataku! Harus berani! Tatap!” paksa Michael.
Gisela merasa Michael jadi serius sekali. Gisela memandang mata Michael. Mata Michael berbicara, Gisela tahu itu, tapi untuk sekali ini, dia tidak bisa menangkap kata-kata apa yang diucapkan mata Michael. Dan Gisela akhirnya memejamkan matanya bersamaan dengan bibir Michael yang mencium bibirnya dengan lembut dan hangat.
Mei you shei neng ba ni qiang li wo shen pang
(Tak ada yang dapat merebutmu dari sisiku)
(Tak ada yang dapat merebutmu dari sisiku)
Ni shi wo de zhuan shu tian shi
(Kau adalah malaikat spesialku)
(Kau adalah malaikat spesialku)
Wei wo neng du zhan
(Hanya aku yang dapat memiliki)
(Hanya aku yang dapat memiliki)
Mei you shei neng qu dai ni zai wo xin shang
(Tak ada yang dapat menggantikanmu di hatiku)
(Tak ada yang dapat menggantikanmu di hatiku)
Yong you yi ge zhuan shu tian shi
(Memiliki seorang malaikat spesial)
(Memiliki seorang malaikat spesial)
Wo na li hai xu yao bie de yuan wang
(Aku tidak membutuhkan keinginan yang lain)
(Aku tidak membutuhkan keinginan yang lain)
(Zhuan Shu Tian Shi-Special Angel by Tank)
Gisela tak tahu berapa lama Michael menciumnya, dia benar-benar merasa semuanya berjalan dengan lancar, betapa damainya hatinya… dan Michael menghentikan ciumannya.
“Mungkin aku nggak hebat mencium. Makanya di MV aku Cuma pernah dapat satu kali adegan mencium cewek. Harusnya kau tanya Wen Chun,” kata Michael, wajahnya sedikit merah, “dia lebih ahli urusan begini.”
Gisela masih merasakan bibirnya hangat dan wajahnya juga memerah.
“Xiao Wei, xie xie…”
“Jangan begitu. Ini Cuma sedikit bantuan. Kalau kau udah terbiasa, aku harap kau bisa melakukannya juga dengan Xiang Chen. Nah, gimana rasanya?” tanya Michael.
“Ehm… rasa mint.”
“Oh iya, aku baru makan permen mint. Kalau nggak mana berani aku menciummu?”
Gisela tersenyum.
“Kau udah berani kan, melakukannya dengan Xiang Chen?”
“Entahlah.”
“Kok entahlah? Ayo dong, Mei-Mei.”
“Soalnya kau dan dia beda.”
“Memang kami berbeda.”
Michael diam dan berpikir cukup lama.
“Oke, begini saja. Kita coba sekali lagi. Tatap mataku, bayangkan aku ini Xiang Chen.”
“Mana bisa!”
“Bisa! Lihat, ini Xiang Chen!”
Michael menunjukkan foto Alex di handphone-nya dan menunjuk wajahnya sendiri.
“Ingat? Aku, Xiang Chen. Xiao Wei adalah Xiang Chen. Sekali lagi. Udah ingat?”
Gisela mengerutkan wajahnya. Xiao Wei… adalah Xiang Chen ge… mereka sama… Gisela mengangguk dan menatap mata Michael dengan lebih mantap dan berani. Sekali lagi Michael menciumnya dan Gisela merasakan kehangatan yang sama. Hanya saja, kali ini Gisela berani membalas ciumannya.
Wah, Mei-Mei datang. Pasti dia bawa makanan, nih. Alex yang melihat mobil Gisela diparkir di halaman, langsung masuk dengan semangat. Alex melihat pempek yang diletakkan Gisela di meja makan. Tapi mana Mei-Mei? Alex melihat pintu kamar Michael agak sedikit terbuka. Alex mendekatinya dan… dia melihatnya! Melihat Michael dan Gisela berciuman!
“Kurasa sekarang kau udah lebih berani.”
“Kau benar, Xiao Wei, kurasa aku bisa.”
Keduanya tertawa, tak menyadari Alex ada di balik pintu. Alex berlari masuk ke kamarnya dan mengunci pintu tanpa suara.
Zhi hao rang li wu an jing tang zai wo kou dai
(Its best to let the gift quietly lie in my pocket)
Zhu yuan kan zhe ni gen ta kuai le liao dao xiao kai
(Peacefully looking at you with him, talking until you laugh)
Dang yong qing liang zi bu zu xing rong wo qing gan
(The two words “yong qing” is not enough to describe my feelings)
Xin qing dou sui ni zhuan wan
(Feelings have been changed by you)
Er qi ta qing jing wen wo er duo ai qing dou ting bu wan
(And when other circumstances ask me that love cannot be heard enough)
Shi he wo men de cong bu shi lang man
(What suits us has never been romantic)
Ni bu hui ai wo de ai wo ming bai
(You don’t know how to love my love, I understand)
Ni de zui ai na yi kuai na tian wo cai cun zai
(Your best love, that piece, only then did I exist)
Wo bu hui ai ni de ai shou shang hai
(I don’t know how to love your love without getting hurt)
Suo yi ming yuan an jing de deng dai
(So I agree to patiently and quietly wait)
(Bu Hui Ai-Can’t Love by Fahrenheit)
Dan Alex tak tahu bagaimana harus menggambarkan perasaannya sendiri. Dia hanya duduk diam di ranjangnya, tak bisa tidur, hingga matahari terbit kembali keesokan harinya.
*******
wah....adegan itu di lihat sama alex....
ReplyDeletepasti hati alex merasakan cemburu...sakit hati...hahaha...>>sotoy banget dech gw>>
Wah alex pasti panas bgt liat mei-mei ciuman sama micheal
ReplyDelete