Love's Arrived chapter 8 part 3

Love’s Arrived

Chapter 8 part 3

David menerawang cukup lama sebelum memutuskan menjawab.

“Ya. Aku bahkan mengenalnya.”

“Apa dia dari kalangan artis?”

“Wah, aku udah nggak bisa menjawab pertanyaan yang menjurus seperti itu. Pestaku mau dimulai, ayo kita ke panggung,” David mengalihkan para wartawan dan berpose sejenak untuk difoto.

Semuanya menghadap panggung utama dimana acara pesta dimulai. David menyuapkan kue dan mencium mamanya. Saat sesi makan dimulai, sepertinya David sudah berpesan kepada para pelayan supaya Nathan diberi porsi makan dua kali lipat tamu-tamu yang lain. Pada beberapa menu yang disukainya, Alex-pun memesan porsi tambahan. Gracia yang duduk di sebelah Nathan, memandangnya prihatin.

“Ming Jun, kau memang selalu makan sebanyak itu, ya?” tanyanya.

“Selama aku belum kenyang, aku akan membuat perutku kenyang,” jawab Nathan, melahap ayam panggang dengan lahap.

“Kau harus punya pacar yang jago masak seperti Quiny.”

“Hao xiang shi. (Sepertinya begitu.)”

“Mei-Mei, temani aku dansa, dong. Lagunya bagus, nih,” pinta David yang menghampiri meja mereka tiba-tiba.

“Tapi… aku nggak bisa dansa,” ucap Gisela ragu-ragu.

“Aku ajarin, deh.”

David menarik paksa Gisela. Gracia melihat Alex yang bertampang sangat aneh memandang keduanya. Tak lama kemudian Albert sudah menemukan artis pendatang baru yang cantik untuk diajaknya berdansa. Michael berdansa dengan Moniq. Patrice Liu datang dan mengajak Alex berdansa. Quiny pun akhirnya pergi berdansa dan meninggalkan Nathan yang belum berhenti makan dan Gracia di meja mereka.

“Ming Jun, kau nggak merasa Xiao Wei, Xiang Chen, Ming-Ming dan Mei-Mei… agak aneh?” tanya Gracia, memulai pembicaraan.

“Maksudmu?” Nathan bertanya balik, minum wine dari gelasnya.

“Apa mereka bertiga suka dengan Mei-Mei? Mata Xiao Wei dari tadi nggak lepas dari Mei-Mei dan dia mengajaknya ngobrol terus.”

Nathan akhirnya berhenti makan.

“Kau benar juga.”

“Kalau Xiang Chen, dia tampak nggak senang terus, apalagi waktu Ming-Ming ngajak Mei-Mei dansa.”

Nathan mengusap mulutnya dengan sapu tangan dan mengangguk.

“Dan Moniq tadi cerita denganku, katanya Ming-Ming menjawab kalau dia udah menemukan cewek sesuai kriterianya… ceria, agak agresif dan royal… itu bukannya Mei-Mei?”

Nathan mengerutkan keningnya dan tampaknya berpikir dengan serius.

“Kau tahu nggak, waktu lihat syuting Xiang Chen kemarin, Mei-Mei dan Xiang Chen, dua-duanya gelisah. Mei-Mei menggenggam tas tangannya dengan kekuatan berlebihan,” Gracia mengutarakan pengamatannya lagi, “dan Xiang Chen gugup, nggak bisa mencium Patrice.”

“Gracia, sebenarnya apa yang kau pikirkan itu benar. Mei-Mei suka dengan Xiang Chen, udah sejak lama. Dia tadinya fans kami juga,” kata Nathan, “dia udah mengaku padaku. Nah, aku setuju juga kau bilang Xiao Wei dan Ming-Ming suka padanya.”

“Tapi sebaiknya Mei-Mei jadian dengan orang yang paling disukainya, kan?”

“Xiang Chen, of course. Tapi aku heran Ming-Ming yang tadinya nggak pernah agresif dengan cewek, jadi begitu bersemangat PDKT ke Mei-Mei. Xiao Wei juga, bersikap lebih lembut pada Mei-Mei dan kemungkinan udah bergerak lebih cepat daripada yang lainnya.”

“Maksudmu, foto di danau itu?”

“Yap. Mei-Mei ini senang dimanjakan. Xiao Wei bisa memanfaatkan situasi itu. Sedangkan Xiang Chen… aku nggak tahu apa yang dipikirkan bocah ini,” keluh Nathan, “kadang aku menebak dia suka Mei-Mei, tapi kadang dia bersikap sebaliknya.”

“Xiang Chen ini pasti nggak bisa jujur dengan perasaannya sendiri. Kalau begini terus, dia bisa kalah sama yang lain dan mungkin aja perasaan Mei-Mei bisa berubah,” tebak Gracia, “gawat, nih!”

Nathan tersenyum.

“Nggak akan gawat, deh.”

“What do you mean?”

“Dengar, aku punya rencana, dan aku yakin kau bisa jadi partner yang paling baik untuk menjalankan rencana ini.”

Nathan menceritakan suatu rencana yang seru dengan Gracia yang menyambutnya dengan antusias.