Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Saturday, 24 December 2011

(When Our Dreams Come True) The Unfulfilled Promises chapter 5


When Our Dreams Come True
The Unfulfilled Promises
Chapter 5

Je Woo: “Hape oppa bunyi tuh.”

Semenjak Stella pulang, teman2 yang lain masih berkumpul di rumah Aaron untuk maen game bersama. Aaron yang tengah berkonsentrasi main, menyerahkan stick ke tangan Jun Ki dan mengecek hapenya. SMS dari Stella. Jun Ki tengah main game bola melawan Han ahjussi, bapak2 yang hobi maen =.=” Mata Aaron terbelalak.

Aaron: “Celaka. Stella ketahuan dan dikurung. Dia gak bisa datang ke lomba besok.”
Jun Ki: “Mana bisa begitu! Dia kan pemeran utama wanita!”

Tim Han ahjussi mencetak gol ke gawang tim Jun Ki. Han ahjussi mem-pause gamenya dan berpikir…

Sang Hee: “Kenapa ortu Stella begitu?”
Mugung: “Mereka kaya raya. Mereka gak mau Stella berteman dengan gembel2 semacam kita. Tentu beda dengan Aaron yang dianggap anak bangsawan.”
Aaron: “Hei kau ini, Xiao Mai. Kita semua manusia biasa…”
Yong Jin: “Ahjussi akan ke rumah Stella dan membujuk orangtuanya.”
Aaron: “Benarkah, appa? Perlukah kami semua ikut?”
Yong Jin: “Anio. Kalian tunggu saja kabar baiknya. Appa akan mengajak Park ssi.”
Jun Ki: “Loh? Park sonsaengnim? Untuk apa ahjussi?”
Yong Jin: “Taktik.” ^^

***

Stella tertidur karena kelelahan menangis. Tapi dia tersentak begitu mendengar suara gerbang rumahnya dibuka diikuti suara mobil. Ada seseorang yang datang. Stella juga baru sadar kalo sedaritadi ada SMS masuk ke hapenya. Dari Aaron.

Stella: “Kau tenang ajah, papaku akan menolongmu… hah? Maksudnya Han ahjussi? Apa yang datang itu Han ahjussi? Stella akan ditolong?” ><

Stella, nyaris berlari, menuruni tangga. Dan di pertengahan tangga, dia mendengar ada suara2 dari ruang tamu. Mereka berbicara dalam Hangul. Stella mengenali suara2 itu. papanya, mamanya, suara ramah Han ahjussi dan suara tegas Mr. Park.

Lauw mama: “Anyong, Park sonsaengnim. Mianhamnida, lalu siapakah yang bersama dengan Anda ini?”
Yong Jin: “Anyong, choui irumun Han Yong Jin imnida, saya appa dari Han Yong Sun.”
Lauw papa: “Oooh… kami sudah dengar tentang Anda. Silakan duduk.”

Stella mengintip dan melihat papa dan mamanya duduk berhadapan dengan Han ahjussi dan Mr. Park.

Lauw papa: “Sebenarnya ada kejadian khusus apa yang membuat Anda berdua datang kemari?”
Yong Jin: “Aah… ini tentang Stella. Bukannya saya mau mencampuri urusan keluarga sini, tapi saya mohon Stella diizinkan untuk pergi mengikuti lomba besok. Stella telah latihan lama sekali untuk mempersiapkan lomba ini dengan teman2nya.”
Lauw mama: “Mianhamnida, menurut kami lomba ini pasti tetap bisa berjalan tanpa Stella. Kami kurang setuju melihat Stella melakukan hal lain di luar jam pelajaran.”
Mr. Park: “Tapi menurut sekolah, pengembangan bakat sangat dibutuhkan. Namun baru kelas 4 anak2 diwajibkan mengikuti kegiatan klub. Saya senang sekali melihat Stella dan teman2nya selalu berkumpul dan melakukan kegiatan positif bersama-sama.”
Lauw papa: “Tapi saya kurang setuju dengan teman2nya.”
Mr. Park: *menghela nafas panjang* “Kalau yang Anda maksud Han Yong Sun, tentu Anda sudah tau. Tuan Han Yong Jin ini adalah salah satu dewan yayasan sekolah, dan Han Yong Sun adalah putranya. Kim Je Woo dan Kim Sang Hee, keduanya memiliki hubungan kekerabatan, orangtua mereka cukup berada, kalau penjelasan itu yang Anda perlukan. Shin Eun Jin, anak yang cerdas. Song Yong Hee, dia adalah keponakan dari aktor terkenal Song Yong Hoon. Park Hyo Kyung, meski perangainya agak keras, keluarganya juga cukup berada dan salah satu teman dekat Han Yong Sun. Lee Jun Ki, anak panti asuhan dan Lee Mugung Hwa, anak tukang mie. Mungkin yang dua ini jelas jadi masalah besar buat Anda berdua?”
Lauw papa: “Ye. Menurut kami Stella tidak sebaiknya bergaul dengan mereka.”
Yong Jin: “Lee Jun Ki memiliki nilai IQ tertinggi kedua pada waktu mendaftar masuk ke SD, karena itu dia mendapat beasiswa. Selain itu dia punya bakat di bidang melukis, beberapa lukisan amatirnya dibeli oleh kalangan2 atas, teman2 saya. Selain itu juga dia punya bakat di bidang akting.”
Mr. Park: “Lee Mugung Hwa, nilai IQ-nya tertinggi pertama, dia juga dapat beasiswa. Ulung dalam taekwondo, cerdas dan jago basket. Meski agak tidak seperti anak perempuan pada umumnya, bergantian menjadi juara umum dengan Jun Ki sangat membanggakan pihak sekolah.”

Mama dan papa Stella terdiam. Dalam hati Stella merasa girang, dia yakin penjelasan Han ahjussi dan Mr. Park lebih dari cukup untuk membebaskannya.

Lauw mama: “Tapi memilih teman2 pergaulan Stella adalah hak kami sepenuhnya. Kami hanya ingin dia fokus supaya bisa menjadi yang terbaik, tapi sejauh ini dia belum pernah mendapat juara umum.”
Lauw papa: “Kami akan izinkan Stella pergi untuk lomba, tapi setelah itu kami tidak ingin Stella kemana-mana lagi sepulang jam sekolah. Tidak untuk alasan apapun.”
Mr. Park: “Benar ini adalah hak Anda berdua. Tapi saya takut Stella sesungguhnya merasa kesepian, karena itu dia punya rombongan teman2nya ini.”
Lauw papa: *agak kesal* “Mianhamnida, tapi apa yang tidak dimiliki Stella? Kami akan memberikan seluruh dunia kalau dia menginginkannya.”
Mr. Park: “Saya pikir Anda salah.”

Han ahjussi menyenggol Mr. Park.

Yong Jin: “Bolehkah kami menemui Stella sebentar saja?”
Lauw mama: “Hye Bin, panggilkan Stella.”

Stella tersentak dan berlarian menuju kamarnya. Salah satu pelayannya, Hye Bin, masuk kamar dan memanggil Stella ke ruang tamu. Stella pura2 kaget melihat Mr. Park dan Han ahjussi.

Stella: “Park sonsaengnim, Han ahjussi.” ^^
Mr. Park: “Stella, apakah Stella habis menangis?”
Stella: ><
Yong Jin: “Berterimakasihlah pada papa dan mamamu. Mereka mengizinkanmu ikut lomba besok.”

Stella menghadap papa dan mamanya dan menundukkan kepalanya.

Stella: “Pa, ma, xie xie…”

Kedua ortu Stella agak kaget Stella berterimakasih dengan cara Korea seperti itu. sepertinya budaya Korea udah merasuk ke diri Stella.

Yong Jin: “Tapi Stella harus menurut, tidak boleh kemana-mana sepulang sekolah.”
Stella: “Haaaah…” *mengeluh*

Han ahjussi mengangguk pada Stella, Stella mengerti bahwa dia gak boleh membantah.

Mr. Park: “Tapi apakah teman2nya boleh main ke rumah ini, Lauw yosa dan Lauw ssi?”
Lauw papa: “Hanya pada hari Minggu.”
Yong Jin: “Nah… itu cukup. Stella, harus belajar lebih giat supaya bisa mengalahkan Mugung dan Jun Ki, mengerti?”
Stella: “Ye, ahjussi.”
Yong Jin: “Besok, ahjussi akan jemput Stella, dan dengan teman2 yang lain ke gedung pertunjukan. Siap2 jam enam sore yah.”
Stella: “Arraso, ahjussi.” ^^
Mr. Park: “Kalau begitu kami pamit, Lauw yosa dan Lauw ssi. Semoga hari Anda menyenangkan.”
Lauw papa: “Kamsahamnida.” *agak dingin*
Yong Jin: “Anda berdua juga perlu tau bahwa kemajuan Stella dalam belajar Hangul bukan dari guru privatnya, melainkan dari Mugung Hwa. Selamat malam.” *beralih ke Stella* “Sampai ketemu besok, Stella.”
Stella: “Gomawo, Park Sonsaengnim, Han ahjussi.”

Setelah mengantar Mr. Park dan Han ahjussi, Stella cepat2 kabur ke kamarnya.

Lauw mama: “Stella, mau kemana?”
Stella: “Belajar. Kan mama dan papa mau Stella mengalahkan Jun Ki dan Mugung. Jadi Stella harus giat belajar.” Xp

Stella ngabur begitu ajah =.=”

***

Besok malam tepat seperti yang dijanjikan Han ahjussi, mobil keluarga Han yang dikemudikan oleh salah satu supir, menjemput Stella. Stella masuk mobil dengan girang. Han ahjussi duduk di kursi depan, di kursi tengah ada Jun Ki, Aaron, Mugung dan Eun Jin, sedangkan di kursi belakang duduk Hyo Kyung, Sang Hee, Je Woo dan Yong Hee.

Stella: “Stella duduk di tengah juga? Gak sempit nih?”
Yong Jin: “Stella, Ya Lun dan Jun Ki kurus begitu, tentu gak masalah.” XDDD
Jun Ki: “Stella, apa benar yang Han ahjussi katakan? Setelah ini kau gak bisa main di luar lagi dengan kita?”
Stella: (mengangguk lemah)
Mugung: “Hei, bersyukurlah Stella diizinkan keluar hari ini. Jangan buat dia murung.”
Hyo Kyung: “Benar. Fokus kita adalah lomba malam ini. Toh jam istirahat kita masih bisa ngumpul di bawah pohon cemara.” XDD
Stella: “Dan tiap minggu kalian bisa datang ke rumah Stella. Meskipun Stella pasti akan merindukan padang rumput.” XDD
Yong Hee: “Ortumu suatu saat pasti bakal ngerti, Stella.”

Mereka sampai di gedung pertunjukan. Ada banyak penonton, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa duduk memenuhi kursi2 penonton. Ada delapan kelompok drama yang akan berlomba, dan kelompok Stella mendapatkan undian nomor dua. Setelah dinasehati dan diberi semangat oleh Han ahjussi, sembilan anak itu duduk menunggu di belakang panggung. Aaron masih menghafalkan dialog dari kertas skenario.

Aaron: “Menang ato kalah yah? Duuuh aku tegang…”
Sang Hee: “Hwaiting, oppa. Demi Jun Ki, ayo berjuang!” ^^

Aaron melirik Mugung yang diam mematung, gak tampak tegang, tapi juga gak tampak nyantai. Selalu begitu. Tapi kalo Aaron mengatakan hal ini… apa Mugung masih tetap akan cuek kayak gitu?? Akhirnya tiba giliran Stella, dkk tampil. Secara keseluruhan, mereka gak melupakan dialog, bahkan Mugung berhasil melakukan berbagai improvisasi. Je Woo terlalu tegang dan nyaris jatuh di panggung waktu berlari, tapi untung Stella menyambarnya tepat pada waktunya. Tepuk tangan mengakhiri pertunjukan mereka. Setelah itu sembilan anak itu turun dari panggung dan duduk di samping Han ahjussi. Aaron yang paling dekat appanya, sedangkan Mugung memilih duduk paling ujung.

Je Woo: “Wuah Je Woo tegang…”
Yong Jin: “Tapi sekarang lega kan? Ahjussi yakin kalian akan menang, entah juara berapa, tapi lumayan kan? Yang penting kalian sudah melakukan yang terbaik. Ahjussi sangat bangga.”

Satu jam lagi berlalu dan akhirnya mereka mendengar pengumuman pemenang. Kelompok Stella mendapatkan juara kedua. Mereka menerima uang 600.000 won dan mereka langsung memberikannya kepada Jun Ki.

Yong Jin: “Sebenarnya ahjussi mau ngajak kalian makan dan merayakan kesuksesan, tapi kayaknya Stella gak mungkin pulang malam. Gimana kalo minggu siang kita makan2 di rumah Stella? Memanggang sesuatu?”
Stella: “Aaah… ide bagus, ahjussi.”
Mugung: “Kalo itu Mugung setuju.”
Yong Jin: “Bagus, sekarang ahjussi akan mengantar kalian semua pulang dan sampai ke rumah kalian dengan selamat. Mugung, rumah Mugung paling jauh, jadi yang terakhir diantar yah?”
Mugung: “Gak masalah, ahjussi.”

Akhirnya satu persatu anak diantar pulang, tinggallah Mugung yang terakhir.

Mugung: “Di depan persimpangan itu juga gapapa, ahjussi. Mugung bisa pulang sendiri.”
Yong Jin: “Geuraeyo? Arraso. Sampai jumpa, Mugung.”
Mugung: “Gomawo, ahjussi.” ^^

Mugung turun dari mobil.

Aaron: “Appa, aku mau bicara sebentar dengan Mugung yah.”
Han ahjussi: “Ye. Appa tunggu disini yah.”

Aaron turun dan menyusul Mugung.

Aaron: “Xiao Mai!”

Mugung menoleh dan melihat Aaron, lalu berjalan lagi dengan perlahan. Aaron mensejajarkan langkahnya.

Aaron: “Tiga bulan lagi aku akan ikut ujian akhir.”
Mugung: “Mugung tau. Mugung juga akan naik kelas 4.”
Aaron: “Dan aku… akan SMP di Guang Zhou, China.”
Mugung: “Jauh sekali?”
Aaron: “Karena disana ada SMP seni yang bagus. Sekalian aku mengembangkan bakat pianoku.”
Mugung: “Good luck.”

Aaron mematung, sementara Mugung udah berjalan lebih jauh.

Aaron: “Gak ada yang lain yang ingin kau katakan?”
Mugung: (berhenti sejenak, membelakangi Aaron) “Kau mengharapkan kata2 apa? Bukankah jadi pianis adalah cita2 Aaron? Mugung rasa teman2, meskipun kehilangan Aaron, juga tetap akan mendukung Aaron.”
Aaron: “Dan kau, apa gak akan kehilangan aku?”
Mugung: “Apa sih maksudmu?”
Aaron: “Gak ada kata2 lain yang mau kau ucapkan?”
Mugung: (menghela nafas) “Good luck.”

Aaron memandang punggung Mugung yang masuk ke kedai keluarganya yang ramai. Aaron menggelengkan kepalanya dan mendesahkan nafas. Akhirnya dengan kecewa Aaron kembali ke mobilnya.

Yong Jin: “Oooooi Yong Sun!”
Aaron: “Hah? Appa? Wae?”
Yong Jin: “Wae? Harusnya appa yang tanya Yong Sun kenapa?”
Aaron: “Emang aku kenapa?”
Yong Jin: “Bengong gitu sejak kita pulang dari rumah Mugung.”
Aaron: “Oooh… gapapa appa.”
Yong Jin: “Appa bilang Mugung manis yah waktu senyum. Sayang dia jarang senyum. Terlalu cuek.” XDD

Aaron tersenyum tipis. Dia memandang ke luar mobil, berusaha menangkap pemandangan Seoul di waktu malam sebelum dia meninggalkan semua ini.

Aaron: “Aku udah kasih tau Mugung. Tentang Guang Zhou.”
Yong Jin: “Geuraeyo? Apa reaksinya?”
Aaron: “Dia bilang good luck. Cuma itu.”
Yong Jin: “Wae? Bukannya itu bagus?”
Aaron: “Tapi aku ingin yang lain, appa.”
Yong Jin: “Maksudmu?”

Han ahjussi menoleh ke belakang dan memperhatikan benar2 wajah anak tirinya yang tampan ini. Lalu dia tertawa terbahak-bahak.

Yong Jin: “Astaga! Rupanya anakku udah dewasa!”
Aaron: *risih* “Apa sih?”
Yong Jin: “Yong Sun cinta monyet pada Mugung!”
Aaron: *wajah memerah* “Appa! Aku… bukan cinta monyet!” ><
Yong Jin: “Cinta anak umur 12 tahun yang belum menunjukkan tanda2 kedewasaan…”
Aaron: “Udah ada tanda2 kedewasaan!” ><
Yong Jin: “Ooooh…”

Han ahjussi memperhatikan Aaron dari atas ke bawah. Ahh… emang udah ada tanda2 kedewasaan XDD

Yong Jin: *berdeham* “Arraso, Yong Sun, dengarkan appa. Kau 12 tahun, Mugung 9 tahun. Apa yang Yong Sun harapkan dari anak kecil berumur 9 tahun? Tergila-gila pada Yong Sun? Paling mereka pikir itu sebatas suka dan sayang antar teman, bukan yang seperti Yong Sun pikirkan.”
Aaron: *mendesah* “Ahh… appa benar. Pabho.”
Yong Jin: “Tunggulah beberapa tahun lagi, Mugung akan mengerti. Pastikan kontakmu dengan Mugung gak terputus.”
Aaron: “Dia gak punya hape.” T.T
Yong Jin: “Tuhan akan menunjukkan jalan. Appa mau Yong Sun fokus untuk ujian akhir dan ujian masuk SMP. Mengerti?”
Aaron: “Ye, appa. Aku gak akan mengecewakan.”

***

No comments:

Post a Comment