Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 18 December 2011

(When Our Dreams Come True) The Unfulfilled Promises chapter 4

When Our Dreams Come True
The Unfulfilled Promises
Chapter 4

Lee ahjussi masuk dengan tampang marah dan tergesa-gesa ke ruang kepala sekolah. Begitu pintu dibuka, dia melihat Mugung duduk membelakanginya, berseberangan dengan Mr. Park.

Je Yoo: “Mugung!”

Mugung menoleh dan melihat wajah marah appanya, menundukkan kepalanya. Wajah Mugung sendiri pucat pasi.

Mr. Park: “Aaah… Lee ssi. Tolong duduk sebentar di sebelah putrimu ini.”

Lee ahjussi duduk di samping Mugung. Mugung masih menunduk, gak berani melihat wajah appanya maupun wajah Mr. Park.

Je Yoo: “Mugung melakukan kesalahan apa, Park sonsaengnim? Silakan hukum dia sesuai kesalahannya!”
Mr. Park: “Oooh, Lee ssi salah paham. Mugung tidak bersalah. Dia hanya sedikit nakal.”
Je Yoo: “Mwo?”
Mr. Park: “Dia hanya mengurung teman2nya di toilet dan menantang putra salah satu dewan yayasan duel basket. Dan Mugung menang.”
Je Yoo: “Mwo? MUGUNG, KAU!!”

Mugung gemetaran di kursinya.

Mr. Park: “Tapi Mugung melakukan itu semua untuk membela sahabatnya. Sahabatnya adalah Stella Lauw, anak pindahan dari Taipei. Mugung melihat Stella digencet dan berani bertaruh agar Stella tidak digencet lagi. Mugung Anda sangat membanggakan.”
Je Yoo: “Mwo?”

Lee ahjussi memandang Mugung dan menggocangkan tubuhnya.

Je Yoo: “Kau melakukan ini untuk membela Stella? Benar, Mugung?”
Mugung: (ketakutan, mendongakkan kepanya) “Ye… ye, appa…” ><
Je Yoo: *memeluk Mugung* “Putriku… kau benar2 luar biasa!”

Mugung shock bukan main. Dia kira dia bakal dimarahin, tapi appanya malah memeluknya dan merasa bangga atas dirinya.

Mr. Park: “Ya, Mugung membanggakan. Setelah lulus tes IQ dan mendapatkan nilai IQ tertinggi, dia masuk ke sini dengan beasiswa. Prestasinya di kelas sangat baik, dalam seminggu ini semua pelajaran dapat dikuasainya. Dia sangat cerdas, dan kudengar dia ini belajar Taekwondo sejak umur 3 tahun, apa itu benar, Lee ssi? Dan dia juga jago basket kan? Han Yong Sun lebih besar tiga tahun darinya dan Mugung bisa mengalahkannya.”
Je Yoo: “Ya… ya, itu benar… namun siapakah Han Yong Sun?”
Mr. Park: “Putra dewan yayasan yang dikalahkannya.”
Je Yoo: “Apa masalah ini tidak akan dibawa ke yayasan?”
Mr. Park: “Kurasa tidak. Aku akan membela Mugung.”
Je Yoo: “Tapi si Yong Sun itu, apa akan memaafkan Mugung?”

Tiba2 pintu terbuka dan wajah manis Aaron muncul. Dia tersenyum dan membuat semua yang ada di ruangan itu seakan membeku.

Aaron: “Tentu aku memaafkan Xiao Mai.”
Mr. Park: “Syukurlah kalau begitu, Yong Sun.”
Aaron: *menundukkan kepala pada Je Yoo* “Lee ahjussi, choui irumun Han Yong Sun. boleh saya pinjam Xiao Mai?”
Je Yoo: “Ahh… mullon…”

Aaron menarik tangan Mugung keluar ruangan dan menutup pintu ruangan. Aaron terus menarik Mugung ke taman belakang sekolah. Semua yang melihat kejadian itu terbengong-bengong. Keduanya bisa melihat Stella dan Jun Ki di bawah pohon cemara. Keduanya melihat Mugung dan Aaron dan merasa heran. Mugung melepaskan tangan Aaron dengan kasar.

Mugung: “Apaan sih kau ini!”
Aaron: “Wow… aku baru memaafkanmu loh, Xiao Mai.”
Mugung: “Berhenti memanggil nama Mandarinku, Aaron!”
Aaron: “Galaknya...” XDDDD

Tanpa mempedulikan Aaron, Mugung berjalan dan duduk bersama Stella dan Jun Ki yang tengah makan siang. Stella dan Jun Ki tersenyum pada Aaron, yang dibalas Aaron dengan senyum yang membuat melted.

Aaron: “Aku lapar…”
Stella: “Aaron oppa gabung dengan kita yuk… Stella bawa banyak bekal.” ^^
Aaron: “Bolehkah?” *pasang tampang imut*
Jun Ki: “Tentu hyung. Ayo…” ^^

Tanpa ragu, Aaron duduk di antara Mugung dan Stella, membuat Mugung melotot dan merapatkan dirinya ke Jun Ki, seakan Aaron membawa penyakit menular XDDD

Mugung: “Pergi!”
Aaron: “Loh… kedua temanmu mengundangku koq.” ^^

Mugung mengumpat dalam bahasa Mandarin yang dimengerti Stella dan Stella terkikik.

***

Dua tahun telah berlalu. Jun Ki, Mugung dan Stella sekarang udah kelas tiga. Aaron kelas enam dan tegang mempersiapkan dirinya menghadapi ujian kelulusan SD. Jun Ki dan Mugung bergantian menjadi juara umum di kelas 1 dan 2. sekarang Jun Ki, Stella dan Eun Jin sekelas di kelas 3-D, sedangkan Mugung dan Yong Hee sama2 masuk kelas 3-B. Sejak itu juga rombongan yang berkumpul di taman belakang bertambah Aaron, Eun Jin, Yong Hee, Je Woo, Sang Hee dan Hyo Kyung. Sekarang jumlah mereka ada 9 orang, dengan 4 cwo dan 5 cwe. Mr. Park yang mengetahui bakat Jun Ki di melukis, telah membayarkan gratis kursus melukis dengan salah satu pelukis berbakat Korea. Beberapa lukisannya telah terjual, dan semua uangnya diberikan ke panti asuhan. Stella dengan dibantu Lao Ou sering kabur dari rumah untuk main dengan teman2nya, supaya ortu Stella gak tau. Sebaliknya Mugung, ilmu taekwondonya makin maju dan kedainya makin rame. Aaron sering makan di kedai itu dengan membawa keluarganya dan beberapa kali juga memenangkan berbagai kejuaraan piano.

Aaron: “Hei semua…”

Aaron datang paling telat sore ini di acara ngumpul2 di padang rumput dekat rumah Mugung. Mobil yang mengantar Aaron tadi melaju pergi. Delapan sahabatnya, lengkap, udah menunggunya.

Aaron: “Aku punya kabar gembira.”
Eun Jin: “Ya, Yong Sun oppa? Wae?”
Aaron: “Jun Ki, kau ingin mendapatkan dana yang besar untuk panti kan?”
Jun Ki: “Ye…”
Aaron: “Ayo, kita buat pertunjukan drama. Kita kan ada 9 orang. Cukup untuk membuat parodi.”
Hyo Kyung: “Emang gimana bisa menghasilkan uang hyung?”
Aaron: “Dua bulan lagi akan diadakan lomba drama untuk anak2 SD, tapi bukan lomba antar SD sih, ini lomba umum, jadi asalkan anak SD, boleh berpartisipasi. Appaku diundang sebagai tamu kehormatan.”
Stella: “Emangnya hadiah buat pemenangnya itu uang yah?”
Aaron: “Iyah. Bayangkan… 800.000 won! lumayan kan? Kalo juara kedua dan ketiga juga dapat loh. Kita jadi bisa membantu panti!”
Je Woo: “Usul Yong Sung oppa bagus bener. Gimana Jun Ki?”
Jun Ki: “Hyung, gomawo untuk infonya.” ^^
Aaron: “Eits… sekarang kita harus tanya teman2 dulu mau ato gak.”
Stella: “Tentu aku dan Mugung mau.”

Mugung Cuma menghela nafas. Dia bukannya gak mau membantu Jun Ki, dia Cuma risih dengan Aaron yang terus-terusan menggerecokinya dan memanggilnya Xiao Mai. Berikutnya Sang Hee dan yang lainnya juga menyatakan mereka mau ikut serta.

Aaron: “Arraso. Kita harus latihan begitu skenario jadi. Temanya bebas. Ngomong2 Sang Hee dan Stella, pelajaran mengarang kalian bagus banget kan? Gimana kalo kalian kerjasama membuat skenarionya?”
Sang Hee: “Boleh juga. Stella?”
Stella: “Ye. Ayo kita kerjasama, Sang Hee.”
Aaron: “Semakin cepat skenario selesai, kita bisa cepat latihan. Aku akan minta appa mendaftarkan kita. Dia akan membayar biaya pendaftarannya.”
Jun Ki: “Aaah jangan, hyung. Biar Jun Ki ajah yang bayar.”
Aaron: “Anio. Biarkan aku membantu, okey?”
Jun Ki: “Aaah… gomawo hyung.” ^^

Mugung mengumpat dalam hatinya. Kenapa sih cwo beranjak remaja ini nempel terus padanya… sok2 berbuat baik gitu… Sore itu mereka bermain dengan senang. Stella masuk ke Honda-nya dengan wajah berseri-seri.

Lao Ou: (melihat Stella dari kaca spion) “Xiao jie senang sekali yah?”
Stella: “Ya. selalu senang kalo main dengan teman2.” ^^
Lao Ou: “Rumah aman. Lao ye dan tai tai belum pulang.”
Stella: “Syukurlah. Lao Ou, Stella mohon bantuannya yah. Selama dua bulan ini Stella akan sangat sibuk, kami mempersiapkan pertunjukan drama.”
Lao Ou: “Oh, begitukah? Dimana xiao jie akan latihan?”
Stella: “Di rumah Aaron oppa. Tapi itu setelah skenarionya selesai. Stella dan Sang Hee yang akan membuat skenarionya.”
Lao Ou: “Baiklah xiao jie. Saya akan memantau keadaan seperti biasa.”
Stella: “Ya. lebih gampang sekarang setelah Stella dibelikan hape.”

***

Selama dua minggu, Stella dan Sang Hee bekerja keras membuat skenario dan menyebabkan beberapa nilai Sang Hee jeblok. Yong Hee berbaik hati untuk mengajari Sang Hee di mata pelajaran yang jeblok. Setelah skenario fix, mereka latihan drama di rumah Aaron, dengan jadwal dua hari latihan dan sehari libur, dan sekali latihan selama 2 jam. Keluarga Aaron menyambut Stella, dkk dengan sangat baik. Mereka jadi betah latihan disana. Cuma Mugung yang selalu bertampang murung, tapi rupanya bisa berakting sebaik Jun Ki dan Aaron. Tibalah mereka di malam sebelum pertunjukan. Dengan lelah, sembilan anak2 itu duduk di lantai beralaskan karpet di rumah Aaron.

Yong Hee: “Untung akhirnya Yong Hee hapal skenarionya.”
Jun Ki: “Ehm… Han ahjussi, menurut Anda bagaimana?”

Han ahjussi, appa tiri Aaron sedaritadi duduk dan memperhatikan parodi drama Jun Ki, dkk. Dia tersenyum.

Yong Jin: “Menarik. Ahjussi yakin kalian akan menang.”
Aaron: “Baguslah kalo appa ngomong gitu. Aku benar2 lega.”
Yong Jin: “Jun Ki, apa kau pernah latihan akting sebelumnya? Aktingmu sangat bagus.”
Jun Ki: “Ajik. Jun Ki Cuma di panti asuhan dan ikut belajar melukis, ahjussi.”
Yong Jin: “Ingin jadi aktor?”
Jun Ki: “Hah?”
Yong Jin: “Ahjussi punya teman sutradara, tapi dia di Taipei. Nanti kalau dia pulang ke Seoul, ahjussi ajak Jun Ki bertemu dengannya.”
Jun Ki: “Ahjussi… gomawo…”
Stella: “Wow… kita bakal punya teman artis deh.” *menggoda Jun Ki*
Jun Ki: “Aiiish… itu kan belum tentu, Stel.”

Mengikuti jejak Stella, semuanya menggoda Jun Ki. Lalu hape Stella berbunyi, dan Stella melihat di layar hapenya, nama Lao Ou tertulis.

Stella: “Wei, Lao Ou? SHEN ME? Hao… xian zai ba.” (apa? Ya… sekarang deh)

Mugung menoleh pada Stella.

Mugung: “Mwo?”
Stella: “Celaka. Ortu Stella di rumah, padahal katanya mereka berangkat sampe lusa. Gak tau apa mereka percaya kalo Stella ngerjain tugas kelompok. Itu alasan yang udah terlalu sering dipake Lao Ou.”
Hyo Kyung: “Cepatlah pulang, Stel.”
Stella: “Han ahjussi, Stella pulang dulu. Chingu, sampai ketemu besok.”

Stella bergegas keluar rumah Aaron. Lalu dia melihat Honda-nya diparkir di depan gerbang. Stella langsung masuk ke jok belakang, dan seketika kaget ternyata ada orang yang duduk di jok belakang.

Stella: “Mama…” *kaget*
Lauw mama: “Pulang, dan jelaskan.”

Lao Ou gak berani memandang Stella sama sekali, tapi Stella yakin Lao Ou bukan orang yang membocorkan kegiatannya selama ini. Tapi apa yang harus dikatakannya pada mamanya? Sejauh mana mamanya tau tentang kegiatan dan teman2nya? Stella duduk di ruang tamu, di hadapannya papa dan mamanya menunggu penjelasannya.

Lauw mama: “Kenapa Stella dan Lao Ou membohongi kami selama ini?”
Stella: “Ma… Stella takut… mama dan papa gak mengizinkan Stella main dengan teman2…”
Lauw mama: “Melihat teman2mu yang seperti itu, tentu mama tidak setuju.”
Stella: “Maksud mama?”
Lauw mama: “Anak2 gembel. Yang satu tidak jelas asal usulnya dan yang satu anak tukang mie. Stella tidak pantas bergaul dengan mereka.”
Stella: *kaget* “Kenapa mama ngomong begitu? Jun Ki meski hidup di panti asuhan, dia anak yang baik dan berbakat. Mugung juga…”
Lauw papa: “Menurut papa yang baik dari mereka Cuma anak bermarga Han itu. dia anak yang berasal dari keluarga berada.”
Stella: “Pa, ma, tolong jangan lihat dari status mereka. Stella Cuma ingin berteman dengan semuanya…”
Lauw mama: “Jadi sekarang Stella berani melawan papa dan mama? Dulu Stella tidak seperti ini.”
Stella: “Ma… merekalah satu2nya teman Stella di sekolah…”
Lauw mama: “Mulai sekarang, selain ke sekolah, Stella tidak boleh pergi dari rumah. Dan Lao Ou, aku tidak mau dengar alasan apapun lagi. Aku telah menyelidiki keanehan ini cukup lama, sejak dua tahun lalu waktu Stella sering mengerjakan tugas kelompok. Aku tanya ke sekolah, belum ada tugas kelompok semacam itu untuk anak kelas 1-3 SD. Kalian bersekongkol untuk membohongi kami. Kalau Stella tidak sampai di rumah tepat sepulang sekolah, kau juga akan kupecat, Lao Ou, mengerti?”
Lao Ou: “Hao… hao… tai tai…”

Stella terperanjat. Dia dikurung. Tapi besok malam bukankah… bukankah hari lomba?

Stella: “Ma, pa… gak bisa. Besok Stella harus ikut lomba drama…”
Lauw papa: “Lomba drama apalagi? Omong kosong apa lagi ini, Stella?”
Stella: “Tolonglah pa, ma… Stella udah berusaha… dengan teman2 untuk membantu Jun Ki… kalo Stella gak datang, berarti usaha kami selama ini sia2…”
Lauw papa: “Omong kosong, Stella! Masuk ke kamar!”
Stella: “Pa…” T.T
Lauw mama: “Masuk kamar, Stella!”

Stella, berderai air mata, masuk ke kamarnya. Stella menangis terisak-isak…

Stella: “Kenapa papa dan mama begitu jahat? Kenapa Stella gak boleh punya teman? Bagaimana parodi tanpa Stella? Jun Ki… Mugung… Aaron oppa… ah! Aaron oppa!” ><

Stella menekan tombol2 di hapenya dan mengirim SMS ke Aaron, satu2nya dari teman2nya yang punya hape.

***

No comments:

Post a Comment