Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 30 December 2011

May's Christmas Present chapter 3


May’s Christmas Present
Chapter 3

May mengambil kado berikutnya.

“Itu untuk Stella,” kata Rupert.
“Stella… Stella mei-mei? Rupert, Rufus, cepat! Aku nggak mau dia mengganggu mei-mei ku!” desak May.

May masuk ke kamar Stella lewat jendela. Benar seperti yang dikatakan Rupert dan Rufus, si iblis sudah menunggu May.

“May, jangan sampai dia menyerang Stella ataupun kadonya! Kalau nggak, semua kado dan cerita tentang Santa akan menghilang untuk selamanya!” Rufus memperingatkan.

May meletakkan kadonya di kaki ranjang Stella yang sedang tertidur, dan berdiri di antara si iblis dan ranjang Stella.

“Nggak akan kubiarkan kamu menyentuhnya!”
“Dan aku semakin semangat bermain-main denganmu, May!” kata si iblis, tertawa keji.

Si iblis mengacungkan trisulanya dengan bersemangat. May menghindar, tapi si iblis lebih cepat.

“Aduh!!!!!!” teriak May.

May merasakan sesuatu yang hangat mengalir keluar lengan kirinya. Darah.

“Aaaah… darah yang segar. Darah anak-anak yang baik selalu segar dan membuatku haus.”

Sekali lagi si iblis menyerang, kali ini dia menusuk kaki kiri May.

“AAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH!” May berlutut menahan perih di kakinya.
“Dan anak manis ini jadi milikku…” bisik si iblis, mendekati Stella.
“Jangan sentuh dia!!! Holy Ring!”

Lingkaran putih keluar dari tongkat May, mengenai mata di dahi si iblis dengan telak.

“Aaaaaaaah!!!!!”

Si iblis hancur menjadi abu, dan seketika abu itu menghilang. Stella mulai bergerak-gerak. May bangkit…

“Hmm? Siapa?” tanya Stella, melihat jendelanya terbuka.

Stella beralih ke kado yang diletakkan di bawah kaki ranjangnya. Dia membuka kadonya. Pohon natal mini. Dia membaca kartunya.

Dear Stella,
kamu anak yang baik
selama kamu menyalakan lampu di pohon natal ini
semua orang yang ada di sekitarmu, semua yang berinteraksi denganmu
akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan
Regards, Santa Claus

“Santa… yang barusan Santa kah? Kenapa suaranya… suara cewek?”

***

“May, kamu masih bisa melanjutkan?” tanya Rupert, khawatir melihat darah yang keluar dari luka May.

Tangan kiri May terluka, begitu juga paha kirinya dan telapak kaki kanannya.

“Tinggal… satu lagi… kan? Aku akan… menyelesaikannya…” tegas May, merasakan perih yang sangat pada tangannya.
“Tinggal sepuluh menit lagi. Tolong cepat,” pesan Rufus.

May bahkan lupa apa yang ditulisnya, karena pikirannya tidak lagi bekerja dengan normal, begitu juga matanya yang mulai berkunang-kunang. Dia hanya ingat dia harus melompati cerobong asap lagi. May melompat dengan lemah, badannya sakit sekali saat menyentuh dasar cerobong. May berjalan tertatih-tatih menuju kamar seseorang, yang dia tidak ingat namanya. Dia membuka pintu kamar, menemukan pohon natal kecil. Matanya baru fokus dan indranya baru bekerja dengan baik saat melihat siapa yang tertidur di ranjang: Da Dong.

“Da Dong…” bisik May lemah.

May terjatuh, tangan kanannya tetap memegang kado Da Dong. Da Dong bergerak, May terlalu lemah untuk berlari menjauh… Da Dong bangun dan melihat May.

***

Siapa dia? Kenapa dia mengenakan pakaian Santa? Dia cewek… tapi kenapa dia menjadi Santa?

Da Dong bergerak mendekati May. Dia baru menyadari tangan dan kaki May penuh darah. Da Dong berlutut di hadapan May, menyibakkan rambut yang menutupi wajah May dengan lembut dan memandang wajahnya dengan seksama.

Aku… pernah melihatnya… dia…

Seketika air mata merebak dari mata May, May menangis terisak.

“Zen me la? Ni mei shi ma? (kenapa? Kamu nggak apa-apa?)”
“Wo… (aku…)”
“Hen tong ma? Rang wo bang ni… (Sakitkah? Biarkan aku membantumu…)”
“Bu yong le. Ni yi jian dao wo le. Santa shuo, wo bu ying gai gen ren he ren jian mian. Wo pa... wo hao pa… (nggak berguna. Kamu sudah bertemu denganku. Kata Santa, aku seharusnya nggak boleh ketemu dengan seorangpun. Aku takut… sangat takut…)”
“Bu yong pa. zhe li you wo… (jangan takut. Di sini ada aku…)”
“May, cepat!”

Da Dong menoleh dan terkejut melihat kereta rusa, dengan rusa paling depan yang berbicara. Suara si rusa seperti anak kecil. May terisak dan membuka bungkus kado Da Dong yang berwarna hijau. May mengeluarkan topi dan memakaikannya ke kepala Da Dong.

“Wo… hen gao xing… hui gen ni jian mian… (aku… bahagia sekali… bisa bertemu denganmu…)”

Da Dong menyadarinya. Menyadari gadis di hadapannya ini…

“Zai meng li… wo zai meng li… yi jing jian dao ni… (di mimpi… aku di mimpi… sudah bertemu denganmu…)”
“Zen de ma? (benarkah?)”
“Bu yao li kai wo, qiu ni… bu yao li kai wo… wo ai shang le ni! (jangan tinggalkan aku, kumohon, jangan tinggalkan aku… aku mencintaimu!)”

Da Dong memeluk May yang masih terus menangis. Selewat beberapa menit, Da Dong melepaskan pelukannya, menarik wajah May mendekati wajahnya… dan… May menghilang. Da Dong memeluk udara kosong. Da Dong merasakan kesedihan yang teramat sangat di dalam hatinya. Dia mulai menangis. Dan Da Dong meraih kartu yang tergeletak di dekat bungkusan kadonya…

***

“Hmm?”
“May…”
“Santa? Apa ini? Silau sekali…”
“Tidurlah, May. Terima kasih atas bantuanmu. Kamu anak baik… kamu akan mendapatkan kado yang paling kamu inginkan…”
“Aku… boleh tidur?”
“Tidurlah… dan semua rasa sakitmu akan hilang… tidurlah, May… sampai ketemu lagi…”

***

May terbangun.

Apakah yang semalam itu Cuma mimpi?

May bangkit dan berjalan menuju cermin. Dia masih mengenakan pakaian Santa, tapi pakaiannya bersih sekali. Dia melihat ke lengan dan kakinya, tidak ada luka. May tersenyum, tapi seketika dia ingat Da Dong. May duduk dengan lesu di ranjangnya.

Da Dong… aku ingin tahu lebih banyak… apakah benar… dia melihatku dalam mimpinya? Dan dia mencintaiku?

May baru menyadari ada kado berwarna ungu diletakkan di sebelah kaos kaki di mejanya. May meraihnya. Kado itu kecil sekali. May membuka kado itu perlahan. Sesuatu yang kecil jatuh ke pangkuannya. Gantungan handphone, dengan inisial DD. Masih belum paham maknanya, serpihan-serpihan kecil berwarna pink muncul dari kotak kado. May meraih serpihan-serpihan itu, dan di tangan May, serpihan itu bersatu, membentuk hati berwarna pink… May menangis… dan mulai paham isi kado ini…

***

Dear Da Dong,
ini tulisan May
aku menyuruh May yang menuliskannya
dan dia mengantarkan kado itu untukmu
di topimu, ada inisial MF kan?
Itu inisial May…
Dan aku sudah memberikan May untukmu, dengan mempertemukan kalian…
Kalian akan segera bertemu lagi…
Semua itu hanya awal…
Dan cinta kalian berdua, adalah kado terbaik untuk kalian berdua
Regards, Santa Claus

********************

Merry Christmas o^0^o

1 comment:

  1. wew jie coba itu kisah kenyataan pasti kereeeeeennn ^^

    ReplyDelete