Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Wednesday, 13 June 2012

Brand New It's Magic chapter 9 part 9


Brand New It’s Magic
Chapter 9 part 9

Vani, sekarang lebih cocok jadi pewarta kabar gembira. Dia kembali ke gubuk kecil dimana Royal Family Lavrenty-nya menunggu dengan sabar untuk melakukan kudeta. Mereka selama ini berlatih supaya menjadi lebih kuat. Vani menemui King Lavrenty dan Queen Lavrenty, kedua ortunya, Jane Feodosiy sepupunya, Princess Ariella Lavrenty bibinya dan ommanya Jane, Grace Yaroslava ommanya Junsu, Jeffry Feodosiy appanya Ryeowook, Lisette Alekseev bibinya sekaligus ommanya Yunhwa, dan Leo Miroslava yang bisa dibilang “father” Vani selama Vani pisah dengan kedua ortunya.

Jane menyapa, “Vani!”
“Jane!” sahut Vani.

Jane langsung masuk ke dalam gubuk kecil, dimana orang-orang dewasa berkumpul.

 “Vani sudah kembali!”
“Semuanya! Appa… omma…”
King Lavrenty bertanya,ada kabar apa, Vani? Apakah para tawanan yang Vani ceritakan itu selamat?”

Semuanya menghadap ke Vani yang sekarang duduk di antara appa dan ommanya. Mata Vani berbinar sedih saat bertatapan wajah dengan Lisette.

Lisette berucap,katanya Yunhwa akan kesini… kenapa Vani tidak datang bersamanya?”

Seketika tangis Vani pecah.

 “Yunhwa oppa… Yunhwa oppa…” gagap Vani.
Ariella menenangkan,jangan menangis, Vani. Sebenarnya ada masalah apa?”
 “Oppa… Yunhwa oppa… dia…”
 “Tidak, tolak Lisette.
 “Bella Rotislav! Dia membunuh oppa! Mereka… melakukan Death Promise. Itulah sebabnya Vani tak menemukan manusia-manusia yang katanya ditawan! Waktu Vani masuk ke kastil tempat tawanan, saat itu tabir pecah dan Yunhwa oppa sudah…”

Vani terisak. Mereka semua tau apa itu Death Promise. Mereka sudah tau resikonya. Queen Lavrenty membelai punggung putrinya. Lisette terduduk lemas, wajahnya tanpa ekspresi. Ariella menghampirinya dan duduk menenangkannya.

 “A… ada Junsu… Junsu …”
Grace mengejang,apa? Ada apa dengan Junsu?”
 “Junsu yang menggantikan Yunhwa oppa… dan dia menang.”
“Ahh syukurlah…”
 “Waktu Vani mau menyelamatkan tawanan, selain bertemu dengan Warriors’ Helper, Kimbum, yang terkurung disana, Vani juga bertemu dengan Yesung oppa. Dia bilang dia Rainbow Guardian. Ada yang tau siapa dia sebenarnya?”
 “Rainbow Guardian… apa dia di pihak kita?” Tanya Jeffry.
 “Ah ya, uncle. Yesung oppa bukan vampire, dia bilang dia terbentuk dari alam. Dia punya kekuatan yang jauh… di atas… Yunhwa oppa… dan dia sangat tampan. Selain itu dia juga maha tau. Dia mengejar Bella yang kabur, tapi berhasil mendapatkan penawar untuk racun di tubuh Light Warrior.”

Jeffry kini sibuk berpikir. Bisa dibilang selama ini keluarga Feodosiy sangat cerdas. Vani kembali bercerita dengan bersemangat.

 “Jadi kami semua membantu Junsu, walau Bella kabur pada akhirnya. Light Warrior akan sembuh malam ini. Dan Yesung oppa punya rencana… dia tengah melatih kami, supaya kami semua siap untuk kudeta. Oppa berpendapat kudeta akan sangat membantu sebelum kita menyerang Pangeran Iblis. Setelah kami semua siap, kita akan kudeta. Para Element Warriors dan Warriors’ Helper akan membantu kita.”
Queen Lavrenty bertanya,mana Hyunjoong?”
“Ahh oppa sangat sibuk, omma. Tapi Vani akan membawanya kesini secepatnya.”
“Jadi Junsu, Ryeowook dan Prince Oliver sudah bertemu dengan Yunhwa?” Tanya Jeffry.
“Iya, mereka sempat bertemu beberapa lama.”

Vani memandang iba pada Lisette yang mulai menangis. Vani menghampirinya.

 “Lisette ahjumma… meski Vani hanya sempat bertemu sebentar dengan Yunhwa oppa… Vani yakin pergi dengan cara ini adalah satu-satunya cara yang dipilih Yunhwa oppa. Dia sangat kuat, sangat pemberani, dan dia rela melakukan semua ini untuk sahabat-sahabatnya. Kita tak boleh terus bersedih karena pengorbanannya ini… ya kan, ahjumma?”

Lisette memandang Vani dengan mata merah.

 “Vani yakin Yunhwa oppa pasti saat ini bahagia… dan mungkin, sangat mungkin, kedatangan Yesung oppa yang tiba-tiba ini justru karena kepergian Yunhwa oppa… Vani yakin pasti ada sesuatu di balik semua ini. Kita harus tetap bertahan, demi Yunhwa oppa yang telah berkorban. Ya, ahjumma?”

Lisette memeluk Vani, berusaha merelakan kepergian putra pertamanya itu…

***

Yesung kembali berpatroli hari ini. Dia toh tak pernah merasa cape meski harus disuruh patroli sebulan penuh. Kekuatannya tidak pernah berkurang, selama kekuatan alam tidak goyah. Dia sudah membulatkan tekad untuk menemui May. May harus memahami semua ini. Bukan hanya dia, tapi semuanya membutuhkan May. Yesung telah mengirim Telepathy pada Stella dan Annie supaya mereka kuliah saja, dan biarkan dia yang menemani May hari ini. Rin juga sekarang sekolah, dan Jiro kembali sibuk dengan anggota D’Sky lainnya, Kyujong, Aaron dan Calvin. Yesung melakukan Teleport tepat di balkon kamar May. Tidak seperti para vampire ato Annie, Teleport Yesung sangat halus dengan hanya terlihat warna-warni indah dalam pusaran sebelum dia muncul. Dia melihat May duduk bersandar di ranjang dengan wajah tanpa ekspresi. Sungguh membahayakan dan memprihatinkan keadaannya ini. Yesung masuk melalui pintu balkon.

Yesung menyapa,hai May…”

May menoleh untuk melihat sosok Yesung, namun kemudian kembali memandang kosong ke depan. Tapi selang tiga detik kemudian dia kembali menghadap ke Yesung. Seolah-olah tadi dia salah lihat, dan kali ini benar-benar tertarik pada Yesung. Yesung tersenyum sangat manis dan duduk di tepian ranjang May.

 “May… taukah kau keadaanmu yang begini telah membuat semuanya khawatir? Bangkitlah, kami membutuhkan seorang leader.”

May mengedipkan matanya sekali. Yesung yakin May mendengarnya, meskipun tak ada yang dipikirkan May, begitu menurut ilmu Reading Mind Yesung. Yesung mengulurkan tangannya dan membelai kedua bahu May.

Yesung menyampaikan, “Julie sudah akan bangun malam ini. Bisa-bisa dia sedih kalau melihatmu sendiri yang belum pulih. Aku tau ini berat untukmu, tapi kalau kau begini terus, juga tidak akan ada hasilnya. Benar tidak?”
Yesung mendengar May menyebutkan “Yesung oppa” di dalam pikirannya. Yesung tersenyum lagi.
 “Ada baiknya kau tidak membuat Youngsaeng khawatir, oke? Mau kusenandungkan satu lagu? Aku akan menenangkan hatimu…”

Yesung menyandungkan satu lagu yang tidak pernah didengar May, tapi seketika May merasa ada di alam bebas, dengan udara yang begitu menyejukkan, hamparan padang, sungai dan gunung di kejauhan ada di depan matanya, dia bisa mendengar para burung bercicit senang, melihat bunga-bunga yang indah, mencium baunya yang wangi… langit tampak cerah, matahari bersinar ramah, awan-awan putih menghiasi langit biru itu. dan dia melihat tiga sosok cowok. Mereka bertiga tersenyum padanya. “Aku baik-baik saja,” kata yang pertama, yang berdiri paling kanan. “Jangan menangis lagi,” kata yang berdiri paling kiri. Dan yang berdiri di tengah berkata, “Teman-temanmu membutuhkanmu.” May terkesiap, dan air matanya mengalir.

Yesung berucap,air mata yang sehat. Menangislah May, akan kubuat kau bersama mereka lebih lama.”

Yesung masih menyandungkan lagu alam itu kepada May, dengan suaranya yang lembut. Kini ada liriknya. Yesung menyanyi dalam bahasa Korea. May yakin jika Yesung bernyanyi bersama Youngsaeng, pasti akan terjadi perpaduan suara yang sangat indah. Dan melihat sosok cowok pertama, May masih menangis, kini semakin sesenggukan.

 “Ada satu hal yang perlu kau sadari, May. Vampire mati… meninggalkan abu kan? Mana abu Yunhwa kalau dia sudah mati?”

May terkesiap. Dia memfokuskan matanya yang basah pada wajah Yesung. Dia membelalakkan matanya.

 “Yunhwa oppa…” panggil May.

Suara May terdengar aneh, setelah sekian lama tak dipakainya berbicara. Yesung tersenyum.

Yesung berkata,mungkin Yunhwa belum mati, dugaan kita selama ini mungkin salah. Dia Cuma pergi… entah, mungkin dia menunggu waktu yang tepat untuk kembali. Kau harus percaya padanya, May. Jangan lemah.”

May mencengkeram erat kedua lengan Yesung.

 “Ah ya… lebih baik jangan terlalu sedih lagi, kau akan membuat Youngsaeng kalut. Aku merasa dia… ahh. Aku akan menemanimu sekarang, May, sampai setidaknya Rin pulang.”

May mengangguk.

 “Beristirahatlah sekarang… Wind…”

Yesung menyanyikan lagu nina bobo yang lembut, dalam bahasa Korea, dan May merasa sangat mengantuk…

***

Yunhwa belum mati… alangkah menyenangkannya kenyataan ini ketika May mengetahuinya… tapi kenapa dia tak mau kembali? May berpikir… harusnya Yunhwa tau betapa dia begitu merindukan dan mengkhawatirkannya. Yunhwa… Dan May membuka matanya. Seketika dia teringat pada sosok Yesung, yang ternyata tak ada di sampingnya. Langit sudah gelap sepenuhnya. May ingat Julie akan bangun malam ini.

Annie tersentak melihat May turun dari tangga, duduk di sofa ruang tamu,ah, May…”

May melihat sosok Annie, Rin dan Stella, dan dia tau mereka bertiga tengah menjaganya.

 “Julie…” ujar May.
Stella memandang May cemas,dia akan bangun malam ini. Semuanya berkumpul disana. May, kau tidak apa-apa?”
Tidak apa-apa. Ayo kita juga ke tempat Julie.”
“Jiejie yakin akan kesana?” Tanya Rin.
“Tentu.”

May bingung tiga orang itu begitu mengkhawatirkannya. Menurutnya, dirinya sendiri dalam keadaan yang baik. May bertekad menjadi May yang seperti dulu lagi. Dia ingin lebih kuat. Dia yakin suatu hari Yunhwa akan kembali… dia berharap kerinduannya bisa menjadi kekuatannya juga.

Annie mengajak,ayo kita Teleport. Ini akan menghemat waktu kita. Yuk, May.”

Begitu menggandeng tangan Annie, May merasakan sensasi seakan masuk dalam pusaran waktu sekali lagi, perasaan yang membuatnya resah. Tapi begitu mampu memfokuskan pandangannya, May ternyata ada di depan pintu rumah Julie. May langsung bertemu Yesung. Dia berjaga di depan pintu.

 “Iya, aku berjaga di depan pintu,” setuju Yesung, “istilah yang bagus. Pikiranmu penuh, May.”
 “Oppa… siapa saja yang sudah datang?” Tanya May.
 “Semua teman-temanmu. Alend dan Vani juga ada loh. Cuma Youngsaeng yang tak datang…”
“Oppa bisa jemput Saengie oppa?”
 “Oh, tentu. Akan kulakukan untukmu, May.”

Yesung menghilang dalam pusaran warna indah. May yakin hati Yesung juga seindah warna-warna itu. berikutnya Stella yang dibawa Annie.

Stella bertanya, “May? Tak langsung ke kamar Julie?”
“Aku menunggu Yesung oppa,” jawab May, “kau naik dulu saja, Stel.”

Stella memandang May penuh selidik.

 “Jangan takut, Stel. Aku tidak akan apa-apa. aku akan kembali jadi May yang dulu, oke?”
 “Ah, ya… baiklah.”

May memandang punggung Stella yang berjalan menjauh… dan detik berikutnya Annie telah muncul bersama Rin. Yesung tampaknya lama sekali belum muncul.

Rin bertanya, “May jie, tak naik?”
“Kalian duluan,” jawab May, “aku nunggu Yesung oppa.”
“Oke, May, setuju Annie.

Sekarang mereka sudah ke kamar Julie juga. May tengah berharap Yesung tidak mendapat kesulitan ketika tiba-tiba pusaran warna terbentuk di depan May. Yesung datang bersama Youngsaeng. May merasa bersalah sudah lama tidak memperhatikan Youngsaeng, padahal Youngsaeng hampir setiap hari menjaganya. May khawatir dia sudah membuat Youngsaeng sakit hati.

Yesung berucap,nah, sesuai permintaanmu, May. Aku telah membujuk Youngsaeng kesini. Aku naik duluan, dan jangan lupa… kira-kira lima menit lagi Julie akan bangun.”

May tau Yesung memberi mereka privasi. Untuk itu, May sangat berterimakasih pada Yesung. Andaikan May juga bisa Reading Mind, dia akan tau apa yang ada di pikiran Youngsaeng saat ini. Ekspresinya sangat datar. May takut benar-benar sudah menyakiti hatinya. Padahal May mencintainya. Sangat mencintainya.

“May… May baik-baik saja?” Tanya Youngsaeng.

May tersentuh pada Youngsaeng yang selalu mengkhawatirkannya. May merasa bersalah karena tidak pernah berlaku adil padanya. May merasa dirinya sangat jahat. May berlari dan memeluk Youngsaeng, membuatnya kaget.

 “Loh May? Kenapa?”
May menyesal,oppa… mianhae…”
“Untuk apa? May tak berbuat salah koq…”
“Peluk saja aku, oppa.”

May senang merasakan kedua lengan Youngsaeng melingkar di punggung dan pinggangnya. May senang Youngsaeng masih mencintainya juga.

 “Oppa… apakah aku sudah menyakiti hati oppa?”
Youngsaeng menjawab,ah… tak begitu, May. Oppa ngerti koq. Oppa akan menjadi lebih pengertian lagi, semuanya untuk May…”

May merasa Youngsaeng sangat baik padanya, tapi dia malah merindukan orang lain…

 “May jangan nangis… please, May… oppa tidak mau jadi orang yang membuatmu menangis juga… please…”
 “Aku Cuma merasa…”

Jari telunjuk Youngsaeng telah menempel di bibirnya. Youngsaeng menarik May menjauh, dan dengan jari-jarinya yang panjang dan indah dia menghapus air mata May. May sekali lagi memandang wajah Youngsaeng. Dia tau Youngsaeng tidak pernah berubah. May tidak tau apa yang akan terjadi padanya andaikan tidak ada Youngsaeng. Youngsaeng masih begitu lembut pada May. Dan senyum Youngsaeng… bagi May inilah anugerah untuknya.

Youngsaeng berujar, “nah, kalau May memutuskan untuk balik lagi jadi diri May yang dulu, berjanjilah pada oppa jangan pernah menangis lagi. Oke?”
“Ehm…” deham May.
 “Atau oppa tak akan meninggalkan May walau Cuma sedetikpun. Oppa akan jadi penguntit May…”
“Itu mengerikan, oppa.”
 “Makanya harus janji.”
 “Tapi aku mau koq oppa menguntitku…”
 “ May tau itu tak mungkin kan? Tapi jangan nangis lagi yah…”
“Baiklah. Aku janji.”
 “Nah… ayo kita temui si putri tidur. Julie pasti akan senang melihat May yang juga pulih seperti dia.”

Youngsaeng menggandeng tangan May dan May tau inilah yang dia inginkan. Mereka naik ke lantai dua, langsung masuk ke kamar Julie. May kaget. Semuanya ada disini, mulai dari Jiro sampai Yesung. Kamar Julie jadi begitu sesak. Jiro duduk di tepian ranjang Julie. Julie masih tidur.

May bertanya, “Julie belum bangun?”
“Harusnya sih bentar lagi May…” jawab Stella, tampak tegang.

May menyadari sesuatu yang aneh tengah terjadi. Tak biasanya Stella berdiri berjauhan dengan Hyunjoong seperti ini. Hyunjoong hanya bersedekap di pojok ruangan. May jadi bertanya apakah ada hal yang sedang terjadi antara Hyunjoong dan Stella.

Jiro memanggil, “Julie… Julie…”

May terbang beberapa senti untuk melihat melewati kepala Aaron yang berdiri di depannya. Mata Julie terbuka, menatap langit-langit kamarnya, lalu memandang Jiro.

Julie membalas, “Jiro ge…”
“Wah, Julie sudah bangun,sorak Aaron.
 “Teman-teman… ah… May!”

Begitu melihat May, Julie langsung duduk tegak dan merentangkan kedua tangannya.

 “May…”

May tau, Julie ingin memeluknya. May melayang melewati kerumunan dan menghempaskan dirinya di tubuh Julie yang hangat. Mereka berpelukan erat. May tau. Julie adalah salah seorang yang menderita juga dalam hal ini. Tentang kepergian Yunhwa. Supaya Julie tak sedih lagi, May bertekad harus kuat. May menyadari dirinya yang seorang Leader.

May berkata,welcome back, Julie.”
“Senang melihat semuanya disini, ucap Julie.
Yesung meminta,bisa pinjam tangan kirimu, Jul?”

Julie menjulurkan tangan kirinya pada Yesung. Yesung mengambil tangan Julie dengan tangan kanannya, dan pada telapak tangan Julie yang terbuka ke atas, dia meletakkan tangan kirinya. Dia memejamkan matanya sejenak. Ada aura berwarna-warni terpancar dari seluruh tubuh Yesung. Lalu Yesung kembali membuka matanya.

 “Kau sudah sembuh, Julie. Kau telah kembali jadi Light Warrior.”
“Asyiiik…”

Semuanya bergiliran mengerumuni Julie. May kembali ke samping Youngsaeng yang merangkulnya. Youngsaeng juga tampak senang. Setelah 10 menit penuh keriuhan, akhirnya mereka bisa tenang dan mencari tempat untuk duduk nyaman. Jiro tak pernah lepas dari samping Julie dan menggandeng tangannya. Yesung duduk di ambang pintu kaca balkon. Dia mengeluarkan selembar kertas kecil.

 “Vani, sudah menyampaikan kabar pada orang-orang di dunia vampire?”
“Sudah. Appa dan omma menganggap kudeta itu usul yang baik,” jawab Vani, “yang lain juga sudah siap kapan saja kudeta itu kita lakukan.”
“Baiklah kalau begitu. Ah, Julie, kau perlu melihat jadwal itu juga.”

Julie mengambil kertas yang disodorkan Jiro.

Julie bertanya,jadwal latihan?”
“Iya. Rencananya kita akan melakukan kudeta di dunia vampire. Aku khawatir bukan hanya vampire yang akan kita lawan, tapi makhluk kegelapan sekaligus. Karena itu kita perlu latihan. Aku akan melatih kalian sesuai jadwal itu. ada pertanyaan, Julie?”
 “Well, aku suka jadwalnya. Sangat rapi, oppa. Aku akan datang tepat waktu.”
 “Baiklah, kalau begitu. Aku perlu patroli lagi malam ini. Julie, welcome back. Juga May, welcome back. Aku tak akan meragukan kekuatan kita karena kau sudah kembali.”
“Tentu, oppa, yakin May.
 “Sampai ketemu lagi, semuanya.”

Yesung kembali menghilang dalam pusaran warna. May sudah siap berjuang dan mencegah si sialan Pangeran Iblis itu lepas dari segelnya bersama teman-temannya. Segalanya akan baik-baik saja, begitu yang May yakini.

***

No comments:

Post a Comment