It’s A Love Story
Chapter 8
Mugung
sudah berbaring dari jam 12, tapi dia sama sekali tidak bisa tidur. Lagi-lagi,
insomnia mengganggunya. Dia teringat kejadian tadi ketika mengganggu Taemin dan
Haru untuk menodong makan malam dari mereka.
“Taemin
dan Haru… hubungan mereka sangat akrab. Mereka bisa berbicara jauh lebih santai
daripada aku dan GO… dan mereka kelihatannya cukup santai. Selama dua hari di
waktu kosong, Taemin tidak kemana-mana, jadi mereka selalu menghabiskan waktu
bersama,” kata Mugung, “tapi tidak sama dengan aku dan GO. Kami selalu sibuk…
bahkan Haru tidak keberatan tidur bersama dengan Taemin, tidur seranjang.
Kurasa itu bisa menambah point mereka. Sedangkan aku dan GO…”
Mugung
menghela nafas panjang. GO belum pulang. Mugung akhirnya mempersiapkan tumpukan
selimut dan bantal yang biasa dipakai GO untuk tidur di lantai. Mugung
memejamkan matanya, berusaha tidur… Entah Mugung tidur atau tidak sebenarnya,
mimpi-mimpi buruk terus dihasilkan pikiran bawah sadarnya… Mugung ingin membuka
mata, tapi dia tidak bisa. Tubuhnya bolak-balik di ranjang… ketika suara
halilintar yang sangat besar berbunyi, Mugung akhirnya mampu membuka matanya.
Hanya tersisa lampu kuning remang-remang yang menerangi kamar. Suara hujan
deras dan petir yang bersahut-sahutan menyusup lewat jendela.
“Hujan…?”
tanya Mugung dengan suara seraknya.
Mugung
melongok ke lantai dan ternyata GO sudah pulang, bahkan berbaring disana. Tapi
Mugung tau GO belum tidur. Tubuh GO belum membentuk posisi tidur favoritnya,
bahkan tubuhnya terlihat agak meringkuk dan gemetar.
“GO?”
panggil Mugung.
Mata
GO masih terpejam. Mugung khawatir. Dia mengguncang tubuh GO pelan.
“GO…
ireona!”
Perlahan,
GO membuka matanya dan memandangi wajah Mugung dengan nanar.
“Mugung?
Kau… belum tidur? Kukira kau sudah tidur waktu aku pulang tadi…” ujar GO dengan
suaranya yang agak serak dan gemetar.
“Aku
belum benar-benar tidur. GO ah… di bawah sana dingin. Pindahlah kemari.”
GO
mengerutkan dahinya, “tapi…”
“Aku
tidak ingin kau sakit. Ayo, pindahlah. MBLAQ membutuhkanmu.”
GO
perlahan pindah ke ranjang. Ternyata ranjang itu memang sempit untuk ditiduri
berdua. Mugung bergeser sedemikian rupa hingga ke tepi ranjang.
“Mugung?
Kau tidak akan jatuh tidur begitu?”
“Biasanya
aku tidak bergerak selama tidur. Tenanglah. Lagipula… kalau aku tidak menepi
begini, nanti ranjang ini tidak cukup untukmu membuat sudut 90 derajat itu.”
GO
tertawa. Mugung menarik selimut menutupi tubuh mereka.
“Hujannya
deras dan cuacanya dingin. Jangan sampai kau sakit, GO.”
GO
memandangi wajah Mugung sangat lama dan intens. Mugung merasa gugup dan
langsung tidur membelakangi GO.
“Jaljayo,
GO…” ujar Mugung lembut.
Mugung
memejamkan matanya dan mencengkeram selimut.
“Jalja,
Mugung…” balas GO.
Meskipun
jarak tubuh GO begitu jauh dari Mugung, bahkan kaki GO tidak menyentuh Mugung,
Mugung merasa punggungnya hangat. Jika ini bisa terjadi selamanya… Dan tidak ada
mimpi buruk yang menghantui Mugung lagi malam itu. Entah bagaimana caranya, dia
merasa GO memberikan perlindungan untuknya… membuatnya tenang dan nyaman…
***
Jam
9 pagi, para peserta dibawa ke taman ria yang tidak begitu ramai di hari Senin.
“Apa
kita akan naik roller coaster?” canda Haru.
“Aku
tidak keberatan asal aku boleh menutup mata,” balas Mugung.
“Tapi
seingatku susah sekali membujukmu naik roller coaster.”
“Aish,
diam kau, Haru.”
“Love
Scandal misi kelima. Seperti biasa, pisahkan diri kalian menjadi dua. Tim
pertama akan menjelajahi rumah hantu dan tim kedua akan berusaha keluar dari
maze,” ucap Kwanghee.
“Apa
saja yang ada di dalam maze? Kau pernah main, GO?”
“Pernah.
Mir pernah tersesat lama sekali disana. Jalannya memutar… tidak ada sesuatu
sih, tapi biasa ada kru taman ria yang mengagetkanmu dengan muncul tiba-tiba
atau menjatuhkan serangga,” jawab GO.
“Kupikir
aku ke rumah hantu saja. Aku tidak begitu takut soalnya.”
“Dan
aku akan berusaha keluar secepat mungkin dari dalam maze.”
“Apakah
kami akan masuk bersama?” tanya Taemin pada kedua MC.
“Oh,
tentu saja tidak! Yang masuk duluan adalah yang memiliki jumlah point paling
sedikit saat ini dan lima menit kemudian baru menyusul peserta yang lainnya,”
jawab Kwanghee.
“Apa
yang akan kau lakukan kalau kau bertemu hantu, Mugung?” tanya GO.
“Akan
kuteriaki di depan wajahnya. Itu kan kru taman ria, bukan hantu sungguhan,”
jawab Mugung.
GO
tertawa lepas.
“Yang
ke maze berkumpul denganku,” pinta Kangin.
“Sukses
ya, GO,” ujar Mugung menyemangati.
GO tersenyum
pada Mugung sebelum melangkah bersama Hyunjoong, Soohyun, Haru dan Jira. Mugung
sedikit mendengus ketika melihat Haru lebih memilih memecah teka-teki di maze
daripada berhadapan dengan hantu-hantu yang bisa membuatnya sakit jantung.
Kwanghee langsung membawa rombongan yang menuju rumah hantu ke lokasi utama.
Tidak ada yang mengantri di depan rumah hantu, sepertinya kru Love Scandal
sudah memesan rumah hantu untuk syuting hari ini. Mugung melirik lawannya:
Eunhwa tampak pucat, Raekyo meremas-remas ujung kaosnya sendiri, sedangkan
ekspresi Taemin dan Kyuhyun sama: datar.
“Yang
perlu kalian lakukan hanyalah keluar sebelum peserta lain. Rumah hantu ini
punya belasan hantu dan puluhan jebakan. Dilarang bekerjasama antar peserta
atau nilai kalian akan dikurangi. Boleh menggunakan handphone kalian sebagai
penerangan. Cukup mengerti?” tanya Kwanghee.
“Tapi
bagaimana kalau kami tersesat dan tidak bisa keluar dari sana?” tanya Eunhwa
takut-takut.
“Jika
pasangan kalian sudah menyelesaikan maze duluan, mereka boleh menyusul dan
mencari kalian, begitu pula sebaliknya, kalau kalian sudah selesai dari sini,
boleh langsung mencari pasangan kalian di maze. Tapi jika dua orang sudah masuk
dan tidak keluar setelah 30 menit, kalian tetap di tempat dan staff taman ria akan
menemukan kalian. Jadi… sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
“Bagaimana
kalau Kwanghee ikut masuk bersamaku?” tawar Kyuhyun.
“Oh,
ani, Kyuhyun, aku kan bertugas sebagai MC hari ini.”
“Kalau
begitu lain kali.”
Mugung
tersenyum melihat Kwanghee yang menampilkan senyum terpaksa. Dia juga terlihat
agak gugup ketika melihat kertas script yang dipegangnya.
“Kalau
begitu Raekyo boleh masuk duluan.”
“Aku…
aku… aku… tidak berani. Bolehkah aku mengundurkan diri?” tanya Raekyo.
“Mworago?
Kau tidak sayang dengan point-mu dan Soohyun? Point kalian sudah sangat
tertinggal.”
“Soohyun
oppa sudah bilang aku boleh tidak masuk kalau aku benar-benar tidak berani.”
“Ya
sudah kalau begitu. Kau boleh bergabung dengan Soohyun di maze.”
Raekyo
berlari begitu cepat, Kwanghee hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya.
“Nah,
sekarang Taemin. Kau akan mengundurkan diri juga?”
“Hyung
tau aku tidak mungkin melakukan itu,” jawab Taemin santai, berjalan memasuki
rumah hantu.
“Kita
tunggu lima menit kalau begitu,” putus Kwanghee.
Berikutnya,
secara berturut-turut setiap lima menit, Eunhwa dan Kyuhyun masuk, lalu Mugung
mendapat kesempatan terakhir. Ketika melangkah masuk ke rumah hantu, suasana
gelap langsung melingkupi Mugung. Mugung mengeluarkan ponsel Samsung-nya dan
menyalakan flash light. Mugung menyinari jalan, dinding, atap, begitu terus
berulang-ulang. Mugung melotot ketika melihat kerangka yang di dinding
bergerak, tapi setelah Mugung teliti, ternyata ada seutas tali tersembunyi di
balik kerangka itu.
“Aish,
pasti ada yang menggerakkannya entah dimana,” ucap Mugung, meneruskan
langkahnya.
Ketika
sebuah bayangan putih melintas di depannya, Mugung sempat berteriak sejenak.
Tapi yang membuat jantung Mugung melompat adalah ketika dia melihat Taemin
berlari melintasi jalan Mugung dan hilang dari pandangan.
“Melihat
Taemin yang berlari begitu… aku tidak berani deh jalan ke arah yang
dihindarinya. Cari aman.”
Mugung
terus memilih jalan yang menurut feelingnya akan membawanya keluar, tapi tidak
jarang dia menemukan jalan buntu. Tiba-tiba, sebuah tangan menyentuh pundak
Mugung. Mugung menoleh ke dinding, melihat tangan itu keluar dari celah di
dinding. Mugung menepis tangan itu.
“Au!”
jerit seseorang di dalam sana.
Mugung
tertawa renyah. Dia mempercepat langkahnya dan mendengar tawa khas hantu dengan
nada tinggi bergema. Mugung melotot dan berusaha mencari sumber suaranya, tapi
tidak ketemu.
“Sial.
Aku benci kalau tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa diterima akal sehat!”
Mugung
sedikit berlari, namun suara itu masih bergema. Dia bahkan kurang
berkonsentrasi dan menjerit ketika kakinya menyandung sesuatu.
“Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!”
“Gwaenchana,
Mugung-sshi?”
Mugung
mengarahkan flash light ke pemilik tangan yang terjulur ke arahnya. Rupanya
Kyuhyun. Mugung menyambut uluran tangan Kyuhyun, berdiri dan merapikan bajunya.
“Tadi
kau menyandungku yang berjongkok,” ujar Kyuhyun.
“Kenapa
Kyuhyun-sshi berjongkok?”
“Aku
menyelidiki bunyi-bunyian itu. Rupanya dari sini lho.”
Kyuhyun
mengarahkan flash light ke speaker-speaker kecil di lantai di dekat dinding.
Mugung menghela nafas lega.
“Nah,
sekarang aku mau jalan lagi. Hati-hati ya.”
Kyuhyun
memilih suatu jalan di depan dan Mugung memilih yang di sebelahnya. Sudah 20
menit Mugung di dalam dan dia merasa sedikit cemas.
“Aku
belum melihat Eunhwa… dan terakhir aku bertemu Taemin 10 menit yang lalu.
Mungkinkah mereka sudah keluar?” tebak Mugung, “aish…”
Jantung
Mugung nyaris keluar dari rongganya ketika sebuah kepala berambut panjang jatuh
dan melayang tepat di depan wajah Mugung. Mugung langsung mengambil jalan
berputar, berlari sambil terengah-engah namun dia mendengar banyak langkah di
jalan di depannya. Langkah yang terseret-seret dan suara-suara yang membuat
bulu kuduknya berdiri. Mugung memilih jalan yang lain, namun dia masih
mendengar langkah terseret itu.
“Gyaaaaaaaaaaaah~
GO, jebaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!” jerit Mugung, sekarang sungguh ketakutan.
Mugung
berlari ke arah mana saja kakinya melangkah, tidak peduli apapun lagi.
Seketika, dia menyingkirkan sebuah tirai dan cahaya terang meliputi
pandangannya. Kwanghee datang dan menepuk bahu Mugung.
“Mugung,
chukae! Kau orang kedua yang keluar!” ucap Kwanghee ceria.
“Siapa
yang keluar duluan?”
“Eunhwa.
Tidak disangka, ya? Neo gwaenchana?”
“Gwaenchana.
Aku hanya dikejar-kejar. Err… bagaimana dengan yang di maze?”
“Sudah
tiga yang keluar. Hyunjoong, Jira dan Soohyun. Kau masih boleh menyusul GO.”
“Aku
akan kesana.”
Mugung
berlari cepat menuju stand maze. Kangin yang melihat kedatangan Mugung langsung
menyambutnya.
“Mugung,
kau akan menyusul GO?” tanya Kangin.
“Ne.
Izinkan aku masuk.”
“Langsung
saja. Tapi… hati-hati.”
Mugung
berlarian memasuki maze. Dia tidak peduli pada nafasnya yang tersengal-sengal,
dia hanya ingin bertemu dengan GO.
“Kenapa
GO bisa lama sekali? 40 menit… dimana dia?”
Mugung
harus melewati berbagai rintangan seperti jalan sempit yang dindingnya
ditumbuhi sulur berduri, tanah lumpur yang menghambat laju jalan, akar-akar
pohon yang siap membuat peserta jatuh tersandung, dan masih banyak lagi. Mugung
merasa lebih sulit menemukan jalan keluar di dalam maze, baru 20 menit saja dia
sudah menemukan belasan jalan buntu.
“GO
ah… kau dimana?” tanya Mugung khawatir.
Mugung
merasakan sesuatu merayapi lehernya. Mugung memucat seketika, tau itu serangga
yang dibencinya dari langkahnya yang cepat dan kaki yang banyak.
“Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah~”
Mugung
menepis laba-laba raksasa seperti tarantula itu jatuh ke tanah, lalu berlari
secepat kilat lurus-lurus. Air mata merebak di pipinya dan ketakutan menguasai
akal sehatnya.
“Mugung?
Mugung ah, kau disini?” teriak GO.
Tapi
Mugung tidak berhenti untuk menjawab GO. Mugung hanya berlari menghindari
tembok-tembok tinggi dan akhirnya menabrak GO. GO menangkap dan memeluk Mugung
sebelum yeoja itu jatuh.
“Mugung
ah, gwaenchana?”
“Laba-laba…
laba-laba… raksasa…”
GO
langsung memeriksa sekujur tubuh Mugung, memastikan tidak ada serangga yang
dibenci Mugung menempel disana.
“Tidak
ada lagi, Mugung, dia sudah pergi. Tenanglah, aku disini.”
“Aku…
aku takut…”
GO
mendekap Mugung lebih erat, berharap bisa membuat Mugung berhenti gemetar.
Mugung mencium parfum GO, merasakan tangan GO yang melindunginya, tangannya
yang mengusap punggung Mugung… dan akhirnya, Mugung bisa bernafas teratur lagi.
“Mugung…
gwaenchana?”
GO
memberi jarak antara dirinya dan Mugung. Dengan tangannya, GO merapikan rambut
dan poni Mugung yang agak berantakan. Mugung memandangi wajah GO, tidak
bergerak sedikitpun.
“Aku…
aku kira GO… terjadi sesuatu pada GO… dan aku tidak bisa melihat GO lagi…”
“Sttt!”
hardik GO sambil menempelkan telunjuknya di bibir Mugung, “babo. Kita hanya
bermain. Jangan khawatirkan itu.”
GO
mengelus pipi Mugung dengan jari telunjuknya, tersenyum manis pada yeoja itu.
“Ayo,
kita keluar. Aku tadi sudah hampir keluar ketika mendengar teriakanmu. Aku
tentu saja tidak ingin meninggalkanmu disini.”
“Tapi
mungkin kita jadi orang terakhir yang keluar.”
“Gwaenchana…
lagipula kau kan masuk untuk mencarimu. Mana mungkin aku meninggalkanmu
sendirian?” tanya GO.
Mugung
tersenyum lalu membiarkan GO menggandeng tangannya hingga keluar maze. Kangin
dan Kwanghee telah menunggu di jalan keluar dan langsung menghampiri GO dan
Mugung.
“Untung
akhirnya kalian bertemu. Mugung-sshi, tadi jeritanmu terdengar sampai kesini.
Kami kira kau kenapa-kenapa,” kata Kangin.
“Tapi
GO berhasil menyelamatkanmu sepertinya. Syukurlah,” tambah Kwanghee, “oh ya,
kalian peserta keempat yang keluar dari maze. Kita tinggal menunggu Haru… ah,
itu dia, Haru-sshi sudah keluar bersama Taemin!”
Mereka
segera bergabung lagi dengan peserta lain. Mugung melirik tangan GO yang masih
menggenggamnya. Sepertinya GO tidak akan melepas tangan Mugung lagi dan itu
membuat Mugung merasa sangat lega, sangat bahagia. Dia tidak peduli mereka
tidak menang misi kali ini. Tapi kehadiran GO untuknya sekarang adalah
segalanya. Tadi memang dia sangat khawatir tidak bisa melihat GO lagi, tapi
sekarang pikiran itu telah menguap.
“Mari
kita mulai perhitungan point, Kangin-sshi. Urutan keluar dari rumah hantu
adalah Eunhwa, Mugung, Kyuhyun, Taemin dan Raekyo di urutan kelima karena
mengundurkan diri. Point juara pertama adalah 25, juara kedua 15 dan juara
ketiga 10,” lapor Kwanghee.
“Untuk
maze… Hyunjoong 25 point, Jira 15 point dan Soohyun 10 point. Di urutan keempat
dan kelima ada GO dan Haru,” terang Kangin.
“Jadi
perhitungan untuk misi kelima adalah… Hyunjoong-Eunhwa 50 point, Kyuhyun-Jira
25 point, GO-Mugung 15 point, Soohyun-Raekyo 10 point!”
“Langsung
tambahkan point pemenang! Oke… Pasangan pertama bertambah 100 point, pasangan kelima
50 point, pasangan keempat 25 point dan pasangan kedua 10 point! Jumlah point
sementara setelah lima misi adalah…”
Kwanghee
membalik-balik kertas di tangannya, “GO-Mugung masih tetap memimpin, 350 point!
Di posisi kedua ada Hyunjoong-Eunhwa dengan 245 point! Pasangan lain, masih
bisa berusaha lagi di sisa dua misi Love Scandal kita!”
“Nah,
hari ini semua peserta sudah lelah tentunya. Sampai jumpa lagi di misi keenam
yang pasti lebih menantang lagi!”
“GO,
apakah kau masih punya kegiatan lagi sesudah ini?” tanya Mugung.
“Aku
sempat beristirahat sampai jam 5 nanti… masih ada waktu 5 jam. Ayo kita pulang
dan makan siang,” ajak GO.
Bahkan
ketika beranjak menuju van yang menunggu mereka, genggaman tangan GO tidak
terlepas dari tangan Mugung. Mugung merasa begitu senang, sedangkan GO merasa
lega Mugung tidak menolaknya saat ini.
***
No comments:
Post a Comment