Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Saturday, 2 June 2012

It's A Love Story chapter 8


It’s A Love Story
Chapter 8

Mugung sudah berbaring dari jam 12, tapi dia sama sekali tidak bisa tidur. Lagi-lagi, insomnia mengganggunya. Dia teringat kejadian tadi ketika mengganggu Taemin dan Haru untuk menodong makan malam dari mereka.

“Taemin dan Haru… hubungan mereka sangat akrab. Mereka bisa berbicara jauh lebih santai daripada aku dan GO… dan mereka kelihatannya cukup santai. Selama dua hari di waktu kosong, Taemin tidak kemana-mana, jadi mereka selalu menghabiskan waktu bersama,” kata Mugung, “tapi tidak sama dengan aku dan GO. Kami selalu sibuk… bahkan Haru tidak keberatan tidur bersama dengan Taemin, tidur seranjang. Kurasa itu bisa menambah point mereka. Sedangkan aku dan GO…”

Mugung menghela nafas panjang. GO belum pulang. Mugung akhirnya mempersiapkan tumpukan selimut dan bantal yang biasa dipakai GO untuk tidur di lantai. Mugung memejamkan matanya, berusaha tidur… Entah Mugung tidur atau tidak sebenarnya, mimpi-mimpi buruk terus dihasilkan pikiran bawah sadarnya… Mugung ingin membuka mata, tapi dia tidak bisa. Tubuhnya bolak-balik di ranjang… ketika suara halilintar yang sangat besar berbunyi, Mugung akhirnya mampu membuka matanya. Hanya tersisa lampu kuning remang-remang yang menerangi kamar. Suara hujan deras dan petir yang bersahut-sahutan menyusup lewat jendela.

“Hujan…?” tanya Mugung dengan suara seraknya.

Mugung melongok ke lantai dan ternyata GO sudah pulang, bahkan berbaring disana. Tapi Mugung tau GO belum tidur. Tubuh GO belum membentuk posisi tidur favoritnya, bahkan tubuhnya terlihat agak meringkuk dan gemetar.

“GO?” panggil Mugung.

Mata GO masih terpejam. Mugung khawatir. Dia mengguncang tubuh GO pelan.

“GO… ireona!”

Perlahan, GO membuka matanya dan memandangi wajah Mugung dengan nanar.

“Mugung? Kau… belum tidur? Kukira kau sudah tidur waktu aku pulang tadi…” ujar GO dengan suaranya yang agak serak dan gemetar.
“Aku belum benar-benar tidur. GO ah… di bawah sana dingin. Pindahlah kemari.”
GO mengerutkan dahinya, “tapi…”
“Aku tidak ingin kau sakit. Ayo, pindahlah. MBLAQ membutuhkanmu.”

GO perlahan pindah ke ranjang. Ternyata ranjang itu memang sempit untuk ditiduri berdua. Mugung bergeser sedemikian rupa hingga ke tepi ranjang.

“Mugung? Kau tidak akan jatuh tidur begitu?”
“Biasanya aku tidak bergerak selama tidur. Tenanglah. Lagipula… kalau aku tidak menepi begini, nanti ranjang ini tidak cukup untukmu membuat sudut 90 derajat itu.”

GO tertawa. Mugung menarik selimut menutupi tubuh mereka.

“Hujannya deras dan cuacanya dingin. Jangan sampai kau sakit, GO.”

GO memandangi wajah Mugung sangat lama dan intens. Mugung merasa gugup dan langsung tidur membelakangi GO.

“Jaljayo, GO…” ujar Mugung lembut.

Mugung memejamkan matanya dan mencengkeram selimut.

“Jalja, Mugung…” balas GO.

Meskipun jarak tubuh GO begitu jauh dari Mugung, bahkan kaki GO tidak menyentuh Mugung, Mugung merasa punggungnya hangat. Jika ini bisa terjadi selamanya… Dan tidak ada mimpi buruk yang menghantui Mugung lagi malam itu. Entah bagaimana caranya, dia merasa GO memberikan perlindungan untuknya… membuatnya tenang dan nyaman…

***

Jam 9 pagi, para peserta dibawa ke taman ria yang tidak begitu ramai di hari Senin.

“Apa kita akan naik roller coaster?” canda Haru.
“Aku tidak keberatan asal aku boleh menutup mata,” balas Mugung.
“Tapi seingatku susah sekali membujukmu naik roller coaster.”
“Aish, diam kau, Haru.”
“Love Scandal misi kelima. Seperti biasa, pisahkan diri kalian menjadi dua. Tim pertama akan menjelajahi rumah hantu dan tim kedua akan berusaha keluar dari maze,” ucap Kwanghee.
“Apa saja yang ada di dalam maze? Kau pernah main, GO?”
“Pernah. Mir pernah tersesat lama sekali disana. Jalannya memutar… tidak ada sesuatu sih, tapi biasa ada kru taman ria yang mengagetkanmu dengan muncul tiba-tiba atau menjatuhkan serangga,” jawab GO.
“Kupikir aku ke rumah hantu saja. Aku tidak begitu takut soalnya.”
“Dan aku akan berusaha keluar secepat mungkin dari dalam maze.”
“Apakah kami akan masuk bersama?” tanya Taemin pada kedua MC.
“Oh, tentu saja tidak! Yang masuk duluan adalah yang memiliki jumlah point paling sedikit saat ini dan lima menit kemudian baru menyusul peserta yang lainnya,” jawab Kwanghee.
“Apa yang akan kau lakukan kalau kau bertemu hantu, Mugung?” tanya GO.
“Akan kuteriaki di depan wajahnya. Itu kan kru taman ria, bukan hantu sungguhan,” jawab Mugung.

GO tertawa lepas.

“Yang ke maze berkumpul denganku,” pinta Kangin.
“Sukses ya, GO,” ujar Mugung menyemangati.

GO tersenyum pada Mugung sebelum melangkah bersama Hyunjoong, Soohyun, Haru dan Jira. Mugung sedikit mendengus ketika melihat Haru lebih memilih memecah teka-teki di maze daripada berhadapan dengan hantu-hantu yang bisa membuatnya sakit jantung. Kwanghee langsung membawa rombongan yang menuju rumah hantu ke lokasi utama. Tidak ada yang mengantri di depan rumah hantu, sepertinya kru Love Scandal sudah memesan rumah hantu untuk syuting hari ini. Mugung melirik lawannya: Eunhwa tampak pucat, Raekyo meremas-remas ujung kaosnya sendiri, sedangkan ekspresi Taemin dan Kyuhyun sama: datar.

“Yang perlu kalian lakukan hanyalah keluar sebelum peserta lain. Rumah hantu ini punya belasan hantu dan puluhan jebakan. Dilarang bekerjasama antar peserta atau nilai kalian akan dikurangi. Boleh menggunakan handphone kalian sebagai penerangan. Cukup mengerti?” tanya Kwanghee.
“Tapi bagaimana kalau kami tersesat dan tidak bisa keluar dari sana?” tanya Eunhwa takut-takut.
“Jika pasangan kalian sudah menyelesaikan maze duluan, mereka boleh menyusul dan mencari kalian, begitu pula sebaliknya, kalau kalian sudah selesai dari sini, boleh langsung mencari pasangan kalian di maze. Tapi jika dua orang sudah masuk dan tidak keluar setelah 30 menit, kalian tetap di tempat dan staff taman ria akan menemukan kalian. Jadi… sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
“Bagaimana kalau Kwanghee ikut masuk bersamaku?” tawar Kyuhyun.
“Oh, ani, Kyuhyun, aku kan bertugas sebagai MC hari ini.”
“Kalau begitu lain kali.”

Mugung tersenyum melihat Kwanghee yang menampilkan senyum terpaksa. Dia juga terlihat agak gugup ketika melihat kertas script yang dipegangnya.

“Kalau begitu Raekyo boleh masuk duluan.”
“Aku… aku… aku… tidak berani. Bolehkah aku mengundurkan diri?” tanya Raekyo.
“Mworago? Kau tidak sayang dengan point-mu dan Soohyun? Point kalian sudah sangat tertinggal.”
“Soohyun oppa sudah bilang aku boleh tidak masuk kalau aku benar-benar tidak berani.”
“Ya sudah kalau begitu. Kau boleh bergabung dengan Soohyun di maze.”

Raekyo berlari begitu cepat, Kwanghee hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Nah, sekarang Taemin. Kau akan mengundurkan diri juga?”
“Hyung tau aku tidak mungkin melakukan itu,” jawab Taemin santai, berjalan memasuki rumah hantu.
“Kita tunggu lima menit kalau begitu,” putus Kwanghee.

Berikutnya, secara berturut-turut setiap lima menit, Eunhwa dan Kyuhyun masuk, lalu Mugung mendapat kesempatan terakhir. Ketika melangkah masuk ke rumah hantu, suasana gelap langsung melingkupi Mugung. Mugung mengeluarkan ponsel Samsung-nya dan menyalakan flash light. Mugung menyinari jalan, dinding, atap, begitu terus berulang-ulang. Mugung melotot ketika melihat kerangka yang di dinding bergerak, tapi setelah Mugung teliti, ternyata ada seutas tali tersembunyi di balik kerangka itu.

“Aish, pasti ada yang menggerakkannya entah dimana,” ucap Mugung, meneruskan langkahnya.

Ketika sebuah bayangan putih melintas di depannya, Mugung sempat berteriak sejenak. Tapi yang membuat jantung Mugung melompat adalah ketika dia melihat Taemin berlari melintasi jalan Mugung dan hilang dari pandangan.

“Melihat Taemin yang berlari begitu… aku tidak berani deh jalan ke arah yang dihindarinya. Cari aman.”

Mugung terus memilih jalan yang menurut feelingnya akan membawanya keluar, tapi tidak jarang dia menemukan jalan buntu. Tiba-tiba, sebuah tangan menyentuh pundak Mugung. Mugung menoleh ke dinding, melihat tangan itu keluar dari celah di dinding. Mugung menepis tangan itu.

“Au!” jerit seseorang di dalam sana.

Mugung tertawa renyah. Dia mempercepat langkahnya dan mendengar tawa khas hantu dengan nada tinggi bergema. Mugung melotot dan berusaha mencari sumber suaranya, tapi tidak ketemu.

“Sial. Aku benci kalau tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa diterima akal sehat!”

Mugung sedikit berlari, namun suara itu masih bergema. Dia bahkan kurang berkonsentrasi dan menjerit ketika kakinya menyandung sesuatu.

“Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!”
“Gwaenchana, Mugung-sshi?”

Mugung mengarahkan flash light ke pemilik tangan yang terjulur ke arahnya. Rupanya Kyuhyun. Mugung menyambut uluran tangan Kyuhyun, berdiri dan merapikan bajunya.

“Tadi kau menyandungku yang berjongkok,” ujar Kyuhyun.
“Kenapa Kyuhyun-sshi berjongkok?”
“Aku menyelidiki bunyi-bunyian itu. Rupanya dari sini lho.”

Kyuhyun mengarahkan flash light ke speaker-speaker kecil di lantai di dekat dinding. Mugung menghela nafas lega.

“Nah, sekarang aku mau jalan lagi. Hati-hati ya.”

Kyuhyun memilih suatu jalan di depan dan Mugung memilih yang di sebelahnya. Sudah 20 menit Mugung di dalam dan dia merasa sedikit cemas.

“Aku belum melihat Eunhwa… dan terakhir aku bertemu Taemin 10 menit yang lalu. Mungkinkah mereka sudah keluar?” tebak Mugung, “aish…”

Jantung Mugung nyaris keluar dari rongganya ketika sebuah kepala berambut panjang jatuh dan melayang tepat di depan wajah Mugung. Mugung langsung mengambil jalan berputar, berlari sambil terengah-engah namun dia mendengar banyak langkah di jalan di depannya. Langkah yang terseret-seret dan suara-suara yang membuat bulu kuduknya berdiri. Mugung memilih jalan yang lain, namun dia masih mendengar langkah terseret itu.

“Gyaaaaaaaaaaaah~ GO, jebaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!” jerit Mugung, sekarang sungguh ketakutan.

Mugung berlari ke arah mana saja kakinya melangkah, tidak peduli apapun lagi. Seketika, dia menyingkirkan sebuah tirai dan cahaya terang meliputi pandangannya. Kwanghee datang dan menepuk bahu Mugung.

“Mugung, chukae! Kau orang kedua yang keluar!” ucap Kwanghee ceria.
“Siapa yang keluar duluan?”
“Eunhwa. Tidak disangka, ya? Neo gwaenchana?”
“Gwaenchana. Aku hanya dikejar-kejar. Err… bagaimana dengan yang di maze?”
“Sudah tiga yang keluar. Hyunjoong, Jira dan Soohyun. Kau masih boleh menyusul GO.”
“Aku akan kesana.”

Mugung berlari cepat menuju stand maze. Kangin yang melihat kedatangan Mugung langsung menyambutnya.

“Mugung, kau akan menyusul GO?” tanya Kangin.
“Ne. Izinkan aku masuk.”
“Langsung saja. Tapi… hati-hati.”

Mugung berlarian memasuki maze. Dia tidak peduli pada nafasnya yang tersengal-sengal, dia hanya ingin bertemu dengan GO.

“Kenapa GO bisa lama sekali? 40 menit… dimana dia?”

Mugung harus melewati berbagai rintangan seperti jalan sempit yang dindingnya ditumbuhi sulur berduri, tanah lumpur yang menghambat laju jalan, akar-akar pohon yang siap membuat peserta jatuh tersandung, dan masih banyak lagi. Mugung merasa lebih sulit menemukan jalan keluar di dalam maze, baru 20 menit saja dia sudah menemukan belasan jalan buntu.

“GO ah… kau dimana?” tanya Mugung khawatir.

Mugung merasakan sesuatu merayapi lehernya. Mugung memucat seketika, tau itu serangga yang dibencinya dari langkahnya yang cepat dan kaki yang banyak.

“Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah~”

Mugung menepis laba-laba raksasa seperti tarantula itu jatuh ke tanah, lalu berlari secepat kilat lurus-lurus. Air mata merebak di pipinya dan ketakutan menguasai akal sehatnya.

“Mugung? Mugung ah, kau disini?” teriak GO.

Tapi Mugung tidak berhenti untuk menjawab GO. Mugung hanya berlari menghindari tembok-tembok tinggi dan akhirnya menabrak GO. GO menangkap dan memeluk Mugung sebelum yeoja itu jatuh.

“Mugung ah, gwaenchana?”
“Laba-laba… laba-laba… raksasa…”

GO langsung memeriksa sekujur tubuh Mugung, memastikan tidak ada serangga yang dibenci Mugung menempel disana.

“Tidak ada lagi, Mugung, dia sudah pergi. Tenanglah, aku disini.”
“Aku… aku takut…”

GO mendekap Mugung lebih erat, berharap bisa membuat Mugung berhenti gemetar. Mugung mencium parfum GO, merasakan tangan GO yang melindunginya, tangannya yang mengusap punggung Mugung… dan akhirnya, Mugung bisa bernafas teratur lagi.

“Mugung… gwaenchana?”

GO memberi jarak antara dirinya dan Mugung. Dengan tangannya, GO merapikan rambut dan poni Mugung yang agak berantakan. Mugung memandangi wajah GO, tidak bergerak sedikitpun.

“Aku… aku kira GO… terjadi sesuatu pada GO… dan aku tidak bisa melihat GO lagi…”
“Sttt!” hardik GO sambil menempelkan telunjuknya di bibir Mugung, “babo. Kita hanya bermain. Jangan khawatirkan itu.”

GO mengelus pipi Mugung dengan jari telunjuknya, tersenyum manis pada yeoja itu.

“Ayo, kita keluar. Aku tadi sudah hampir keluar ketika mendengar teriakanmu. Aku tentu saja tidak ingin meninggalkanmu disini.”
“Tapi mungkin kita jadi orang terakhir yang keluar.”
“Gwaenchana… lagipula kau kan masuk untuk mencarimu. Mana mungkin aku meninggalkanmu sendirian?” tanya GO.

Mugung tersenyum lalu membiarkan GO menggandeng tangannya hingga keluar maze. Kangin dan Kwanghee telah menunggu di jalan keluar dan langsung menghampiri GO dan Mugung.

“Untung akhirnya kalian bertemu. Mugung-sshi, tadi jeritanmu terdengar sampai kesini. Kami kira kau kenapa-kenapa,” kata Kangin.
“Tapi GO berhasil menyelamatkanmu sepertinya. Syukurlah,” tambah Kwanghee, “oh ya, kalian peserta keempat yang keluar dari maze. Kita tinggal menunggu Haru… ah, itu dia, Haru-sshi sudah keluar bersama Taemin!”

Mereka segera bergabung lagi dengan peserta lain. Mugung melirik tangan GO yang masih menggenggamnya. Sepertinya GO tidak akan melepas tangan Mugung lagi dan itu membuat Mugung merasa sangat lega, sangat bahagia. Dia tidak peduli mereka tidak menang misi kali ini. Tapi kehadiran GO untuknya sekarang adalah segalanya. Tadi memang dia sangat khawatir tidak bisa melihat GO lagi, tapi sekarang pikiran itu telah menguap.

“Mari kita mulai perhitungan point, Kangin-sshi. Urutan keluar dari rumah hantu adalah Eunhwa, Mugung, Kyuhyun, Taemin dan Raekyo di urutan kelima karena mengundurkan diri. Point juara pertama adalah 25, juara kedua 15 dan juara ketiga 10,” lapor Kwanghee.
“Untuk maze… Hyunjoong 25 point, Jira 15 point dan Soohyun 10 point. Di urutan keempat dan kelima ada GO dan Haru,” terang Kangin.
“Jadi perhitungan untuk misi kelima adalah… Hyunjoong-Eunhwa 50 point, Kyuhyun-Jira 25 point, GO-Mugung 15 point, Soohyun-Raekyo 10 point!”
“Langsung tambahkan point pemenang! Oke… Pasangan pertama bertambah 100 point, pasangan kelima 50 point, pasangan keempat 25 point dan pasangan kedua 10 point! Jumlah point sementara setelah lima misi adalah…”
Kwanghee membalik-balik kertas di tangannya, “GO-Mugung masih tetap memimpin, 350 point! Di posisi kedua ada Hyunjoong-Eunhwa dengan 245 point! Pasangan lain, masih bisa berusaha lagi di sisa dua misi Love Scandal kita!”
“Nah, hari ini semua peserta sudah lelah tentunya. Sampai jumpa lagi di misi keenam yang pasti lebih menantang lagi!”
“GO, apakah kau masih punya kegiatan lagi sesudah ini?” tanya Mugung.
“Aku sempat beristirahat sampai jam 5 nanti… masih ada waktu 5 jam. Ayo kita pulang dan makan siang,” ajak GO.

Bahkan ketika beranjak menuju van yang menunggu mereka, genggaman tangan GO tidak terlepas dari tangan Mugung. Mugung merasa begitu senang, sedangkan GO merasa lega Mugung tidak menolaknya saat ini.

***

No comments:

Post a Comment