Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 10 June 2012

It's A Love Story chapter 10


It’s A Love Story
Chapter 10

Mugung belum pernah merasa sebegini tertekannya dari sejak dia memutuskan untuk mengikuti Love Scandal hingga sekarang. Tapi hari ini segalanya berubah. Tadi pagi ketika bangun tidur, dia dan GO baik-baik saja. Dia bahkan bahagia GO tidak sakit sangat serius dan bisa menyambutnya hangat tadi pagi. Mereka masih sarapan bersama. GO masih begitu perhatian padanya selama di mini van menuju lokasi misi. Tapi karena perdebatan kecil itu… GO hanya tidur selama mini van membawa mereka kembali ke apartemen. GO mengurung diri di kamarnya dan hanya keluar untuk memasak dan makan. Setelah makanpun, dia yang membereskan piring. GO melakukannya dalam diam, meski Mugung sudah berusaha mengajaknya bicara. Tunggu… bagaimana kalau itu bukan perdebatan kecil? Mugung duduk terhenyak di ranjangnya.

“Dia tidak mengerti maksudku dan aku tidak mengerti maksudnya… dan kenapa aku… aku begitu angkuh? Kenapa tidak kujelaskan saja semuanya?” kutuk Mugung pada dirinya sendiri.

Kata-kata Haru kembali terngiang di telinganya. Mugung menggelengkan kepalanya ngeri. Dia hanya tinggal punya besok dan ini adalah malam terakhir mereka tinggal bersama… Mugung melirik lantai tempat GO menumpuk selimut dan bantalnya. Dia akan kehilangan… Mugung membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa dan membuka pintu kamar GO bahkan tanpa mengetuknya terlebih dahulu. GO berbaring terlentang di tengah ranjangnya, kaki dan tangannya direbahkan lebar-lebar, matanya terpejam dan headset terpasang di telinganya. Kabel panjang dan halus headset itu terpasang menuju ponselnya yang bercahaya. Mugung terengah-engah, tidak tau apa yang sebaiknya dia lakukan terlebih dulu. Bibir Mugung bergetar.

“GO… mianhae… jeongmal mianhae…”

Hati Mugung terasa sakit… Sakit, ketika GO bersikeras menyeberang sendirian… Sakit, ketika GO menepis tangannya… Sakit, ketika GO menganggapnya tidak ada… Sakit… dan Mugung tau kenapa hatinya bisa sesakit ini. Entah sejak kapan, Mugung mencintai pria bernama Jung Byunghee ini. Bukan sekadar menyukai, tapi mencintainya. GO masih tenggelam dalam dunianya dan itu memberikan pukulan yang besar untuk Mugung. Mugung tidak berani melangkah dan mengganggu ketenangan GO. Mugung duduk dan menyandarkan punggungnya di pintu, matanya terpancang pada sosok GO. Dia tetap disana hingga entah berapa lama… GO membuka matanya. Dia menekan ponselnya dan melepaskan headset dari telinganya. Saat itulah GO melihat sosok Mugung di dalam kamarnya. Wajah Mugung sepucat kertas, tubuhnya gemetar, matanya merah, pandangannya kosong… Mugung duduk meringkuk memeluk lututnya.

“Omona, Mugung! Apa yang kau lakukan disitu?” tanya GO.

Mugung menolehkan kepalanya sedikit, berusaha tersenyum tipis pada GO dengan bibirnya yang sudah tidak berwarna pink seperti biasanya. GO langsung bangkit dengan resah dan membimbing Mugung pindah ke kamar sebelah. Kamar GO memang dingin karena dia sengaja menyetel pendingin ruangan dengan suhu yang tidak biasa, berharap bisa mendinginkan kepalanya setelah perdebatan singkat dengan Mugung tadi siang. Kamar Mugung, bedanya, terasa hangat. Dan ada bau parfum Mugung yang familiar tercium oleh indra GO. GO jauh lebih menyukai ruangan ini dari ruangan apapun dari apartemen ini, termasuk kamarnya sendiri di dorm MBLAQ. GO mendudukkan Mugung di tepi ranjang kemudian ikut duduk bersamanya.

“Mugung kau kenapa? Kenapa tidak memanggilku? Kenapa kau duduk sendirian? Kau mau beku disana?”
“GO… GO sendiri ingin beku kan? Aku akan menemani GO,” jawab Mugung serak.
“Babo! Aku sudah terbiasa dengan suhu begitu di kamarku di dorm. Aku selalu mengatur suhu begitu ketika kepalaku penuh pikiran. Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri?”
“Karena aku merasa bersalah pada GO. Karena aku tidak bisa menemani GO menyeberang. Karena…”
“Ani, Mugung, akulah yang salah. Aku…”
“GO, dengarkan aku. Jebal… kali ini dengarkan aku dulu.”

GO menghela nafas panjang, lalu menarik pergelangan tangan Mugung. Dia meletakkan tangan Mugung di pangkuannya dan menggenggamnya erat, memberikan kehangatan untuk tangan yang begitu dingin.

“Aku bukan menginginkan uang. Aku bahkan tidak ingin GO menyeberang sendiri. Aku ingin mengalahkan phobia-ku, sekali ini saja, untuk mendapatkan point. Aku ingin menang, sekali lagi, bukan karena uang. Aku ingin hadiah liburan itu. Jika aku bisa mendapatkan hadiah liburan itu… aku bisa memperpanjang kebersamaanku dengan GO, walaupun itu hanya selama 3 hari 2 malam. Setidaknya aku bisa bersamamu lagi.”

GO mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Mugung. Mugung menangis. Setetes… dua tetes… GO berusaha menghapus air mata yang mengalir itu.

“Mianhae… Mugung, mianhae aku tidak mengerti alasanmu yang sesungguhnya. Aku… aku khawatir melihatmu yang begitu pucat, jadi aku tidak mau kau menyeberang. Mianhae…”

Mugung menggelengkan kepalanya dan berbalas senyum dengan GO. Setelah berhenti terisak, GO mengelus puncak kepala Mugung.

“Kalaupun kita tidak menang, kita tetap bisa bersama. Memang sih, kita akan sangat sibuk, tapi kita masih bisa berhubungan,” jelas GO, “aku juga tidak ingin kehilangan kontak denganmu. Jadi kau tidak perlu memaksakan diri, ok?”
“Aku… aku egois ya? Harusnya dari awal aku menjelaskan ini pada GO…” ucap Mugung lirih.
GO tersenyum lagi, “sudahlah, lupakan saja. Toh aku juga bersalah.”

Dan kehangatan sudah mulai mengaliri aliran darah Mugung. Inilah yang Mugung inginkan. Senyum GO. Meski dia belum bisa mengungkapkan segala isi hatinya… namun selama GO masih bersamanya, tetap menjaga kontak dengannya, dia pasti akan punya kesempatan. Ya, suatu hari nanti…

“Apa kau sakit? Masih kedinginan?” tanya GO khawatir.
“Aku tidak sakit, GO, tenang saja. Tadi sedikit kedinginan, tapi sekarang… sudah tidak lagi,” jawab Mugung, tersenyum tipis, “aku sudah tidak takut lagi karena GO memaafkanku dan GO janji untuk selalu bersamaku.”

GO merengkuh Mugung di dalam pelukannya dan perlahan sama-sama berbaring. GO memeluk Mugung begitu erat sehingga Mugung bisa mendengar detak jantung mereka berdua yang berdebar begitu keras. Pelukan GO sangat hangat… dan… bau feromon tubuh GO…

“Dengan begini, Mugung akan hangat.”
“Tapi GO tidak bisa tidur dengan posisi favoritmu lagi.”
“Memelukmu adalah pengganti yang pas untuk posisi itu.”

Mugung terdiam setelahnya. Pikirannya terlalu tenang sehingga membuatnya mengantuk. Rasanya begitu damai, begitu tenang berada di pelukan GO. Mungkin mereka tidak akan bisa melakukan ini lagi kelak. Dia harus merekam memori ini baik-baik. Memori yang hanya mereka ketahui berdua. Namun GO tidak merasa tenang. Terlalu banyak hal yang dipikirkannya. Apakah harapannya terkabul? Ataukah… Mugung seperti ini… hanya karena terbiasa dengannya? Bagaimana kalau setelah ini dia kembali lagi menjadi dirinya yang dulu? Menjadi dirinya yang lebih memilih Thunder daripada GO?

***

Hari terakhir syuting sekaligus misi ketujuh dilaksanakan di studio. Studio hari ini penuh sekali dengan penonton, seolah mereka mau nonton konser. Mugung kembali mendapati artis-artis rekan se-grup para peserta artis (Joon dan –ini membuat jantung Mugung berdetak dua kali kecepatan normal- Thunder juga hadir), lalu Mugung perlu menggosok matanya untuk memastikan apakah benar yang dilihatnya Hami dan Eunjae juga datang.

“Haru, apakah itu… Hami dan Eunjae?” tanya Mugung sambil menunjuk.
Haru memicingkan matanya, “ah benar, itu mereka. Dan mereka membawa semacam spanduk untuk mendukung kita.”
“Omona… itu memalukan sekali,” keluh Mugung.
“Mugung, kupikir kau akan menang kali ini,” ujar Haru, mengungkapkan opininya.
“Kau terdengar sangat yakin tentang itu, Haru,” kata Mugung sangsi.
“Tentu saja. Hubunganmu dan GO oppa… terlihat sangat baik,” jelas Haru.

Mugung tersenyum tipis. Tidak ada yang tau betapa mereka sudah melewati situasi mengerikan seperti kemarin baru bisa kembali akrab seperti sekarang. Para peserta duduk di balik sebuah meja setinggi dada mereka, berpasangan.

“GO, apa benar kita perlu menjawab pertanyaan seputar pasangan kita?”
“Kau tidak perlu khawatir. Peserta prialah yang melakukan ini. Dan yang perlu kita lakukan hanyalah menulis essay. Jadi aku akan menulis karangan tentang dirimu,” jawab GO panjang.
“Apa yang ingin kau ketahui? Aku akan beritau sekarang. Makanan kesukaanku, kebiasaan…”

GO meletakkan jari telunjuknya di bibir Mugung.

“Tak usah khawatir. Aku sudah tau lebih dari yang kau tau.”

GO lalu maju untuk berbisik langsung ke telinga Mugung.

“Kita sudah tidur bersama dan kau bahkan nyaris telanjang di hari kedua kita tinggal bersama, apa kau lupa itu?”

Wajah Mugung memerah. Tentu saja masih begitu jelas di ingatannya tentang hari dimana dia jatuh menabrak GO dan memang nyaris telanjang.

“Tapi… kita tidur… itu tidak… maksudku tidur bersama…” gagap Mugung.

GO hanya tertawa renyah mendengar kegagapan Mugung. Mugung jadi tidak tau lagi bagaimana merangkai kata-katanya dan memilih diam. Kwanghee dan Kangin sudah muncul di tengah panggung.

“Sambutlah para peserta Love Scandal di misi terakhir mereka!” seru Kwanghee, “Hyunjoong-Eunhwa 245 point; Soohyun-Raekyo 45 point; Taemin-Haru 135 point; GO-Mugung 375 point dan Kyuhyun-Jira 310 point!”

Point-point itu langsung tertera di layar kecil di masing-masing meja peserta dan dapat dilihat langsung oleh penonton. Penonton bersorak-sorak dan nama GO-Mugung dielu-elukan.

“Misi ketujuh, seperti biasanya, adalah menulis essay tentang pasangan. Peserta pria-lah yang harus menyelesaikan misi ini kali ini,” jelas Kangin, “tulis apa saja yang kalian ketahui tentang pasangan kalian. Kalian bisa mencantumkan makanan kesukaan, kebiasaan, atau apapun yang menurut kalian cocok dan nanti akan kami sesuaikan dengan catatan pribadi yang pernah ditulis peserta wanita sebelum mengikuti acara ini.”
“Sekarang, peserta wanita harus duduk di kursi-kursi ini, menunggui pasangannya selesai menulis.”

Kwanghee menunjuk kursi-kursi di pinggir panggung. GO tersenyum tipis ketika Mugung hendak meninggalkannya seolah berkata “tenang saja.”

“Waktu yang diberikan adalah 15 menit! Bersiap…” pinta Kwanghee, “dimulai dari… sekarang!”

Penonton mulai bersorak lagi, menyemangati artis favorit mereka. Sesekali, para peserta pria menatap wajah pasangannya. Beberapa kali juga mata Mugung dan GO bertemu pandang. GO tampak begitu serius dan membuat Mugung gugup. Mugung tidak tau semalam dia benar-benar tertidur di pelukan GO hingga pagi hari. GO tetap memeluknya dengan begitu erat, sama seperti semalam. Mugung mulai menebak-nebak lagi… apakah… GO tau perasaannya? Apakah kata Haru benar, GO menyukainya? Apakah dia boleh berharap? Apakah sebaiknya dia menanyakan ini pada GO?

“Oke, 15 menit sudah berlalu. Peserta wanita silakan kembali pada pasangannya,” kata Kangin, “sementara Kwanghee-sshi akan mengumpulkan jawaban peserta pria.”

Di balik meja, GO menggenggam tangan Mugung erat-erat dan membuat Mugung tidak berani menatapnya.

“Kita mulai dari peserta pertama dulu, jawaban dari Hyunjoong. Setiap point yang benar tentang pasangannya akan mendapat tambahan 5 point,” ujar Kangin lagi.

Kwanghee mulai membacakan essay Hyunjoong yang dicocokkan pada data yang sudah diisi Eunhwa yang dipajang di layar besar di belakang panggung. Hyunjoong berhasil menulis essay yang panjang dan akhirnya mendapatkan point penuh 50.

“Daebak!” puji Kwanghee pada Hyunjoong.

Berikutnya, giliran essay Soohyun yang dinilai. Sayang sekali, mereka hanya mendapat point 10. Namun essay Taemin mengejutkan baik Haru maupun Mugung karena nilainya juga 50, sebuah nilai sempurna. Kini tibalah giliran essay GO.

“Langsung saja kubacakan. Lee Mugung, gadis pecinta paprika yang phobia pada laba-laba dan ketinggian. Gadis yang mandi lama sekali dan membuatku kesal karenanya. Gadis yang menyesap air banyak-banyak dan menggembungkannya di pipi sebelum menelannya perlahan. Gadis yang mencintai balap mobil dan games. Gadis yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai editor di waktu senggangnya. Gadis yang tidur dengan badan miring, salah satu tangan diselipkan di bawah bantal dan tangan lainnya memeluk boneka monyet kecil yang dibawanya. Gadis yang mabuk jalan gunung. Dia adalah Lee Mugung,” baca Kwanghee.

Layar di belakang panggung sudah menunjukkan data yang pernah ditulis Mugung. Mugung membekap mulutnya saat angka 50 tertera dengan sangat besar di layar itu setelahnya.

“Dengan begini, para pasangan di episode ini punya chemistry yang bagus,” puji Kangin.
“GO, bagaimana kau bisa…” ujar Mugung tak percaya.
“Kita akan menang,” kata GO singkat.

Essay terakhir dibacakan dan Kyuhyun-Jira mendapatkan tambahan 35 point.

“Dan sekarang adalah sesi terakhir dimana kita akan menunjukkan chemistry masing-masing pasangan yang tertangkap oleh kamera, baik itu terjadi saat syuting ataupun saat di apartemen,” ujar Kangin senang.
“Oh ya, kita punya banyak sekali kamera CCTV kecuali di kamar dan toilet,” canda Kwanghee.
“Kita mulai dari pasangan pertama. Perhatikan layar.”

Di layar terpampang chemistry antara Hyunjoong dan Eunhwa seperti bagaimana Hyunjoong membangunkan Eunhwa tiap pagi, merapikan pakaian Eunhwa, dan beberapa adegan lainnya di saat sebelum atau sesudah misi, ataupun di saat mereka melaksanakan misi.

“Setiap adegan yang ditayangkan akan mendapat tambahan 5 point, namun perselisihan dan ketidakkompakan antara pasangan akan diberi pengurangan 10 point,” jelas Kwanghee.
“Sejauh ini… pasangan Hyunjoong-Eunhwa mendapat tambahan point… 50!” seru Kangin heboh.

Chemistry antara Soohyun-Raekyo mendapat tambahan 40 point. Mugung tertawa ketika menyaksikan potongan adegan chemistry Taemin-Haru yang sangat banyak dan bersih dari pertengkaran: tambahan 105 point untuk mereka. Namun kini Mugung sedikit khawatir. Apakah kamera akan menangkap pertengakaran dia dan GO? Bagaimana kalau pertengkaran itu dianggap terlalu parah sehingga mengurangi semua point chemistry mereka dan akhirnya membuat mereka kalah? Mugung jadi merasa bodoh. Jika dia menonton Love Scandal dari awal, dia tidak akan begini bodohnya melakukan kesalahan. Satu-persatu adegan mulai ditayangkan di layar lebar.

Adegan sebelum misi pertama di pantai. “Kau suka warna pink?” “Aku suka hijau. Ini… temanku mengerjaiku.” “Sudahlah, sampai kapan kau mau begitu terus? Aku tidak akan menyentuhmu.” GO meraih tangan Mugung (5 point)
“Kau tidak bisa berenang, Mugung?” “Lebih dari itu. Aku… aku trauma pada air, GO-sshi. Aku pernah… tenggelam dan itu…” GO menggenggam tangan Mugung (5 point)
Misi pertama di pantai. GO mengalungkan kalung kerang milik Mugung sebelum miliknya sendiri (5 point)
Sesudah misi pertama di pantai. Mugung nyaris terjatuh, GO menolong Mugung (5 point)
Adegan sebelum membereskan apartemen. “Kenapa harus berteriak sekencang itu sih? Ayo ke apartemen kita sekarang, kalau tidak misi kita tidak akan selesai.” “Tapi…” GO menarik Mugung pergi (5 point)
Membereskan apartemen. GO mengusir laba-laba dari tubuh dan kamar Mugung (5 point)
Chemistry sehari-hari (yang pertama) GO memasak dan Mugung mengatur meja (5 point)
Sebelum makan malam di hari pertama di apartemen. GO membersihkan debu dari pipi Mugung (5 point)
Chemistry sehari-hari (kedua) Mugung membantu GO membereskan meja (5 point)
Hari kedua di apartemen. Mugung yang terpaksa lari keluar dari kamar mandi menabrak dan menimpa GO (5 point)

Para penonton tertawa tergelak-gelak ketika menyaksikan adegan yang baru saja ditayangkan. Mugung menyembunyikan wajahnya di balik punggung GO, sudah terlalu malu. GO hanya tertawa gugup.

“Tadinya kami sempat berpikir apakah kami perlu menyensor adegan itu, tapi rupanya adegannya cukup aman,” canda Kwanghee, tertawa heboh.

Adegan sebelum misi kedua di arena balapan. GO menggenggam tangan Mugung (5 point)
Sesudah misi kedua di arena balapan. GO memeluk Mugung (5 point)
Adegan sebelum misi ketiga: kencan impian. Mugung mengganti wallpaper ponselnya dari Thunder menjadi GO (5 point)

Kali ini, Mugung-lah yang merasa gugup. Tanpa sengaja, Mugung memandangi Thunder yang duduk di areal penonton. Thunder yang menyadari tatapan Mugung, tersenyum padanya. Mugung terpaksa mengalihkan matanya pada GO. Ekspresi GO saat ini sulit ditebak, dia tampak diam. Mugung mengumpat dalam hatinya. Sekarang GO tau dia menyukai Thunder. Apakah GO akan merubah pikirannya itu? Mugung merasa sangat tidak enak dan ingin mengubur dirinya sekarang.

Misi ketiga: kencan impian. GO menggandeng Mugung (5 point)
Misi ketiga: kencan impian. GO menghapus air mata Mugung (5 point)
Sesudah misi keempat di studio. GO memeluk Mugung (5 point)
Tidur bersama di hari ketiga tugas tidur seranjang (5 point)

“Dari mana mereka tau soal tidur seranjang? Kata mereka tidak ada CCTV di kamar kan?” celetuk Mugung, entah bicara pada siapa.
“Kau tidak dengar penjelasan Kwanghee tadi? Katanya ranjang kita sejenis punya sensor untuk tau apakah ada satu atau dua orang yang tidur disana,” jawab GO tanpa memandang Mugung.
“Ah, kalau tau begitu…”

Misi kelima di taman ria. “Gyaaaaaaaaaaaah~ GO, jebaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!” Mugung meneriakkan nama GO saat ketakutan (5 point)
Misi kelima di taman ria. “Mugung? Mugung ah, kau disini?” GO kembali masuk ke maze setelah mendengar teriakan Mugung (5 point)
Misi kelima di taman ria. GO memeluk Mugung (5 point)
Misi kelima di taman ria. GO menggandeng Mugung (5 point)
Hari kelima tugas tidur seranjang. Mugung merawat GO yang sakit (5 point)
Adegan sebelum misi keenam di perbukitan. “Mugung ah~ gwaenchana?” “Kau bawa sesuatu? Minyak angin atau apalah…?” Mugung menggenggam lengan GO (5 point)
Adegan sebelum misi keenam di perbukitan. GO mengoleskan minyak pada Mugung (5 point)
Adegan sebelum misi keenam di perbukitan. Mugung tidur di pundak GO (5 point)
Di apartemen. GO merangkul Mugung yang terlihat tidak sehat (5 point)
Tidur bersama di hari keenam tugas tidur seranjang (5 point)

“Nah… jadi total penambahan point adalah… 135 point!” jerit Kwanghee.
“Namun, Kwanghee, jangan buru-buru. Khusus untuk pasangan ini, banyak point yang harus dikurangi,” kata Kangin.

Jantung Mugung nyaris berhenti berdetak. Ketakutannya menjadi kenyataan.

“Perhatikan adegan berikut ini,” pinta Kangin.

Tidak tidur bersama di hari pertama tugas tidur seranjang (10 point)
Wallpaper ponsel Mugung adalah Thunder (10 point)

Mugung sekali lagi menundukkan kepalanya dan merasa bersalah.

Tidak tidur bersama di hari kedua tugas tidur seranjang (10 point)
Tidak tidur bersama di hari keempat tugas tidur seranjang (10 point)
Perdebatan saat misi keenam di perbukitan (10 point)
GO menepis tangan Mugung (10 point)
Tidak saling bicara di apartemen setelah misi keenam di perbukitan (10 point)

“Jadi total point yang harus dikurangi adalah 70 point!” hitung Kwanghee.
“Masih tersisa 65 point untuk ditambahkan ke pasangan GO-Mugung!” ujar Kangin.
“Sudah kubilang kita akan menang,” ujar GO singkat, masih tidak memandang Mugung.

Mugung tidak berani menanggapi GO. Dia merasa GO bersikap agak dingin padanya setelah potongan adegan yang melibatkan Thunder itu. Mugung sendiri sudah merasa ingin menangis saking merasa bersalahnya terhadap GO. Akhirnya pasangan Kyuhyun-Jira mendapat tambahan 20 point.

“Dengan begini… perolehan nilai akhir adalah… untuk pemenang kelima, Shin Soohyun dan Choi Raekyo, 95 point! Silakan maju ke depan dan menerima hadiah,” pinta Kangin.
“Shin Soohyun dan Choi Raekyo masing-masing mendapatkan voucher makan malam gratis untuk 2x di Seaside Hotel dan voucher akses gratis semua wahana di The Pearl Beach!” ujar Kwanghee sambil membagi-bagikan voucher pada Soohyun dan Raekyo.
“Pemenang keempat, Lee Taemin dan Goo Haru, 290 point!” panggil Kangin.
“Hadiah untuk pemenang keempat Lee Taemin dan Goo Haru adalah masing-masing mendapatkan voucher akses gratis semua wahana di The Pearl Beach sebanyak 3x, voucher bermain go-cart gratis di Fantasy Race-Line dan voucher belanja sebesar 150.000 Won di The Ultimate Supermarket,” ujar Kwanghee.
“Silakan maju juara ketiga kita… Kim Hyunjoong dan Shin Eunhwa!”
“Hadiah pemenang ketiga adalah voucher belanja sebesar 150.000 Won di The Ultimate Supermarket, laptop terbaru dari Sony, voucher menginap di kamar President Suite Room di Seaside Hotel sebanyak 4x dan uang tunai senilai 650.000 Won, tentunya menjadi masing-masing milik Hyunjoong dan Eunhwa.”
“Juara kedua… 365 point! Maju ke depan untuk Cho Kyuhyun dan Choi Jira!”
“Hadiah dari sponsor… masing-masing mendapatkan voucher menginap di kamar President Suite Room di Seaside Hotel sebanyak 5x, ponsel terbaru dari Samsung, voucher akses gratis seluruh wahana di Rainbow Playground, voucher belanja sebesar 400.000 Won di seluruh outlet Round Plaza dan uang tunai senilai 500.000 Won!”

Para penonton bersorak heboh. Hadiah-hadiah yang diberikan acara ini semakin besar dari satu episode ke episode lainnya karena rating yang terus meningkat.

“Mari kita sambut juara kita, Jung Byunghee dan Lee Mugung!” jerit Kwanghee.

Penonton kompak menjeritkan nama GO dan Mugung, bahkan Hami dan Eunjae sudah melonjak di kursi mereka.

“Hadiah luar biasa menanti mereka. Voucher belanja sebesar 400.000 Won di seluruh outlet Round Plaza, voucher makan gratis sebanyak 5x di Seaside Hotel, voucher akses gratis semua wahana di The Pearl Beach sebanyak 7x, voucher belanja sebesar 150.000 Won di The Ultimate Supermarket, voucher menginap di kamar President Suite Room di Seaside Hotel sebanyak 11x dan uang tunai 2 juta Won!” seru Kangin cepat dan lancar.
“Dan tentu saja hadiah utama… menginap dengan akomodasi penuh ditanggung oleh pihak Shining Jeju Resort selama 3 hari 2 malam! Voucher ini akan dipakai mereka secara bersama-sama sebulan tepat setelah hari ini!” lanjut Kwanghee.

Mugung sangat kaget dengan hadiah yang begitu besar, bahkan dia tidak pernah tau detail hadiah lain selain hadiah incarannya yaitu voucher menginap. Studio terasa begitu gegap gempita. Namun Mugung masih merasa hatinya dingin. GO… Mugung memberanikan diri menatap GO dan akhirnya, GO menatap Mugung. Senyum terpasang di wajah tampannya.

“Sampai jumpa bulan depan, Mugung. Kau akan pergi kan?” tanya GO.
“Te… tentu saja,” jawab Mugung gagap.

Dan kata-kata GO itu cukup menguatkan Mugung hingga mereka bertemu lagi sebulan kemudian.

***

No comments:

Post a Comment