It’s A Love Story
Chapter 10
Mugung
belum pernah merasa sebegini tertekannya dari sejak dia memutuskan untuk
mengikuti Love Scandal hingga sekarang. Tapi hari ini segalanya berubah. Tadi
pagi ketika bangun tidur, dia dan GO baik-baik saja. Dia bahkan bahagia GO
tidak sakit sangat serius dan bisa menyambutnya hangat tadi pagi. Mereka masih
sarapan bersama. GO masih begitu perhatian padanya selama di mini van menuju
lokasi misi. Tapi karena perdebatan kecil itu… GO hanya tidur selama mini van
membawa mereka kembali ke apartemen. GO mengurung diri di kamarnya dan hanya
keluar untuk memasak dan makan. Setelah makanpun, dia yang membereskan piring.
GO melakukannya dalam diam, meski Mugung sudah berusaha mengajaknya bicara. Tunggu…
bagaimana kalau itu bukan perdebatan kecil? Mugung duduk terhenyak di
ranjangnya.
“Dia
tidak mengerti maksudku dan aku tidak mengerti maksudnya… dan kenapa aku… aku
begitu angkuh? Kenapa tidak kujelaskan saja semuanya?” kutuk Mugung pada
dirinya sendiri.
Kata-kata
Haru kembali terngiang di telinganya. Mugung menggelengkan kepalanya ngeri. Dia
hanya tinggal punya besok dan ini adalah malam terakhir mereka tinggal bersama…
Mugung melirik lantai tempat GO menumpuk selimut dan bantalnya. Dia akan
kehilangan… Mugung membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa dan membuka pintu
kamar GO bahkan tanpa mengetuknya terlebih dahulu. GO berbaring terlentang di
tengah ranjangnya, kaki dan tangannya direbahkan lebar-lebar, matanya terpejam
dan headset terpasang di telinganya. Kabel panjang dan halus headset itu
terpasang menuju ponselnya yang bercahaya. Mugung terengah-engah, tidak tau apa
yang sebaiknya dia lakukan terlebih dulu. Bibir Mugung bergetar.
“GO…
mianhae… jeongmal mianhae…”
Hati
Mugung terasa sakit… Sakit, ketika GO bersikeras menyeberang sendirian… Sakit,
ketika GO menepis tangannya… Sakit, ketika GO menganggapnya tidak ada… Sakit…
dan Mugung tau kenapa hatinya bisa sesakit ini. Entah sejak kapan, Mugung
mencintai pria bernama Jung Byunghee ini. Bukan sekadar menyukai, tapi
mencintainya. GO masih tenggelam dalam dunianya dan itu memberikan pukulan yang
besar untuk Mugung. Mugung tidak berani melangkah dan mengganggu ketenangan GO.
Mugung duduk dan menyandarkan punggungnya di pintu, matanya terpancang pada
sosok GO. Dia tetap disana hingga entah berapa lama… GO membuka matanya. Dia
menekan ponselnya dan melepaskan headset dari telinganya. Saat itulah GO
melihat sosok Mugung di dalam kamarnya. Wajah Mugung sepucat kertas, tubuhnya
gemetar, matanya merah, pandangannya kosong… Mugung duduk meringkuk memeluk
lututnya.
“Omona,
Mugung! Apa yang kau lakukan disitu?” tanya GO.
Mugung
menolehkan kepalanya sedikit, berusaha tersenyum tipis pada GO dengan bibirnya
yang sudah tidak berwarna pink seperti biasanya. GO langsung bangkit dengan
resah dan membimbing Mugung pindah ke kamar sebelah. Kamar GO memang dingin
karena dia sengaja menyetel pendingin ruangan dengan suhu yang tidak biasa,
berharap bisa mendinginkan kepalanya setelah perdebatan singkat dengan Mugung
tadi siang. Kamar Mugung, bedanya, terasa hangat. Dan ada bau parfum Mugung
yang familiar tercium oleh indra GO. GO jauh lebih menyukai ruangan ini dari
ruangan apapun dari apartemen ini, termasuk kamarnya sendiri di dorm MBLAQ. GO
mendudukkan Mugung di tepi ranjang kemudian ikut duduk bersamanya.
“Mugung
kau kenapa? Kenapa tidak memanggilku? Kenapa kau duduk sendirian? Kau mau beku
disana?”
“GO…
GO sendiri ingin beku kan? Aku akan menemani GO,” jawab Mugung serak.
“Babo!
Aku sudah terbiasa dengan suhu begitu di kamarku di dorm. Aku selalu mengatur
suhu begitu ketika kepalaku penuh pikiran. Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri?”
“Karena
aku merasa bersalah pada GO. Karena aku tidak bisa menemani GO menyeberang.
Karena…”
“Ani,
Mugung, akulah yang salah. Aku…”
“GO,
dengarkan aku. Jebal… kali ini dengarkan aku dulu.”
GO
menghela nafas panjang, lalu menarik pergelangan tangan Mugung. Dia meletakkan
tangan Mugung di pangkuannya dan menggenggamnya erat, memberikan kehangatan
untuk tangan yang begitu dingin.
“Aku
bukan menginginkan uang. Aku bahkan tidak ingin GO menyeberang sendiri. Aku
ingin mengalahkan phobia-ku, sekali ini saja, untuk mendapatkan point. Aku
ingin menang, sekali lagi, bukan karena uang. Aku ingin hadiah liburan itu.
Jika aku bisa mendapatkan hadiah liburan itu… aku bisa memperpanjang
kebersamaanku dengan GO, walaupun itu hanya selama 3 hari 2 malam. Setidaknya
aku bisa bersamamu lagi.”
GO
mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Mugung. Mugung menangis. Setetes… dua
tetes… GO berusaha menghapus air mata yang mengalir itu.
“Mianhae…
Mugung, mianhae aku tidak mengerti alasanmu yang sesungguhnya. Aku… aku
khawatir melihatmu yang begitu pucat, jadi aku tidak mau kau menyeberang.
Mianhae…”
Mugung
menggelengkan kepalanya dan berbalas senyum dengan GO. Setelah berhenti
terisak, GO mengelus puncak kepala Mugung.
“Kalaupun
kita tidak menang, kita tetap bisa bersama. Memang sih, kita akan sangat sibuk,
tapi kita masih bisa berhubungan,” jelas GO, “aku juga tidak ingin kehilangan
kontak denganmu. Jadi kau tidak perlu memaksakan diri, ok?”
“Aku…
aku egois ya? Harusnya dari awal aku menjelaskan ini pada GO…” ucap Mugung
lirih.
GO
tersenyum lagi, “sudahlah, lupakan saja. Toh aku juga bersalah.”
Dan
kehangatan sudah mulai mengaliri aliran darah Mugung. Inilah yang Mugung
inginkan. Senyum GO. Meski dia belum bisa mengungkapkan segala isi hatinya…
namun selama GO masih bersamanya, tetap menjaga kontak dengannya, dia pasti
akan punya kesempatan. Ya, suatu hari nanti…
“Apa
kau sakit? Masih kedinginan?” tanya GO khawatir.
“Aku
tidak sakit, GO, tenang saja. Tadi sedikit kedinginan, tapi sekarang… sudah
tidak lagi,” jawab Mugung, tersenyum tipis, “aku sudah tidak takut lagi karena
GO memaafkanku dan GO janji untuk selalu bersamaku.”
GO
merengkuh Mugung di dalam pelukannya dan perlahan sama-sama berbaring. GO
memeluk Mugung begitu erat sehingga Mugung bisa mendengar detak jantung mereka
berdua yang berdebar begitu keras. Pelukan GO sangat hangat… dan… bau feromon
tubuh GO…
“Dengan
begini, Mugung akan hangat.”
“Tapi
GO tidak bisa tidur dengan posisi favoritmu lagi.”
“Memelukmu
adalah pengganti yang pas untuk posisi itu.”
Mugung
terdiam setelahnya. Pikirannya terlalu tenang sehingga membuatnya mengantuk.
Rasanya begitu damai, begitu tenang berada di pelukan GO. Mungkin mereka tidak
akan bisa melakukan ini lagi kelak. Dia harus merekam memori ini baik-baik.
Memori yang hanya mereka ketahui berdua. Namun GO tidak merasa tenang. Terlalu
banyak hal yang dipikirkannya. Apakah harapannya terkabul? Ataukah… Mugung
seperti ini… hanya karena terbiasa dengannya? Bagaimana kalau setelah ini dia
kembali lagi menjadi dirinya yang dulu? Menjadi dirinya yang lebih memilih
Thunder daripada GO?
***
Hari
terakhir syuting sekaligus misi ketujuh dilaksanakan di studio. Studio hari ini
penuh sekali dengan penonton, seolah mereka mau nonton konser. Mugung kembali
mendapati artis-artis rekan se-grup para peserta artis (Joon dan –ini membuat
jantung Mugung berdetak dua kali kecepatan normal- Thunder juga hadir), lalu
Mugung perlu menggosok matanya untuk memastikan apakah benar yang dilihatnya
Hami dan Eunjae juga datang.
“Haru,
apakah itu… Hami dan Eunjae?” tanya Mugung sambil menunjuk.
Haru
memicingkan matanya, “ah benar, itu mereka. Dan mereka membawa semacam spanduk
untuk mendukung kita.”
“Omona…
itu memalukan sekali,” keluh Mugung.
“Mugung,
kupikir kau akan menang kali ini,” ujar Haru, mengungkapkan opininya.
“Kau
terdengar sangat yakin tentang itu, Haru,” kata Mugung sangsi.
“Tentu
saja. Hubunganmu dan GO oppa… terlihat sangat baik,” jelas Haru.
Mugung
tersenyum tipis. Tidak ada yang tau betapa mereka sudah melewati situasi
mengerikan seperti kemarin baru bisa kembali akrab seperti sekarang. Para
peserta duduk di balik sebuah meja setinggi dada mereka, berpasangan.
“GO,
apa benar kita perlu menjawab pertanyaan seputar pasangan kita?”
“Kau
tidak perlu khawatir. Peserta prialah yang melakukan ini. Dan yang perlu kita
lakukan hanyalah menulis essay. Jadi aku akan menulis karangan tentang dirimu,”
jawab GO panjang.
“Apa
yang ingin kau ketahui? Aku akan beritau sekarang. Makanan kesukaanku,
kebiasaan…”
GO
meletakkan jari telunjuknya di bibir Mugung.
“Tak
usah khawatir. Aku sudah tau lebih dari yang kau tau.”
GO
lalu maju untuk berbisik langsung ke telinga Mugung.
“Kita
sudah tidur bersama dan kau bahkan nyaris telanjang di hari kedua kita tinggal
bersama, apa kau lupa itu?”
Wajah
Mugung memerah. Tentu saja masih begitu jelas di ingatannya tentang hari dimana
dia jatuh menabrak GO dan memang nyaris telanjang.
“Tapi…
kita tidur… itu tidak… maksudku tidur bersama…” gagap Mugung.
GO
hanya tertawa renyah mendengar kegagapan Mugung. Mugung jadi tidak tau lagi
bagaimana merangkai kata-katanya dan memilih diam. Kwanghee dan Kangin sudah
muncul di tengah panggung.
“Sambutlah
para peserta Love Scandal di misi terakhir mereka!” seru Kwanghee,
“Hyunjoong-Eunhwa 245 point; Soohyun-Raekyo 45 point; Taemin-Haru 135 point;
GO-Mugung 375 point dan Kyuhyun-Jira 310 point!”
Point-point
itu langsung tertera di layar kecil di masing-masing meja peserta dan dapat
dilihat langsung oleh penonton. Penonton bersorak-sorak dan nama GO-Mugung
dielu-elukan.
“Misi
ketujuh, seperti biasanya, adalah menulis essay tentang pasangan. Peserta
pria-lah yang harus menyelesaikan misi ini kali ini,” jelas Kangin, “tulis apa
saja yang kalian ketahui tentang pasangan kalian. Kalian bisa mencantumkan
makanan kesukaan, kebiasaan, atau apapun yang menurut kalian cocok dan nanti
akan kami sesuaikan dengan catatan pribadi yang pernah ditulis peserta wanita
sebelum mengikuti acara ini.”
“Sekarang,
peserta wanita harus duduk di kursi-kursi ini, menunggui pasangannya selesai
menulis.”
Kwanghee
menunjuk kursi-kursi di pinggir panggung. GO tersenyum tipis ketika Mugung
hendak meninggalkannya seolah berkata “tenang saja.”
“Waktu
yang diberikan adalah 15 menit! Bersiap…” pinta Kwanghee, “dimulai dari…
sekarang!”
Penonton
mulai bersorak lagi, menyemangati artis favorit mereka. Sesekali, para peserta
pria menatap wajah pasangannya. Beberapa kali juga mata Mugung dan GO bertemu
pandang. GO tampak begitu serius dan membuat Mugung gugup. Mugung tidak tau
semalam dia benar-benar tertidur di pelukan GO hingga pagi hari. GO tetap
memeluknya dengan begitu erat, sama seperti semalam. Mugung mulai menebak-nebak
lagi… apakah… GO tau perasaannya? Apakah kata Haru benar, GO menyukainya?
Apakah dia boleh berharap? Apakah sebaiknya dia menanyakan ini pada GO?
“Oke,
15 menit sudah berlalu. Peserta wanita silakan kembali pada pasangannya,” kata
Kangin, “sementara Kwanghee-sshi akan mengumpulkan jawaban peserta pria.”
Di
balik meja, GO menggenggam tangan Mugung erat-erat dan membuat Mugung tidak
berani menatapnya.
“Kita
mulai dari peserta pertama dulu, jawaban dari Hyunjoong. Setiap point yang
benar tentang pasangannya akan mendapat tambahan 5 point,” ujar Kangin lagi.
Kwanghee
mulai membacakan essay Hyunjoong yang dicocokkan pada data yang sudah diisi
Eunhwa yang dipajang di layar besar di belakang panggung. Hyunjoong berhasil
menulis essay yang panjang dan akhirnya mendapatkan point penuh 50.
“Daebak!”
puji Kwanghee pada Hyunjoong.
Berikutnya,
giliran essay Soohyun yang dinilai. Sayang sekali, mereka hanya mendapat point
10. Namun essay Taemin mengejutkan baik Haru maupun Mugung karena nilainya juga
50, sebuah nilai sempurna. Kini tibalah giliran essay GO.
“Langsung
saja kubacakan. Lee Mugung, gadis pecinta paprika yang phobia pada laba-laba
dan ketinggian. Gadis yang mandi lama sekali dan membuatku kesal karenanya.
Gadis yang menyesap air banyak-banyak dan menggembungkannya di pipi sebelum
menelannya perlahan. Gadis yang mencintai balap mobil dan games. Gadis yang
sibuk dengan pekerjaannya sebagai editor di waktu senggangnya. Gadis yang tidur
dengan badan miring, salah satu tangan diselipkan di bawah bantal dan tangan
lainnya memeluk boneka monyet kecil yang dibawanya. Gadis yang mabuk jalan
gunung. Dia adalah Lee Mugung,” baca Kwanghee.
Layar
di belakang panggung sudah menunjukkan data yang pernah ditulis Mugung. Mugung
membekap mulutnya saat angka 50 tertera dengan sangat besar di layar itu
setelahnya.
“Dengan
begini, para pasangan di episode ini punya chemistry yang bagus,” puji Kangin.
“GO,
bagaimana kau bisa…” ujar Mugung tak percaya.
“Kita
akan menang,” kata GO singkat.
Essay
terakhir dibacakan dan Kyuhyun-Jira mendapatkan tambahan 35 point.
“Dan
sekarang adalah sesi terakhir dimana kita akan menunjukkan chemistry
masing-masing pasangan yang tertangkap oleh kamera, baik itu terjadi saat
syuting ataupun saat di apartemen,” ujar Kangin senang.
“Oh
ya, kita punya banyak sekali kamera CCTV kecuali di kamar dan toilet,” canda
Kwanghee.
“Kita
mulai dari pasangan pertama. Perhatikan layar.”
Di
layar terpampang chemistry antara Hyunjoong dan Eunhwa seperti bagaimana
Hyunjoong membangunkan Eunhwa tiap pagi, merapikan pakaian Eunhwa, dan beberapa
adegan lainnya di saat sebelum atau sesudah misi, ataupun di saat mereka
melaksanakan misi.
“Setiap
adegan yang ditayangkan akan mendapat tambahan 5 point, namun perselisihan dan
ketidakkompakan antara pasangan akan diberi pengurangan 10 point,” jelas
Kwanghee.
“Sejauh
ini… pasangan Hyunjoong-Eunhwa mendapat tambahan point… 50!” seru Kangin heboh.
Chemistry
antara Soohyun-Raekyo mendapat tambahan 40 point. Mugung tertawa ketika
menyaksikan potongan adegan chemistry Taemin-Haru yang sangat banyak dan bersih
dari pertengkaran: tambahan 105 point untuk mereka. Namun kini Mugung sedikit
khawatir. Apakah kamera akan menangkap pertengakaran dia dan GO? Bagaimana
kalau pertengkaran itu dianggap terlalu parah sehingga mengurangi semua point
chemistry mereka dan akhirnya membuat mereka kalah? Mugung jadi merasa bodoh.
Jika dia menonton Love Scandal dari awal, dia tidak akan begini bodohnya
melakukan kesalahan. Satu-persatu adegan mulai ditayangkan di layar lebar.
Adegan sebelum misi pertama di pantai. “Kau
suka warna pink?” “Aku suka hijau. Ini… temanku mengerjaiku.” “Sudahlah, sampai
kapan kau mau begitu terus? Aku tidak akan menyentuhmu.” GO meraih tangan
Mugung (5 point)
“Kau tidak bisa berenang, Mugung?” “Lebih
dari itu. Aku… aku trauma pada air, GO-sshi. Aku pernah… tenggelam dan itu…” GO
menggenggam tangan Mugung (5 point)
Misi pertama di pantai. GO mengalungkan
kalung kerang milik Mugung sebelum miliknya sendiri (5 point)
Sesudah misi pertama di pantai. Mugung
nyaris terjatuh, GO menolong Mugung (5 point)
Adegan sebelum membereskan apartemen.
“Kenapa harus berteriak sekencang itu sih? Ayo ke apartemen kita sekarang,
kalau tidak misi kita tidak akan selesai.” “Tapi…” GO menarik Mugung pergi (5
point)
Membereskan apartemen. GO mengusir laba-laba
dari tubuh dan kamar Mugung (5 point)
Chemistry sehari-hari (yang pertama) GO
memasak dan Mugung mengatur meja (5 point)
Sebelum makan malam di hari pertama di
apartemen. GO membersihkan debu dari pipi Mugung (5 point)
Chemistry sehari-hari (kedua) Mugung
membantu GO membereskan meja (5 point)
Hari kedua di apartemen. Mugung yang
terpaksa lari keluar dari kamar mandi menabrak dan menimpa GO (5 point)
Para
penonton tertawa tergelak-gelak ketika menyaksikan adegan yang baru saja
ditayangkan. Mugung menyembunyikan wajahnya di balik punggung GO, sudah terlalu
malu. GO hanya tertawa gugup.
“Tadinya
kami sempat berpikir apakah kami perlu menyensor adegan itu, tapi rupanya
adegannya cukup aman,” canda Kwanghee, tertawa heboh.
Adegan sebelum misi kedua di arena balapan.
GO menggenggam tangan Mugung (5 point)
Sesudah misi kedua di arena balapan. GO
memeluk Mugung (5 point)
Adegan sebelum misi ketiga: kencan impian.
Mugung mengganti wallpaper ponselnya dari Thunder menjadi GO (5 point)
Kali
ini, Mugung-lah yang merasa gugup. Tanpa sengaja, Mugung memandangi Thunder
yang duduk di areal penonton. Thunder yang menyadari tatapan Mugung, tersenyum
padanya. Mugung terpaksa mengalihkan matanya pada GO. Ekspresi GO saat ini
sulit ditebak, dia tampak diam. Mugung mengumpat dalam hatinya. Sekarang GO tau
dia menyukai Thunder. Apakah GO akan merubah pikirannya itu? Mugung merasa
sangat tidak enak dan ingin mengubur dirinya sekarang.
Misi ketiga: kencan impian. GO menggandeng
Mugung (5 point)
Misi ketiga: kencan impian. GO menghapus air
mata Mugung (5 point)
Sesudah misi keempat di studio. GO memeluk
Mugung (5 point)
Tidur bersama di hari ketiga tugas tidur
seranjang (5 point)
“Dari
mana mereka tau soal tidur seranjang? Kata mereka tidak ada CCTV di kamar kan?”
celetuk Mugung, entah bicara pada siapa.
“Kau
tidak dengar penjelasan Kwanghee tadi? Katanya ranjang kita sejenis punya
sensor untuk tau apakah ada satu atau dua orang yang tidur disana,” jawab GO
tanpa memandang Mugung.
“Ah,
kalau tau begitu…”
Misi kelima di taman ria. “Gyaaaaaaaaaaaah~
GO, jebaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!” Mugung meneriakkan nama GO saat ketakutan (5
point)
Misi kelima di taman ria. “Mugung? Mugung
ah, kau disini?” GO kembali masuk ke maze setelah mendengar teriakan Mugung (5
point)
Misi kelima di taman ria. GO memeluk Mugung
(5 point)
Misi kelima di taman ria. GO menggandeng
Mugung (5 point)
Hari kelima tugas tidur seranjang. Mugung
merawat GO yang sakit (5 point)
Adegan sebelum misi keenam di perbukitan.
“Mugung ah~ gwaenchana?” “Kau bawa sesuatu? Minyak angin atau apalah…?” Mugung
menggenggam lengan GO (5 point)
Adegan sebelum misi keenam di perbukitan. GO
mengoleskan minyak pada Mugung (5 point)
Adegan sebelum misi keenam di perbukitan.
Mugung tidur di pundak GO (5 point)
Di apartemen. GO merangkul Mugung yang
terlihat tidak sehat (5 point)
Tidur bersama di hari keenam tugas tidur
seranjang (5 point)
“Nah…
jadi total penambahan point adalah… 135 point!” jerit Kwanghee.
“Namun,
Kwanghee, jangan buru-buru. Khusus untuk pasangan ini, banyak point yang harus
dikurangi,” kata Kangin.
Jantung
Mugung nyaris berhenti berdetak. Ketakutannya menjadi kenyataan.
“Perhatikan
adegan berikut ini,” pinta Kangin.
Tidak tidur bersama di hari pertama tugas
tidur seranjang (10 point)
Wallpaper ponsel Mugung adalah Thunder (10
point)
Mugung
sekali lagi menundukkan kepalanya dan merasa bersalah.
Tidak tidur bersama di hari kedua tugas
tidur seranjang (10 point)
Tidak tidur bersama di hari keempat tugas
tidur seranjang (10 point)
Perdebatan saat misi keenam di perbukitan
(10 point)
GO menepis tangan Mugung (10 point)
Tidak saling bicara di apartemen setelah
misi keenam di perbukitan (10 point)
“Jadi
total point yang harus dikurangi adalah 70 point!” hitung Kwanghee.
“Masih
tersisa 65 point untuk ditambahkan ke pasangan GO-Mugung!” ujar Kangin.
“Sudah
kubilang kita akan menang,” ujar GO singkat, masih tidak memandang Mugung.
Mugung
tidak berani menanggapi GO. Dia merasa GO bersikap agak dingin padanya setelah
potongan adegan yang melibatkan Thunder itu. Mugung sendiri sudah merasa ingin
menangis saking merasa bersalahnya terhadap GO. Akhirnya pasangan Kyuhyun-Jira
mendapat tambahan 20 point.
“Dengan
begini… perolehan nilai akhir adalah… untuk pemenang kelima, Shin Soohyun dan
Choi Raekyo, 95 point! Silakan maju ke depan dan menerima hadiah,” pinta
Kangin.
“Shin
Soohyun dan Choi Raekyo masing-masing mendapatkan voucher makan malam gratis
untuk 2x di Seaside Hotel dan voucher akses gratis semua wahana di The Pearl
Beach!” ujar Kwanghee sambil membagi-bagikan voucher pada Soohyun dan Raekyo.
“Pemenang
keempat, Lee Taemin dan Goo Haru, 290 point!” panggil Kangin.
“Hadiah
untuk pemenang keempat Lee Taemin dan Goo Haru adalah masing-masing mendapatkan
voucher akses gratis semua wahana di The Pearl Beach sebanyak 3x, voucher
bermain go-cart gratis di Fantasy Race-Line dan voucher belanja sebesar 150.000
Won di The Ultimate Supermarket,” ujar Kwanghee.
“Silakan
maju juara ketiga kita… Kim Hyunjoong dan Shin Eunhwa!”
“Hadiah
pemenang ketiga adalah voucher belanja sebesar 150.000 Won di The Ultimate
Supermarket, laptop terbaru dari Sony, voucher menginap di kamar President
Suite Room di Seaside Hotel sebanyak 4x dan uang tunai senilai 650.000 Won,
tentunya menjadi masing-masing milik Hyunjoong dan Eunhwa.”
“Juara
kedua… 365 point! Maju ke depan untuk Cho Kyuhyun dan Choi Jira!”
“Hadiah
dari sponsor… masing-masing mendapatkan voucher menginap di kamar President
Suite Room di Seaside Hotel sebanyak 5x, ponsel terbaru dari Samsung, voucher
akses gratis seluruh wahana di Rainbow Playground, voucher belanja sebesar
400.000 Won di seluruh outlet Round Plaza dan uang tunai senilai 500.000 Won!”
Para
penonton bersorak heboh. Hadiah-hadiah yang diberikan acara ini semakin besar
dari satu episode ke episode lainnya karena rating yang terus meningkat.
“Mari
kita sambut juara kita, Jung Byunghee dan Lee Mugung!” jerit Kwanghee.
Penonton
kompak menjeritkan nama GO dan Mugung, bahkan Hami dan Eunjae sudah melonjak di
kursi mereka.
“Hadiah
luar biasa menanti mereka. Voucher belanja sebesar 400.000 Won di seluruh
outlet Round Plaza, voucher makan gratis sebanyak 5x di Seaside Hotel, voucher
akses gratis semua wahana di The Pearl Beach sebanyak 7x, voucher belanja
sebesar 150.000 Won di The Ultimate Supermarket, voucher menginap di kamar
President Suite Room di Seaside Hotel sebanyak 11x dan uang tunai 2 juta Won!”
seru Kangin cepat dan lancar.
“Dan
tentu saja hadiah utama… menginap dengan akomodasi penuh ditanggung oleh pihak
Shining Jeju Resort selama 3 hari 2 malam! Voucher ini akan dipakai mereka
secara bersama-sama sebulan tepat setelah hari ini!” lanjut Kwanghee.
Mugung
sangat kaget dengan hadiah yang begitu besar, bahkan dia tidak pernah tau
detail hadiah lain selain hadiah incarannya yaitu voucher menginap. Studio
terasa begitu gegap gempita. Namun Mugung masih merasa hatinya dingin. GO…
Mugung memberanikan diri menatap GO dan akhirnya, GO menatap Mugung. Senyum
terpasang di wajah tampannya.
“Sampai
jumpa bulan depan, Mugung. Kau akan pergi kan?” tanya GO.
“Te…
tentu saja,” jawab Mugung gagap.
Dan
kata-kata GO itu cukup menguatkan Mugung hingga mereka bertemu lagi sebulan
kemudian.
***
No comments:
Post a Comment