Their Birthday Wishes
Chapter 8
Chun berhasil juga mengalahkan Green
Dragon, tapi sebagai bayarannya, Chun juga keracunan.
“Tinggal kalian bertiga… yakin ingin
duel denganku?” Tanya Pangeran Iblis.
“Walau harus mengorbankan nyawa, tapi
kami akan melakukannya!” jawab Da Dong, memimpin Stella dan May untuk maju.
“Kalian memilih kematian lebih cepat
rupanya…”
***
Ya ampun… Tuhan… bagaimana ini? May dan teman-teman masih ada di dalam
sana… dan JaeJoong juga ada di dalam sana… tolonglah mereka Tuhan… biarkan kami
masuk dan melakukan sesuatu untuk mereka…
Annie mengucapkan doa ini sudah untuk
yang kesepuluh kalinya. Teman-teman lainnya yang berada di luar Crystal Spirit
sama tegangnya dengan dirinya. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain
menunggu… Annie memandang Tsunami Chain-nya dengan marah, seolah-olah salah
Chain-nya lah dia ada di luar saat ini. Tapi saat itu Tsunami Chain bersinar.
Dia terbang ke hadapan Annie dan mengeluarkan cahaya melingkupi tubuh Annie.
“Annie?” Tanya YooChun bingung.
Sesaat kemudian tumbuh sayap di punggung
Annie. Annie mengepakkannya dan…
“Aku terbang! Teman-teman, aku
terbang!” seru Annie senang.
“Oh, aku paham!” seru Santa, “ayo…
kita bisa masuk ke dalam.”
***
Fabian… kamu mendengarku?
Fabian merasa dia mendengar suara
Santa di dalam ruangan ini. Tapi setelah menoleh kesana-kemari, dia memastikan
suara Santa itu pasti Cuma khayalannya.
“Kenapa, Fab?” Tanya Rin keheranan.
“Barusan aku mendengar suara Santa,”
jawab Fabian, “tapi mana mungkin…”
Fabian… benar, ini aku. Kami ada di luar sini, kami terbang. Aku bisa
melihatmu menembus dinding. Fabian, bawa kami masuk.
“Tapi bagaimana mungkin? Aku gak bisa
menembus dinding!”
“Dimana Santa?” Tanya Thia
kebingungan.
Siapa yang bisa menembus dinding, Fabian?
Kamu tau jawabannya.
“Tapi… tapi aku bukan…”
Sekali lagi. Kuberi kamu kesempatan terakhir untuk menjadi itu.
Percayalah kamu bisa.
Fabian mengatupkan kedua tangannya
seperti posisi berdoa, berkonsentrasi dengan menutup matanya dan dalam beberapa
detik…
“Fabian! Kamu benar-benar Cupid?”
Tanya JunSu terkejut saat Fabian kembali ke sosoknya yang semula.
“Bukan Cupid sempurna, kurasa,
soalnya kalian bisa melihatku. Nah, saatnya aku membawa teman-teman kita
masuk.”
Fabian terbang dengan ringannya
menuju salah satu sisi dinding, membuat yang lain kagum saat dia mengapit
teman-teman mereka masuk: HyunJoong dan KimBum, Maila dan KimJoon, Yi Ru dan
Fennie, Santa dan JunKi, Julie dan Finda, Annie dan YooChun, Lissa dan MinHo,
dan yang terakhir ChangMin.
“ChangMin!” teriak JunSu girang saat
melihat ChangMin.
“Mereka terluka…” keluh Jeje pada
JunKi, menunjuk Ya Lun dan Jae Joong.
“Oh… ini mudah. Beri mereka minum
ini,” ucap JunKi sambil menyerahkan dua botol minuman.
Dalam sekejap, Ya Lun dan Jae Joong
sembuh dan mereka semua senang sekali bisa reuni kembali.
“Oke, sekarang masalah kita udah
beres. Tapi bagaimana May dan teman-teman?” Tanya KimBum.
Pertanyaan KimBum membuat semuanya
resah.
“Tak bisakah Santa atau Fabian
melihat mereka ada dimana?” Tanya JunSu.
Santa menggeleng.
“Tapi kurasa Fabian tau jawabannya,”
jawab Santa.
“Aku?” Tanya Fabian bingung.
“Yap. Fabian, kekuatan apa yang
selalu bisa menang melawan kejahatan dan kebencian? Dan kebetulan kekuatan itu
adalah keahlianmu.”
Fabian diam sejenak, berpikir… Saat
melihat jari-jari Jeje yang di sampingnya, dia teringat…
“Gak mungkin, kan, Santa?”
“Menjadi manusia rupanya mengurangi
rasa narsis dan percaya dirimu, Fabian. Aku harus katakan bahwa yang kamu
pikirkan itu benar.”
“Soulmate Path!”
“Soulmate Path? Apa itu?” Tanya Jeje bingung.
“Aku tau, Santa!”
“Oke. Lakukan, kalau begitu, Fabian,”
pinta Santa.
“Ayo, semuanya… bergandengan tangan
menurut petunjukku…”
***
“Stella!” teriak May saat melihat
sabit Lucifer melukai tubuh Stella.
Stella meringis kesakitan.
“Gak bisa… baringkan Stella bersama
YunHo dan Chun,” pinta Da Dong.
May memapah Stella berbaring di
antara YunHo dan Chun, sementara Lucifer tertawa keji.
“May… Da Dong… maafkan kami,” keluh
Chun lemah.
“Bukan salah kalian!” sanggah May.
“Tapi jie… kami gak bisa bantu
jie-jie dan ge-ge…” sahut Stella.
“Justru demi kalian dan semuanya,
kami akan menang,” tegas Da Dong.
May dan Da Dong meninggalkan YunHo,
Stella dan Chun di sudut ruangan yang jauh dari Lucifer. Keduanya berdiri
menghadap Lucifer. Luka di kaki Da Dong tidak diacuhkannya.
“May, ayo… Jangan takut.”
“Wo bu pa… ying wei you ni zai wo de
shen bian,” tegas May.
May dan Da Dong melompat ke kedua
sisi Lucifer. Tornado Sword dan Wind Spear berkelebat menyerang Lucifer. Tapi
Lucifer selalu lebih cepat. Selain bisa menghindar, dia pun bisa menahan
serangan mereka berdua.
“May! Da Dong! Kami datang!”
May dan Da Dong turun ke lantai dan
melihat siapa yang baru berbicara. Rupanya KimJoon. Dia muncul bersama
semuanya. May menghitung…
“Semuanya!”
“Tenang, May, Da Dong ge ge, kalian
gak sendirian,” kata Thia sambil tersenyum.
“Chun ge ge, YunHo dan Stella… cepat
kalian minum Healing Water ini,” ucap Amelz sambil memberikan botol pada
ketiganya.
“Ayo kita selesaikan ini,” ucap Lissa
geram.
“Kalian pikir kalian bisa
mengalahkanku?” Tanya Lucifer, masih tertawa keji.
“Tentu,” jawab Da Dong, “karena Santa
dan Cupid juga bersama kami.”
Seperti sudah dikomando, YunHo-Rin,
Chun-Amelz, May-HyunJoong, MinHo-Thia, YaLun-Jeje dan KimJoon-Annie berdiri
berdampingan.
“Element Power! Attack!” seru Chun,
memimpin semuanya melakukan serangan kombinasi.
Angin, cahaya, api, air, tanah dan
petir menyerang Lucifer dalam satu entakan yang sama. Lucifer menahan serangan
dengan sabitnya. Tercipta cahaya serangan berwarna-warni melawan cahaya hitam
dari sabit Lucifer. Cahaya itu maju-mundur.
“Tahan!” pinta MinHo, bersuaha sekuat
tenaga mengipas Lightning Fan.
“Fabian… tambah kekuatan mereka,”
pinta Santa.
Fabian mengeluarkan Love Bow entah
dari mana dan mulai bekerja… pertama-tama dia memanah Stella, yang seketika
tubuhnya memancarkan cahaya pink dan seakan terdorong, jatuh ke pelukan
YooChun.
“Kenapa…?” Tanya Stella.
Namun ketika dilihatnya senyum
YooChun, Stella tersipu malu. Didorong panah cinta, Lissa maju dan bersama
KimJoon memegang erat Tsunami Chain; Chun dan Amelz berdiri berdampingan dalam
usaha mereka melawan serangan Lucifer, Thia dan Ya Lun juga berdiri
berdampingan, keduanya tersenyum; Maila juga jatuh ke pelukan JunSu; KimBum
mengambilkan Earthquake Arrow dari punggung Rin untuk membantunya memanah
Lucifer; JaeJoong membantu Annie memegang Tsunami Chain; Clara menggenggam erat
tangan YunHo yang memegang Earthquake Magical Stick; Fennie jatuh begitu saja
ke pelukan Yi Ru; JunKi membantu Jeje yang bertempur dengan Inferno Bow-nya; Julie
mendatangi HyunJoong yang berperang dengan Tornado Bow dan Finda mendekati
ChangMin, yang seketika langsung merangkul pundak Finda. Da Dong memandang May
yang berada di depannya. Dengan lembut Da Dong meletakkan tangan di bahu May,
yang satu lagi ikut menggenggam Tornado Sword.
“Tau apa artinya ini, Lucifer?”
pancing Fabian, “ini sesuatu yang paling kamu benci!”
“Zhe jiao zhuo ai!” teriak Da Dong
garang.
“Tiiiiiiiiiiiiiidaaaaaaaak! Aku benci
ituuuuuuu! Aku benciiiiiiiiiiii!” seru Lucifer kencang.
Saat itu Element Power menyerang
Lucifer dengan telak, dia terpental ke belakang.
“Cinta sejati akan mengurungmu
kembali ke tempat asalmu, Lucifer,” ucap Santa, “May, Da Dong… tunjukkan
kepadanya seperti apa kekuatan cinta sejati.”
Keduanya maju mendekati Lucifer. Da
Dong menarik tangan kiri May, mengarahkannya ke Lucifer.
“Tunggu,” pinta May, berpaling pada
Santa dan Fabian, “apakah setelah ini… keadaan akan kembali ke semula? Ke saat
kapankah segalanya akan kembali?”
Da Dong… aku takut… aku takut aku akan kembali ke saat sebelum aku
memenangkan tiket ke Taipei… aku takut kita gak akan bertemu lagi setelah ini.
Selama ini selalu begini… perjumpaan kita selalu terhalang. Mengapa aku ingin
semua ini berakhir… jika akhirnya kita harus berpisah?
“May, nasib dunia ini ada di
tanganmu,” tegur Santa.
Fabian mengerti keragu-raguan May.
Perlahan dia menggenggam Love Arrow… Da Dong menoleh pada May.
“May… ingat ini tanggal berapa?”
Tanya Da Dong.
“Hmm? 24 Agustus?”
“Benar. Itu berarti aku bisa make a
wish. Birthday wish. May juga sudah melewati ultah May… apakah benar bahwa…
permohonan kita sama?”
“Da Dong…”
“Percayalah kita akan selalu bersama.
Kita pasti bisa bersama.”
Didorong kekuatan senyum Da Dong, May
dengan yakin mengerahkan tenaganya ke Lucifer. Cahaya pink yang keluar dari
tangan keduanya menyilaukan pandangan… namun perasaan hangat itu terasa
mengalir… melalui denyut nadi yang berkedut… itu namanya cinta…
***
No comments:
Post a Comment