Their Birthday Wishes
Chapter 6
Pintu hitam yang dimasuki May, YunHo,
Chun, Da Dong dan Stella rupanya langsung menuju si Pangeran Iblis. Dia
menunggu, duduk di singgasananya yang luar biasa besar, masih diapit oleh kedua
naga.
“Kamu… gak boleh… memisah-misahkan
kami… seperti ini!” seru May, sangat marah.
“Oooh… kenapa? Bukankah mereka akan
dihibur oleh para jendralku?” kata Pangeran Iblis girang.
“Kita selesaikan ini lebih cepat,” kata
YunHo, “sial sekali kamu bertemu dengan dua Prince dan satu Princess
sekaligus.”
“Oh, aku tidak sial, Earth Prince,
karena akulah yang mengatur semua ini. Kalahkan dulu yang ini!”
Pangeran Iblis mengayunkan
trisula-nya dan naga merah yang ada di kanannya maju menyerang rombongan. Chun
menyerang namun gagal melukai sisik naga.
“Tunggu! Aku yakin ini berhubungan
dengan elemen lagi! Serang dengan elemen berlawanan!” seru Chun.
“May, ayo!” ajak Da Dong.
Da Dong bersama May menyerang sang
naga, tapi sang naga tak bergeming.
“Kalau begitu aku!” Stella maju dan
menyerang dengan Light Fan.
Tapi naga itu malah menyemburkan api
dan nyaris membakar Stella kalau May tidak melompat menyelamatkan Stella tepat
pada waktunya.
“Earthquake Magical Stick!” seru
YunHo.
Kali ini serangan YunHo melukai
sedikit sisik naga.
“Ternyata akulah yang harus duel
dengannya. Kalian tunggu di pinggir.”
“Tapi… YunHo…” gagap Chun.
“Kalian gak bisa membantu! Minggir
sana!”
May ragu akankah YunHo menang melawan
sang naga angin.
Okey, memang YunHo adalah Earth Prince… tapi dengan dia yang sendirian
begitu… bisakah?
May memejamkan matanya saat semburan
api sang naga menyerang YunHo…
***
“Aku… gak kuat… lagi…” keluh JunKi,
darah merembes dari luka-luka di lengannya.
Di sampingnya, YooChun dan HyunJoong
nyaris pingsan saking banyaknya darah yang sudah mereka teteskan ke gelembung.
Tapi mereka belum berhasil mengikis habis gelembung itu. Sementara darah Julie
mengalir makin banyak dari luka-luka di tubuhnya. Black Jocker masih tertawa dengan
girangnya. YooChun tiba-tiba bangkit.
“Ya… YooChun… kamu mau kemana?” Tanya
HyunJoong yang melihat YooChun makin mendekati Black Jocker.
“Aku ini bayangan… kamu lupa?” Black
Jocker mengingatkan.
“Bagaimana kalau kena ini? Apa kamu
masih berupa bayangan?” Tanya YooChun, memercikkan darahnya sendiri ke Black
Jocker.
“AAAAAAAAAAAARGHHHHHHHH!”
Black Jocker tampak menghilang
sejenak, tapi kemudian muncul lagi di tempatnya.
“Kamu!!!”
Black Jocker menyabetkan sabitnya,
melukai YooChun yang langsung mundur ke teman-temannya.
“Aku yakin dia udah real sekarang.”
“Ide yang bagus, YooChun!” puji
KimBum.
“Sekarang kita tinggal mengecek
elemennya,” kata MinHo, “Lightning Fan!”
Bukan itu, karena Black Jocker
baik-baik saja.
“Ayo, HyunJoong,” ajak JunKi.
Keduanya menyerang dengan Wind Spear
dan Tornado Bow. Anak panah HyunJoong tepat melukai kaki Black Jocker.
“Aaah… mudahnya… dua lawan satu. Aku
yakin kalian berdua akan menang, JunKi dan HyunJoong,” kata YooChun, sudah tak
mempedulikan perih lukanya, “hwaiting!”
Black Jocker marah besar. Mereka
bertiga berduel seru, tapi bagaimanapun juga, sulit bagi Black Jocker untuk
menang sementara dia diserang dengan satu Knight dan satu Prince sekaligus.
“Pilih siapa yang mati… kami… atau
kamu?” Tanya HyunJoong saat melesatkan Tornado Arrow tepat ke jantung Black
Jocker.
Black Jocker musnah menjadi asap
putih.
“Nah, beres…” kata JunKi.
“Gelembungnya meleleh! Kita bisa
menyelamatkan Julie!”
KimBum melompat dan memutus tali yang
mengikat Julie ke pilar. Dia menggendong Julie turun ke tempat teman-temannya.
KimBum juga membalut luka-luka Julie.
“MinHo oppa… seingatku… Light element
bisa menyembuhkan luka. Bisakah kamu mencoba…?” Tanya KimBum.
Bingung bagaimana melakukannya, MinHo
meletakkan tangannya di tubuh Julie yang penuh luka. Perlahan tapi pasti,
cahaya yang keluar dari tangan MinHo, menutup luka Julie satu demi satu. Dan
akhirnya, mata Julie terbuka.
“JunKi, YooChun, HyunJoong, KimBum,
MinHo??? Kenapa kita ada disini? Ini di mana? Kalian kenapa?” Tanya Julie
bingung.
“Tunggu sebentar, Julie… aku bisa
menyembuhkan Julie, mungkinkah aku bisa menyembuhkan kalian juga?” tebak MinHo.
MinHo mengarahkan tangannya ke
luka-luka di tubuh JunKi, tapi cahaya yang keluar tidak menyembuhkan lukanya.
“MinHo, mungkin ada suatu misteri di
balik penyembuhan ini… misalnya penyembuhan hanya bisa dipakai sekali atau
bagaimana gitu,” kata JunKi.
“Kita harus Tanya Fabian kalau ketemu
dia,” tegas YooChun.
“Bagaimana kita ada disini, sih?”
Tanya Julie kebingungan.
“Ayo, kita jalan ke pintu itu sambil
kami jelaskan ke kamu,” jawab HyunJoong sambil merangkul Julie.
“Tapi… luka-luka kalian???”
***
Red Jocker tengah bertanding melawan
Ya Lun, ditemani Rin, Jeje dan JunSu. Ya Lun penuh konsentrasi saat menjalankan
taktiknya.
Rin adalah Menteri… Jeje adalah Kuda… JunSu adalah Benteng… Red Jocker
bilang mereka akan musnah juga kalau aku salah jalan… aku Raja-nya… aku harus
bisa menang…
Red Jocker tertawa saat salah satu
Menteri Ya Lun kalah.
“Aduh…” keluh Rin.
“Rin? Kamu kenapa?” Tanya Ya Lun.
Mereka melihat Earth Stone milik Rin
hilang sedikit cahayanya.
“Udah kubilang, Fire Prince… selain
mengalahkanku, kalian akan musnah disini,” kata Red Jocker.
Wajah Ya Lun pucat saking marahnya.
Dia melirik JaeJoong yang darahnya makin banyak menetes.
Bagaimana ini? Tampaknya aku membuat semuanya makin kacau…
***
KimJoon dan Finda kebingungan dalam
labirin.
“Nda, rasanya tadi kita udah lewat
sini,” kata KimJoon.
“Iyah, emang udah. Liat nih,” tunjuk
Finda pada goresan kecil yang dibuatnya dengan sihirnya di dinding.
“Kita harus gimana nih?”
Tiba-tiba keduanya merasa ada yang
bergerak di lorong kecil di belakang mereka.
“Siapa itu?”
“Ini kami, KimJoon,” jawab HyunJoong.
Terkejut sekaligus senang, Finda dan
KimJoon bertemu dengan HyunJoong, KimBum, MinHo, Julie, JunKi dan YooChun.
“Kenapa… kalian bisa luka begini?”
Tanya Finda, langsung datang memapah KimBum.
KimJoon dengan sigap membantu MinHo.
Mereka semua duduk kelelahan, bersandar di dinding. Lantai tempat mereka
berjalan dipenuhi tetes darah.
“Tunggu! Dengan begini… kita gak akan
berjalan ke arah yang sama dua kali!”
“Ah iya! Kita bisa melihat tetesan
darah mereka. Tapi kenapa kalian ada disini? Bukankah tadi kita masuk ke pintu
yang berbeda?” Tanya KimJoon.
Secara singkat, KimBum menceritakan
kronologis kejadian.
“Tapi waktu masuk ke sini, pintu yang
kami masuki itu menghilang,” jelas KimBum.
“Kita Cuma bisa menemukan Black
Jocker dan membunuhnya untuk keluar dari labirin sial ini.”
“Light Chain!”
“Siapa itu?” Tanya MinHo.
“Itu ChangMin! Suaranya dari arah sini,”
kata Finda, menunjuk lorong di depan mereka.
Dengan tertatih-tatih, mereka
menelusuri lorong dan melihat ChangMin dan Maila tengah bertarung melawan Black
Jocker. Tapi bukannya menang, keduanya luka di sekujur tubuh.
“Elemen berlawanan!” seru Julie, menahan
serangan sabit Black Jocker dengan Water Sword.
“Aku Thunder, ChangMin Light… bukan
Thunder ataupun Light…” gumam Maila, terbatuk dan darah keluar dari mulutnya.
“Maila! Duduk sini!” seru KimJoon.
Tiba-tiba JunKi melompat dan
menyerang dengan Wind Spear, tapi bukannya melukai Black Jocker, malahan sabit
Black Jocker yang tadinya diarahkan ke Julie, kini menyerang JunKi dengan
telak. JunKi terpental menabrak dinding.
“JunKi!!!” teriak Finda ketakutan.
“Bukan Earth juga… mungkinkah kamu
ini Water? Fire Spear!” dengan susah payah KimBum maju dan menyerang Black
Jocker tepat di punggungnya.
Luka terpeta di punggungnya.
“Gak sopan pada wanita…” geram Black
Jocker.
“Dia Water! Ayo, Nda… kita selesaikan
dia!”
“Ini akan mudah,” kata Finda sambil
tersenyum.
Kolaborasi bagus antara KimBum dan
Finda dengan mudah mengalahkan Black Jocker.
“Lihat! Labirin-nya menghilang!” seru
KimJoon, saat dinding di sekitar mereka meleleh.
Di ujung ruangan mereka bisa melihat satu
pintu, tapi di sebelah pintu itu ada kolam yang lumayan besar. Mereka berjalan
mendekati kolam itu. Airnya jernih.
“Air ini…” MinHo mengulurkan
tangannya ke kolam.
“MinHo, jangan! Bisa saja itu racun!”
seru Finda ketakutan.
“Gak… aku punya perasaan…”
MinHo mengambil air dengan tangannya
dan meminum airnya. Terasa segar di tenggorokannya…
“MinHo, lukamu sembuh!” seru Julie,
melihat luka-luka di tubuh MinHo menutup.
“Ah… semuanya, ayo, minum air ini,”
pinta KimJoon sambil membantu JunKi meminum air kolam.
“Tunggu! Kita akan ke pintu itu kan?
Kurasa kita perlu membawa air ini…” JunKi mengeluarkan botol dari sisi
tubuhnya.
Semuanya heran darimana JunKi
mengeluarkan botol-botol, tapi mereka merasa mungkin air ini akan bermanfaat…
***
No comments:
Post a Comment