Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 3 June 2012

Their Birthday Wishes chapter 4


Their Birthday Wishes
Chapter 4

Sementara itu, Clara, Maila dan Fabian ada di lapangan kosong dekat perumahan.

“Aku liat ada yang terbang kesana,” kata Fabian, menunjuk perumahan.
“Ayo kita maju,” ajak Maila, “aaaaaaaah…”
“Kenapa, Maila? Aaargh!!!”

Ada tangan-tangan yang mencengkeram kaki mereka bertiga. Tangan busuk itu muncul dari tanah dan ketiganya panik.

“Bau busuk ini pastilah zombie! Minggir!”

Fabian menarik anak-anak panah Light Bow-nya dan memanah tangan-tangan yang menahan kakinya. Terinspirasi Fabian, Clara menyerang dengan Water Ribbon dan Maila dengan Thunder Sword. Tangan-tangan itu putus, tapi baru beberapa langkah mereka berjalan, tangan-tangan lain bermunculan.

“Sebenarnya aku kurang setuju dengan pembagian kelompok ini.”
“Kenapa, Fab?” Tanya Clara.
“Soalnya semua kelompok yang dibagi Fire Prince pasti ada Prince atau Princess-nya, tapi kelompok kita gak ada,” jawab Fabian sambil memanah tangan yang mencengkeram kaki Maila.
“Jadi maksudmu, kita ini kelompok paling lemah?” keluh Maila.
“Bisa dibilang begitu.”
“Kenapa kamu gak ngomong sama Ya Lun tadi???”
“Terlambat, kan? Kita harus cepat…”
“Help!!!”
“Siapa itu?” Tanya Clara, melihat tiga sosok berlarian ke arah mereka.

Setelah agak dekat, mereka bisa melihat tiga cowok yang lagi dikejar para zombie (Clara dan Maila menggosok-gosok mata mereka tak percaya): HyunJoong, KimBum dan KimJoon. Sebenarnya pemandangan ini agak lucu soalnya zombie larinya gak kencang tapi ketiganya berlarian sampai nyaris putus nafasnya.

“Menyingkir!!!”

Karena serangan Water Ribbon milik Clara lumayan jauh, dia mengusir zombie-zombie di belakang ketiga cowok ganteng.

Kenapa kalian ada disini?” Tanya Maila seolah menuntut, dalam bahasa hangul yang dipelajarinya dari les hangul, “Taipei gak aman malam ini.
Kami promo BBF,” jawab KimJoon.
“Ah… Water Stone???” Tanya Clara.

Water Stone milik Clara menduplikat diri dan merubah KimJoon. KimJoon memegang Chain di tangannya dengan keheranan.

“Ah… ini dia Water Prince,” celetuk Fabian, “sekarang kelompok kita lebih kuat.”
“Lebih kuat? Ini membuatku bersemangat! HyunJoong oppa dan KimBum oppa, kalian bersembunyi di belakang kami, biar kami bereskan mereka,” pinta Maila, mengedipkan matanya pada KimJoon.

KimJoon maju menyerang dengan Tsunami Chain, berperang dengan gagah berani, membuat HyunJoong dan KimBum berpandangan keheranan…

***

Kembali ke May, Chun, Fennie dan Lissa. Keempatnya masuk ke tengah kota. Tapi saat ini keadaan kota sudah kacau balau. Orang-orang berlarian tanpa arah dan tampak ketakutan. Ada mumi yang mengejar mereka. Bahkan beberapa mumi tengah membebat mangsa mereka dan siap menghisap roh mereka.

“Minggir kalian!” teriak Fennie marah, menyerang dengan Earth Spear.
“Potong tanduknya…” gumam May saat mengayunkan Tornado Sword ke tanduk-tanduk mumi.
“Aaargh…”
“Chun!!!” teriak Lissa saat melihat Chun dibebat mumi, “kalian gak boleh menyentuhnya, tau!!!”

Chun terbebas dari bebatan mumi.

“Uhuk… uhuk…” Chun terjatuh dan batuk-batuk.
“Chun… kamu gak apa-apa?” Tanya Lissa, menghampiri Chun.
“Aku… gak apa-apa…”
“Chun, jia you!” seru May memberi semangat setelah membelah salah satu mumi.
“May jie!!!”

May menoleh shock saat melihat Jeje berlarian ke arah May. Ada bekas cakaran di badan Jeje, tapi dia selamat.

“Jeje, kamu kan harusnya di Seoul?” Tanya Fennie heran.
“Entah, begitu bangun aku ada di sini, disergap mumi.”
“Hei kalian!!!” Thia berlarian dari arah lainnya.

Di belakang Thia menyusul Stella, Ya Lun, Yi Ru, Rin, YunHo dan YooChun.

“Lho? Bagaimana YunHo dan YooChun ada bersama kalian? Dan Rin???” Tanya May keheranan.
“Jeje!!!” teriak Rin berlarian dan memeluk Jeje, “kukira kamu hilang…”
“Tunggu sebentar…” pinta Fennie.

Earth Stone milik Lissa menduplikat diri dua kali, Thunder Stone dan Fire Stone milik Chun dan Ya Lun juga menduplikat diri sekali. Earth Stone menghampiri Rin dan YunHo, Thunder Stone menghampiri YooChun, sedangkan Fire Stone menghampiri Jeje. Mereka sudah dilengkapi senjata: Rin dengan Earthquake Bow, YunHo dengan Earthquake Magical Stick, YooChun dengan Thunder Magic Stick, dan Jeje dengan Inferno Bow.

“Kalau melihat penampilan kalian… aku yakin Rin dan YunHo masing-masing adalah Earth Princess dan Prince, sedangkan Jeje adalah Fire Princess… Ya Lun, kamu menemukan pasanganmu,” kata May.
“Dengan berduabelas begini kita semakin kuat,” kata Stella ceria.
“Apa itu?” Ya Lun menunjuk ke belakang rombongan.

Mereka terkejut saat melihat ada bangunan tinggi, tampaknya terbuat dari Kristal yang menjulang ke langit.

“Kita perlu Tanya Fabian. Tapi feeling-ku gak enak tentang bangunan itu,” jawab May.
“Rin, YunHo, YooChun, Jeje, we all must fight this,” ajak Chun, berusaha bersemangat kembali, maju untuk menyerang mumi yang masih berkeliaran.
Aku gak suka senjataku,” keluh YunHo, “terlalu feminin kalau aku harus menyerang dari belakang rombongan dengan tongkat sihir.
Sama,” imbuh YooChun.
Jangan begitu,” sergah Thia yang juga menyerang dengan Lightning Magical Stick, “setiap senjata ada keunggulannya sendiri. Kalau semua orang menyerang dari depan, siapa yang akan melindungi mereka? Ya gak, Yi Ru ge? Aku bilang kita yang bersenjata jauh harus melindungi mereka yang di depan.”
“Setuju dengan pendapat Thia,” kata Yi Ru yang mengipas dengan Water Fan, “every weapon is great…”
“Who is she? She’s so brave,” kata YunHo, menunjuk May.
“May, our Wind Princess,” jawab Chun, mengipasi lima mumi sekaligus yang langsung berubah menjadi onggokan perban, “her Tornado Sword will make our enemies destroyed.”
“Cool,” puji YunHo.
“Udah ada yang punya,” celetuk Stella.
“What did you say?” Tanya YooChun yang gak ngerti bahasa mandarin.

Stella hanya angkat bahu.

***

“Ada yang bisa kasih tau kenapa musuh-musuh kita aneh begini?” Tanya Da Dong, gagal menusuk kelelawar dengan Wind Spear-nya.

Rombongan Da Dong tengah menghadapi gerombolan besar kelelawar, yang mereka yakini sebagai vampire. Bulan purnama di atas sana jadi tertutup kelelawar yang berkeliaran. Amelz dan Julie yang menggunakan Sword lebih leluasa membunuh kelelawar, tapi mereka kewalahan menghadapi begini banyak musuh.

“Aaaargh, mereka berubah menjadi vampire!!!” keluh JunSu, menyerang vampire dengan Wind Ribbon.
“Bukankah itu bagus? Kita jadi bisa menyerang mereka dengan tepat?” Tanya Finda, membakar vampire yang paling dekat dengannya.
“Aaaargh!”
“JaeJoong!” teriak Amelz, menunjuk ke angkasa saat JaeJoong diangkat oleh salah satu vampire.
“Lepaskan!!!” Julie menyerang si vampire penculik dengan Water Sword, “aaah…”

Sekarang Julie ikutan diangkat oleh dua vampire sekaligus.

“Julie!!! JaeJoong!!!” teriak JunSu, tapi terlambat… keduanya dibawa pergi…
“Dasar busuk! Mereka pakai taktik menculik sekarang! Mati kalian!” teriak Finda, membakar sekawanan kelelawar.
JunSu!!! Tolong kami!
“Tunggu! Aku baru saja mendengar ada yang berteriak…” kata JunSu, mendengarkan dengan seksama di tengah hiruk pikuknya jeritan manusia dan bunyi kepak sayap.
“Clara!!! Maila!!!”
“Siapa pula itu?” Tanya Da Dong.
“Ayo Nda, kita kesana,” ajak Amelz, menarik Finda ke sumber suara.

Ada sekelompok vampire yang mengerumuni sesuatu. Dari arah jauh datanglah Fabian bersama Clara.

“Ah, kita bertemu,” celetuk Fabian, “dan mereka sepertinya mengerumuni teman kalian. Ada yang berteriak tadi.”
“Mati kalian, vampire jelek,” kutuk Finda.

Saat beberapa vampire yang berkeliling itu musnah, mereka bisa melihat Annie dan ChangMin, keduanya terbaring pucat dengan bekas gigitan di leher dan JunKi dan MinHo tengah berontak.

“Nah? Bagaimana ada MinHo oppa disini?” tanya Clara, “semuanya, aku akan menyelamatkan kalian.”

Berkat kedatangan mereka, JunKi dan MinHo selamat tepat pada waktunya. Light Stone milik Fabian membelah diri dan merubah MinHo.

“Light Prince dan Lightning Fan… selamat datang, Prince,” sambut Fabian.
“MinHo oppa seorang Prince?” Tanya Clara.
“Fabian, kenapa vampire ini gak bisa mati?” Tanya Amelz setelah menyerang salah satu vampire, tapi vampire itu malah tertawa mengerikan.
“Oh, tidak…” keluh Fabian, “jangan-jangan yang diisap mereka berdua ini adalah roh Knight.”
“Maksudmu… Annie dan ChangMin mungkin adalah Knight?” Tanya Finda.
“Iyah, mungkin. Cara untuk memusnahkan vampire-vampire itu adalah melawannya dengan elemen berlawanan dengan roh yang mereka hisap,” jawab Fabian, “karena kita gak tau elemen ChangMin dan Annie, kita harus coba menyerang satu persatu. Clara, wanna become the first?”
“Okey…” setuju Clara.

Water Ribbon Clara menyerang para vampire dengan lincahnya. Tapi setiap kali sabetan Ribbon mengenai mereka, mereka tertawa dan bersinar makin terang.

“Pertanda buruk! Mereka makin kuat terkena Water element! Mereka elemennya pasti Water. Clara, berhenti! Kita perlu menyerang dengan Fire element!”
“Kalau gitu aku bisa bantu,” kata Finda girang, menggantikan posisi Clara.
“Tapi… Fab, kenapa vampire element Water itu gak habis-habis?” Tanya Amelz keheranan.

Amelz benar, darah segar yang muncrat dari tubuh-tubuh vampire yang kena ke vampire lainnya malah membuat vampire lainnya kuat juga.

“Aaaah! Jangan-jangan darah itu bisa menular! Aku tau! Nda, attack the vampire who has horns! It will avoid the spreading!” perintah Fabian, “Amelz, coba serang vampire yang sebelah sana, kita belum tau element yang satu lagi.”

Kembali Amelz maju dengan gagah berani ke arah vampire lainnya. Musnah.

“Right! Itu pasti element Light! Aku akan ke sana cari bantuan dari Maila… dia juga Thunder. Light Prince and Clara, stay here… fight the vampire!”
“You can count on us!” seru MinHo.

Tak lama kemudian, setelah Amelz memotong tanduk vampire dengan Light element, Fabian datang dengan dua rombongan sekaligus: Da Dong, JunSu, Maila, HyunJoong, KimBum dan KimJoon. JunKi kebingungan melihat mereka, tapi senang melihat makin banyak cowok Korea yang bergabung dengannya.

“HyunJoong! KimBum! KimJoon!” seru MinHo kegirangan.
“Nah, ada yang berubah lagi…” celetuk Maila.

Wind Stone milik Da Dong menduplikat diri… kali ini mengubah JunKi (Wind Spear) dan HyunJoong menjadi Wind Prince (Tornado Bow). Fire Stone milik Finda juga menduplikat diri untuk KimBum (Fire Spear).

“Bagus… lengkaplah semuanya jadi Knight,” Fabian berkata puas.
“He’s conscious…” celetuk HyunJoong, menunjuk ChangMin.

ChangMin begitu bangun langsung berubah menjadi Light Knight (Light Chain).

“JunSu!!!” teriak ChangMin, berlarian memeluk JunSu.
Syukurlah kami bertemu denganmu, ChangMin. Tadi ada JaeJoong bersamaku, tapi dia diculik vampire,” keluh JunSu, “dan kami belum melihat YunHo dan YooChun…
“Ah, Annie! Annie udah bangun,” kata Maila.

Annie berubah menjadi Water Princess (Tsunami Chain). Annie tampak kebingungan sekaligus senang, karena…

“JunKi!!!!!!” teriak Annie, memeluk JunKi.
Fans ketemu sama idolanya?” Tanya KimJoon.
“Tunggu sebentar… Fab, tadi vampire-vampire itu menculik JaeJoong dan Julie. Dimana kita harus cari mereka?” Tanya Amelz.
“Disitu-kah?” Tanya Finda, menunjuk bangunan Kristal.
“Ah, benar… banyak roh yang berhasil mereka hisap sepertinya… akhirnya mereka berhasil membangun Crystal Spirit… sumber kejahatan di dalam sana. Ayo cepat, kita kesana,” ajak Fabian.
“Sebelumnya kita bereskan dulu vampire brengsek ini,” kutuk Da Dong.

Empat belas Knight sekaligus dengan mudah menyerang para vampire. Mereka berlarian menuju Crystal Spirit. Maila melihat sosok-sosok yang dikenalnya di depan sana, menunggu di depan Crystal Spirit.

“Thia! Semuanya!” panggil Maila.
“Da Dong!” sambut Yi Ru, menepuk punggung Da Dong.

Fahrenheit reuni kembali setelah tadi kelompok BBF reuni. TVXQ juga berkumpul, minus JaeJoong. Sekarang semua rombongan Taipei dan Seoul sudah lengkap. Da Dong menghampiri May.

“May… kamu gak apa-apa?” Tanya Da Dong.
“Aku… baik. Kalian semua?” May balik bertanya.
“Baik. Tapi tidak semuanya baik.”
“Where’s JaeJoong?” Tanya YunHo.
“Dan Julie?” Tanya Fennie setelah tidak menemukan sosok Julie di rombongan.
“They are being kidnapped. We must rescue them,” jawab JunSu.
“Are they in this Crystal Spirit?” Tanya ChangMin, mengetuk-ngetuk bangunan.
“I believe they are here. We must wait for one more Knight, he will help us to come in,” jawab Fabian.

Dan Knight yang ditunggu muncul. Dia adalah…

“Santa Claus???” Tanya Thia dan Yi Ru barengan.

Yap, Santa muncul, masih memakai kostum Santa-nya yang khas, membawa Ribbon.

“Semuanya sudah siap masuk?” Tanya Santa, “hai May, semuanya aman?”
“Santa! Aku kangen,” celetuk May.
“Ayo kita selesaikan ini supaya hidup kita lebih tenang. Masuk!”

Santa berdiri dengan gagahnya di depan pintu masuk, menyabet pintu dengan Earth Ribbon dan pintu terbuka. Hawa dingin keluar dari dalam pintu.

“Prince dan Princess, pimpin kami semua masuk,” pinta Fabian.

Amelz berdiri berdampingan dengan Chun mewakili Thunder element, Annie berdampingan dengan KimJoon mewakili Water element, MinHo dengan Thia mewakili Light element, HyunJoong dan May mewakili Wind element, dan Ya Lun dan Jeje mewakili Fire element, sementara Rin dan YunHo mewakili Earth element. Dua belas Prince dan Princess ini tampak kuat dengan senjata mereka masing-masing. Dari pintu di depan mereka, muncul pasukan tengkorak dan Gog yang banyak sekali.

“Fight them!!!” seru YunHo, mengacungkan Earthquake Magical Stick dan memimpin semuanya maju dengan gagah berani.

Suara keretakan kerangka terdengar di sana-sini (Fennie menyerang tiga tengkorak sekaligus dengan sabetan Earth Spear, kolaborasi Electric Fan-nya Chun dan Thunder Sword-nya Maila membuat para tengkorak tersengat aliran listrik tingkat tinggi) dan Gog berteriak-teriak memekakkan telinga (HyunJoong mampu melesatkan lima anak panah Tornado Bow sekaligus, KimJoon dan Annie menyerang dengan skill baru yang disebut Tsunami Twin Chain, tak mengherankan sepuluh Gog langsung musnah).

“Aduh,” keluh Finda saat sabetan pedang tengkorak melukai lengannya.
“Are you okey?” Tanya ChangMin care.

ChangMin langsung mencari kain bekas pakaian Gog (???) dan membalut luka Finda. Finda terpana pada ChangMin yang begitu baik.

“Thanks, ChangMin…”

ChangMin tersenyum manis pada Finda.

“Hey, no time for this,” hardik Thia, melindungi keduanya dari serangan Gog.

Keduanya malu, dan berpisah untuk berperang kembali. Lama sekali rasanya rombongan tengkorak dan Gog habis. Yi Ru membuka pintu di seberang ruangan.

“Hah… Crystal Spirit ini berapa lantai yah?” Tanya Yi Ru.
“Entah. Naik saja sampai ke puncaknya,” jawab Santa.

Sampailah mereka semua di lantai dua. Suasana tampak angker. Kelebatan-kelebatan transparan berputar cepat di sekeliling mereka.

“Ghost!” seru YunHo.
“Aaargh!” keluh Fennie, sepasang tangan mencekiknya.
“Lepaskan… Fennie!” teriak Chun, mengipasi sang hantu.
“Aduh,” teriak Jeje dan Maila bersamaan, mereka juga dicekik.
Sial! Mereka cepat sekali, aku gak bisa melihat gerakan mereka!” keluh HyunJoong, anak panahnya tidak satupun mengenai hantu.
“Hi hi hi… enjoy this game…”
“They have their boss,” kata KimJoon, menyerang dengan Tsunami Chain.
“Ah! Bisakah begini?” Tanya Amelz, mengayunkan Electric Sword ke udara.

Saat itu listrik keluar dari Electric Sword dan menerangi langit-langit. Sekarang wujud hantu lebih nyata meskipun gerakan mereka masih cepat sekali.

“Sedikit bermanfaat,” puji Da Dong.
Hei, kamu!!!” seru ChangMin, melihat hantu yang memakai mahkota, “kamu boss-nya!
“Hi hi hi…”

ChangMin mengejar dan menyerang membabi-buta dengan Lightning Chain, tapi si hantu terlalu gesit.

“Kipas… kipas…” seru Stella, menyerang dari arah berlawanan.

Si hantu mundur, tapi serangan keduanya tidak mempan terhadapnya.

“Jangan-jangan… pengaruh element berlawanan?” Tanya Ya Lun, “kekuatan Water atau Thunder mungkin telah diserap mereka. Kalau dia ini Water… dia akan terpengaruh dengan seranganku!”

Ya Lun melompat dan menyerang dengan Inferno Sword. Benar sekali, si boss hantu terluka.

“Pasti kalian sudah melukai Julie! Mati kalian!”

Melihat Ya Lun mampu menyiksa si boss hantu, Knight yang lain juga semangat mengejar para hantu. Meski serangan mereka sering luput, tapi ada juga beberapa serangan yang kena sehingga setelah lama sekali rasanya waktu berlalu, barulah hantu-hantu itu menghilang.

“Nah?” Tanya Rin, “dimana pintu menuju lantai berikutnya?”

May menoleh kesana-kemari dan memang tidak menemukan pintu, tangga, atau apapun yang akan membawa mereka ke Pangeran Iblis. May merasakan dera putus asa. YooChun maju dan mengetuk-ngetuk dinding.

“Where’s the path?” Tanya YooChun, “Fabian and Santa, can you find the path?”
“Aaaah!” seru Lissa membuat semuanya shock.

Mereka melihat apa yang ditunjuk Lissa. Pangeran Iblis luar biasa besar, sepertinya tiga meter atau lebih, badannya berwarna merah dengan dua tanduk tajam, pupil matanya besar dan berwarna merah, jubah hitam menutupi tubuhnya, yang terlihat hanyalah tangannya yang memegang trisula, ekor setannya yang panjang dan runcing, juga seringainya yang keji. Di kanan-kirinya ada naga; keduanya dua kali lipat lebih besar dari Pangeran Iblis, yang di sebelah kanan berwarna hijau dan di sebelah kiri berwarna biru, sisik mereka besar dan tampak beracun, moncong mereka panjang dan ada taring luar biasa besar disana. Mereka semua masuk ke dalam satu gelembung besar.

“Kamu… kamu yang sudah menjebakku!” seru May dendam, “mati!!!”

May maju dengan sembrono, melepaskan diri dari pegangan Da Dong dan menyerang gelembung dengan Tornado Sword, tapi sia-sia: serangan May tak bias menembus gelembung itu.

“Ck… ck… Wind Princess… tak kusangka kamu begitu mudah dibujuk dan lagi… sembrono. Apa kamu pikir aku akan membiarkan kalian menghadapiku dengan mudah? Disini? Di rumahku yang kubangun dengan roh manusia dan penuh dengan jebakan?” Tanya Pangeran Iblis, suaranya dalam dan terdengar keji, “tidak… aku akan bermain-main dulu dengan kalian.”
“Nggak! Kami gak akan meladenimu!” teriak Clara gagah berani.
“Aaah… Water Knight yang satu ini cantik juga. Aku akan semakin senang bermain dengan kalian semua.”

Semuanya terkejut saat Pangeran Iblis mengayunkan trisula-nya, mereka kira May akan mati karena ada di depan sana sendirian, tapi ternyata yang muncul adalah sosok JaeJoong dan Julie di sebelah naga-naga. Mereka terikat di tiang tinggi, juga ada di dalam gelembung.

“Lucifer sial! Kamu mengambil roh mereka!” teriak Fabian marah.
“Aaaah… Cupid rupanya. Kamu ikut rombongan ini? Light Knight… tidak buruk.”

May menoleh dengan cepat dan dia baru teringat: Fabian memang Cupid.

Pantas aku merasa pernah melihatnya!

“Cupid? Kamu… mengapa jadi manusia?” Tanya May.
“Karena… aku ingin jadi manusia biasa, May,” jawab Fabian, tersenyum manis.

May tidak bisa melupakan senyum itu. Dia memang Cupid dan May merasa senang bertemu dengannya.

“Release them! Hurry!” paksa KimBum marah.
“Oh? Itu mau kalian? Baiklah… aku akan membebaskan mereka. Tapi sebelum itu… hmm… banyak sekali jumlah kalian. Nah… sentuh itu,” pinta Pangeran Iblis.

Seketika muncul telur cukup besar di kaki mereka masing-masing. Di seberang ruangan ada enam pintu dengan masing-masing warna: hitam, hijau, ungu, biru, merah dan kuning.

“Aaah, pintunya!” seru Annie, berlarian ke pintu warna ungu.
“Kalau kalian sentuh itu, kalian akan musnah.”
“Jangan, Annie,” sergah Finda, menarik tangan Annie.
“Permainan apa lagi ini?” Tanya JunSu, darah seakan menggelegak di kepalanya.
“Sentuh telur kalian… telur kalian akan berubah warna sesuai pintu yang akan kalian masuki. Kalau kalian mencoba melanggar, kalian akan musnah,” perintah Pangeran Iblis.
“And why does the color of the door is different? Is the room behind that door not the same with the other?” Tanya ChangMin.
“Benar, Light Knight. Satu pintu akan membawa kalian menuju kepadaku, dua pintu akan membawa kalian menuju kedua teman kalian, satu pintu akan membawa kalian keluar, satu pintu akan menyisakan misteri dan satu pintu lagi akan membawa kalian menuju kematian. Tentunya kalian tidak perlu sengsara jika kalian berhasil menghabisiku.”
“Bagaimana kami tau kami tak akan mati setelah menyentuh telur ini?” Tanya Stella cukup bijak.
“Oh… aku tak pernah tak memegang ucapanku. Aku menunggu kalian di balik pintu itu.”

Dan Pangeran Iblis bersama kroni-kroninya menghilang, menyisakan para Knight berdiskusi seru.

“Gak ada pilihan lain, kan?” kata Ya Lun pasrah, “ayo kita sentuh telur sialan dan masuk ke pintu-pintu sial itu.”
“Aku dulu,” kata Rin, menyentuh telurnya.

Telur Rin berubah warna menjadi ungu.

“Aku gak mati dan kurasa memang kita harus begini untuk menyelamatkan dunia ini.”

Yang lain pun mulai menyentuh telur masing-masing. Akhirnya mereka berbaris di depan pintu yang seharusnya mereka tuju. Di pintu berwarna biru, KimJoon memimpin Maila, Finda dan ChangMin masuk.

“Be careful,” pesan YooChun.

Setelah pintu biru tertutup, pintu itu menghilang.

“Giliran kami,” desah Thia.

Thia memimpin Amelz, Clara dan Fabian masuk ke pintu merah. Setelah itu Annie memimpin Yi Ru, Fennie, Lissa dan Santa masuk ke pintu kuning. May memandang YunHo yang berdiri paling depan di pintu hitam. May menoleh ke belakang: Da Dong, Stella dan Chun ada bersamanya. Sedangkan di pintu hijau dan ungu, Sembilan temannya masih berbaris.

“Come on, May,” ajak YunHo.

May mengikuti YunHo masuk ke pintu hitam dan mereka merasa masuk ke kegelapan total.

***

No comments:

Post a Comment