Their Birthday Wishes
Chapter 7
Thia sudah berhasil membedakan mana
Amelz yang asli dan Amelz yang palsu, Amelz yang asli sudah didorong Thia masuk
ke pintu akhir. Tapi Thia sulit membedakan Clara dan Fabian dari yang asli dan
yang palsu.
Oh… aku bisa ajukan pertanyaan… Clara…
Sementara Red Jocker menonton dengan
santai di seberang ruangan sana.
“Clara! Kalian berdua! Siapa yang
kalian sukai? Chun atau Da Dong?” todong Thia.
“Chun!” jawab keduanya kompak.
“Dan di detik yang sama… apa buah
kesukaan Chun?”
“Pisang!”
“Apel!”
“Aku tau! Clara, pergi sana!” Thia
mendorong Clara yang ada di sebelah kanannya untuk menembus pintu, menyusul
Amelz.
“Baik… kerja yang bagus, Light
Princess… sekarang aku ingin tau bagaimana kamu membedakan Fabian?”
Thia memandang dua Fabian di
hadapannya dengan pandangan kebingungan. Dia tidak tau… tidak punya ide lagi…
Dia tidak terlalu mengenal Fabian sebetulnya… dan kedua Fabian ini persis sama,
dari tingkah laku hingga ucapan mereka…
***
Tak ada yang bisa diperbuat. Annie
terpaksa berduel dengan Lissa dan Yi Ru berduel dengan Santa. Kedua Jocker mini
tertawa senang. Sementara Fennie mulai menangis melihat teman-temannya
sama-sama terluka.
“Jangan… hentikan…” rintih Fennie.
Tapi keempat temannya masih saling
serang, meskipun mereka sebenarnya enggan. Tujuan mereka sama: ingin menyelamatkan
Fennie. Fennie melirik marah pada kedua Jocker di kanan-kiri kurungannya.
Andaikan aku… bisa berbuat sesuatu…
Earth Spear Fennie terlempar jauh di
ujung ruangan. Fennie berkonsentrasi memandang senjatanya, berharap senjatanya
bisa datang kepadanya… Waktu berlalu dan Fennie tidak putus asa. Dia membatin
supaya Earth Spear mau mendekat… Dan berhasil! Tanpa disadari kedua Jocker,
Earth Spear terbang ke tangan Fennie yang terentang, menabrak kurungannya
hingga terbuka. Kedua Jocker terkejut tapi terlambat, Fennie sudah keluar.
“Bagus, Fen,” puji Lissa, darah
menetes dari pelipisnya.
“Apa untungnya kamu keluar dari sana,
Earth Knight? Tak taukah kamu… kamu tak akan menang melawan kami berdua?” ancam
Black Jocker.
“Setidaknya aku bisa mencoba kan?”
kata Fennie.
Serangan kembar kedua Jocker tidak
memberikan sedikitpun celah bagi Fennie untuk meneliti elemen mereka, malahan
Fennie semakin terdesak… sementara keempat temannya masih dihalangi oleh kaca
untuk sampai ke tempat Fennie…
“Light Chain!”
Terkejut, kedua Jocker mundur dari
Fennie. ChangMin, JunKi, YooChun, Maila, HyunJoong, KimBum, KimJoon, MinHo,
Julie dan Finda baru saja muncul. Mereka senang bertemu kembali dengan
teman-teman lainnya.
“Kalian gak boleh main keroyok lawan
cewek, tau,” geram YooChun, menyerang dengan Thunder Stick.
Red Jocker menghindar dan nyaris saja
samurainya melukai YooChun, kalau YooChun tidak lebih lincah.
“Kalau menghadapi ini?” tawar
HyunJoong, melesatkan dua Tornado Arrow sekaligus ke si kembar.
Black Jocker terluka, tapi Red Jocker
baik-baik saja.
“Kalian ini kembar, tapi elemen-nya
beda ya?” Tanya KimBum, “JunKi, HyunJoong, selesaikan si kecil yang hitam kalau
begitu!”
“Dan aku selidiki yang satunya!
Tsunami Chain!” serang KimJoon pada Red Jocker.
Berhasil, Red Jocker terluka.
“Serahkan tugas itu pada Julie dan
KimJoon,” ucap MinHo puas, “jangan duel lagi, Annie, Lissa, Santa dan Yi Ru!
Kita tinggal menunggu…”
Tanpa banyak kesulitan, keempatnya
mengalahkan Jocker mini. Seketika kaca yang membatasi mereka meleleh dan
mempertemukan mereka dalam satu ruangan.
“Syukur… lah…” desah Annie, berdarah
di banyak tempat.
“Annie, bertahanlah! Minum ini…”
Julie mengambil botol yang diserahkan JunKi.
“Ah, itu muncul pintu yang lain
lagi,” tunjuk Santa, “kita harus kesana.”
Setelah yang terluka pulih, mereka
berjalan menuju pintu itu. Begitu keluar, betapa terkejutnya mereka, mereka ada
di luar Crystal Spirit.
“Kenapa kita malah keluar? Bagaimana
caranya untuk masuk? Teman-teman kita masih di dalam!” seru Finda panik.
Tapi setelah dua kali berkeliling
bangunan, mereka tidak menemukan satupun pintu.
“Semoga mereka semua akan keluar
dengan selamat,” harap Yi Ru.
***
Lama memang, tapi YunHo akhirnya berhasil
mengalahkan Red Dragon. Luka di tubuhnya sangat banyak.
“YunHo, bertahanlah…” pinta Chun.
“Ooh… hebat memang Earth Prince yang
satu ini,” puji Pangeran Iblis, “tapi luka-luka yang disebabkan naga itu
beracun… dia akan mati juga akhirnya…”
“Kamu licik!” teriak May marah.
“Ini bagian dari permainan yang
mengasyikkan, kan?”
Kali ini Green Dragon maju menyerang
rombongan.
“May, awas! Wind Spear!” Da Dong
melindungi May.
Tapi Da Dong malah terluka terkena
cakaran Green Dragon.
“Da Dong…” keluh May.
“Light Fan!” serang Stella.
Tapi Green Dragon malah makin ganas.
Serangan api Green Dragon mengenai YunHo, yang berhasil meminimalisir apinya
dengan menyerapnya ke Earthquake Magical Stick.
“Aku berusaha memantulkan api ini,
tapi gak bisa…” keluh YunHo, “dia bukan Wind Element…”
“Lawan aku kalau begitu! Electric
Fan!” serang Chun.
Terkena sengatan listrik, Green
Dragon mundur.
“Nah… kamu bertemu lawan yang
seimbang! Teman-teman, bertahanlah selama aku memenangkan pertempuran ini!”
***
“Aku menang!” seru Ya Lun akhirnya,
setelah melakukan skak mat.
“Siaaaaaaaal!” seru Red Jocker, “mati
kalian!”
Red Jocker menyerang Ya Lun dengan
sabitnya, nyaris saja menusuk jantung Ya Lun. Darah keluar dari tubuhnya dengan
derasnya.
“Kurang ajar! Kamu melanggar janji!
Kamu bilang kami akan menang kalau sudah mengalahkanmu!” kutuk Rin, “Earthquake
Bow!”
Rin memanahkan Eartquake Arrow ke
sekujur tubuh Red Jocker yang langsung terluka.
“Mudah sekali! Wind Element, eh? Mati
sana!”
Rin menyerang dengan gagah berani,
sementara Jeje dan JunSu ketakutan melihat Ya Lun merintih.
“Beres.”
Red Jocker berubah jadi debu beberapa
lama kemudian. Gelembung yang melingkupi JaeJoong meleleh.
“Ah… JaeJoong,” ucap Jeje, melompat
tinggi untuk membawanya ke bawah.
JunSu makin panik melihat JaeJoong
juga terluka cukup parah.
“Jalan satu-satunya adalah ke pintu
itu,” tunjuk JunSu, “mudah-mudahan kita bisa bertemu teman yang lain atau
bahkan keluar dari sini.”
“Jeje, tolong bantu aku,” pinta Rin,
merangkul Ya Lun.
Sementara itu JunSu menolong JaeJoong
berjalan perlahan menuju pintu baru.
***
Setelah berpikir keras, akhirnya Thia
tahu pertanyaan apa yang harus diajukan ke Fabian, untuk membedakan yang asli
dari yang palsu.
“Fabian! Sebelum kehidupan ini… siapa
kamu?” Tanya Thia.
“Cupid!” jawab Fabian yang lebih
dekat dengan Thia, “pertanyaan bagus, Thia!”
“Masuk sana!”
Dan Fabian, Amelz dan Clara palsu
menghilang jadi asap. Tinggal Thia sendirian sekarang dengan Red Jocker di
dalam ruangan ini.
“Terima kasih untuk berkorban demi
teman-temanmu,” kata Red Jocker sinis, “kamu akan berduel denganku!”
“Aku gak takut! Lightning Magical Stick!”
Sedikit serangan Thia melukai lengan
Red Jocker.
“Lawan yang bagus… kamu berlawanan
elemen denganku!”
Tapi bukan pekerjaan mudah bagi Thia
untuk mengalahkan Red Jocker.
“Light Bow!”
Seketika Fabian, Amelz dan Clara
muncul lagi dari balik pintu, bersama-sama dengan JunSu, Rin dan Jeje yang
memapah Ya Lun dan JaeJoong yang terluka.
“Kenapa kalian bisa…?”
“Jangan Tanya. Kita lawan dia dulu.”
Dengan bantuan Fabian, serangan Thia
jadi lebih mantap. Sebentar saja, Red Jocker terkalahkan.
“Lalu kita kemana?” Tanya Clara,
“kenapa pintu tadi hilang?!”
Semuanya menyadari yang dikatakan
Clara benar. Pintunya hilang. Mereka kini terkurung di ruangan tanpa pintu.
Sementara dua diantara mereka masih terluka.
“Fabian… bagaimana ini?” Tanya Thia,
kebingungan.
***
Di tunggu kelanjutan nya eonnie ><b jgn lama2 yah. yg its love story jg.im waiting ^^
ReplyDelete