Their Birthday Wishes
Chapter 5
Cowok-cowok Korea: HyunJoong, MinHo,
JunKi, YooChun dan KimBum masuk ke ruangan yang sepenuhnya berwarna hijau. Di
seberang ruangan, mereka semua melihat Julie terikat ke pilar setinggi
langit-langit. Pilar itu dikelilingi gelembung.
“Kita harus menyelamatkannya,”
kata HyunJoong tegas.
“Oow… gak semudah itu.”
Ada sosok yang muncul di depan pilar.
Joker cowok dengan kostum hitam-putih, wajahnya tampak licik dan memegang
senjata sabit.
“Lightning Fan!” seru MinHo, mengipas
ke arah Black Jocker.
Tapi serangan MinHo tak berarti.
“Tugasku disini adalah menonton
kalian, jadi kalian gak akan bisa menyerangku. Ini adalah bayanganku, sedangkan
fisikku ada bersama Pangeran Iblis. Nah… kalian mau menyelamatkan si cantik
Water Knight kan?”
“Jangan banyak omong. Cepat
lepaskan dia!” teriak JunKi.
“Kalian lihat gelembung yang
melindunginya? Tau bagaimana caranya supaya gelembungnya meleleh? Aah… tentunya
kalian mau tau…”
Black Jocker melayang dan melukai
lengan KimBum.
“Aaargh!” teriak KimBum kesakitan
saat darahnya memercik ke gelembung besar.
“Aaah, lihat…” tunjuk YooChun.
Mereka melihat gelembung itu sedikit
terkikis.
“Licik…” gerutu HyunJoong,
sementara Black Jocker tertawa, “kalian licik… kalian menginginkan darah
kami untuk membebaskan Julie? Sial!”
“Oh ya… tentu saja. Ayo,
selamatkan dia…” pancing Black Jocker.
“Julie… kita harus
menyelamatkannya. Lihat, darah Julie terus menetes… dia bisa mati kalau begitu.
Kita harus cepat,” desak MinHo.
“Berapa banyak darah yang
dibutuhkan untuk mengikis gelembung ini? Meskipun kita berlima, jangan-jangan
kita juga bisa mati,” kata KimBum, menetesi gelembung dengan darahnya.
“Bagaimanapun… kita harus coba,
kan?” ucap HyunJoong, yang menggunakan Tornado Arrow untuk melukai
lengannya.
Black Jocker terus tertawa dengan
girangnya, sementara darah mereka yang menetes ke gelembung, mengikis gelembung
itu perlahan-lahan. Hati MinHo pedih melihat darah Julie yang terus menetes.
Julie… bertahanlah…
***
Sementara itu di pintu ungu, Ya Lun,
Rin, Jeje dan JunSu masuk bersama. Ruangan itu seluruhnya berwarna ungu, dan di
ujung ruangan ada JaeJoong, terikat ke pilar dan dilindungi gelembung, persis
seperti Julie. Ya Lun menyerang gelembung dengan Inferno Sword. Tapi serangan
Ya Lun tak berarti.
“Untuk menyelamatkannya, kalian harus
bermain denganku dulu.”
Red Jocker muncul di hadapan mereka.
Rin menahan Ya Lun yang akan menyerangnya.
“Gak bias, Lun, kita gak mungkin bisa
menyerangnya semudah itu. Kita harus menuruti apa maunya. Prioritas kita
menyelamatkan JaeJoong,” kata Rin.
“Iyah… darah JaeJoong terus menetes,”
ucap Jeje, “nah… Red Jocker, apa yang kamu inginkan dari kami?”
“Ooh… simple. Kalian berempat…
kalahkan aku dalam satu permainan catur. Kalau aku kalah, Thunder Knight
JaeJoong akan bebas. Tapi kalau aku menang, kalian semua akan mati.”
Keempatnya saling menoleh.
“Siapa yang jago main catur?” Tanya
JunSu.
“Well… aku pernah menang perlombaan
catur,” jawab Ya Lun.
“Dan aku sering main catur di
computer,” kata Rin.
“Nah, ayo kita coba…” putus Jeje.
Keempatnya duduk berhadapan dengan
Red Jocker, hanya dihalangi oleh papan catur. Mereka berpikir keras… jangan
sampai salah langkah… nyawa JaeJoong, bahkan nyawa mereka sendiri… menjadi
taruhannya…
***
“Ini… kita masuk dalam labirin?”
Tanya KimJoon.
Mereka yang masuk ke pintu biru
menemukan diri mereka dalam labirin. Pintu di belakang mereka menghilang dan
menjadi tembok. Sekeliling mereka yang merupakan tembok berwarna biru, ada dua
lorong.
“Jalan mana yang harus kita pilih?”
Tanya ChangMin.
“Ayo… temukan aku… maka kalian akan
melihat misteri di akhir labirin ini…”
“Siapa itu?” Tanya Finda.
Black Jocker cewek muncul, tapi saat
Finda maju untuk menyerangnya, Black Jocker itu sudah menghilang.
“Udah kubilang… temukan aku di dalam
labirin ini… dan kalian akan melihat akhirnya…” suara Black Jocker terdengar
menggema.
“Baik… hal-hal seperti ini memuakkan.
KimJoon, pilih jalannya,” pinta Maila.
“Ehem… baiklah. Aku dan Nda ke lorong
kanan, kamu dan ChangMin ke lorong kiri,” putus KimJoon.
“Semoga sukses,” ucap ChangMin pada
Finda dan KimJoon.
KimJoon punya perasaan tidak enak
soal perpisahan ini, tapi bagaimanapun mereka harus berpisah…
***
Sementara mereka yang masuk ke pintu
merah, Thia sempat melihat Amelz, Clara dan Fabian ada di kanan-kirinya sebelum
ruangan menjadi gelap gulita dan terdengar teriakan-teriakan.
“Amelz… semuanya… kalian baik-baik
aja?” Tanya Thia, meraba-raba dalam gelap dan menangkap satu lengan.
Tiba-tiba ruangan kosong itu terang
lagi, dan Thia ternyata tadi menangkap lengan Amelz. Mereka semuanya tampak
terguling di lantai.
“Ada yang terluka?” Tanya Amelz,
memeriksa teman-temannya.
“Kami baik-baik aja,” jawab Clara,
“ayo kita jalan ke depan. Ada pintu di ujung lorong sana.”
Fabian heran kenapa rintangan mereka
terlalu mudah, tapi melihat ketiga cewek sudah berlari bersemangat ke ujung
lorong, Fabian mengikuti mereka. Tapi saat mereka mendekati pintu, dari lorong
di samping kanan mereka, muncul Amelz, Clara dan Fabian lainnya, menabrak
mereka berempat. Thia bingung.
“Amelz… Clara… Fabian? Kenapa kalian
ada dua?” Tanya Thia.
“Ayo… dipilih… mana yang asli… mana
yang palsu…”
Red Jocker cewek muncul di hadapan Thia.
“Kamu!” teriak Fabian yang tadi
berlari bersama Thia, “jangan mengadu domba kami! Jangan membuat Thia bingung!”
“Oh… itu memang tujuanku… kalian gak
bisa menyerangku, karena aku ini Cuma bayangan… ayolah, Thia, dorong
teman-temanmu yang asli menembus pintu itu, dan terakhir kalinya kamu akan
keluar juga lewat pintu itu,” kata Red Jocker, “tapi yang kamu tinggalkan
disini akan musnah selamanya. Sedikit saja salah langkah, teman-temanmu akan
mati.”
“Apa?” Tanya Thia, tak percaya
pekerjaannya yang sesulit ini.
“Thia… Thia… aku Amelz, kamu gak bisa
mengenaliku?” Tanya Amelz yang berlari dari lorong, “waktu gelap tadi ada yang
menculikku.”
“Thia… dia palsu!” teriak Clara yang
berlari dari lorong, “Clara yang itu palsu! Aku yang asli!”
“Diaaaaaaam! Diam semua! Biarkan aku
berpikir!!!” teriak Thia, menutup telinganya.
“Pusing? Memang itulah yang
kuinginkan… hihihi…” Red Jocker tertawa.
***
Dan di pintu kuning, disini ada
Annie, Yi Ru, Fennie, Lissa dan Santa.
“Hah? Apa semudah ini?” Tanya Annie,
menunjuk pintu di ujung ruangan, “kita tinggal masuk ke pintu itu kan?”
Teman-temannya tak percaya, tapi
mereka maju menuju pintu itu.
“Aaaah, lepaskan aku!!!” teriak
Fennie saat ditarik ke belakang.
Ada dua sosok Jocker kecil, cowok dan
cewek yang menarik Fennie dan memasukkannya ke dalam kurungan.
“Kalian iblis kecil!” Lissa
menyabetkan Earth Chain ke kedua Jocker.
Tapi mereka malah tertawa dan
tiba-tiba tempat kurungan Fennie dengan rombongan dipisahkan dengan kaca
transparan, dan saat Santa menoleh ke sebelahnya, ada kaca transparan lagi yang
memisahkan dirinya dan Yi Ru, dan Annie beserta Lissa di sebelah sana.
“Tipuan apa ini?” Tanya Santa
waspada.
“Mudah,” kata Jocker cowok, “ini
namanya permainan.”
“Permainan duel. Kalian udah
dipasangkan dengan lawan duel kalian. Cara untuk keluar dari sini dan
menyelamatkan Fennie Earth Knight ini adalah…” jelas Jocker cewek,
“masing-masing dari lawan duel kalian harus kalah.”
Yi Ru memandang Santa dengan wajah
pucat.
“Tidak! Kalian licik!” seru Yi Ru.
“Itu namanya aturan main,” kata
Jocker cowok, “Earth Knight lawan Water Knight… ini akan menarik… ayo… ayo…
kami tunggu hasilnya.”
Annie berpandangan dengan Lissa.
“Gak, Lis… aku gak akan menyerangmu,”
tegas Annie, lebih kepada dirinya sendiri daripada ngobrol dengan Lissa.
“Tapi, Annie… gimana dengan Fennie?”
Tanya Lissa.
“Gak… hei, kalian semua! Jangan
pedulikan aku! Jangan saling serang! Kita bisa berharap mereka yang masuk ke
pintu lainnya untuk mengalahkan Pangeran Iblis,” teriak Fennie, “kita gak perlu
berkorban seperti ini!”
“Tunggulah sampai kalian berubah
menjadi kerangka kalau begitu…” kata Jocker cewek sambil terkikik.
***
No comments:
Post a Comment