Just You
Chapter 20
CHAPTER TWELVE
Heechul-lah yang berlari paling cepat di dalam rumah sakit.
Di belakangnya, Hyomi menyusul bersama member ZE:A lainnya. Ketika sosok dokter
Shin keluar dari UGD, Minwoo langsung menabrak semua orang di depannya dan
mencengkeram baju putih dokter Shin.
“Ahjussi, ahjussi,
Minna…” kata Minwoo, terengah-engah.
“Kaki kanannya patah, tangannya terkilir, kepalanya
terbentur, juga ada beberapa luka lebam di sekujur tubuhnya, tapi kami sudah
menanganinya dengan baik. Dia akan siuman besok setelah pengaruh obat bius
selesai,” jelas dokter Shin, “tidak ada luka permanen yang akan dideritanya.”
Semuanya mendesahkan nafas lega. Junyoung duduk lemas di
kursi panjang, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Taehun ikut duduk dan
meremas pundak Junyoung.
“Tapi benturan di kepalanya itu mengakibatkan trauma baru di
otaknya. Benturan itu mengenai saraf matanya.”
“Maksud ahjussi…?”
tanya Minwoo ketakutan.
“Pengobatan tidak akan berguna lagi, Minwoo. Kita akan
melihat seberapa parah trauma baru ini melukai saraf mata dan retinanya setelah
dia sadar, apakah itu menyebabkan kebutaan atau tidak. Jika dia tidak mengalami
kebutaan karena itu, dia harus menempuh operasi sebagai jalan terakhir
mengatasi ablasionya.”
“Tapi kalau karena itu Minna buta, ahjussi?”
“Operasi baru bisa dijalankan setelah tersedia kornea yang
cocok untuknya.”
Minwoo mencengkeram lengan dokter Shin, matanya berkaca-kaca.
Heechul menyandarkan tubuhnya ke tembok dan merosot disana. Ternyata ini maksud
dari perasaan takut kehilangannya… Minna akan mengalami ini. Dan jika besok
Minna tidak lagi bisa melihat, maka yang tadi adalah… saat terakhir Minna
melihatnya.
“Apa itu ablasio retina? Apa yang terjadi pada Minna?” tanya
Hyungshik bingung.
Heechul tidak memperhatikan apapun lagi di sekitarnya. Minwoo
tengah menjelaskan keadaan Minna yang sesungguhnya dengan enggan dan menerima
respon mengejutkan dari mereka semua. Junyoung terlihat sangat frustasi dan
sekarang dia tau alasannya Minna memintanya menjauhinya. Heechul memejamkan
matanya dan berpikir… apa yang terjadi kalau dialah yang buta? Ketika segalanya
gelap, seperti saat ini?
***
Minwoo keluar dari kamar Minna dengan wajah murung. Di ruang
tunggu, Junyoung, Heechul, Dongjun dan Hyomi duduk.
“Eoddeohke, hyung?”
tanya Dongjun.
“Tidak… Minna tidak ingin menjalankan operasi. Menurutnya
tidak ada gunanya menjalankan operasi jika persentase kesembuhannya tidak bisa
dipastikan. Apalagi sekarang dia masih bisa melihat. Dia takut justru operasi
akan membuatnya mengalami kebutaan permanen,” jawab Minwoo panjang, “aku tidak
bisa membujuknya lagi.”
Minna siuman keesokan harinya setelah tabrakan itu dan
langsung menjalankan pemeriksaan untuk matanya. Mata Minna masih bisa melihat,
namun tidak dalam keadaan yang sempurna. Kini matanya sepenuhnya kabur, bahkan
semacam tirai tipis mulai muncul di bagian bawah bola matanya. Menurut dokter
Choi, tirai itu pada akhirnya akan menutupi retinanya seluruhnya dan kebutaan
total terjadi. Jikalau Minna melakukan operasi sekarang, operasi itu juga tidak
akan membawa kesembuhan langsung pada matanya. Terkadang diperlukan operasi
lebih dari sekali untuk memperoleh kesembuhan total. Tapi resiko lainnya jika
operasi itu gagal adalah Minna akan kehilangan seluruh penglihatannya. Kebutaan
permanen. Minwoo sudah mengerahkan seluruh tenaga dan akalnya selama dua hari
ini, namun Minna masih tetap pada pilihannya: tidak menjalankan operasi.
“Biar aku yang membujuknya,” putus Heechul.
“Tapi, Hee oppa, eonni
tidak mengizinkanmu masuk. Dia tidak ingin bertemu dengan oppa,” ujar Hyomi.
Masih tampak jelas di ingatan mereka adegan Heechul menemui
Minna untuk pertama kalinya setelah Minna siuman, menjalankan pemeriksaan dan
tau keadaan matanya memburuk. Minna menyembunyikan dirinya di dalam selimut dan
berteriak seakan kesakitan, mengusir Heechul. Dia merasa hatinya teriris
mendengar jeritan Minna, tapi dia tetap menunggui Minna. Heechul berharap
Minwoo bisa membujuk Minna, namun setelah Minwoo gagal lagi… Heechul tidak akan
tinggal diam.
“Aku tidak takut. Aku akan mencobanya… aku akan memastikan
dia mau menjalani operasi. Aku tidak akan keluar sebelum dia setuju,” tegas
Heechul.
Heechul memasuki kamar Minna. Pada awalnya, Minna yang
membelakangi pintu dan memandangi pemandangan di luar jendela kamarnya, tidak
memberikan reaksi berarti. Tapi ketika Heechul melangkah mendekati Minna, dia
bergerak sedikit.
“Keluar, aku tidak ingin melihatmu!” ujar Minna ketus.
“Waeyo? Kau mau
melihat yang lainnya, tapi kau tidak mau melihatku? Wae?”
“Karena melihatmu hanya akan membuat hatiku lebih sakit lagi.
Membuatku berharap aku bukanlah Minna yang sekarang, bukanlah Minna yang sakit…
sehingga aku pantas ada di sisimu. Biarkan yang kuingat adalah bayangan kita di
malam itu, tidak lebih,” jawab Minna dingin.
“Tapi kita akan menciptakan memori yang lebih indah lagi,
Minna. Jika kau menerima operasi ini…”
“OPERASI ITU HANYA AKAN MEMPERCEPAT PROSES KEBUTAANKU! JIKA
AKU BERTAHAN, MUNGKIN AKU MASIH PUNYA BEBERAPA WAKTU YANG CUKUP UNTUK
MEMANDANGI SEMUANYA SEPUASKU SEBELUM AKU BENAR-BENAR BUTA! JIKA OPERASI ITU
GAGAL, AKU AKAN JADI GADIS BUTA!”
“KENAPA KAU TIDAK BERANI MENCOBANYA? KENAPA KAU TIDAK MAU
MENCOBANYA SETIDAKNYA DEMI AKU?”
“KAU PIKIR HAL SEPERTI ITU PANTAS UNTUK DIJADIKAN COBA-COBA?
KAU TIDAK MENGERTI APA YANG KURASAKAN SEKARANG… MATAKU TIDAK BISA MELIHAT
SEGALA SESUATUNYA DENGAN JELAS DAN SECARA PENUH… DAN AKU AKAN BUTA!” Minna
tertawa getir di tengah seruannya, “KAU TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI KEADAANKU,
KARENA KAU TIDAK SAKIT!”
“TAPI HANYA ITU HARAPAN SATU-SATUNYA KAU BISA SEMBUH, KIM
MINNA!”
“AKU TIDAK BISA SEMBUH! AKU TAU ITU! TUHAN SUDAH MENGAMBIL APPA, RYEOWOOK OPPA, DAN BERIKUTNYA AKU TAU, PENGLIHATANKULAH YANG AKAN DIAMBIL!
MEMANG SEPERTI INILAH YANG AKAN TERJADI, AKU YAKIN!”
Heechul mendekati ranjang dan memeluk tubuh Minna dari
belakang, seperti yang dilakukan Heechul pada malam dia mengalami kecelakaan.
Tapi Minna meronta sekuat tenaga untuk lepas dari pelukan Heechul. Heechul
tidak membiarkan Minna lepas, Heechul tetap bertahan walau dia memukuli lengan
Heechul.
“Aku memang tidak tau seperti apa rasanya itu, Minna… tapi
setidaknya, ketika kau tidak bisa melihat segalanya, kau masih tetap bisa
merasakan ini. Merasakan aku, merasakan pelukanku. Aku ingin tetap di
sampingmu.”
“YA! JUNG HEECHUL, NEO MICHYEO? KAU INGIN MENGHABISKAN
HIDUPMU BERSAMA GADIS BUTA SEPERTI AKU?” teriak Minna.
“Aku memang ingin melakukannya. Entah apa maksud pertanyaanmu
tadi… tapi aku tidak gila. Dan aku tidak akan mengingkari yang kukatakan
sekarang,” ujar Heechul tenang, “bukan… aku tidak akan mengingkari apa yang
kupikirkan sejak pertama aku berjumpa denganmu. Aku ingin berada di sisimu
selamanya.”
“KAU ITU ARTIS TERKENAL, MASA DEPANMU CERAH DAN KAU BISA
MENEMUKAN GADIS YANG BERPULUH KALI LIPAT LEBIH BAIK DARI AKU, YANG SEHAT, YANG
TIDAK BUTA, YANG BISA MEMBAHAGIAKANMU DENGAN CARANYA SENDIRI!”
“Tapi aku tidak menginginkan gadis yang lebih baik darimu.
Aku tidak butuh gadis yang sehat. Aku tidak keberatan dengan gadis yang buta.
Aku tidak akan suka dengan cara gadis lain membahagiakanku. Aku hanya
menginginkan Kim Minna. Minna dengan segala kelebihan dan kekurangannya; Minna
yang sehat ataupun sakit; Minna yang bisa melihat ataupun buta; Minna yang
selalu bisa membuatku tersenyum walau hanya melihat kehadirannya di sisiku.”
Minna berhenti meronta dan memejamkan matanya. Gelap… dia
harus membiasakan diri dengan kegelapan ini. Air mata Minna mengalir walau
matanya terpejam. Setiap kata yang diucapkan Heechul mengalir ke dalam hati
Minna… terasa begitu tulus. Namun dia tidak ingin menjadi beban Heechul di
kemudian hari. Tidak pantas rasanya Heechul membawa Minna ke public, membawa
seorang gadis buta yang akan disebut Heechul sebagai istri… Tidak. Minna tidak
bisa menjerumuskan Heechul ke dalam kehidupan Minna yang malang.
“Minna-ya… aku
tidak pernah mengatakan ‘aku akan berada di sisimu selamanya’, karena itu
terdengar seperti janji yang entah bisa kupenuhi atau tidak. Kata ‘akan’
terdengar tidak nyata. Bagaimana kalau setelah aku berjanji seperti itu,
ternyata akulah yang akan meninggalkanmu duluan dari dunia ini?” tanya Heechul,
“itu tandanya aku mengingkari janjiku sendiri dan akan menimbulkan luka yang
dalam di hatimu. Akupun merasa berdosa ketika hal itu terjadi.”
Minna terisak, tubuhnya gemetar hebat dan matanya terasa
sakit… seakan ribuan jarum ditusukkan secara paksa kesana.
“Minna… aku berkata ‘aku ingin berada di sisimu selamanya’.
Kata ‘ingin’ menandakan aku terus berusaha untuk menjalaninya, kata itu bukan
berarti janji, tapi kata itu berarti sesuatu yang menjadi impianku, sesuatu
yang selalu kuperjuangkan dan yang akan selalu menjadi focus utamaku. Aku tidak
akan pernah mengucapkan kata ‘akan’ kepadamu, tapi akan selalu mengucapkan kata
‘ingin’ kepadamu,” jelas Heechul, “arasso?”
Minna meresapi setiap ucapan Heechul, merasakan pelukan
Heechul yang melindunginya, memahami bahwa Heechul bukan sedang membujuknya,
namun mengungkapkan segala kata yang terukir di dalam hati Heechul sendiri.
Minna-pun paham, tidak ada orang lain yang dimaksudkan Heechul… segala ucapan
dan apa yang Heechul lakukan, hanya ada Minna disana… hanya untuknya.
“Aku berjuang untuk selalu bersamamu. Tidakkah kau ingin
berjuang juga untuk bisa melihat lagi? Bisa melihatku? Bisa melihat masa depan
kita? Berjuang juga demi aku yang berjuang untukmu?” tanya Heechul lembut.
“Oppa… bagaimana
kalau aku… benar-benar buta?” tanya Minna lemah.
“Tidak akan ada yang berubah. Kita akan tetap seperti ini.
Kita tetap punya masa depan lainnya. Percayalah, Minna, aku masih ingin di
sampingmu, apapun yang terjadi denganmu nantinya,” yakin Heechul.
Minna memutar tubuhnya, memandangi wajah Heechul yang
tersenyum lembut padanya. Kabur… keberadaan Heechul tidak lebih dari bayangan
sekarang… namun Minna bisa merasakan tangan Heechul di wajahnya, menghapus air
matanya, dan tangan yang lainnya di pinggangnya. Kehangatan Heechul begitu
nyata. Mata Heechul penuh dengan air mata, tapi dia menahannya agar tidak
menetes.
“Kalau nanti Minna tidak bisa melihatku lagi… puaskanlah
dengan melihatku sekarang. Tataplah aku.”
Heechul mencondongkan tubuhnya sedekat mungkin ke wajah
Minna. Dia meraba wajah Heechul. Alis hitamnya yang tebal… matanya yang besar…
hidungnya yang mancung… pipinya yang tirus… rahangnya yang tegas… rambutnya
yang tertata rapi… bibirnya… Minna menelusuri bibir Heechul dengan kedua jari
telunjuknya. Bibir Heechul… lembut dan indah. Heechul maju dan mencium Minna
pada bibirnya. Sekali lagi bibir keduanya bertaut, mengakibatkan jantung mereka
berdetak tidak normal, namun lewat ciuman itulah… keduanya saling mengungkapkan
perasaan cinta yang meluap terlalu besar kepada yang lainnya. Heechul berhenti
mencium Minna dan memegangi wajah gadisnya itu.
“Inginkah Minna melihatku di sisimu?” tanya Heechul.
“Aku ingin,” jawab Minna, suaranya parau.
“Inginkah Minna sembuh?”
“Ingin!”
“Itu cukup, Minna. Minna pasti sembuh. Berapa lamapun kita
harus menunggu, Minna pasti sembuh! Keinginan yang kuat bisa membuat keajaiban
dalam hidup kita,” tegas Heechul, “sungguh… Minna pasti sembuh.”
Minna memeluk Heechul, menumpahkan tangisnya di pelukan orang
yang paling dicintainya itu. Ryeowook… dia persis Ryeowook yang selalu bersikap
optimis. Apakah Ryeowook telah kembali dalam wujud Heechul? Minna tidak pernah
tau… tapi mereka sama. Sama-sama menyayangi Minna dengan tulus. Bagi Minna itu
sudah cukup menguatkannya. Dia akan berusaha sekali lagi.
잠시 꿈꾸었던 행복했던 순간
I didn’t
want to wake up from this short dream
깨지않길 원했어
I was so
happy in
웃고 있던 내가 바보같아서
웃고 있던 내가 바보같아서
I felt like an idiot as I laughed
작은 한숨만
쉴뿐이에요
It was just a small sigh of rest
알아요 못날뿐인 날 너무 잘 알죠
I know, I know very well the bad person is
me
하지만 몰라요 나 어쩌면 좋은지
But I don’t know, how does it’s like
단 한번만 나를 사랑해줘요
하지만 몰라요 나 어쩌면 좋은지
But I don’t know, how does it’s like
단 한번만 나를 사랑해줘요
Just love me once
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget
그저 한순간만 나를 생각해봐요
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget
그저 한순간만 나를 생각해봐요
For just a
moment think about me
그것뿐이에요
그것뿐이에요
Just that
겨우 그 정도죠
겨우 그 정도죠
It’s barely
just to extent
혼자는 아닌지 걱정해보지만
I worry about you
I worry about you
다정한 그대라서
Because of your kindheartedness
그럴리 없는 사람 행복한가요
그럴리 없는 사람 행복한가요
Likely, can a person be happy?
이런 내가 필요없을만큼
Even you don’t need a person like me
알아요 부족한 날 너무 잘 알죠
이런 내가 필요없을만큼
Even you don’t need a person like me
알아요 부족한 날 너무 잘 알죠
I know, I know very well I have many
shortcomings
하지만 몰라요 누굴 보고 있는지
But I don’t know, who I am looking at
하지만 몰라요 누굴 보고 있는지
But I don’t know, who I am looking at
단 한번만 나를 사랑해줘요
Just love me once
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget
그저 한순간만 나에게
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget
그저 한순간만 나에게
For a moment
시간을 줘요
시간을 줘요
Give me your time
그것뿐이에요
Just only that
그것뿐이에요
Just only that
“Kaki kanannya patah, tangannya terkilir, kepalanya terbentur, juga ada beberapa luka lebam di sekujur tubuhnya,
ReplyDelete[*] OMG MINNA HANCUR LEBUR (?) ;______; KAKINYA PATAH ITU PATAH!!! TIDAAAAK!! MALAH BIKIN PENYAKIT BARU ;_______;
minna nggak mao ktemu heechul, sampai kapan dy gk mao ktemu heechul kek gini, slagi skarang bs ngelyat knapa nggak dpergunakan baik2, harusnya dy nggak boleh melewatkan stiap detik yg berharga ini untuk ngelyat heechul -ceramah- =='
buset itu capslock smua u___u
Minna dengan segala kelebihan dan kekurangannya; Minna yang sehat ataupun sakit; Minna yang bisa melihat ataupun buta; Minna yang selalu bisa membuatku tersenyum walau hanya melihat kehadirannya di sisiku.”
[*] SAYA SUKA INI!!! INI SEDIH BGD!! HEARTBREAKING T______T
OMG ITU BENER BGD JIE ITU BENAR!!! -nggak nyantai-
yg soal kata 'ingin' dan 'akan' itu. ok. saya blajar satu hal dr ff ini lg. makasii jie ;A;
~Stella.