Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Saturday, 3 September 2011

Brand New It's Magic chapter 2 part 1


Brand New It’s Magic Chapter 2 Part 1
Chapter 2
Night at The School

MAY’S POV
Sejak kejadian itu, aku, Amelz dan Annie sering berjalan bersama. Thia-pun jadi heran kenapa kami bisa begitu dekat. Akhirnya setiap istirahat, kami bertiga, ditambah Thia dan Fennie, teman baru Thia; dan Stella sering duduk bersama di kantin. Tapi syukurlah, setelah kejadian itu, kami tidak pernah menjumpai hal yang aneh lagi.

Annie berujar,kemarin aku sudah membawa nenek check-up ke rumah sakit.”
“Jadi bagaimana, Annie?” Tanya Thia, “nenekmu sehat?”
“Syukurlah nenek sehat. Waktu itu katanya nenek kurang istirahat saja.”

Annie mengedipkan matanya padaku dan Amelz. Hanya kami bertiga yang tau kejadian ‘hari itu’ yang sesungguhnya.

“Hai cewek-cewek… boleh aku gabung?” Tanya Junki.

Junki yang jarang ke kantin akhirnya muncul juga. Seperti biasa, dia tampil stylish dengan kostum yang serasi di tubuhnya.

Stella menyindir,heh… tumben kau keluar dari sarang.”
“Hari ini tidak sempat sarapan jadi aku lapar… Well, ada cewek-cewek… kenalan dong…”
“Junki… hobi tebar pesona kau yah!” seruku, “ini Annie, Thia tetanggaku dan Fennie. Semuanya semester satu jurusan vocal. Teman-teman, ini Junki, teman seangkatan kami.”
“Hai cewek-cewek manis…”

Aku melihat Annie tidak sengaja menabrak jatuh gelas yang ada di depannya. Air jeruk di gelas itu tumpah dan menggenangi meja. Kami semua spontan menjauhi meja.

“Annie!! Jangan bengong dong!!” seru Amelz.
Annie geragapan,aduh… sorry…”
“Tenang ladies… kita keringkan saja ini…” putus Junki sambil pergi ke counter, mengambil kain lap kurasa.
Thia bertanya, wah… anak-anak high school waktu istirahatnya sama ya dengan kita?”
“Iya, kalau setiap hari Jumat memang begitu, Thia,” jawab Fennie, “karena aku dulu high schoolnya juga dari sini kan jadi tau kalau setiap hari Jumat berarti waktunya kami cuci mata…”
“Cuci mata di kantin… melihat cowok-cowok kampus, begitu kan?” tebak Stella.
“Tepat, jie… haha…”
Aku bertanya penasaran,memangnya Fennie sudah ketemu cowok favoritnya disini?”
“Ada sih… hahaha… tapi dia lagi tidak ada disini…”
“Jadi penasaran nih…” kata Amelz dengan pandangan menyelidik Fennie.
Junki tiba-tiba muncul kembali,coba angkat dulu piring kalian… aku keringkan meja ini…”

Dengan lincahnya, Junki membersihkan meja. Akhirnya kami bisa duduk tenang kembali.

“May jie, Thia jie, Amelz jie dan Stella jie…” panggil Rin yang tiba-tiba menghampiri meja kami.
Clara juga bersamanya dan menyapa,hai semua…”
“Ah… hai Rin dan Clara,Thia balas menyapa sambil tersenyum senang.
Stella menawarkan,mau makan bareng? Bisa nih duduk disini… tarik kursi lagi saja…”
“Kami mau bagikan undangan nih…” ucap Rin.

Rin menyerahkan undangan ke tanganku, Thia, Amelz dan Stella. Aku langsung membalikkan kartu undangan yang covernya ternyata gambar lingkungan sekolah kami. Rupanya undangan acara ulang tahun High School Saint.

Aku bertanya,hah? Rupanya besok sudah ultah high school ya? Koq aku lupa?”
“Dasar alumni tidak bertanggungjawab kau, May,” cecar Amelz, “kalau aku sih memang tidak tau.”
“Acaranya dimulai dari jam tiga sore. Jadi sejak itu gerbang akan ditutup, dan hanya orang-orang yang bawa undangan yang boleh masuk ke lingkungan sekolah, terang Rin.
Stella bertanya,jadi undangannya untuk kami, nih?”
“Iya… ini kan acara untuk anak muda jie, jadi kami mengundang teman-teman, adik atau kakak kami,” jawab Clara, “tiap orang dapat lima kartu undangan yang berlaku untuk dua orang.”
“Aku mau datang sama Jiro ge,” putus Rin, “harus berpasangan katanya.”
“Asyik… ada Jiro ge, sorak Thia.
Aku memicingkan mataku, “Thia… kau ini…”
“Aku kasih selembar untuk May jie, Amelz onnie, Stella jie dan Thia jie, kata Rin sambil membagikan undangan.
“Aku masih punya empat lembar kalau yang lain mau, tawar Clara.
Stella bertanya,boleh kan untuk Fennie, Annie dan Junki?”
“Ah… tentu boleh. Daripada undangannya mubazir…”
“Oke,” ucap Rin, “ditunggu kedatangannya besok. Acaranya sampai jam sembilan malam jadi dijamin seru deh. Anggota OSIS sekolah sampai sibuk sepuluh hari menyiapkan acara ini.”
“Kami pasti datang deh, janji Amelz.
Clara pamitan,kalau begitu sampai ketemu besok ya semuanya… oh ya, jangan lupa ya, waktu di gerbang kalian harus sama-sama dengan pasangan kalian untuk masuknya ya. Rin, sudah mau masuk kelas nih…”
“Sampai jumpa semuanya…” pamit Rin sambil melambaikan tangannya.

Akupun melambai pada sosok Rin dan Clara sampai keduanya menghilang menerobos kerumunan anak-anak yang masuk ke kantin.

Aku bertanya,kalian mau mengajak siapa nih?”
“Aku bingung mau ajak Chun atau Youngsaeng oppa, jawab Amelz.
Bagaimana kalau aku ajak Youngsaeng oppa dan kau bisa ajak Chun?”

Kompak semuanya menoleh memandangku.

“Ke… kenapa?”
Stella memicingkan matanya,kenapa tidak Amelz mengajak Youngsaeng oppa dan kau mengajak Chun?”
“Ah… i… tu boleh juga. Lagian kan aku pikir Rin sudah ajak Jiro ge. Jadi undanganku yang ini bebas untuk satu orang lagi.”
“Dan kau bukannya mengajakku!” cela Junki sambil berpura-pura ngambek.
“Bukan begitu Junki… kau kan punya undangan sendiri!”
Amelz melerai,Sudahlah, jangan mendesak May deh. Oke May, begitu saja… kau ajak Youngsaeng oppa, aku sama Chun. Bagaimana dengan yang lain?”
Tidak tau deh mau mengajak siapa,” keluh Stella, “nanti saja baru dipikirin.”
“Aku juga, putus Thia.
Junki mengingatkan,tapi ingat lho kita harus punya pasangan untuk ikut acaranya.”
“Tau,” tukas Stella, “cerewet, ah!”
“Aku juga tidak tau mau mengajak siapa,” curhat Fennie, “lagipula Amelz onnie kan sudah mengajak Chun.”
“Aku juga… eh ya May jie, bagaimana kalau kita mengajak Kyujong oppa?” usul Annie.
Aku setuju,ide bagus, Annie. Kau bareng Kyujong oppa saja. Fen, undanganmu untuk Calvin, boleh tidak?”
“Siapa itu Calvin?” Tanya Fennie.
“Dia anak semester 3 vocal. Orangnya baik dan ganteng. Nanti deh kami kenalkan. Bagaimana?”
“Boleh deh.”
“Oke, begitu saja. Aku harus cabut sekarang. Karena besok aku mau menghadiri acara, aku coba bayar jam kerja dengan kerja lebih cepat deh hari ini. Aku pulang dan menyiapkan makan siang, nanti jam dua sudah bisa mulai ke mini market.”
Thia berujar,aku masih ada kelas setelah ini jie.”
“Oke deh tidak apa-apa. Aku pulang dulu ya…”
“Daaah…” semuanya kompak melambai padaku.

Aku pulang ke rumah dengan naik bus. Sepanjang perjalanan, aku berpikir… bagaimana ya mengajak Youngsaeng oppa pergi ke acara besok? Selama ini aku dan Youngsaeng oppa jarang ngobrol intensif… paling Cuma saling sapa waktu ketemu… mana berani aku mengajak dia pergi? Apa tanya sama Jiro ge yah? Ah… tapi nanti aku diledekin gege… bagaimana ya?

Jiro ge berteriak dari lantai dua, “May… itu kau?”
“Iya ge…”
“Cepat sekali?”

Aku naik ke lantai dua dan menemukan Jiro ge duduk di ranjangnya.

“Besok high school Saint ultah, Rin bagikan undangannya, jadi dari jam tiga besok sudah harus pergi kesana. Maksud aku, hari ini aku kerja tiga jam lebih cepat dari biasanya saja, jadi sisa tiga jamnya lagi dibayar lusanya.”
“Sebenarnya kan tidak apa-apa kalau kau tidak kerja sehari. Anggap saja cuti.”
“Sayang ge, gajinya… hehe…”
“Dasar kau. Hari ultah high school… biasanya banyak games dan show seru seperti bazaar begitu deh.”
“Oh ya ge, acara tahun ini beda dari tahun-tahun sebelumnya. Pakai undangan begitu. Yang datang harus pasangan. Katanya Rin mau mengajak gege.”
“Oh ya? Wah… asyik dong. Kau dikasih undangan kan?”
“Pastinya. Tiap murid dapat jatah 5 lembar tuh.”
“Jadi kau mau mengajak siapa? Youngsaeng?”
“Iya tapi bagaimana…”
“Kau mau mengajak Youngsaeng?”
“Tapi tidak tau bagaimana ngomongnya…”

Sialan, keceplosan! Dasar si gege!!

TIdak!!! Aku pergi sendirian saja!!”
“Galaknya… May… masaknya yang enak ya… ngomong-ngomong kalau mau mengajak Youngsaeng, orangnya bakal ke sini sebentar lagi… jadi masak yang banyak ya!!”

Aku turun ke bawah dan ucapan Jiro ge terngiang-ngiang di telingaku. Gila… Youngsaeng oppa bakal datang… gila… aku tidak akan sanggup mengajak dia! Memangnya kencan, apa? Buat malu saja!

***

AUTHOR’S POV
May-pun sibuk dengan kegiatannya di dapur sampai jam menunjukkan jam 12.50. Saat itu terdengar suara bel pintu berdering. May seketika ketakutan, mengira yang datang pastilah Youngsaeng. May jadi bertambah gugup gara-gara undangan itu.

“May!!  Buka dong pintunya! Gege lagi tanggung nih!”
“Dasar… paling juga lagi nulis not… oke May, harus kuat!”

May berusaha teguh berjalan membuka pintu. Tapi keteguhannya runtuh ketika pintu dibuka dan wajah charming Youngsaeng tampak dan tersenyum manis padanya.

“Hai May… Jiro ada?” Tanya Youngsaeng.
“A… da… tentu saja ada… silakan masuk, oppa. Jiro ge di kamarnya.”
“Hmm… harum apa ini?”
“Aku lagi masak. Oppa belum makan?”

Youngsaeng dengan lugasnya meletakkan sepatunya di rak sepatu, dia sudah sering sekali bertandang di rumah keluarga Wang.

“Belum. Kebetulan sekali. Aku boleh makan disini?”
“Tentu saja, oppa. Tunggu ya, kalau makanan sudah siap aku akan kasih tau.”
“Oke. Aku ke kamar Jiro dulu yah..”

***

MAY’S POV
Aku memandang sosok tegap Youngsaeng oppa yang menjauh. Harum parfumnya membuatku sedikit pusing. Aku bakal gila. Pasti. Tidak lama lagi aku bakal gila. Fiuh… akhirnya masakan selesai juga. Ada tamu spesial, aku masak lima lauk deh, hehehe…

“Gege! Oppa! Masakan sudah nih!” teriakku dari ruang makan.
Jiro ge dan Youngsaeng oppa membalas kompak, kami datang!”

Aku menoleh memandang dua sosok yang baru turun dari tangga. Jiro ge dan Youngsaeng oppa sama-sama tampan, tapi tampan dengan garis wajah yang berbeda. Garis wajah Jiro ge sangat tegas dan wajahnya lebih lebar, kulitnya juga kecokelatan. Wajah Youngsaeng oppa kecil dan tirus, kulit Korea khasnya sangat putih. Jiro ge lebih tinggi dan lebih kekar, tapi Youngsaeng oppa lebih stylish. Mungkin karena kondisi perekonomian keluarga yang memungkinkan.

“Curang kau, May,” kutuk Jiro ge, “kalau ada tamu saja baru masak banyak begini. Coba Cuma ada kita-kita saja. Paling Cuma ayam goreng!”
“Kalau gege cerewet, tidak usah makan!” ujarku ketus.

Jiro ge duduk di meja makan, mengambil peralatan makan dan memasang tampang masam.

“Dasar Jiro, kau ini suka sekali menggoda meimeimu. Masakan May enak koq… aku selalu kangen dan pengen makan terus disini,” kata Youngsaeng oppa sambil tersenyum.
“Kalau begitu tinggallah disini.”

Kurasa Youngsaeng oppa tidak mendengar perkataan Jiro ge yang terakhir. Oppa sudah mengambil nasi dan makan dengan lahap. Mudah-mudahan dia tidak lihat wajahku yang pasti semerah tomat ini. Aku senang melihat orang-orang yang makan masakanku dengan lahap, seperti dua orang di depanku ini. Dua orang yang kusayang.

Rin menyapaku, jiejie…”
“Ah, Rin… bagaimana hari ini di sekolah?” tanyaku sambil tetap sibuk membereskan meja.
“Guru semuanya tidak konsen mengajar karena besok hari ultah sekolah. Besok aku libur jie, masuknya sore waktu acara mulai. Yang persiapan Cuma anak OSIS saja. Yang datang Youngsaeng oppa bukan? Aku melihat mobilnya di depan.”

Rin meletakkan sepatunya di rak.

“Iya. Dia di atas, ngobrol sama Jiro ge.”
Ngomong-ngomong, jiejie mau mengajak dia ke acara besok kan?”
“Lho, koq tau?”
“Cuma tebak koq jie. Sukses ya… Aku lapar…”

Aku terdiam seribu bahasa. Sukses apanya? Sudah pasti gagal. Aku tidak akan bisa mengajaknya. Ah… sekarang sudah harus pergi kerja, sudah jam setengah dua. Pamit dulu ah..

“Ehm, Jiro ge, Youngsaeng oppa, aku mau ke mini market dulu ya.”
Jiro ge menoleh padaku,ah iya… bisa telat kau sebentar lagi, May. Jalan kesana kan butuh waktu lima belas menit. Ya sudah… kau pergilah. Hati-hati ya.”
“Lho? Cepat sekali mau kerja?” Tanya Youngsaeng oppa, “ehm… ada beberapa barang juga yang mau aku beli di mini market. Kita bareng saja May, bagaimana?”
“Hah? Boleh saja sih, oppa…” jawabku kaget.
“Ini sih barang-barangnya Amelz. Dasar dia malas ke mini market. Tapi tidak apa-apalah aku yang belikan. Jiro, aku duluan ya.”
Jiro ge menyahut,oh iya… hati-hati kalian berdua. Kapan-kapan kesini lagi, Youngsaeng. Tiap kamu datang laguku lancar ditulis, haha…”

Aduh… deg-deg-an sekali ya jalan bareng Youngsaeng oppa. Koq dia tinggi sekali ya? Jadi tidak percaya diri

“Hai Rin…”
“Ah, oppa!” Rin balik menyapa, “kalian mau pergi bareng?”
“Oppa mau beli sesuatu di mini market, jadi sekalian antar jiejie kerja deh, jelasku.
“Percepatan jam kerja ya, rupanya? Oke deh… sampai ketemu ya…”
Youngsaeng oppa pamitan, “bye, Rin…”

Kami berjalan bersama keluar. Di luar pagar rumah, Ford biru Youngsaeng oppa sudah menunggu. Eh… eh… pintuku dibukakan!

“May? Koq bengong? Ayo masuk…”
“Ah… thanks, oppa, sahutku.

Iiiiih jadi gugup dan merinding pintuku dibukakan begitu…

“Eh? Apa ini May?”

Ketika memakai seat belt, aku melihat oppa mengambil sesuatu yang terjatuh.

“Eh? Ah…”

Dan aku baru sadar itu undangan acara besok! Sekarang dilihat Youngsaeng oppa lagi… huwalah… rupanya jatuh dari tasku tadi.

“Lho? Kalau high school ultah ada acara beginian ya?”
“Itu format baru sih, oppa. Tahun ini setiap murid dapat lima undangan. Jadi itu dikasih Rin ke aku.”
 “Oh, tadi aku sempat dengar Amelz dan Chun ngomong tentang ini… katanya harus pergi berpasangan, makanya Amelz mau pergi bareng Chun. Jiro juga pergi?”

Youngsaeng oppa membuka dan membaca undangan itu.

“Rin mau ajak Jiro ge.”
Tidak kreatif mereka. Harusnya cari yang bukan saudara dong, haha… Kau mau mengajak siapa?”

Tiba-tiba aku semakin gugup karena Youngsaeng memandangku dengan serius.

“Aku… eh… tidak tau, oppa…”
“Kita pergi berdua saja yuk…”
“Hah? Kenapa?”
 “Kau belum janjian sama yang lain kan? Sepertinya acaranya seru nih… jadi penasaran. Bagaimana?”
“Aku belum janjian sama yang lain koq oppa. Thanks mau temanin aku, oppa…”
“Haha, biasa sajalah May. Yuk, kita pergi. Nanti kau telat lagi…”

Semudah itu? Semudah itu semuanya berjalan lancar? Yang mengajak berarti Youngsaeng oppa, kan? Duh… aku jadi guguptidak mungkin kan ada sesuatu di balik semua ini?

“May… koq datangnya cepat hari ini? Eh… ada Youngsaeng!” sapa Hyunjoong oppa.
“Lho Hyunjoong? Apa yang kau lakukan disini?”
“Jaga di mini market. Punya appa, haha…”
Tidak kusangka. Tau begini, aku titip deh kalau lain kali mau beli barang.”
 “Harganya dua kali lipat sama yang kenal.”
 “Ya sudah, aku belanja sendiri saja.”
 “Iya May, koq kau datangnya cepat?”
Aku menjawab, besok aku mau ikut acara ultah high school, oppa. Acaranya jam 3 sampai 9. Boleh tidak kalau aku bayar kerja per tiga jam mulai hari ini dan lusa?”
“Yakin tidak mau cuti? Atau kuberi libur saja? Kurasa appa akan setuju… gajinya tetap jalan untuk sehari.”
“Ah… tidak apa-apa koq, oppa. Lagipula sudah sampai nih. Tidak enak sama Kim ahjussi… Youngsaeng oppa, selamat belanja…”

Aku meninggalkan mereka berdua, berjalan menyusuri lorong mini market.

“Duh… cewek yang rajin… tidak ada dua yang seperti dia zaman sekarang ini.”
“Benar,” setuju Youngsaeng, “eh aku belanja dulu ya…”

***

4 comments:

  1. hmmm...spertinya Youngsaeng oppa suka itu sama may...hahaha^^

    ReplyDelete
  2. suka sih suka
    tapi.........

    ReplyDelete
  3. Dengan lincahnya, Junki membersihkan meja.
    [*] yaelah Junki, bersihin meja ajah dg lincah, kesan'a ahli bgd bersihin meja gitu -ngakak- XDDDD

    Aku bertanya, “hah? Rupanya besok sudah ultah high school ya? Koq aku lupa?”
    “Dasar alumni tidak bertanggungjawab kau, May,” cecar Amelz, “kalau aku sih memang tidak tau.”
    [*] loooooool astaga dasar si amel -__- tp bener jg sie kata2nya xD jd mending nggak tahu yh drpd lupa 8D

    “tiap orang dapat lima kartu undangan yang berlaku untuk dua orang.”
    [*] 5 kartu undangan tp berlaku 2 org? .__.

    “Bagaimana kalau aku ajak Youngsaeng oppa dan kau bisa ajak Chun?”
    Kompak semuanya menoleh memandangku.
    “Ke… kenapa?”
    [*] wkwk saya suka adegan ini 8D <333

    Junki mengingatkan, “tapi ingat lho kita harus punya pasangan untuk ikut acaranya.”
    “Tau,” tukas Stella, “cerewet, ah!”
    [*] emank nie junki bawel =3 berasa dy udh pnya pasangan ajah xDDD

    “Tidak kusangka. Tau begini, aku titip deh kalau lain kali mau beli barang.”
    “Harganya dua kali lipat sama yang kenal.”
    “Ya sudah, aku belanja sendiri saja.”
    [*] wkwk ini dialog dodol bgd 8D leader sotoy dan saengie pasrah gitu xDDD

    -Stella ^^*

    ReplyDelete
  4. maksudnya mei, itu tiap undangan berlaku untuk 2 orang..
    gara2 buru2 jadi gak jelas deh XDD
    disini hubungan Leader sama Saengie kesannya gimanaa gitu, maklum sahabat baik XD

    ReplyDelete