Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 25 September 2011

Brand New It's Magic chapter 5 part 2


Brand New It’s Magic
Chapter 5 part 2

MAY’S POV
Kami tertawa lega sambil berjalan ke tempat parkir.

Kyujong oppa mengajak,hei… mampir ke resto seafood yuk… lapar nih…”
“Lapar? Kau kan baru makan dua jam yang lalu…” Tanya Jiro ge, memicingkan matanya.
“Lapar saja…”
Aaron berucap sambil tertawa, rohnya Chun pindah ke Kyujong kali. Tempat biasa ya?”
“Iya.”

Akhirnya kami sampai ke resto seafood yang dimaksud Kyujong oppa di tengah kepadatan kota Taipei di malam hari. Ternyata disini duduknya lesehan ala resto Jepang dan Korea. Akhirnya kami memilih meja di tengah ruangan yang paling panjang. Jiro ge dan Kyujong oppa duduk di sisi pendek meja, berseberangan. Aku, Thia dan Clara duduk di sisi meja sebelah kanan Jiro ge, di seberang kami ada Metti, Calvin dan Aaron ge. Kyujong oppa tampak kelaparan dan langsung memesan banyak menu.

Kyujong oppa mengajak,ayo… makan sepuasnya. Aku traktir. Anggap saja perayaan karena kita berhasil rekaman hari ini. Ada harapan kali ini kan?”
“Wuiiih asyiiiik,” seru Calvin, “ayo Metti. Sudah lama tidak makan masakan Taiwan kan?”
“Benar, setuju Metti.
Kyujong oppa menyeletuk,oh ya May, siapa saja yang ikut ke desa besok?”

Ah iya. Benar-benar nyaris lupa besok Hyunjoong oppa dan Kyujong oppa mengajak kami ke desa tempat mereka kerja praktek.

Aku melaporkan,oh ya oppa… Rin, Fennie dan Annie mau ikut.”
“Chun juga ikut katanya,” Aaron menambahkan, “aku juga ikut deh, kebetulan besok tidak ada kerjaan.”
“Desa apa sih?” Tanya Thia.
Kyujong oppa menjawab,aku dan Hyunjoong dapat lokasi praktek kerja bareng di desa terpencil. Tapi kondisi desanya tidak terlalu tertinggal koq. Kami ngajar di sekolah musiknya. Thia mau ikut?”
“Mau…. Jam berapa perginya?”
“Jam sembilan deh.”
“Yaaaah… besok aku harus bantu-bantu kerjaan mama nih, kira-kira siangnya baru selesai.”
Metti berujar,sepertinya seru. Aku boleh ikut, oppa?”
“Boleh,” jawab Kyujong oppa.
Clara kecewa, “sayang aku juga ada kegiatan di pagi hari… jadi tidak bisa ikut.”
“Kau pergi dengan Kyujong hyung dan yang lainnya tidak apa-apa kan, Metti?” Tanya Calvin, “aku tidak bisa ikut. Ada kegiatan club.”
“Oh… tidak apa-apa koq, Calvin, jawab Metti.
Jiro ge bergumam,hmm… gini saja. Bagaimana kalau Clara dan Thia barengan aku saja siangnya ke sana? Naik bus… tapi kan tidak apa-apa aku bisa jaga kalian.”
“Benarkah?” Tanya Thia senang karena diajak Jiro ge,

Jiro ge mengangguk.

Clara setuju,oke… aku mau, Jiro ge…”
“Siiip. Hyunjoong pasti senang,” yakin Kyujong oppa, “anak-anak sekolah musik pasti senang juga.”

Akhirnya kami semua makan dengan lahap.

***

AUTHOR’S POV
“Hei, Aaron… Kau pacaran sama Clara ya?” bisik Kyujong.

Calvin ikut mendengarkan pembicaraan.

Aaron menjawab,tidak koq. Memangnya kenapa?”
“Lho? Katanya kau sering jemput Clara dan Rin juga belakangan ini. Tuuuh… sekarang kau bawa dia bareng kita.”
“Tidak ada maksud sebenarnya. Clara waktu itu hampir kecelakaan, kubawa ke rumah dan kuobati, lalu aku Cuma bermaksud bantu dia saja sampai dia sembuh, aku antar ke sekolah.”
“KAU BAWA KE RUMAH?” seru Calvin.
“Sssst! Ah!”

Aaron terlihat panik karena seruan Calvin yang keras. Clara yang duduk di seberang Aaron jadi memecah konsentrasinya terhadap kepiting raksasanya.

Clara heran,kenapa, Aaron ge dan Calvin ge?”
“Ahahahah… tidak ada apa-apa koq, Clara…” jawab Calvin dan Kyujong sambil tertawa salah tingkah.
“Ooooh…”

Clara akhirnya kembali makan dengan penasaran, soalnya memecah kulit kepiting membutuhkan tenaga yang lumayan.

Kyujong menyuarakan pendapat Calvin juga,kami tidak pernah kau ajak ke rumah.”
“Lho? Ini kan keadaan mendesak?” Tanya Aaron membela diri.
Calvin memancing, lalu?”
“Aku ajak nonton di rumah. Aku kan baru pinjam DVD baru.”
“Dan kau ini jatuh cinta sama Clara ya?”

Calvin memandang Aaron dengan pandangan menyelidik.

Tidak.”
“Kau memberi harapan padanya lho…” ucap Kyujong.
“Apa? Kenapa begitu? Aku Cuma bermaksud baik…”
“Yang ditangkap cewek biasanya beda. Kau sih… tidak perlu harus antar dia tiap hari sih.”
“Cuma sampai dia sembuh saja koq. Kasihan soalnya kalau naik bus tapi kakinya sakit begitu.”
Calvin bertanya,kau sudah ngomong sama dia Cuma sampai dia sembuh saja?”
“Belum.”
“Nih anak tidak ngerti atau pura-pura bego siiiih…” ujar Kyujong geram.
Calvin berujar, sampai pada waktunya, kau pasti tidak bisa ngomong ke Clara. Dia itu cinta sama kau. lihat dia jadi senang begitu.”
“Haduuuuuh… ribet deeeh…” keluh Aaron.

Sebenarnya Aaron tengah memikirkan orang lain di hatinya…

***

Hari Minggu jam delapan. Fennie datang bareng Annie, mengabsen duluan di rumah keluarga Wang.

Fennie menyapa,hai May…”

Fennie kini menyapa May tanpa sebutan “jie” seperti halnya Annie dan Julie, ini keinginan May sebenarnya, soalnya May menganggap tanpa sebutan itu, mereka bisa merasa lebih akrab.

“Fennie… sudah lama tidak ketemu dirimu, balas May sambil tersenyum.
“Iya… begitu Annie bilang kita bakal piknik, aku jadi kepingin ikut.”
“Oh… thanks ya Annie.”
Annie menyahut,he-eh.”

May jadi khawatir pada Annie yang menjaga jarak darinya. May lebih khawatir pada masa depan para Warriors.

“Haiiii… Fennie jie dan Annie jie…” sapa Rin ceria.
Fennie membalas sambil tersenyum,halo Rin.”
 “Ah… itu pasti Hyunjoong oppa, yakin May mendengar suara motor di luar sana.

Tepat dugaan May, Hyunjoong yang datang. Seperti biasa, dia tampan sekali.

Hyunjoong menyapa,hai ladies.”
“Hai… oppa, sahut May, Fennie, Annie dan Rin, kompak.
“Supir kita belum datang ya?”
Aaron menjawab,kalau Kyujong dengar hyung ngomong, pasti dia ngamuk.”
“Lho… Aaron ge?” Tanya Fennie shock, “kapan datang? Sama Chun?”
“Kalian sibuk perhatiin hyung sih,singgung Chun.
Aaron menyapa,hai Annie… kabarmu bagaimana?”
Annie membalas, baik ge…”

Tapi jelas bertolak belakang dengan sikap Annie terhadap May.

“Hei… kalian semua sudah mau pergi?” Tanya Jiro.
Rin menjawab, iya ge… tinggal tunggu Kyujong oppa nih…”
“Nanti kami nyusul ya…”
“Gege pergi dengan siapa?” Tanya Fennie.
“Clara dan Thia.”
May bertanya,benar naik bus, ge?”
“Wah… kami tertolong soal itu May. Kemarin gege ajak Julie…”
“Julie?” Tanya Hyunjoong sambil memicingkan matanya.
Aaron mencela,dia kan ingatnya Cuma Julie doang…”
“Tunggu kau ya, Aaron!” ancam Jiro, Julie tidak bisa ikut, tapi katanya Kimbum bisa. Dia bakal bawa mobil.”
“Baguslah, syukur Fennie.
Hyunjoong berpesan,kalau sudah keluar Taipei lewat utara, langsung contact kami ya. Kemungkinan kalian tidak ketemu tempatnya lho.”
“Oke…” setuju Jiro.
Kyujong menyapa,semuanya… aku sudah datang…”

Kyujong datang dengan Metti.

“Oke, nanti aku nyusul… soalnya aku ada kelas vokal sama Ryeowook yang ketinggalan.”
“Zai jian Jiro ge…” pamit Metti.

Akhirnya semuanya duduk di Mitsubishi Kyujong. Rin duduk di kursi depan, Fennie, May, Annie dan Metti di tengah, dan Aaron, Hyunjoong dan Chun duduk di belakang.

Hyunjoong berucap,tau tidak… kami sempat nyasar lho waktu baru sekali-dua kali datang kesini.”
“Desa ini tidak ada di peta, jelas Kyujong.
Metti berkomentar,hiiii… angker dong…”
“Tapi disana lingkungannya asri… pasti kalian suka, yakin Hyunjoong.
Kyujong bertanya,eh Hyunjoong, kita belok mana ya ini?”
“Kiri… kau ini masih juga lupa.”
“Ini kan hutan?” Tanya Fennie.
“Kanan-kiri memang hutan. Tapi tidak jauh lagi kita sampai koq.”

Sekitar lima menit kemudian, mereka sampai di lapangan luas dan di depannya ada pigura menuju desa yang dimaksud Hyunjoong dan Kyujong. An Bian… Rupanya nama desanya “Sisi Gelap”. May tidak pernah tau tentang desa ini sebelumnya. Kyujong memarkir mobilnya di depan suatu gedung yang namanya Music Course.

Kyujong berujar,yap… ini tempat kami ngajar. Ayo masuk.”

Mereka turun dari mobil dan merasakan sejuknya udara pedesaan. Rumah-rumah yang ada sangat sederhana, tapi suasana desa sangat sepi. Cuma sedikit warga yang keluar rumah.

“Annie… kau kan tinggal di desa juga. Apa desamu juga sesepi ini?”
Tidak oppa… desaku lumayan ramai,” jawab Annie, “tapi yang ini sepi.”
“Kami punya sekitar lima anak didik disini dengan satu pengajar, ujar Hyunjoong.

Hyunjoong membimbing mereka masuk ke gedung sekolah musik. Gedung yang sangat tua, bahkan suara langkah kaki mereka bergema di telinga mereka. May mendongak ke langit-langit dan sarang laba-laba ada disana. Ruangannya sangat luas dan di tengah ruangan ada grand piano tua.

Anak Cowok menyapa, “Hyunjoong hyung dan Kyujong hyung…”
“Aaah… mereka datang…” sahut anak cewek sambil tersenyum.

Semuanya tidak sadar, dari pojokan ruangan yang gelap dan jauh, berlarian lima anak ke pelukan Hyunjoong dan Kyujong. Tiga anak cowok dan dua anak cewek.

Kyujong mengenalkan,ini anak didik kami. Lucas, Miko, Oliver, Pricil dan Rainy. Mereka semua sekitar 10 tahun.”
“Dan ini Song lao shi… pengajar satu-satunya disini, Hyunjoong mengenalkan.

Song lao shi rupanya seorang laki-laki yang sudah sangat tua, berumur lebih dari 50 tahun, tapi wajah berkerutnya itu tampak ramah.

Song laoshi tersenyum, “Hyunjoong dan Kyujong… kalian menepati janji untuk mengajak teman-teman kalian kesini.”
Sorry laoshi… harusnya kemarin kami kesini, tapi kemarin beberapa teman kami berhalangan datang, ujar Kyujong.
Hyunjoong kembali mengenalkan,ini teman kuliah dan beberapa juga masih bersekolah di high school. Chun, Metti, Rin, Fennie, Annie, May dan Aaron.”

Semuanya menyapa Song laoshi dengan ramah.

“Laoshi… apakah mereka belajar piano disini?” Tanya Chun.
Song laoshi menjawab,aku tidak terlalu bisa main piano, jadi aku hanya mengajarkan melodi dasar untuk mereka. Kyujong bisa main gitar, jadi dia membelikan satu gitar dan mengajarkannya pada mereka. Hyunjoong bisa main harmonika, itu yang biasa kami mainkan disini, dan juga biola, pengetahuan baru untuk mereka.”
“Sayang sekali mereka tidak diajarkan lebih lanjut tentang piano,” ujar Annie,”padahal ada piano disini.”
“Aaron ge… gege tidak coba mengetes pianonya?” Tanya Metti.
Hyunjoong berkata,oh ya lao shi… Aaron pianis yang sangat mahir. Bagaimana kalau hari ini kita izinkan Aaron mengajarkan sedikit ilmunya pada mereka?”
“Sungguh? Wah… aku sangat tertolong,kata Song laoshi sambil tersenyum.
Aaron berjalan menuju piano, meniup debu-debu di tuts piano,jangan sungkan, laoshi. Suaranya oke. Kurasa aku bisa pakai ini.”
“Nah anak-anak… gege itu sangat pintar main piano… kalian mau belajar darinya kan?” Tanya Kyujong.
Lucas tersenyum,mau!!!”

Lucunya melihat anak-anak itu berlarian mengelilingi Aaron… Aaron mulai mengajari anak-anak itu dengan sabar.

“Nanti siang ada teman kami yang akan menyusul juga,” lapor Hyunjoong, “dia ahli gitar… pasti anak-anak suka padanya. Namanya Jiro. Dia juga sangat humoris.”
“Syukurlah… xie xie ni men…” ujar Song laoshi.
May bergumam,hmm… oppa, bagaimana dengan rencana piknik kita? Kita akan ajak anak-anak juga kan?”
“Oh benar, May,” jawab Hyunjoong, “makanya aku bilang kau tidak perlu bawa perlengkapan apa-apa, soalnya di sini ada yang menjual lengkap. Lima bangunan ke kanan ada toko kecil yang menjual makanan dan perlengkapan lainnya.”
“Aku akan menemani jiejie kesana, putus Rin.
Fennie mengajak,ayo Annie, Chun, Metti jie, kita siapkan tempat… di sebelah gedung ini saja, yang ada tanah kosongnya.”
“Biar anak-anak ini senang…” ujar Kyujong.

May dan Rin berjalan menuju toko yang dimaksud Hyunjoong. Tokonya sangat kecil, tapi peralatannya lumayan lengkap. May membeli makanan yang bisa dibakar, dengan bumbu seadanya, juga tak lupa peralatan makan secukupnya dan tikar yang lumayan besar.

Chun menyambut, “May jie… sebarkan tikarnya disini…”

Lokasi yang dipilih Chun dan teman-teman memang pas, di sebelah gedung. Semuanya mulai menyebarkan tikar dan membakar makanan. Annie membumbui sosis dan jagung, sedangkan Fennie dan Metti membantu May membakar. Hyunjoong tidak lama kemudian keluar dan bergabung dengan mereka. Dia duduk di sebelah Chun dan langsung mengambil sosis yang masih hangat.

“Oppa… itu bisa membakar lidah…” cela May sambil memicingkan matanya.
Chun berseru heboh,itu jatahkuuuuuuu…”
“Mian. Lapar,kata Hyunjoong dengan tampang innocent.

Ponsel seseorang berbunyi. Ponsel Hyunjoong.

 “Oh, Jiro… untung sekarang ada sinyal. Yoboseyo… Kalian dimana? Oh… bagus. Dari sana maju sedikit sampai kelihatan belokan ke kiri… bukan aspal, Cuma jalan setapak yang kanan-kirinya semak-semak… iya memang ke arah hutan. Tidak jauh dari situ akan kelihatan desanya. Kami ada di Music Course. Kalian bisa lihat Mitsubishi Kyujong nanti… oke.”
Chun bertanya, “Jiro ge?”
“Iya. Dia hampir sampai. Syukurlah ada sinyal waktu dia menelepon. Biasanya tidak ada sinyal disini.”

May melirik ponselnya. Benar, tidak ada sinyal. Tidak lama kemudian, Song laoshi dan Kyujong bergabung dengan semuanya.

“Laoshi silakan makan masakan kami…” May mempersilakan sambil tersenyum.
Song laoshi duduk dengan nyaman di tikar,sudah lama sekali rasanya tidak makan sosis. Apalagi yang baunya menggoda seperti ini.”
“Mobil Peugeot putih… apa punya Kimbum hyung?” Tanya Chun.
Hyunjoong mengedikkan bahunya,mungkin ya. Aku juga tidak pernah lihat mobilnya.”

Benar rupanya. Kimbum dan Jiro turun dari kursi depan, sementara Clara dan Thia turun dari kursi penumpang.

“Heiiiii… kami dataaaang…” sapa Clara dan Thia ceria.
Chun membalas,hai Clara… Thia… asyiiik, jadi ramai…”
“Susah ya cari jalannya?” Tanya Hyunjoong.
Kimbum tertawa,aku benar-benar tidak tau ada desa disini.”
Memang desa ini agak tertutup, ucap Song laoshi.
Kyujong mengenalkan,oh ya Song laoshi, ini Jiro, Kimbum, Clara dan Thia. Jiro ini yang kubilang seorang gitaris. Guys, ini Song laoshi, pengajar disini.”
“Ni hao… Song laoshi…” sapa Jiro, Kimbum, Clara dan Thia kompak.
Jiro bertanya,lho? Mana si Aaron?”
“Mengajar piano di dalam, jawab Hyunjoong.

Dentingan piano yang indah terdengar di telinga. Sudah pasti Aaron yang masih bermain.

“Yuk ke dalam, Jiro.”

Akhirnya Hyunjoong mengajak Jiro ke dalam untuk bermain gitar bersama anak-anak. Sekitar jam dua siang, saat semua makanan sudah dibakar dan siap dimakan dalam keadaan hangat, Jiro, Hyunjoong dan Aaron membawa anak-anak untuk makan bersama. Tikarnya cukup luas untuk diduduki bersama.

May berdeham,ehm… Kimbum…”
 “Ya May?” Kimbum duduk di sebelah May sambil melahap jagung.
“Julie koq tidak bisa ikut?”
“Kegiatan OSIS katanya. Kasihan juga dia, padahal ingin ikut. Sampai sore acaranya.”
“Ooh… Hubunganmu dengan Amelz… baik-baik saja?”
“Baik koq. Tapi…”

Kimbum terdiam, May memandang wajahnya dengan penasaran.

“Kau dan Amelz bertengkar ya?”
“Well, ehm… iya… bisa dibilang begitu.”
“Padahal kalian berteman akrab kan? Julie bilang begitu. Apa kalian… tidak bisa baikan?”
“Kurasa bisa. Tapi…”
“Amelz agak keras kepala ya?”

May menganggukkan kepala.

“Ehm May… Sebenarnya dia tidak menunjukkan perasaan resah lho. Dia mungkin belum mau berbaikan denganmu.”
“Mungkin memang salahku…”
“Yang sabar ya May…”
Chun tiba-tiba menyambung,aaah, aku lupa ngomong. Semalam terjadi kebakaran kecil di rumahku.”
“Apa?” Tanya May dan Kimbum shock.
“Hahah… tenang. Yang terbakar Cuma taplak meja koq… kalau tidak salah Amelz noona lagi membakar apa… katanya tidak sengaja jatuh korek apinya. Jadi deh terbakar…”
Kimbum bertanya, lalu?”
“Youngsaeng hyung cepat-cepat ambil air. Jadi taplaknya ada bolong di tengahnya begitu. Hahahaha…”
Tidak lucu tau, Chun… bagaimana kalau rumah kalian kebakaran?” Tanya May.
“Ya… untungnya tidak, kan? Heran deh… kirain hyung yang bakal tidak beres kerjaannya. Tapi rupanya noona yang suka bengong-bengong…”

May memandang Chun dengan pandangan pilu. Chun sudah menyebut nama Youngsaeng.

“Ehm… Kimbum hyung tidak lagi bertengkar dengan noona kan?”
Kimbum menjitak Chun,kau ini… kami baik-baik saja! Nyumpahin ya?”
“Ampuuun… hyung…”

Kimbum salah. Amelz jelas juga kepikiran soal pertengkaran antara dia dan May. Amelz-lah yang membakar taplak meja itu. May bertanya-tanya tentang alasan sebenarnya Amelz termenung. Masihkah persahabatan mereka berharga untuk Amelz? May sendiri meragukannya.

***

2 comments:

  1. sayang banget Youngsaeng oppa ga bs ikut...
    kayaknya lagu yang cocok bwt may adalah tinggal kenangan -caramel band yang pas di bagian lyric na berbunyi "jauh kau pergi meninggalkan diriku,disini aku merindukan dirimu,kini ku coba mencari penggantimu,namun tak lagi yang seperti dirimu oh Youngsaeng oppa"...hahahaha :p

    atau kyak nya di bagian lyric ini deh yg cocok bwt may "masih terlintas di mata ku,gambaran wajahmu yang kini tinggal kenangan,ingin kulupakan semua tentang dirimu,namun bayangmu selalu ada dalam setiap langkah ku" hahaha ^^

    ReplyDelete
  2. hahahahaha... jadi lirik lagu dong

    ReplyDelete