Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 9 September 2011

Love's Arrived chapter 4 part 2


Love’s Arrived
Chapter 4 part 2

Meskipun suasana kamar nyaman dan spring bed yang dipakai Gisela empuk, dia tidak bisa tidur nyenyak juga. Mungkin karena aku belum bisa beradaptasi dengan baik… Gisela mendengar suara berdentang di dapur. Siapa ya pagi-pagi buta begini? Gisela melirik jam dinding yang menunjukkan jam empat subuh. Jangan-jangan pencuri, nih… awas kau ya… Gisela berjalan perlahan-lahan keluar kamarnya menuju ruang makan. Ruang makan gelap gulita, tapi Gisela menangkap gerakan di dapur kecil mereka. Ada seseorang yang membuka kulkas. Cahaya kulkas yang putih memantul ke wajah Albert.

“Wen Chun ge?” panggil Gisela.
“Mei-Mei! Dui bu qi, shi wo da rao ni shui jiao ma? (maaf, apa aku mengganggu tidurmu?) Aku udah berusaha sepelan mungkin,” jawab Albert, membuka lampu di sekitar dapur dan ruang makan.

Wajahnya tampak kusut tapi rambutnya basah dan handuk putih melingkar di lehernya, jelas dia habis mandi. Dia sedang membuat susu rupanya.

“Wen Chun ge mau kemana pagi-pagi begini?”
“Aku ada syuting jam enam pagi nanti. Kalau nggak bangun jam segini, nanti aku telat ke lokasi syuting, soalnya tempatnya jauh. Mei-Mei mau susu?”
“Bu yao, xie xie (tidak mau, terima kasih). Ge ge nggak sarapan?”
“Well, I don’t like having breakfast. Everyday, I just drink a glass of milk,” jawab Albert.

Gisela melirik badan Albert yang kurus, tampaknya malah lebih kurus dari Michael, padahal dulu Michael-lah yang paling kurus di LI LIANG. Albert minum susu dengan terburu-buru.

“I got to go, Mei-Mei… see ya.”

Gisela melambai pada Albert yang langsung memakai jaket hitamnya dan pergi. Gisela mencucikan gelas yang dipakainya. Dia menguap. Aku mau tidur lagi ah…

*******

Nathan menggosok-gosok matanya. Sinar matahari menerobos masuk kamarnya dari sela-sela gorden yang menutupi pintu kaca balkon. Ternyata sudah jam tujuh pagi. Dia membereskan ranjangnya, membuka gorden dan mandi. Setelah yakin dirinya rapi, dia turun ke bawah. Di sepanjang tangga, dia mendengar suara tawa Gisela dan Alex. Lain sekali rumah ini kalau ada cewek, komentar Nathan.

“Pagi…” sapa Nathan.
“Pagi,” balas Alex cepat.

Wah, si Xiang Chen… tumben dia pakai kaos berlengan, dia kan biasanya pakai kaos tanpa lengan aja di rumah. Ho… lihat rambutnya, disisir rapi lagi… Huh, rupanya dia jaim juga, komentar Nathan sambil tersenyum sendiri.

“Wah, siapa nih yang goreng telur mata sapi?”
“Aku. Soalnya Cuma ada telur di kulkas dan aku juga Cuma bisa goreng telur,” jawab Gisela malu-malu.
“Ini udah lebih dari cukup kok,” kata Alex tulus, membuat wajah Gisela memerah.

Ketiganya makan dengan lahap. Gisela melotot melihat Nathan makannya cepat sekali. Gisela baru menghabiskan telur pertamanya dan Alex baru akan mengambil telur ketiganya, tapi Nathan rupanya sudah akan menghabiskan telur keempat. Wuah… nggak salah nih majalah Asian Showbiz bilang Ming Jun ge ini rajanya makan… kayaknya nggak cukup neh sisa dua telur lagi untuk Xiao Wei…

“Ehm… dui bu qi… aku makannya banyak,” kata Nathan, menelan telur dengan susah payah sebelum ngomong.
“Nggak apa-apa… aku goreng beberapa lagi deh untuk Xiao Wei… kalian punya persediaan telur yang banyak,” ucap Gisela, langsung menuju kulkas.

Dan tak lama kemudian Michael bangun dengan tampang kusut. Setelah mengucapkan selamat pagi, dia langsung masuk kamar mandi.

“Oh ya, aku disuruh ke studio jam delapan nanti.”
“Oh, Mei-Mei, ni ke yi gen zhe wo (kau boleh ikut aku). Aku juga mau ke studio, katanya bakal ada proyek serial baru nih buat aku,” kata Nathan.
“Syukurlah, soalnya aku takut kalau harus kesana sendirian.”

Gisela membereskan meja makan dan menyusul Nathan yang sudah keluar dan siap mengendarai mobil Audi merah yang mewah, seri paling baru. Nathan mengendarai mobil dengan santai di jalanan Taipei yang tertib.

“Mei-Mei, hobimu apa?”
“Oh… apa aja. Nonton, main game, jalan-jalan, baca, chatting… Ge ge apa hobinya?” Gisela bertanya balik.
“Yang biasalah, tidur… soalnya kalau lagi sibuk syuting dan rekaman, jam tidur bisa sangat minim… aku juga hobi ke gym.”
“Badan ge ge kan udah bagus, ngapain ke gym?”
“Sebagus apapun, kita juga harus tetap jaga kebugaran tubuh, kan? Lagian aku pakainya gym yang di lantai tiga, jadi nggak usah susah-susah keluar.”
“Kata ge ge… jam tidur bisa sangat minim… parahnya Cuma tidur berapa jam sehari?”
“Do you believe if I say that… we just sleep one and a half hour one day?”
“WHAT???”

Nathan mengehentikan mobil di lampu merah.

“Resiko kita sebagai artis, sih. Makanya, Mei-Mei juga harus sehat, daya tahan tubuh juga harus bagus.”

Akhirnya mereka sampai ke studio Famous Production di pusat kota Taipei. Gedung megah nan mewah ini tampaknya terdiri dari enam lantai. Setelah memarkir mobilnya, Nathan mengajak Gisela masuk. Di lantai bawah gedung adalah ruang tunggu dan ruang konferensi pers. Lantai dua gedung ada banyak ruangan, beberapa di antaranya adalah studio rekaman. Nathan mengajak Gisela ke CREW ROOM. Begitu dibuka, ada beberapa orang di dalam ruangan.

“Shu ge! Yan jie!”
“Ming Jun dan… oh, Mei-Mei!” panggil Mr. Shu, langsung menyalami Gisela yang agak heran dengan sambutan meriah Mr. Shu, “kangen padamu, Mei-Mei. Senang tinggal di rumah LI LIANG? Mereka membimbingmu dengan baik, kan?”
“Aku senang sekali dan… mereka sangat baik, sungguh.”

Nathan tersenyum.

“Nah, aku dan Ming Jun permisi dulu, kami ada urusan lain.”
“Zai jian, Mei-Mei…” pamit Nathan sambil melambaikan tangannya.

Keduanya meninggalkan ruangan.

“Mei-Mei… kau pasti butuh alat komunikasi, kan? Nah, ini handphone untukmu. Nomor handphoneku dan Shu ge sudah ada di dalamnya,” kata Mrs. Yan sambil menyerahkan handphone Nokia seri terbaru kepada Gisela.
“Tapi ini… mahal, kan?”
“Mei-Mei… itu hadiah perusahaan untukmu. Kau bisa menghasilkan keuntungan untuk perusahaan seharga seratus handphone itu.”
“Xie xie…”
“Halo, Yan jie!”

Gisela menoleh. Ada seorang cowok ganteng yang baru masuk ke ruangan. Rambutnya yang agak panjang menutupi wajahnya yang tirus, gayanya sangat cool dan selera berpakaiannya bagus. Oh… aku ingat. Dia main di serial yang kutonton, serial yang ada Ming Jun ge dan Xiang Chen ge. Dia pasti…

“Ming-Ming, good morning,” Mrs. Yan menyapa balik.

Benar, kan… dia David Wang Guang Ming… David memandang ragu pada Gisela.

“Oh, she is Gisela Mai Xue Mei, we call her Mei-Mei, new actress of our production. She comes from Indonesia.”
“Oh… Indonesia, nice country. I have visited there last month. Nice to meet you, Mei-Mei. I’m David Wang Guang Ming. You can call me Ming-Ming,” David bersalaman dengan Gisela dan tersenyum imut sekali.
“Bukan, aku panggil Ming-Ming ge,” kata Gisela.
“Aduh… udah lama nggak ada yang panggil aku ge ge lagi. Jadi malu.”
“Nah, sorry Ming-Ming, kita tidak bisa ngobrol banyak, soalnya kita masih harus ketemu boss besar,” potong Mrs. Yan.
“Oh, ya udah… see ya, Mei-Mei.”

*******

Gisela diajak bertemu pimpinan Famous Production, Mr. Luo. Dia sangat ramah, tapi sepertinya tuntutannya kepada setiap artisnya sangat tinggi. Mau tidak mau Gisela jadi kepikiran juga. Mrs. Yan mentraktir Gisela makan dan kemungkinan Gisela akan langsung dicarikan serial drama yang cocok untuknya. Malah, Mrs. Yan berjanji akan mencarikan serial drama yang dibintangi juga oleh personil LI LIANG atau David, supaya dia dibimbing di serial drama debutnya. Sopir Mrs. Yan yang kemarin mengantarkan Gisela kembali ke rumah LI LIANG. Gisela heran karena tidak ada orang di rumah. Gisela mengganti bajunya di kamar dan mencari kakak-kakak ganteng itu.

“Ge ge… ge ge…” suara Gisela terdengar bergema di rumah itu.

Mereka nggak ada di kolam renang dan taman… nggak ada di ruang keluarga… wah, jangan-jangan aku sendirian, nih… Gisela coba naik ke lantai tiga. Ruang gym kosong, tapi dia mendengar dari ruang basket ada teriakan kesal Michael. Syukurlah mereka ada…

“Ge ge…”
“Oh, Mei-Mei. Dui bu qi… wo men mei gao shu ni wo men zheng zai da lan qiu… ni yi ding zheng zai zhao wo men… (kami nggak kasih tahu kamu kalau kami lagi main basket, kau pasti mencari kami),” kata Michael.

Nathan, Michael dan Albert memakai kaos basket. Michael menumpuk kaos basketnya di atas kaos putih berlengan. Mereka tampak ganteng sekali, meskipun keringat bercucuran dari wajah mereka.

“Mana Xiang Chen ge?”
“Dia balik ke rumahnya, mungkin nanti malam baru pulang. Dia kan yang paling anak mami di antara kami,” jawab Nathan.
“Mei-Mei mau ikut main basket?” ajak Albert.

Gisela mengangguk bersemangat. Basket… setidaknya aku nggak bakalan malu-maluin deh…

“Karena aku yang paling jago…” kata Nathan.
“Siapa yang bilang kau jago?” tanya Michael.
“Remember what I did for you just now?”

Albert tersenyum dan Michael cemberut.

“So… Mei-Mei and I will be one team.”

Mereka pasti mengira Gisela nggak bisa main basket, tapi ketiganya salah. Mereka main setengah jam penuh, tanpa istirahat, Albert dan Michael kalah point 105-66.

“God… Mei-Mei hebat sekali!” puji Albert yang nafasnya jadi putus-putus.
“Mei-Mei, kau keren sekali!” puji Nathan, “tapi tadi harusnya kau satu tim dengan Xiao Wei aja, soalnya dia yang paling be… (go) eh… kurang jago.”
“Aku kan nggak bilang aku nggak bisa main,” protes Gisela, duduk di lantai dan meluruskan kakinya yang agak kram, dia tadi belum sempat pemanasan.
“Iya sih… dia nggak bilang,” Michael mengiyakan.
“Lain kali kita main bareng lagi ya…”

*******

Snowy*Flower> Vi… untung deh kau online juga… kangen neh…
[SweetJasmine]> Aku juga kangen… eh, gimana, udah satu hari di rumahnya LI LIANG?
Snowy*Flower> Wah… enak sekali. Kamarku di lantai satu, seberangan sama kamar Xiang Chen ge, lho!
[SweetJasmine]> Maunya ya… dasar… lain deh, sekarang manggilnya bukan Alex lagi, ya?
Snowy*Flower> Ya harus disesuaikan, dong… kan sekarang di Taiwan, gitu loh…
[SweetJasmine]> Up to u ah… trus gimana?
Snowy*Flower> Kamarnya nyaman banget… rumah LI LIANG juga mewah, coba pikir, ada kolam renang, ada gym dan ruangan basket juga di lantai tiga…
[SweetJasmine]> Seru, tuh…
Snowy*Flower> Tau gak, Xiang Chen ge ngaku bahasa Inggris-nya jelek, loh…
[SweetJasmine]> Hahaha… masa sih?
Snowy*Flower> Iya. Truz Ming Jun ge makannya banyak sekali, ampun deh. Tapi aku nggak ilfeel sih, malah seneng liat cowok yang makannya lahap.
[SweetJasmine]> Kau kan dari dulu suka sama cowok yang makannya banyak? Tapi hebat ya, badannya masih six pack gitu…
Snowy*Flower> Oh ya, tadi pagi aku juga udah ke studionya Famous Production. Gedungnya keren sekali… trus aku udah ketemu juga sama David Wang… tau, kan?
[SweetJasmine]> Si imut yang main jadi Wei Lun?
Snowy*Flower> Iya… asli, dia itu imut sekali…
[SweetJasmine]> Well, siapa yang paling ramah sama kamu di antara mereka? Xiang Chen?
Snowy*Flower> Hm… kayaknya malah Ming Jun ge…
[SweetJasmine]> Lho kok? Kau nggak berusaha deketin Xiang Chen?

Gisela terkejut karena pintu kamarnya diketuk.

“Mei-Mei, aku boleh masuk?” suara Nathan terdengar di luar.
“Of course… please come in, Ming Jun ge.”

Nathan masuk membawakan semangkuk sup yang masih hangat.

“Sorry to disturbing you. Zhou ma ma… you know, Xiang Chen’s mother give us soup, it’s really good for our body, especially to defend our body from virus. I think you must eat one bowl.”
“Thanks… berarti Xiang Chen ge sudah pulang?”
“Iya, dia ada di kamarnya. Kau lagi ngapain, Mei-Mei?”
“Chatting… masih ingat Viona temanku?”
“Hmm… Huang Mo Li? Xiao Li?”
“Iya. Ini, aku lagi chatting sama dia.”
“Kau minum sup dulu deh sebelum lanjutin chattingnya. Ntar supnya keburu dingin.”
“Hao… wo he… (baik, aku minum, deh)”

Nathan duduk di depan laptop dan sepertinya membaca pembicaraan Gisela dan Viona. Nggak apa-apa deh, dia kan juga nggak ngerti bahasa Indonesia…

“Kau pakai nama Snowy Flower, Mei-Mei?”
“Iya… aku kan bunga Mei Hua bersalju.”
“Oke deh, aku keluar dulu ya, udah gangguin kamu. Salam untuk Xiao Li juga.”
“Xie xie…”

Nathan pun keluar kamar sambil membawa mangkuk kosong.

[SweetJasmine]> Gis… kau di mana, sih?
Snowy*Flower> Oh, sorry. Tadi Ming Jun ge bawain sup yang dibawa Xiang Chen ge, buatan mamanya. Nah kan, aku bilang Ming Jun ge yang lebih ramah sama aku.
[SweetJasmine]> Nah lho… gimana kalau ternyata dia yang suka kau, Gis?
Snowy*Flower> Gila ya… nggak mungkin lah.

Gisela terkejut karena tiba-tiba ada nickname lain yang private ke Gisela. Arthur!!!

-SummerBoyz-> Ela… how are you?
Snowy*Flower> Arthur… I miss you so much. I’m fine, and you?
-SummerBoyz-> Of course fine… what are your activity now?

Rasanya nggak bijak deh kalau aku langsung bilang bahwa sekarang aku jadi artis… aku takut sama reaksi Arthur. Jangan-jangan dia malah ketakutan nggak mau temenan sama aku atau tiba-tiba jadi agresif… berarti aku harus bohong, neh…

Snowy*Flower> Well, just come to campus everyday… boring activity… how about you?
-SummerBoyz-> Yeah, the same with you… but I have a lot of thing to do beside that…
Snowy*Flower> Oh yeah? Ni zheng zai zuo shen me? (kau lagi ngapain?)
-SummerBoyz-> Hmm… I’ll tell you later… hei… do you know that…

Akhirnya Gisela menghabiskan malam itu dengan ngobrol dengan Viona dan Arthur. Gisela merasa sangat respek dengan Arthur, dia penasaran ingin ketemu dengan Arthur. Kan sekarang aku juga di Taipei… nanti kalau aku ada waktu nyantai, aku ajak dia ketemuan, ah… jangan-jangan dia cakep seperti Xiang Chen ge… weleh, masa aku berkhianat dari Xiang Chen ge?

2 comments:

  1. wah ternyata nathan perhatian juga ya ma gisella...jangan2 dy suka gy ma gisella...^^

    ReplyDelete
  2. hahahaha... Nathan orangnya emang baik banget
    nanti liat deh dia suka sama siapa..

    ReplyDelete