Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 25 September 2011

The X Life Story chapter 2


Once again, I write this warning: Note: THIS IS RESTRICTED AREA!!! IF YOU'RE UNDER 21 AGE OR ISN'T LIKE TO READ NO CHILDREN STORY, JUST SKIP THIS STORY OR YOU'LL REGRET THAT...

The X Life Story
Chapter 2

MAY’S POV
“GILA!!!”

Julie dan Ivana berteriak barengan. Bahkan bagasi mereka belum dibereskan begitu kami sampai di apartemen. Yenny hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tersenyum, soalnya Yenny sudah tau sampai detail kejadian setengah bulan yang lalu saat Yesung berfoto denganku itu. sesuai janjinya, Yesung tidak meng-upload foto itu kemana-mana, dan aku sengaja tidak bercerita pada siapapaun kecuali Yenny tentang kejadian itu. aku sudah meminta Yesung men-transfer foto itu ke ponselku, jadi kutunjukkan saja pada Julie dan Ivana foto itu. mata Julie dan Ivana sampai melotot nyaris keluar dari rongganya melihat foto “mesra” kami itu.

“Whoa~ kau akan mati kalau dia upload ini,” yakin Julie tanpa tedeng aling-aling.
“Untungnya dia cukup memenuhi janji,” kataku lega.
“Jadi kau sudah melupakan Wookie sekarang?” Tanya Ivana, suaranya menggoda.
“Err… si… siapa bilang?”
“Yah… kau kan belum bertemu Wookie,” sambung Julie, “dan sekarang kau akrab dengan Yesung. Sudahlah, jalani saja dengan Yesung.”
“Woi, hati-hati kalau bicara ya. Aku dan Yesung itu tidak ada hubungan seperti yang kalian pikirkan itu. kami masih sebatas E.L.F dan Suju, hubungan seperti itu saja.”
“Tapi aku koq melihat Yesung kelihatannya senang ketemu denganmu ya,” tambah Yenny membuatku jengkel.
“Sudahlah, terserah kalian mau bicara apa.”
“Ayo pergi kesana!” ajak Julie, melupakan tujuan awal dia datang ke Seoul.
“Hei, ujian TOPIK tinggal sebulan lagi.”

Aku senang sih akhirnya Julie dan Ivana melengkapi anggota apartemen ini (Ivana mengambil kamar paling depan, Julie yang paling belakang) tapi mereka terlalu antusias saat kuajak ke Handel & Gretel untuk pertama kalinya. Mereka tidak bisa berhenti menjulurkan leher mereka untuk mencari sosok Kim bersaudara. Aku sih hanya diam saja karena malu dengan sikap mereka itu. café ramai sekali hari ini, aku jadi susah membedakan yang mana tamu dan yang mana pelayan.

“May?”

Aku nyaris melompat mendengar panggilan Yesung yang terdengar akrab itu. aku melihatnya menghampiri meja kami. Dia sengaja ya? Rasanya masih banyak pelayan lain yang bisa menghampiri meja kami selain si ganteng yang satu ini kan?

“Anyeong, oppa.”

Julie dan Ivana memandangku dengan penuh selidik. Pasti karena sapaan “oppa”-ku yang sangat akrab untuk Yesung itu.

“Mereka chingu-mu?” Tanya Yesung.
“Ah, ne, oppa. ini Julie, yang ini Ivana. Julie, Ivana, ini Yesung oppa.”

Julie dan Ivana bersalaman dengan Yesung sedangkan Yenny bertukar sapa dengannya. Setelah mengantarkan pesanan kami, Yesung sempat mengobrol sebentar dengan kami. Dia duduk di samping Yenny karena nyaris tidak ada tempat lagi di sofa kami ini sebenarnya. Akibatnya aku jadi terdesak di tembok, Yenny duduk di antara aku dan Yesung, sedangkan Ivana dan Julie di seberang kami.

“Jadi TOPIK-nya awal bulan depan?”
“Yah, benar, Yesung-sshi,” jawab Ivana, “tapi kami masih belum yakin dengan kemampuan kami.”
“Tapi May ada perubahan koq setelah belajar disini. Bagaimana kalau aku juga menjadi tutor kalian hingga tes itu?”
“Tapi oppa kan masih sibuk dengan aktivitas promo?” Tanya Julie.
“Gwaenchana… kalian masih punya Yongjin. Ahh ya, May, kenapa Yongjin memanggilmu noona sih?”
“Hah? Aku memang noona-nya Yongjin koq,” jawabku.
“Jangan bercanda.”
“Oppa, aku 27 tahun. Berapa umurku oppa pikir?”
“Jinjja? Kupikir kau 22 tahun!!”
“Oppa, usia itu sudah lewat lima tahun yang lalu.”
“Whoa, enak ya punya wajah kekanakan seperti May,” ujar Julie.
“Kupikir usia kalian juga tidak lebih dari 25 tahun,” kata Yesung, masih terdengar kaget.
“Sayangnya oppa, usia kami sudah lewat dari perkiraan oppa juga. Aku dan Ivana lebih tua setahun dari May dan Julie,” jelas Yenny.
“Wah… sepertinya yeoja-yeoja Indonesia berwajah imut ya.”

Obrolan kami terasa lancar. Perlahan pikiranku melayang ke tempat lain. Aku jadi memikirkan omongan ketiga sahabatku ini tentang hubunganku dan Yesung. Kusadari, mereka memang benar. Aku menjadi cukup akrab dengan Yesung. Tapi… akankah terasa sakit kalau aku berharap terlalu banyak? Aku mencintainya, aku tau itu, tapi aku tidak yakin… yah, mana mungkin aku merasa yakin aku akan punya hubungan apa-apa dengan seorang Yesung. Aku pasti hanya terlalu berharap saja.

Ujian TOPIK baru berlalu dua hari yang lalu. Aku sudah berusaha mengerjakannya dengan sebaik-baiknya, tapi untuk hasilnya, entahlah. Aku selalu tidak pernah yakin setelah mengerjakan ujian, sudah kebiasaanku merasa begini sejak SD sampai sekarang. Sebaiknya aku pasrah dan menunggu hasilnya keluar bulan depan. Aku merindukan Handel & Gretel, meski baru empat hari aku tidak kesana. Sebenarnya yang kurindukan… café ini ataukah… pemiliknya? Dan jantungku kembali berdebar keras seperti biasa ketika aku melihat punggung Yesung di counter sana. Kurasa dia tidak mengetahui kehadiranku. Aku menuju mejaku yang biasa dan merasakan penghangat ruangan disini membuatku nyaman setelah menghadapi udara dingin di luar sana. Tinggal menunggu waktu saja salju akan turun di Seoul. Yongjin yang ketampanannya menyusul Yesung menghampiriku. Ah, pernahkah aku bilang kalau aku cukup akrab dengan Yongjin? Dia memanggilku noona, dan cukup sering mengajariku Hangeul ketika Yesung tidak ada di café.

“Noona, anyeong… apakah pesanan noona yang seperti biasa?” Tanya Yongjin lugas.
“Ya. Yang itu saja, Yongjin. Gomawo.”
“Apakah memerlukan hyung-ku?”
“Hah? Apa? Ah tidak… Yesung oppa kelihatannya sedang sibuk.”
“Aniyo, hyung bisa kesini dan menemani noona koq. Tunggu sebentar ya.”
“Ah, Yongjin, tidak per…”

Tapi sia-sia saja. Yongjin sudah pergi. Aaah, sebenarnya aku berdusta. Tentu saja aku ingin Yesung kesini menemaniku. Aish, apa sih yang otakku pikirkan? Aku… dan dia… tidak mungkin kan? Yesung terlalu tinggi kelasnya untuk disandingkan denganku. Dan rupanya Yesung mengantarkan minumanku dan duduk di seberangku seperti biasanya.

“Anyeong May… bagaimana dengan ujiannya?” Tanya Yesung.
“Err… aku tidak terlalu yakin, oppa.”
“Tapi kau sudah berusaha kan?”
“Aku ingat aku tidak boleh mengecewakan oppa dan Yongjin, jadi aku sudah mengerahkan segalanya.”
“Syukurlah kalau begitu. Mana yang lainnya? Kau kesini sendirian?”
“Mereka tidak rela keluar di cuaca dingin seperti ini, oppa. tapi aku merindukan kopi disini.”
“Ah, negaramu tidak ada musim dinginnya kan?”

Akhirnya pembicaraan kami hari ini adalah seputar Indonesia, dan sepertinya Yesung tertarik sekali dengan negaraku. Sulit untuk memikirkan seperti apa hubungan kami ke depannya. Mungkin hanya aku yang terlalu berharap. Buktinya kami hanya begini-begini saja koq.

“Anyeong hyung.”

Dan aku tidak perlu menoleh untuk memastikan siapa yang baru saja mampir ke meja kami. Disitu pasti Ryeowook. Pasti! Dan ketika aku memandang wajahnya, jantungku juga berdebar keras. Ryeowook benar-benar imut!!!

“Oh, Wookie? Sendirian?” Tanya Yesung.

Yesung menggeser duduknya dan menepuk sofanya, mengisyaratkan Ryeowook untuk duduk. Ryeowook yang manis itu duduk di sampingnya. Ini dia… pemandangan paling indah di dunia ini, ketika YeWook begini dekat. Aku tergoda untuk mengambil foto mereka berdua yang seperti ini, atau bahkan sengaja duduk di antara mereka, tapi aku kurang punya keberanian melakukannya.

“Ne, hyung. Cuma kepikiran minum kopi untuk menghangatkan diri,” jawab Ryeowook, suaranya seindah pelangi.
“Ah, Wookie, perkenalkan, ini May. May, ini Ryeowook. Kau sudah kenal, kan?”
“Tentu. Aku bukan E.L.F kalau tidak mengenal Ryeowook-sshi,” kataku berusaha setenang mungkin, “anyeong, aku May.”
“Anyeong, May. Aku Ryeowook,” balas Ryeowook ramah, “ah… namamu unik sekali kedengarannya.”
“Aku dari Indonesia.”
“Whoa, Indonesia???”

Dan anehnya, aku juga merasa cepat sekali akrab dengan Ryeowook. Dia juga namja yang menyenangkan seperti Yesung. Andai saja aku mengenal Ryeowook lebih cepat… tunggu dulu, jika memang iya, memangnya apa yang akan berubah? Ah… aku selalu begini, dilemma antara perasaanku sendiri. Karena aku memang punya kesempatan untuk mengenal mereka sedekat ini, sudah tiba waktunya bagiku untuk mencari tau… sebenarnya apa yang benar-benar kuinginkan…

“Ah, salju…”

Aku baru saja keluar dari pintu Handel & Gretel ketika salju tiba-tiba turun. Aku mengulurkan tanganku untuk menyentuh butiran putihnya yang ternyata sangat dingin. Aish, salahku tadi tidak mendengarkan nasehat Ivana yang menyuruhku memakai baju lebih tebal karena dia menonton berita tentang kemungkinan turunnya salju pertama di Seoul hari ini. Akibatnya sekarang aku sedikit kedinginan.

“May...”

Aku kaget ketika Yesung keluar dari dalam café. Tanpa banyak bicara, dia menyampirkan jaket bulu angsanya ke tubuhku. Aku jadi dibuat kaget lagi.

“Oppa…”
“Pakaianmu kurang sekali. Lagipula kau belum pernah melihat salju kan?” Tanya Yesung, tersenyum padaku.
“Iya, oppa. rupanya salju itu indah ya.”
“Ya. Tapi aku merasa dia seperti hujan. Langit sedang menangis.”

Kulihat Yesung oppa maju dan salju berjatuhan di sekitarnya. Pemandangan itu sungguh indah, dia memejamkan matanya sambil mengulurkan tangannya menyambut butiran salju itu. aku mengabadikan posenya dengan ponselku. Dia tampan sekali. Jantungku mulai berdetak tidak normal.

“May, ayo, kuantar pulang. Aku khawatir kau tidak tahan dengan dinginnya.”
Apa? Aku tidak salah dengar? Yesung khawatir denganku?
“Ah, aku bisa naik MRT, oppa. jangan khawatir.”
“Aniyo, biarkan aku mengantarmu. Lagipula aku perlu pulang ke dorm juga sekarang, jadi aku bisa sekalian mengantarmu.”
“Err… ah… baiklah, oppa.”

Dan setelah masuk ke dalam mobil, aku masih setengah tidak percaya aku cukup beruntung untuk duduk semobil bersama pengemudi paling tampan sedunia (yah, setidaknya menurut mataku) yaitu Yesung. Udara terasa hangat di dalam mobil, dan Yesung menyetel lagu-lagu Suju untuk menemani perjalanan kami.

“Oppa, empat hari lagi natal. Apakah oppa ingin ke gereja?” tanyaku iseng, sekadar memecah keheningan.
“Ehm, entahlah, May. Kau tau, kami punya jadwal di hari itu.”
“Oh, begitu.”
“Kau tidak mengajak Ivana dan yang lainnya?”
“Kuharap mereka mau pergi melihat-lihat, lumayan untuk menemaniku.”
“Ah, begitu.”

Lalu suasana kembali hening. Meski Yesung tidak mengatakan apapun, aku tetap saja merasa gugup bersamanya. Aku sering mencuri pandang ke arahnya. Dalam keadaan apapun, dia tetap terlihat tampan, Yesung ini. Andaikan aku punya keberanian untuk… ah, tidak, aku pasti tidak punya.

“May, maukah kau mengunjungiku di café sepulang dari misa natal di gereja?”
“Hah? Kenapa, oppa?” tanyaku heran.
“Aku hanya ingin mengajakmu makan-makan sederhana. Bagaimana?”

Aku lebih merasa ingin pingsan mendengar permintaannya itu. dinner? Kencan? Apa aku sedang bermimpi? Aku menggelengkan kepalaku. Aku pasti terlalu banyak berkhayal. Yesung pasti tidak menyembunyikan maksud tersendiri di balik ajakannya itu. lagipula, dia kan tidak bilang kami akan dinner berdua? Siapa tau aku bisa bertemu dengan beberapa member Suju malam itu.

“Ehm, baiklah, oppa.”
“Datanglah sendirian. Lain kali aku baru akan mentraktir yang lainnya.”
“Arasso.”

Mungkin benar, aku akan diajak berkenalan dengan member Suju yang lainnya saat dinner itu setelah mengenal Ryeowook…

***

YESUNG’S POV
Aku perlu menemui Wookie. Kami berdua didapuk untuk menjadi dua dari empat MC untuk acara natal di KBS nanti. Meski aku dan Wookie biasanya akan cukup sehati, tapi tetap saja kupikir perlu latihan sekadarnya. Besok hingga tiga hari ke depan kami pasti tidak punya waktu, jadwal kami padat sekali. Aku menekan password pintu dorm kami di lantai 12 dan menemukan Leeteuk hyung duduk sambil menonton tivi.

“Hyung,” sapaku.
“Ada apa, Yesungie?” Tanya Leeteuk hyung sambil tersenyum.
“Mau latihan dengan Wookie. Ah, Wookie ada kan, hyung?”
“Ada. Dia di kamar.”
“Ya sudah hyung, aku kesana dulu.”

Aku langsung masuk ke kamar Wookie setelah mengetuk pintunya dua kali. Wookie sedang duduk di depan laptopnya, dia menjepit poni panjangnya ke atas, yang pasti tidak akan dilakukannya jika di luar dorm.

“Eh, hyung?” Tanya Wookie sedikit kaget.

Aku duduk di ranjangnya dan memandang kamar Wookie yang rapi. Sebenarnya aku rindu kami sekamar, tapi alasan kami pisah kamar adalah karena barang kami berdua sudah terlalu banyak sampai-sampai kamar kami tidak muat menampungnya.

“Wookie, kau tidak sedang sibuk, kan? Bagaimana kalau kita latihan untuk acara natal itu, sebentar saja?”
“Oh, aku tidak sibuk, hyung. ayo, ayo, usul yang baik.”

Aku dan Wookie lalu tenggelam dalam latihan, seperti biasa kami bahkan bisa dibilang lebih dari kompak. Wookie selalu bisa menyambung pembicaraanku, makanya aku sangat menyukainya.

“Hyung, aku mau Tanya sesuatu.”
“Hm?”

Tanganku sedang sibuk mencoret-coret script. Ada beberapa kata yang perlu kutambahkan.

“Hyung menyukai May ya?” Tanya Wookie, sukses membuatku mendongakkan kepalaku.
“Kenapa kau bertanya begitu?”
“Cara hyung memandang May berbeda. Apa akhirnya hyung jatuh cinta lagi, setelah… empat tahun tidak berpacaran?”
“Aku… yah, Wookie…”
“Kupikir May yeoja yang baik dan manis, bahkan terkesan apa adanya. Kurasa tidak ada salahnya hyung memilihnya.”

Aku tersenyum sejenak, tidak tau mau menanggapi apa. Aku sendiri masih tidak tau langkah apa yang mau kuambil ke depannya.

“Hyung, dari mana hyung mengenalnya?”

Aku lalu menceritakan sejarah persahabatanku dengan May. Dan tentang makan malam pada malam natal itu… kupikir… ya, aku akan melakukan sesuatu malam itu. kurasa dicoba… tidak ada salahnya, kan?

“Nah, Yongjin, bagaimana menurutmu?”

Aku dan Yongjin memandangi sebuah meja yang sudah kudekorasi sedemikian rupa. Handel & Gretel sudah sepi, Yongjin sudah menutup café dari sejam yang lalu. Yongjin maju untuk merapikan letak lilin dan pohon natal mini di meja itu.

“Sudah oke, hyung,” jawab Yongjin, tersenyum puas.
“Aku sendiri, bagaimana?”

Yongjin meninju lenganku.

“Hei hyung, kau adalah yang paling sempurna. Sekarangpun begitu.”
“Pujianmu sangat berarti untukku, Yongjin.”

Kami berdua tertawa.

“May noona akan menyukainya.”
“Yongjin, menurutmu, May… apakah…”
“Hyung, aku menyukai May noona. Cobalah saja dengannya, tidak ada salahnya kan?”

Aku tersenyum tipis. Aku juga berharap begitu. Bagaimanapun May sudah menyita banyak sekali perhatianku, waktuku, bahkan hatiku. Aku baru berpikir mungkin memang benar aku jatuh cinta padanya. Tapi apakah May juga begitu? Bisa saja kan kelakuan malu-malunya itu karena dia menghadapi idolanya?

“Hyung, sukses ya. Aku tidak ingin mengganggu kalian. Nanti kabari aku hasilnya,” pinta Yongjin sambil sekali lagi menepuk bahuku.

Aku mengangguk padanya. Café sekarang gelap gulita, hanya ada cahaya dari tiga lilin yang kuletakkan di meja penuh makan malam yang lezat dan mewah. Sudah jam sebelas malam sekarang, tapi sosok May masih belum tampak. Aku duduk dengan sabar menunggunya. Lalu perhatianku teralih ketika aku mendengar pintu café berderit terbuka. Aku melihat bayangan sosok May.

“Yesung oppa?” panggilnya, terdengar seperti bisikan.
“May, aku disini.”

May mungkin mengikuti arah cahaya sehingga dia bisa menemukan meja tempatku duduk menunggunya. May cantik sekali malam itu. dia memakai baju terusan dengan rok pendek lebar, motifnya garis horizontal merah-putih, dipadu dengan rompi mini bermotif sama. Dia juga membawa tas mini berwarna merah, dan memakai high heels bertali-tali banyak berwarna putih. Aku baru sekali ini melihatnya sedikit berdandan, dan dia memang cantik. Mataku tidak bisa beralih dari padanya.

“Oppa… kupikir aku terlambat menemui oppa. kulihat café gelap dan tertulis tutup di depan sana,” ujar May, suaranya sedikit bergetar.
“Duduklah, May.aku sengaja membuat cafenya begitu, kalau tidak nanti ada tamu yang masuk.”

May duduk dengan canggung di hadapanku. Aku sengaja menata semua ini di meja favoritnya. May menoleh kesana-kemari.

“Oppa, mana yang lainnya?”
“Siapa? Tidak ada orang lain, hanya kita berdua saja.”
“Kupikir…”
“Aku kan tidak bilang akan mengajak orang lain.”

Mata May membulat dan dia menundukkan wajahnya. Melihat wajahnya dalam keremangan begini membuatku merasa dia makin cantik.

“May, ayo kita makan. Aku sudah menunggumu lama dan aku kelaparan,” ajakku.

May kini memandangi makanan di mejanya dengan takjub.

“Pasti semua ini mahal, oppa.”
“Aniyo, ini masakan Wookie.”
“Semuanya?”

Aku mengangguk. May kelihatan senang dan bersemangat saat memakannya. Ini apakah karena dia lapar, atau karena masakan Wookie memang enak, atau… sebersit rasa cemburu melecut di hatiku. Aku nyaris lupa bahwa May adalah cloudsomnia. Bukan cloud. Ah tunggu, bukan itu yang penting. Aku lupa orientasiku yang sebenarnya.

“May.”
“Wae, oppa?”
“Ayo kita berpacaran,” ajakku tanpa basa-basi.

May menjatuhkan sendok yang dipegangnya begitu saja, lalu menatapku dengan pandangan ketakutan seolah aku baru memberitaunya kapan kiamat akan tiba. Kenapa begitu?

“Oppa… jangan bercanda.”
“Aku tidak sedang bercanda, May. Ayo, kita mulai saja hubungan ini.”
“Ta… tapi aku…”
“Kau mencintaiku, tidak?”

Dan May tertegun. Tapi dari rona pink di wajahnya yang mulus itu, aku tau dia mencintaiku.

“Itu cukup bagiku, May.”

Aku mengulurkan tanganku untuk mengacak puncak kepala May. Tidak apa, segalanya bisa dimulai tanpa aku harus terburu-buru. Yang penting adalah aku mencintainya dan dia mencintaiku. Dan dalam hati aku tau kenapa dia takut berpacaran denganku. Semua yeoja juga akan takut. Karena aku seorang Yesung, bukan seorang Jongwoon yang tidak mereka kenal di luar sosok Yesung-ku. Tapi May, kali ini, aku pasti akan membawamu ke public… jika memang, pilihanku jatuh tepat padamu…

“Ng, oppa… ini apartemenku. Silakan masuk.”

May membuka pintu apartemennya yang bernomor 811. Aku melihat, sejauh aku bisa memandang, apartemen May cukup bersih. Meski perabotannya sederhana, kupikir yeoja-yeoja yang lebih suka ber-online-ria ini tidak memerlukan sarana hiburan yang lain. Lagipula mereka baru beberapa bulan disini, dan belum ada yang bekerja.

“Kemana yang lain?” tanyaku, merasa apartemen sepi sekali.
“Entahlah, oppa. tapi kupikir mereka sedang menikmati dimsum. Tadi mereka mengajakku, Cuma aku sudah janji dengan oppa, kan?”

Aku melangkah masuk ke apartemen mengikuti May.

“Apartemen kalian bersih sekali.”
“Ah, itu, oppa. kami membuat piket yang bergantian seminggu sekali. Jadi kebersihan apartemen adalah tanggung jawab bersama.”
“Keren. Kurasa kami perlu mencontoh kalian.”

May tertawa ringan.

“Dimana kamarmu?”
“Oppa ingin ke kamarku?”

Suara May terdengar bergetar. Apakah dia gugup? Aku jadi menggaruk-garuk belakang kepalaku yang tidak gatal.

“Aku Cuma ingin melihat-lihat,” jawabku, jadi merasa salah tingkah juga.

Lalu aku mengikuti langkah ringan May menuju bagian dalam apartemen. Kami melewati sebuah pintu di sebelah kiri, lalu sebuah pintu lagi di sebelah kanan, dan May berhenti di pintu kedua di sebelah kiri. Sebuah plakat pintu bermotif kura-kura berwarna hijau tergantung disana, tertulis: May’s room.

“Ta… tapi oppa, kamarku berantakan.”
“Gwaenchana. Aku kan Cuma ingin melihat-lihat.”

May ragu sejenak sebelum membukakan pintu. Memangnya seberapa berantakan kamarnya sih? Dan aku merasa masuk ke hutan begitu masuk ke kamar itu. kamarnya terlalu banyak aksesoris berwarna hijau, mulai dari seprai, hingga perabotan-perabotan kecil di mejanya, semuanya nyaris hijau, kecuali laptop mininya yang hitam. May sibuk merapikan beberapa barang yang tidak pada tempatnya, sementara aku menutup pintu. Di ranjang May, ada boneka kura-kura berwarna hijau dan cokelat. Aku jadi merasa lebih mengenalnya lagi sekarang. Mengenal kekasih baruku.

***

8 comments:

  1. Ayo eonn post cerita selanbjutnya >w< *ga sabar*

    ReplyDelete
  2. ya ampiun jie...itu pasti menjadi kado natal yg terindah bagi may and yesung oppa ya setidaknya untuk mereka berdua ....


    lanjut ke post brikutnya ya jie...jangan lm2...^^

    ReplyDelete
  3. @rini: yeee... ditunggu ^^
    @tita: hahaha... oke

    ReplyDelete
  4. Wah...
    Akhrnya wookie nongolll...
    Ngak sabar nunggu member2 yg laen juga ><

    Ah, Yesung ngajakin makam malem pas natal...
    Romantis bangettt ><
    Tapi yakin deh pasti cuma berdua doank ma May XDD

    Teken password di apartemen? XDDDD
    Kan tinggal pake tangan teken, say XDDDD
    *gara2 nyampur ma reality*

    Busettt...Yesung terkesan napsu XDDD
    Mpe May syok gitu XDDD

    Ih, kamar May kerennn...ijo smuaa...
    Bener2 kek hutan XDDD

    OK, lanjut comment di chappie 3 ^^

    ReplyDelete
  5. hahaha~~ kamar=hutan XD
    iya yah si Yeppa nafsu ih
    *geplak author*
    nyahaha~ ngebayangin makan malem itu, aku suka banget XD

    ReplyDelete
  6. annyeong eonni sayang :*
    aku dateng lagi loh eon #bangga :p
    ciee ciee pasti galau banget dh bkin ff ini yah eon *sotoy* haduh CLOUDSOMNIA *caps jebol* yang sabar yah eon.. makanya yeye ksih aku aja *diyadongin hyukk*
    idih ketauan dh tuanya..kkk~
    ishh ajib gila jadi si May yah *lirik eonni* bisa pamer sama temennya, deket sama si yesung TTManku tersayang ==' dipakein jaket dianterin pulang pula.. aihh diajak makan malem pula itu.. ya ampunn envy parah ini ==' udah ketemu sama wookie pula itu..ckck
    ohh aku mau comment dong eon *yg diatas apa dong :p
    itu aku ngerasa agak ribet dh pas baca yg agak loncat gtu misalnya dari adegan yg yesung sama wookie trus tiba tiba yesung ngomong sama jongjin,,kkk~ trus mau usul nih eon, gmana klo tiap ucapan dari castnya dikasih spasi klo gantin orang..wkwk :p
    ciee ciee yg ditembak sama yeye ==' yaoloh aku juga mau dong yeeeeeee *ga sadar diri punya suami
    haduhh itu baru jadian maennya masa ke apartemen eonni, mana minta ke kamar lagi.. haduhh bisa kubaca niatmu yeeee *plakk*
    oke nyampah lanjutannya di part berikutnya yah eon..kkk~

    ReplyDelete
  7. Cena~
    iyah sengaja diloncatin xp
    eon sering buat yg loncat2 kayak kodok begitu (?)
    usulnya diterima ^^
    tapi kalo nge-enter2 terus pusing juga eon XDD
    niat ke kamar, kkk~

    ReplyDelete
  8. ohh berarti emank cara penulisannya eonni yah..kkk~
    kodok?? lompatnya yg kerenan dkit dong eon kyak kura kura (?) ahaha *plakk
    oke oke eon :*
    iya juga sih cuma biar enak aja menurutku dibacanya..wkwk :p
    ke kamar?? pasti mau yadongan deh..kkk~

    ReplyDelete