Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Tuesday, 13 September 2011

Brand New It's Magic chapter 3 part 3


Brand New It’s Magic
Chapter 3 part 3

MAY’S POV
Julie bertanya, “May jie, jiejie sudah bobo?”

Aku mendapati Julie yang tidur di tepi ranjang dekat dengan sofa yang kupakai untuk tidur, berbaring menghadapku. Di sebelahnya, Rin dan Annie udah tidur. Amelz dan Stella tidur di kasur yang diletakkan di lantai. Tidak masalah, aku bisa koq bobo di sofa.

“Kenapa, Julie?” aku balik bertanya.
“Jiejie tidak bisa bobo di sofa ya?”
“Bisa koq. Tapi sekarang tidak terlalu capek, jadi tidak pengen bobo.”
“Aku mau cerita soal… Chun ge dan Jiro ge.”
“Kita cerita di luar saja yuk? Nanti yang lain bangun. Pakai jaketmu.”

Aku mengajak Julie keluar dan kami duduk di pesisir pantai. Sekarang sudah hampir tengah malam. Langit bersih berhiaskan bintang-bintang, deburan ombak terdengar bagai melodi yang indah di telingaku. Cottage para cowok gelap. Pasti mereka sudah tidur. Kurasa Jiro ge yang kebagian tidur di sofa, karena dia sangat nakal kalau tidur.

“Mau cerita apa? Apa Jiro ge terlalu mengganggumu?”
“Sebenarnya… antara iya atau tidak. Tapi… kenapa aku jadi digosipin sama Chun ge?”
“Well, soal itu… karena Chun tadi mengajakmu ikut game kan?”
“Apa itu berarti dia menyukaiku?”
“Entahlah… mungkin saja, Julie…”
“Tapi Jiro ge…”
“Kalau kamu tidak suka sama Jiro ge juga jangan tidak enakan denganku. Itu kan pilihanmu. Atau sudah ada seseorang di hatimu?”
“Aku… juga tidak tau. Tapi kalau soal Chun ge… aku… hanya menganggapnya teman koq.”
“Kalau begitu…”

Amelz mengutuk,hantu sialan! Jangan bawa Chun!”
“Selamatkan semua orang kalau kalian bisa… Warriors!” kata si hantu.
Julie berteriak panic,mereka membawa semua orang ke dalam air! Kemana sebenarnya? Apa kita harus bertarung di dalam air?”
“Apa ada sesuatu di air ini?” Tanya Stella sambil berjalan ke arah air.
Aku berteriak kaget, “Stella! Kau kan tidak bisa berenang! Jangan kesana!”
“Tapi… Aargh… to… tolong!”
“Aku akan kesana!” putus Annie begitu melihat Stella jatuh ke air.
Aku berteriak lagi,tidak, Annie! Ombaknya terlalu besar! Bagaimana kalau kalian berdua terseret? Aku akan terbang dan menarik Stella!”
“May, jangan lakukan ini di depan Stella!” cegah Amelz.
“Kita tidak mungkin membiarkan Stella tenggelam! Biar saja Stella tau, siapa kita ini!”

Julie bertanya,jie? Kenapa?”
“Aku melihat…”
“Propechy? Apa yang terjadi?”
“Ah… kita harus melindungi Chun, memberitau Stella supaya jangan ke air…”

Aku bangkit, setengah berlari menuju cottage kami. Tapi ada yang tidak beres. Anginnya… anginnya terlalu kencang… anginnya menerpa cottage-cottage dan beberapa menerbangkan atap. Orang-orang panik berlarian keluar cottage.

“Julie! May jie!” panggil Annie yang keluar dari cottage, “anginnya!”
“Aku Wind Warrior… angin dengarkan aku… tenanglah… tenanglah…”
Suara-suara hantu,hiiii… hiiii…”
“Aaaaah!” teriak Stella, menunduk menghindari hantu yang mau menyambarnya.

Ah, hantu-hantu itu! Mereka memukul pingsan orang-orang dan menerbangkan mereka! tidak… Aaron ge! Jiro ge! Propechy-ku telat! Tapi anginnya sudah mereda… ini pasti ulah hantu-hantu itu!

Amelz mengutuk,hantu sialan! Jangan bawa Chun!”
“Selamatkan semua orang kalo kalian bisa… Warriors!” ucap si hantu.
Julie bertanya,mereka membawa semua orang ke dalam air! Kemana sebenarnya? Apa kita harus bertarung di dalam air?”
“Apa ada sesuatu di air ini?” Tanya Stella penasaran, berjalan ke arah air.
Aku berteriak, “Stella! Kau kan tidak bisa berenang! Jangan kesana!”
“Tapi…” ragu Stella, lalu terpeleset dan jatuh ke air,aargh… to… tolong!”

“Aku akan kesana!” putus Annie.
Aku menolak,tidak, Annie! Ombaknya terlalu besar! Bagaimana kalau kalian berdua terseret? Aku akan terbang dan menarik Stella!”
“May, jangan lakukan ini di depan Stella!” cegah Amelz.
“Kita tidak mungkin membiarkan Stella tenggelam! Biar saja Stella tau, siapa kita ini!”
Stella berteriak,to… tolong…”
“Annie, Amelz, aku sudah melihat ini di propechy… aku harus menyelamatkan Stella! Stella, ulurkan tanganmu!”

Kemana Stella? Barusan aku melihat tangannya menggapai disini!

“May jie?” Tanya Julie di tepian pantai, “mana Stella jie?”
“Entah! Tapi tadi dia ada disini!”
Amelz memutuskan, aku akan berenang kesana…”
“Tunggu, Amelz, jangan sekarang!”
 “May… aku tau mereka dimana!” ujar Stella yang tiba-tiba timbul.
“Apa? Stella, aku kira kau tenggelam!”
“Aku… aku tidak tau! Tadi waktu aku tenggelam… aku merasa bisa bernafas di dalam air… dan aku berenang cepat… aku bertemu mereka!”
Annie berpendapat,sepertinya aku tau kenapa. Stella jie adalah Water Warrior. Lihat warna cahayanya.”

Benar. Stella memancarkan cahaya biru. Water Warrior… wajar air jadi sangat tenang di sekitar Stella mengapung.

“Apa itu Water Warrior? Apakah berhubungan dengan kemampuanku saat ini?”
“Bisa dibilang begitu,” jawabku, “tapi prioritas kita saat ini adalah menyelamatkan semua orang! Tunjukkan kami tempatnya, Stella! Aku bisa membawa kalian satu persatu terbang ke sana!”
“Tapi kita tidak bisa terbang, May. Mereka membawanya ke dalam gua dalam air. Jalan masuknya ada di bawah air.”
“Tapi aku tidak bisa berenang!”
 “Kata kalian aku Water Warrior, kan? Itu simpel.”

Stella meletakkan tangannya di atas permukaan air dan air membelah. Aku bisa melihat dasar laut yang tidak begitu dalam, tapi jelas kering. Airnya benar-benar membelah!

“Ayo semua, aku tunjukkan jalannya!”

Stella benar-benar membawa kami berjalan lewat dasar laut yang kering menuju sebuah lubang gua.

“Aku melihat tangga disana, kita akan tiba di tempat kering. Ayo kalian naik tangga, baru kulepaskan air ini.”

Kami bergegas naik tangga. Secara misterius, Julie memancarkan cahaya putih samar. Pasti karena kekuatannya sebagai Light Warrior. Stella ikut setelah mengayunkan tangannya dan arus air kembali seperti biasa.

 “Ini keren sekali. Kalian berhutang penjelasan padaku.”
Amelz mendesak,bergegas! Aku khawatir.”

Julie memimpin berjalan di depan karena dia bercahaya. Setelah melalui lorong yang lumayan panjang, kami tiba di ruangan yang besar sekali. Disitu kami melihat semua orang dibaringkan, Death Line mereka menyambung ke cermin hitam yang ada di dinding-dinding gua yang tinggi. Banyaknya cermin sama dengan banyaknya orang yang ada disana. Hantu-hantu melayang di langit-langit, tampak senang.

“Tambahan kekuatan,” ujar salah satu hantu, “luar biasa. Serang warriors itu!”

Aku mendengar bunyi keretak dari dalam tanah dan ternyata tengkorak-tengkorak muncul dari dalam retakan tanah, dan tanah itu menutup kembali. Tengkoraknya banyak sekali dan mereka membawa pedang. Ini tidak baik… Aku… harus terbang… membawa siapa? Aku hanya bisa membawa dua orang!

“Mau main pedang? Dawn Sword!” seru Amelz.
Annie bertanya, “Amelz onnie… sejak kapan punya pedang?”
“Hanya insting…”
“Tunggu aku, Amelz onnie!” pinta Julie, Demon Magic Stick!
“Berarti aku akan membawamu terbang, Annie… dan Stella… Stella? Dimana Stella?” tanyaku sambil terbang dengan menggandeng Annie.
Amelz berkata,tadi kan dia di sampingmu.”
“Batu-batunya melayang ke tengkorak!” seru Annie, “dari arah sana!”

Annie benar. Ada batu-batu besar melayang mengenai para tengkorak, dari satu sumber. Sesuatu yang melempari tengkorak itu tidak terlihat. Sesuatu itu pastilah membenci tengkorak juga. Sesuatu itu…

“Itu mungkin Stella!” tebakku.
“Apa? Maksud jiejie, Stella jie menghilang?”
“Mungkin sejenis itu.”

Ada tengkorak yang tampaknya menyadari kehadiran Stella disana dan berusaha menyerang… Stella padat tidak ya? Atau kucoba?

“Stella, ini lenganmu kan?”
Stella menjawab, iya, ini tunggu… Aku bisa menghilang rupanya. Tapi aku tidak padat. Masih ada suara langkah kaki. Dan kau bisa menangkapku, May.”
“Mungkin itu berguna untuk mengintip orang,” tebak Annie, “lihat mereka berdua, bertarung dengan gagah perkasa.”
“Siapa yang bisa menghadapi kami para hantu? Kalian bertiga yang tidak memiliki senjata?” Tanya hantu yang mengejarku.
Julie berteriak, “Amelz onnie! May jie dan yang lainnya…”
 “Kita harus bergegas membereskan tengkorak-tengkorak ini dan menolong mereka!” desak Amelz.

Tapi tengkoraknya masih banyak… sedangkan ada tujuh hantu yang mengelilingi kami. Mereka mulai menyambar! Aku… harus menghindari… mereka!

Stella berpegangan erat pada pinggangku, “May, ini mengerikan… kalau kami jatuh…”
“Elder Sword!” kudengar seruan seorang cowok.

Itu lagi… ada cowok berkostum hitam! Dia menolong kami lagi! Dia menjatuhkan satu persatu hantu dengan gerakannya yang cepat. Tapi dia basah… kurasa dia berenang untuk masuk ke sini…

Aku bertanya,dia… orang yang kemarin?”
“Bukan! Senjatanya beda… dia orang yang lain!” jawab Annie.
Julie bertanya,siapa kau?”
“Kalian tidak perlu tau…” jawab si cowok dengan nada dingin.
Aku berucap,tapi ada yang sejenismu juga menolong kami waktu itu!”
“Dan itu tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya bisa menolong kalian sampai disini. Dan itu cukup untuk kedua belah pihak. Selamat tinggal.”
“Hei kau kelelawar!” panggil Amelz, tapi si cowok sudah pergi,dasar! Benar-benar persis kelelawar…”

Kulihat si cowok bergegas pergi.

“Julie, Amelz, patahkan Death Line. Annie, musnahkan hantu dan tengkoraknya, perintahku.
Stella bertanya,apakah kau pemimpinnya, May? Dan apa sebenarnya semua ini?”
“Bisa dibilang begitu. Aku pemimpinnya. Tapi aku lemah tanpa senjata seperti Amelz dan Julie. Ayo Stella, duduk disini. Aku jelaskan. Setelah ini kita keluarkan mereka satu persatu. Butuh bantuanmu untuk mengeringkan jalan.”
“Gampang.”

***

Akhirnya semua sudah kembali ke tempat tidur masing-masing. Hanya aku, Julie, Annie, Amelz dan Stella yang berdiri di pesisir pantai. Aku memikirkan sosok kelelawar itu. Mereka ada dua. Dan keduanya melindungi kami. Kenapa Patrice tidak datang untuk menjelaskan semua ini pada kami?

Julie memanggilku, “May jie…”
“Kalian lihat sendiri,” ujarku, “para hantu bukan sekadar mengejar kemurnian hati. Mereka mengincar kita. Mereka pasti dapat mendeteksi kemurnian hati kita yang berbeda. Kita membuat semua orang yang berada di sekitar kita berbahaya.”
“Kau tidak bisa bilang begitu hanya karena baru tiga kali mereka beraksi…” bantah Amelz.
“Baru tiga kali… bukan, Amelz! Sudah tiga kali! Lihat, semakin banyak mereka bisa mendapatkan kemurnian hati. Bayangkan kalau kita telat tadi! Ada lebih dari 50 orang yang akan menjadi korban!”
Annie berujar,tapi jie, mereka akhirnya selamat kan…”
“Tapi kalau kita terlambat…”
“Tapi ada satu fakta yang tidak bisa dibantah,” sela Julie, “kitalah yang menyelamatkan mereka, jie.”
“Tapi kita membuat semua orang di sekitar kita berbahaya, itu juga fakta!”
“May… tenangkan dirimu. Pikirkan ini… kalau kau memilih pergi dari sini… bagaimana dengan Jiro ge? Bagaimana dengan Rin? Bagaimana dengan Youngsaeng oppa?” Tanya Amelz.
“Aku…”
Stella menyela,kurasa… kita semua harus tetap ada disini. Meskipun kita berbahaya, kita jugalah yang bisa melindungi mereka. Apa gunanya kita pergi? Setelah itu mereka akan tidak terlindungi, dan akibatnya akan fatal buat jiwa mereka. Bukankah itu bakal mempercepat kedatangan  iblis ke dunia?”
“Stella jie benar,” dukung Annie, “kitalah yang harus melindungi mereka.”
“Tapi pemimpin macam apa aku ini? Aku tidak sekuat Amelz dan Julie… aku tidak selincah Stella… aku juga bukan Ghost Buster seperti Annie… apa kekuatanku?” tanyaku frustasi.
Amelz menjawab,fly and propechy. Kurasa itu sangat keren dan berguna.”
Bagaimana kalau Amelz atau Julie yang jadi pemimpin?”
Tidak bisa, May jie,” tolak Julie, Patrice sudah menunjuk jiejie. Wind Warrior adalah pemimpin. Dan kami Cuma mau dipimpin oleh jiejie.”
“Jangan takut, May. Kita akan bersatu… Lima Element Warriors. Kita sudah lengkap kan? Kita pasti bisa memusnahkan semua iblis itu, yakin Stella bersemangat.
Amelz menegaskan,kami tidak akan membiarkan kau melawan semua ini sendirian, May. Kita satu tim. Tidak akan terpisahkan.”

***

“May? Sudah puas main sama Santa-nya?” Tanya Youngsaeng oppa, duduk di pasir, di sampingku yang duduk menghadap pantai.
Aku menjawab,santa-nya memberiku sebungkus permen lollipop.”
“Aku dapat stok bubble gum untuk sebulan nih. Kau agak murung. Kenapa?”
“Ah… tidak apa-apa koq. Mungkin shock karena angin besar semalam.”
“Sampai para pegawai Soul Event Organizer harus menyusun ulang panggung. Aku malah bermimpi aneh. Seperti berenang. Aaron juga bermimpi begitu.”
 “Mungkin karena kalian lelah.”
 “May… apa kau sudah memikirkan soal itu?”
 “Soal apa?”
 “Bahwa kau orang terpenting dalam hidupku?”
 “Oppa…”
 “Maukah kau membiarkan aku melindungimu selamanya?”

Youngsaeng oppa menatap mataku dalam, membuatku sangat gugup.

 “Aku… aku… tidak bisa, oppa…”
“Kenapa? Ada orang lain di hatimu?”

Aku mendengar nada kecewa dalam suaranya.

“Bukan begitu, oppa. Hanya saja aku… aku… tidak siap.”
 “Aku akan menunggu sampai kau siap.”
 “Kalau hari itu tidak pernah datang?”
“Aku akan menunggu selamanya.”
“Oppa… mianhae…”
“Aku Cuma mau kau berjanji satu hal padaku.”
“Ya, oppa?”
“Jangan pernah tinggalkan aku. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Jika yang disampingmu bukan aku, yang penting biarkan aku bisa menjagamu.”
“Oppa…”
“Berjanjilah…”

Kini dia memohon padaku. Aku menghela nafas panjang.

“Aku tidak akan pergi. Aku akan selalu ada di dekat oppa.”
“Aku tidak akan menyerah, May.”

Oppa… andai oppa tau alasanku… kita… tidak akan mungkin bisa bersatu…

***

AUTHOR’S POV
Aaron menepuk bahu Alend, “Alend… thanks untuk kali ini ya.”
“Kami juga tertolong lho… acara jadi ramai,” kata Alend, “eh Aaron, D’Sky band yang bagus. Kalian tidak coba rekaman?”
Sudah… tapi sudah tiga kali ditolak.”
Memang sih usaha tidak langsung berhasil. Coba deh kesini… Coba rekaman disini, alamat di kartu nama ini, dan cari dia ini. Dia sering kerjasama dengan Soul Event Organizer waktu mereka mau mengorbitkan artis baru mereka buat mengisi acara gratis di acara kami. Siapa tau, kali ini berhasil.”
 “Kami memang belum pernah kesini… thanks Alend…”
“Sungkan sekali kau ini… kita kan sepupu.”
“Kalau kau bukan sepupuku, aku akan memacarimu.”
“Hah? Apa? Kenapa? Kurasa teman-temanmu cantik…”

Alend melirik Annie yang lagi mengobrol sama Stella.

“Karena kau baik dan cute.”
“Tapi kenyataannya aku sepupumu.”
“Hahaha… benar sekali.”
“Sukses ya, Aaron. Sama D’Sky juga. Aku doakan yang terbaik untuk kalian.”

2 comments:

  1. jie ini crtanya dkit bnr ya di post na hahahaha...

    ReplyDelete
  2. dikit?? per-chapter itu sampe beberapa part loh dek XDD
    nanti baru di-post lagi ^^

    ReplyDelete