Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Saturday, 17 September 2011

Brand New It's Magic chapter 4 part 3


Brand New It’s Magic
Chapter 4 part 3

Sementara itu, para cewek  yaitu Fennie, Annie, Thia dan Stella berkumpul di rumah Clara. Mama Clara mempersiapkan shabu-shabu untuk makan malam bersama Papa Clara. Selesai makan, para cewek berkumpul di taman belakang rumah Clara, sebuah taman yang luas, lengkap dengan kolam renang di tengahnya. Mereka rencananya bakal memanggang steak dan jagung bakar nanti malam.

Thia mengusulkan,sambil menunggu malam, bagaimana kalau kita main satu permainan unik?”
“Bagus juga idenya, Thia jie,” puji Clara, “main apa?”
“Begini… kan cowok-cowok pada tidak ada disini. Bagaimana kalau kita buat undian yang ada nama-nama mereka? Lalu kita pakai botol untuk diputar di papan ini, dimana mulut botol menghadap ke salah satu dari kita, dia harus memilih undian dan mengungkapkan pendapatnya tentang satu nama cowok yang diambil dari undian?”
“Kalau begitu kita butuh… Ini…” Fennie mengacungkan botol kecap.
Annie berucap,sepertinya seru. kita jadi sejenis bergosip ya? Jadi nama cowok yang dimasukkan siapa nih?”
“Ya semuanya,” jawab Thia, “Jiro ge, Kyujong oppa, Calvin ge, Youngsaeng oppa, Chun, Kimbum oppa, Junki oppa, Aaron ge dan Hyunjoong oppa.”
“Oke… ini aku buatkan,Clara menulis di kertas-kertas kecil.
Stella dengan bersemangat memutar botol,siiip. Aku putar ya botolnya…”

Botolpun berputar cepat, melambat, dan akhirnya mengarah ke Clara.

“Duuuh, aku yang kena.”
“Oke, sekarang pilih undiannya, pinta Fennie.

Clara memilih satu dari sembilan kertas yang sudah diacak Thia.

“Aaron ge…”
Stella mengintrogasi,setau aku dari May, kau dan Rin kan sudah sahabatan lama dan sering main di rumah May, so tidak jarang juga kau ketemu Aaron ge waktu mereka nge-band. So… bagaimana menurutmu Aaron ge ini?”
“Aaron ge… aku sebenarnya… suka padanya.”

Fennie menyenggol botol di atas papan, tapi rupanya tidak ada yang menyadarinya.

“Wow… ini baru curhat…” Thia langsung bersemangat.
“Aku suka seseorang yang bisa main piano. Dan Aaron ge punya suara yang lembut… dia juga selalu baik padaku, meski aku tidak terlalu yakin dia juga jatuh cinta padaku.”

Sementara itu, pikiran Fennie melayang ke dua tahun yang lalu, saat dia baru SMA kelas dua.

Seorang teman cewek mengajak, “ayo ke kantin, Fen…”
“Aduh, kantinnya penuh ah,” tolak Fennie,”kan anak-anak kuliah juga lagi istirahat.”
“Justru itu asyiknya, Fen. Kita bisa cuci mata.”
Tidak ah… aku tidak pede dekat-dekat cowok-cowok yang sudah dewasa…”
 “Please temani aku sekaliiii saja. Kalau lain kali kau tidak mau lagi tidak apa-apa koq. Pleaseeee…”
 “Ya sudah. Tapi sekali ini saja ya.”

Akhirnya Fennie menemani teman ceweknya yang kelihatan kelaparan. Kantin benar-benar ramai, sampai mereka berdua kesulitan mendesak masuk ke dalam kantin.

 “Untung kita masih dapat tempat duduk. Bagaimana kalau aku jaga tempat duduk dan kau tolong belikan aku hamburger?”
“Ya sudah, boleh. Tunggu ya.”

Fennie yang baik hatipun ikut mengantri di stand hamburger yang lumayan ramai. Wangi hamburger memang menggugah selera. Akhirnya Fennie berhasil membeli hamburger untuknya dan temannya. Namun begitu Fennie akan kembali ke meja temannya, ada seseorang yang menabraknya hingga hamburger Fennie dan senampan makanan yang dibawa orang itu jatuh. Karena saat itu sangat ramai, tidak ada orang yang memperhatikan mereka.

Cowok yang menabrak Fennie,oh… dui bu qi. Kau tidak apa-apa?”
“Ah… tidak apa-apa koq…” Fennie mendongakkan kepalanya.

Dan saat itulah pertama kalinya hati Fennie bergetar. fennie memang belum pernah jatuh cinta sebelum ini, tapi kali ini dia benar-benar terkejut. Cowok yang menabraknya ini sangat tampan. Suaranya juga lembut. Dia memandang Fennie tepat di matanya.

“Aku benar-benar minta maaf. Pesananmu apa? Aku beli ya.”
“Ah ge… tidak usah… tidak apa-apa, sungguh.”
“Ah, sudah waktunya masuk kelas. Sorry sekali lagi ya… kalau lain kali kita ketemu, aku traktir deh.”

Si cowok tersenyum pada Fennie. Kelihatannya dia ramah. Lalu cowok itu pergi bersama teman-teman kampusnya. Semenjak hari itu, Fennie selalu ke kantin pada hari Jumat. Tapi dia sangat jarang ketemu cowok itu, hanya beberapa kali. Mungkin cowok itu tidak begitu suka ke kantin. Dan Fennie juga tidak tau nama cowok itu. Sampai pada akhirnya, Fennie bertemu dengannya lagi. Itu adalah saat May mengajaknya ke ultah High School Saint. Cowok itu adalah pasangan Thia saat itu. Dia adalah Aaron Yan. Fennie sering mencuri pandang padanya dan terkadang mengobrol dengannya, tapi Fennie menduga Aaron tidak ingat padanya, soalnya Aaron tidak menunjukkan tanda-tanda dia pernah ketemu Fennie sebelumnya.

Thia memanggil, “Fen??? Fennie??? Halo… Fen?”
 “Oh, dui bu qi, Thia… aku…” gagap Fennie.
“Kenapa bengong?”
“Hahah… tidak apa-apa koq. Clara kan sudah diintrogasi, yang berikutnya siapa?”
Stella berkata,putar botol lagi…”

Botolpun berputar sekali lagi dan kali ini mengarah pada Fennie.

“Giliran Fennie memilih undian…” ucap Clara senang.

Fennie mengambil undian dari tangan Annie yang terjulur.

Annie membaca kertas yang diambil Fennie, “Kyujong oppa…”
“Fine… kurasa Kyujong oppa naksir Stella jie, ujar Fennie.
Semuanya berseru kompak,apa???”
“Apa lagi yang membingungkan? Kyujong oppa kan selalu dekat-dekat Stella jie. Dia sudah beberapa kali nyanyi lagu untuk Stella jie, kan?”

Fennie berbicara lugas, memaparkan kenyataan dengan sangat baik.

“Tapi…” sendat Stella.
Semuanya bertanya kompak,tapi kenapa?”

***

MC Cewek mengumumkan,ya… para pengunjung Disneyland… malam sudah semakin larut… saat ini sudah jam tujuh malam. Kalian juga sudah menikmati penampilan Jay Chou dalam sepuluh lagu yang dinyanyikannya tadi, plus satu lagu duet dengan D’Sky dan empat lagu dari D’Sky.”
“Sekarang waktunya kami mengundang pemenang quiz di acara Natal bersama Soul Event Organizer beberapa saat yang lalu,” ujar MC cowok, “mereka adalah pasangan Youngsaeng-May, Nick-Eva dan Chun-Julie.”

Youngsaeng menggandeng tangan May maju bersama Nick-Eva dan Chun-Julie.

“Jay Chou ingin bertanya pada kalian nih…”
“Oh… rupanya si Youngsaeng dan Chun ini salah satu pemenang quiz. Oke… oke… siapa di antara kalian yang benar-benar berpacaran?” Tanya Jay.

Hanya Nick dan Eva yang mengangkat tangan.

“Menarik… apakah pemenang pertamanya waktu itu Youngsaeng dan May?”
“Yap, benar.”
“Oke… Youngsaeng. Mungkin hanya kebetulan kalian bisa menjadi pasangan di acara Natal itu. Tapi aku ingin tau… bagaimana perasaanmu terhadap May? Jangan bilang kau menganggapnya adikmu.”

Jantung May berdebar keras, tapi Youngsaeng hanya tersenyum kalem. May merasa was-was, mengutuk Jay kenapa mengajukan pertanyaan yang begitu aneh.

Youngsaeng meminta,aku bisa pinjam gitar?”

Semua orang heran saat Youngsaeng duduk di salah satu kursi di tengah panggung, sementara anggota band memberikan gitar akustik untuknya.

“Aku ingin menyanyikan satu lagu untuk May.”
“Aaaah… ini bagus sekali,” puji Jay, lalu mendudukkan May di kursi dekat keyboard, “May… kau duduk sini… Jadi Youngsaeng bisa menghadap May sekarang… kita bisa menyaksikan dari samping kan?”

May malah semakin khawatir. May takut untuk menolak ataupun menerima Youngsaeng di depan umum begini. May benar-benar berharap ketakutannya tidak menjadi kenyataan… Youngsaeng memainkan gitar… dan May terbelalak ketika ingat irama lagunya.

“Because I’m Stupid-SS501!” seru Jiro, menyuarakan pikiran May.

Suara emas Youngsaeng mengalun… sementara para penonton menjadi sunyi… semuanya terpana pada suara Youngsaeng, bahkan, untuk mereka yang mengerti Hangul ataupun arti dari lagu ini, mungkin terpana pada arti lagunya… Dengan mendengar nyanyian Youngsaeng, May tau telah membuatnya sedih. Tapi Youngsaeng memilih untuk menunggu May, sama seperti arti lagunyaMay jadi panic… apa yang harus dia lakukan?

***

Hyunjoong bergumam,ehm… Rin, kita tutup sekarang saja ya mini marketnya.”
“Lho… kenapa, oppa?” Tanya Rin heran, “apa oppa mau ke acara tahun baru?”
“Aku… ada sesuatu yang harus kulakukan.”
“Tadinya oppa bilang mau tutup jam 9… sekarang kan baru jam 8… tapi oke deh.”
“Tunggu aku di depan ya.”

Rin menunggu Hyunjoong yang menutup toko dengan terburu-buru, membuat Rin keheranan. Hyunjoong juga mengendarai motornya kebut-kebutan mengantar Rin pulang ke rumahnya.

“Ehm… oppa… kalau terburu-buru… silakan duluan…”
Tidak bisa. Aku harus melihatmu masuk rumah dan menguncinya dulu.”
“Baiklah. Gomawo oppa…”
“Aku yang harusnya berterimakasih karena kau sudah membantuku, Rin. Wan an.”

Rin masuk ke rumah dan mengunci pintu. Hyunjoong yakin Rin udah aman. Saat itulah dia menstarter motornya dan meninggalkan rumah Rin dengan kecepatan tinggi.


***

May baru tersadar dari lamunannya saat Youngsaeng sudah selesai bernyanyi dan waktu para penonton, termasuk Jay bertepuk tangan.

Jay menyinggung, “May… kenapa kau tega membuat cowok semanis dan bersuara indah seperti Youngsaeng ini menunggumu? Apa yang memberatkanmu?”
“Aku…” gagap May.

Belum selesai May menjawab, dari kejauhan terdengar bunyi ledakan. Semua orang berteriak dan berlarian ke panggung dan belakang panggung. Api tampak berkobar di kejauhan. Youngsaeng melompat untuk memeluk dan melindungi May.

“Apa itu?”
“Sesuatu meledak…”

Api… dan seketika May teringat pada Amelz. May tau, Amelz sangat bisa membantu sekarang.

“Mana Amelz?”
“Apa?”
“Kita harus menemukan Amelz, oppa. Dia bisa… Amelz… tunggu!”

May berlari mengejar Amelz yang berlarian menuju sumber api.

“May! Amelz!”

Di tengah hiruk pikuk, May yakin Youngsaeng sulit mengejarnya dan Amelz. Saat itulah May memutuskan naik beberapa senti dari tanah, terbang dan menarik Amelz supaya bergerak lebih cepat ke sumber api. Keduanya mendarat di dekat bianglala yang meledak.

Amelz berteriak,aku pengendali api! Api… padam! Dengarkan aku!”
“Aaaah!” seketika keduanya berteriak ketika bianglala meledak sekali lagi, menyambar tenda-tenda di sampingnya.
Youngsaeng memanggil, “May! Amelz!”

Youngsaeng mendekati May dan Amelz bersama Chun. Keduanya tampak panic.

“Apinya bertambah besar!” seru Chun, “semua orang berlari ke rumah kaca! Ayo, kita ke sana, jie, onnie!”

Amelz dan May berlari mengejar Youngsaeng dan Chun yang membawa mereka ke arah rumah kaca. May lelah berlari dan agak tertinggal, sementara Chun dan Youngsaeng sudah berlari sangat jauh, tapi May masih bisa melihat punggung Amelz. Chun dan Youngsaeng sudah masuk ke rumah kaca. Tapi May mendengar suara-suara di belakangnya… suara kepak sayap yang aneh, menarik perhatiannya… dan May menoleh… melihat ratusan ekor kelelawar memenuhi langit malam.

“Amelz! Lihat… banyak sekali kelelawarnya,tunjuk May, berhenti berlari, menghadap kelelawar.
Amelz menoleh, “May, jangan! Cepat masuk!”

May tidak sadar waktu seekor kelelawar terbang mendekat dan menyambar dadanyadia melihat seserpih kristal hijau terpental dari dadanya, dibawa oleh kelelawar itu… dan darah mulai mengucur dan membuat May lemah… luka itu terasa perih.

“May!”
 “May jie!” panggil Julie yang berlari keluar dari rumah kaca, Amelz onnie!”
“Aku…” kata May, memegang darah yang bercucuran.
Amelz bertanya,apa sekarang musuh kita kelelawar-kelelawar itu?”
“Amelz, May, Julie… kalian harus masuk!” perintah Junki yang juga berlari keluar dari rumah kaca.
Julie bertanya,apa, oppa?”
“Masuk sekarang! Kelelawar itu akan menyerang kalian… dan hantu-hantu juga tengkorak-tengkorak akan mengacau di dalam rumah kaca!”
“Apa maksudmu dengan ‘akan’?” Tanya Amelz dengan nada curiga.
“Aku tidak bisa jelaskan ini… pokoknya… cepatlah!”

Junki menyentuh tangan May untuk memapahnya dan saat itu May merasakan hal yang aneh sekali… May seperti melihat… ke dalam pikiran Junki…

May berujar, “Amelz! Lihat… banyak sekali kelelawarnya.”
“May, jangan! Cepat masuk!” desak Amelz.

Dari pintu rumah kaca, aku melihat seekor kelelawar melukai May…

“May!”
Julie berlari dari dalam rumah kaca, melewati sosokku, “May jie! Amelz onnie!”
“Aku…” gagap May, memegang darah yang bercucuran.
Amelz bertanya,apa sekarang musuh kita kelelawar-kelelawar itu?”
“Kalau memang kita harus melawan mereka…”

Tidak! Kelelawar itu terlalu banyak! Amelz dan Julie… kenapa mereka punya pedang dan tongkat sihir? Darimana asalnya itu? Dan bagaimana… May bisa tetap terbang… dalam keadaan terluka begitu?

“Aaaah!” kudengar teriakan Kimbum.

Aku menoleh dan menemukan pemandangan mengerikan di belakangku… hantu-hantu transparan beterbangan di langit-langit rumah kaca dan tengkorak-tengkorak muncul dari kaca-kaca… mereka mengepung para manusia yang ada… apa aku harus menemui May dan yang lainnya? Apakah kemampuan aneh mereka itu untuk melawan semua ini?

Dan May sadar… May bukan melihat ke dalam pikiran Junki, tapi May melihat apa yang Junki ramalkan. May telah melihat kemampuan Junki, yang bersatu dengannya karena mereka punya kemampuan yang sama. Mereka berdua bisa Propechy. Junki adalah penolong para warrior, yang punya kemampuan khusus.

May bertanya,apa kelelawar itu akan menyerang kami, Junki? Dan berapa lama sebelum semua manusia dikepung hantu dan tengkorak itu?”
“Aku tidak tau May…” jawab Junki sambil menutup pintu kaca.

Dan mereka terkejut melihat ratusan kelelawar itu marah dan menabrak pintu kaca dengan kekuatan ekstra. Dari pintu transparan ini, rasanya mengerikan sekali melihat kelelawar-kelelawar itu murka.

Kimbum berteriak,aaaah!”
Tidak! Aku telat!”
“Itu biasa, Junki, itulah gunanya kami ada,” ucap Amelz tenang, “ayo, May, Julie… Dawn Sword!”
“Demon Magic Stick!” seru Julie, berlari ke dalam.
May memanggil Junki, “Junki… begini lebih cepat…”

May terbang dengan menggandeng Junki. Mata Junki membelalak senang.

“Wow… keren, May,” puji Junki, “kau harus jelaskan ini padaku…”
“Beres. Toh kau udah melihatku terbang di Propechy-mu tadi. Tapi lukaku ini… Lumayan mengganggu.”

Ternyata Propechy Junki tepat. Orang-orang sudah pingsan, dan death line terhubung ke cermin-cermin yang ada di sekeliling ruangan. Semua cermin itu kini berwarna gelap. Tapi ada sesuatu yang salah. May tidak melihat dimana hantu-hantunya… dan dimana tengkorak-tengkoraknya. May berpikir keras.

“Apa kita tidak punya musuh? Hanya perlu memutus death line? Semudah inikah kerjaan kita? Amelz, Julie, kalian ngapain?”
“Apa jie? Tentu saja menyerang hantu-hantu dan tengkorak-tengkorak ini!” jawab Julie heran.
“Kalian ngomong apa?”
Amelz berujar,ini… banyak… tengkoraknya… Tunggu. May… jangan bilang kau tidak bisa liat hantu dan tengkoraknya.”
“Hantu dan tengkorak apa, sih? Aku Cuma lihat death line…”

Dan May terkesiap. Dia mulai menyadari, meskipun akal sehatnya menolak untuk menyadarinya. Dia sekarang tidak bisa melihat musuh. Cahaya Demon Magic Stick Julie memang rasanya mengenai sesuatu yang bagi May, tidak terlihat di langit-langit sana… tapi May tidak melihat apapun…

“May jie… kenapa jie tidak bisa melihat ini?” Tanya Julie.
Junki berseru,kelelawarnya ngamuk!”

Para kelelawar terus menabrak dinding kaca dengan kekuatan ekstra dari satu sisi, yaitu sisi yang ada pintu kacanya. Semuanya ngeri, tapi tidak tau apa yang harus dilakukan. May merasa tersiksa dia tidak bisa melihat apa-apa, padahal banyak hantu dan tengkorak disini… dan kelelawar itu banyak… May bingung, tidak tau harus bagaimana.

“Elder Sword!” teriak si cowok.
Julie berseru girang,cowok kelelawar!”

Julie benar… di luar sana ada cowok kelelawar yang menyabetkan pedangnya ke arah kerumunan kelelawar. Kelelawar-kelelawar itu menyebar, tapi mengeluarkan suara melengking tidak senang.

“Mau apa kalian?” Tanya si cowok, “bukan mereka lawan kalian… tapi kami! Maksudku… saat ini aku! Bangsaku! Keluar leader kalian, hadapi aku disini! Kalian makhluk hina!”
“Dia bakal dikeroyok kelelawar!” tebak Junki.

Junki benar, tapi juga salah. Si cowok memang dikerumuni kelelawar, tapi sesaat berikutnya beberapa kelelawar berjatuhan karena ayunan pedangnya. Tapi kelelawar yang lainnya sangat banyak… dan ada sesuatu yang aneh. Ada kelelawar yang menggigit kelelawar-kelelawar yang akan mengeroyok si cowok.

“Siapa kau?”

Dan semua yang menyaksikan itu terkejut. Kelelawar itu berubah menjadi manusia. Manusia kelelawar juga. Dia membawa dua pedang…

Julie berseru,dia penolong kami di sekolah waktu itu!”

Sambil berkata begitu, Julie dengan gagahnya menjatuhkan beberapa tengkorak sekaligus dengan serangan Demon Magic Stick.

“Double Sword!” teriak si cowok kedua, menyerang para kelelawar.
Cowok  pertama bertanya waspada,siapa kau?”
“Selesaikan ini dulu, baru kita ngomong. Cari kelelawar yang membawa pecahan kristal May… atau kalau tidak, May tidak akan bisa melihat hantu-hantu!”

Amelz berlari di depan May dan Junki untuk melindungi mereka dari para tengkorak dan hantu, sementara kedua cowok kelelawar bekerjasama untuk membasmi para kelelawar.

“Itu dia yang membawa pecahan kristal! Kepung!”

Tapi si kelelawar yang lincah kabur dengan cepat… cowok pertama mengejar dengan melompat-lompat atap dan puncak permainan di Disneyland, tapi si kelelawar lebih cepat dan sudah terbang pergi… cowok kedua duduk di dahan sebuah pohon, sementara cowok pertama berdiri di rel roller coaster di seberangnya. Pemandangan yang sangat aneh.

Cowok kedua memutuskan,kita harus mendapatkan kembali pecahan kaca itu.”
“Aku sudah tanya… siapa kau?” Tanya cowok pertama waspada.
“Yang pasti kita berasal dari klan yang sama. Apa yang kau risaukan?”
“Tapi aku tidak pernah liat kau!”
“Karena kau baru, dan aku senior.”

Dan rasa panas menyergap otak May seketika, dan May memejamkan mataku. Bayangan-bayangan mulai terbentuk di pikirannya.

Stella berteriak panic, “Annie! Dapur terbakar!”
Tidak mungkin!” sahut Annie sama paniknya, “yang lainnya disana!”

Stella dan Annie berlarian dari halaman belakang rumah Clara menuju dapur. Ada api yang berkobar disana, sementara tubuh lemas Clara, Thia dan Fennie bersama papa dan mama Clara terbujur kaku, death line terhubung ke cermin hitam di dapur. Beberapa hantu terbang mengitari dapur, sepertinya memancing para warrior.

“Stella jie, padamkan apinya dengan airmu… dan aku akan… melawan mereka… Silver Chain!”
Stella berteriak, “Water power!”

Stella berusaha memadamkan api dengan air yang mengucur dari telapak tangannya, sementara Annie berjuang sendirian melawan para hantu dengan senjata barunya…

Tidak!!! Annie! Stella!” seru May.
Junki bertanya,apa, May? Propechy kan? Aku menyentuh tanganmu… jadi aku juga melihat propechy-mu.”
 “Apa kau melihat sesuatu, May?” Tanya cowok kedua, dari kejauhan menoleh pada May sejenak, lalu berpaling pada cowok pertama, “fine… kurasa ada rombongan lain yang bakal menemui kesulitan… atau sudahkah? Kau bantu yang disini. Aku akan ke sana.”
“Tapi… tunggu!” teriak cowok pertama.

Dengan cepat cowok yang kedua bertransformasi menjadi kelelawar dan terbang menjauh. Cowok yang pertama tampak kesal, namun akhirnya melompat dari atas rel dan berdiri di depan rumah kaca. Amelz sigap dan membukakan pintu untuknya.

“Tengkorak dan hantu… sini, lawan aku!”

May memang tidak bisa melihat… tapi dia yakin dengan bantuan cowok yang pernah membantu mereka di gua di waktu sebelumnyamereka pasti akan menang. Dan mudah-mudahan, harapnya, cowok kedua tadi bisa menolong Annie dan Stella. May jelas tidak mau terjadi sesuatu pada mereka. Kalaupun May bisa terbang kesana, dia yakin dia tidak bisa membantu, bahkan mungkin merepotkan. Soalnya dia sudah tidak bisa melihat musuhnya lagi…

***

No comments:

Post a Comment