Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Wednesday, 7 September 2011

(When Our Dreams Come True) I'm Young But I Know What True Love Is chapter 2


I’m Young But I Know What True Love Is
Chapter 2

Sesuai yang dijanjikan, Julie dan Ri Na pergi karaoke besoknya sepulang sekolah. Mereka karaoke sampai jam setengah lima. Setelah itu Ri Na kembali pulang ke rumahnya. Waktu memasukkan kunci, Ri Na merasa pintu apartemennya gak terkunci.

Ri Na: ”Appa, Ri Na pulang.”

Gak ada jawaban. Ri Na cuek ajah. Terdengar suara air di kamar mandi. Rupannya appa sedang mandi... pikir Ri Na. Ri Na mengganti seragamnya dengan kaos-tipis-ala-rumahannya. Tapi begitu keluar kamar, dia kaget ternyata bukan Teukie yang keluar dari kamar mandi.

Ri Na: ”Siapa kau?”
Cwo: ”Who are you?”

Dan Ri Na lebih kaget lagi menyadari si cwo bertelanjang dada, pinggangnya dililit handuk putih. Badan cwo itu berisi, beda dengan Teukie yang agak kurus. Kalo melihat Teukie begini, Ri Na udah biasa. Tapi kalau cwo lain??

Ri Na: (menutup mata) ”Pakai bajumu!”
Cwo: (memakai kaos) ”Weird girl!”
Ri Na: (membuka mata) ”Hei, jangan mengata-ngataiku padahal kau masuk ke apartemenku seenaknya...” (baru nyadar) ”Do you speak English?”
Cwo: ”Of course. You’re really a weird girl.”

Ri Na memperhatikan wajah tampan si cwo dan seketika terkesiap.

Ri Na: ”Jiro Wang?”
Jiro: ”Ooh... good. At least you already know my name. yes, I’m Jiro.”
Ri Na: “And what is your business here?”
Jiro: “Have Lee ahjussi tell you that I’ll be live here for about a week?”
Ri Na: “So… you’re… my dad’s artist?”
Jiro: “That’s true.”

Ri Na masih shock. Dia akan tinggal dengan artis cakep ini selama seminggu! Apa tanggapan Julie kalo mendengar kabar ini yah? Sementara Ri Na masih shock dan sibuk berpikir, Jiro duduk di sofa dengan santainya seolah di rumah sendiri, dan mulai mengotak-atik saluran TV.

***

Teukie baru pulang rumah menjelang malam dalam keadaan lelah. Ri Na heran Teukie begitu lelah, padahal sang artis, Jiro, malahan bersantai di rumah. Jujur Ri Na rada sewot dengan kehadiran Jiro, soalnya dia gak bisa nonton TV semenjak Jiro duduk di sofa dan memonopoli remote TV. Dia bersikap seolah-olah ini adalah rumahnya.

Teukie: “Aku pulang…”
Ri Na: “Appa…”

Teukie menangkap lirikan mata Ri Na yang berarti “aku minta penjelasan.” Teukie melirik Jiro dan akhirnya mendesahkan nafas panjang.

Teukie: “Baiklah. Tapi sebelumnya appa masak makan malam dulu yah. Tadi pagi saking buru2nya appa gak sempat masak. Kau belum makan kan, Ri Na?”
Ri Na: “Aniyo appa.”
Jiro: (tiba2 menoleh) “I’m hungry. Can I have something to eat?”
Teukie: “Please wait for a while. I’ll prepare it.” (menoleh ke Ri Na) “Ri Na, bantu appa di dapur yah.”

Ri Na hanya mengangguk. Tapi sebenarnya dia heran kenapa Teukie mengajaknya ke dapur. Biasanya Teukie gak mau Ri Na menginjakkan kakinya ke dapur karena Ri Na Cuma bisa buat segalanya kacau.

Teukie: “Keluarkan daging ayam dan kubis dari dalam kulkas. Truz kau berdiri ajah disitu.”

Tuh kan… pikir Ri Na. dia melihat Teukie memotong ayam dan sayuran dengan kecepatan tangan mirip koki profesional.

Teukie: (masih sambil memotong) “Mian Ri Na… dia harus ada disini seminggu dan mungkin mengganggumu.”
Ri Na: “Sejauh ini belum banyak sih. Paling Ri Na menganggapnya gajah-tanpa-rumah ajah.”
Teukie: “Ada satu masalah lagi. Kau tau dia hanya bisa berbahasa Inggris? Kau tentu tau kan Inggris-nya appa payah?”
Ri Na: “He-eh.”
Teukie: “Appa butuh kau yang banyak menyampaikan maksud appa padanya selama ada di rumah, dalam Inggris.”
Ri Na: “Apa dia gak bisa hangul?”
Teukie: “Tentu. Dia kan baru tiga bulan disini. Dan dia orang Taipei.”

Ri Na kembali melirik Jiro dari sela2 tembok dapur. Kalo orang itu gak bisa hangul ngapain nonton drama Hero-nya Lee Jun Ki… pikir Ri Na. tiba2 dari otak Ri Na timbul ide.

Ri Na: “Ri Na ajarin dia hangul ajah appa.”
Teukie: (mencemplungkan bumbu2 dalam panci) “Emangnya dia mau?”
Ri Na: “Mau berkarir di Korea dan nyanyi lagu2 Korea koq gak bisa hangul? Bikin malu kan?”
Teukie: “Benar juga. Kau coba ngomong ke dia deh.”

Dan Ri Na menunggu Teukie memasak selama 15 menit dalam diam, supaya gak mengganggu konsentrasi Teukie. Dan akhirnya tiga piring lauk udah tersedia.

Teukie: “Yuk kita bawa masuk.”

Ri Na membantu Teukie membawa sepiring lauk, sedangkan Teukie dua piring. Mereka meletakkan lauk itu di meja makan dan menatanya.

Teukie: (melirik Ri Na)
Ri Na: (menghela nafas) “Jiro, you may eat now.”
Jiro: (menoleh) “Okey.”

Ri Na memberikan semangkok nasi pada Jiro dan Teukie, lalu mengambil bagiannya sendiri. Teukie dan Ri Na duduk berseberangan di meja persegi panjang kecil itu, sedangkan Jiro di sisi yang lain. Jiro melirik tiga piring lauk itu. akhirnya dia menjatuhkan pilihannya pada sepiring ayam bakar kecap-madu. Dia mengambil sepotong dengan sumpitnya. Jantung Teukie berdebar.

Jiro: (mengunyah) “Too sweet.”
Teukie: “Mwo?”
Jiro: “I said that this chicken is too sweet. I can’t eat this.” (beralih ke cap-cai, mencicipinya) “I don’t like shrimp. I can’t eat this, too.”

Teukie terdiam dan gak bisa berucap sepatah katapun. Ri Na jengkel dan memelototi wajah Jiro terang2an. Cakep2 koq belagu… pikirnya kesal. Dan akhirnya Jiro menyendok sup ayam ginseng yang masih hangat.

Jiro: (meletakkan sendoknya) “I think this soup…”
Ri Na: (meletakkan sumpitnya dengan kesal) “What? Another critic? Hey, please remember that you’re in my home, and you’re just a guest. And don’t judge my dad’s cook, his cook is the best in this world!”

Jiro melotot pada Ri Na, sementara Teukie masih mencerna kata2 Ri Na perlahan dalam otaknya.

Ri Na: “If you don’t like, you can just buy something outside! I don’t care!”

Jiro marah dan pergi keluar begitu ajah. Ri Na kembali makan dengan kesal, sementara Teukie tertegun.

Teukie: “Ri Na… apa yang terjadi? Seharusnya kau gak marah begitu pada Jiro kan?”
Ri Na: “Kenapa Ri Na gak marah? Apa appa tau dia menghina masakan appa? Dia banyak gaya, sombong. Belum jadi artis terkenal ajah perangainya udah begitu, dia itu mau apa sebenarnya? Orang kayak gitu harus diberi pelajaran yang pantas!” (ketus)
Teukie: “Baiklah… jangan marah2 waktu makan yah.”

Setelah membereskan makanan, Ri Na gak mood nonton TV dan masuk ke kamarnya. Browsing di internet juga gak bisa mengalihkan kekesalannya. Akhirnya dia berbaring.

Ri Na: “Ahh… aku kan ada PR.”

Ri Na beralih ke meja belajarnya dan mengeluarkan PR-nya. Tapi setelah berlalu 10 menit, baru satu soal yang bisa dikerjakannya. Akhirnya dia kesal dan berbaring kembali di ranjangnya, memeluk lumba2 biru raksasanya.

Ri Na: “Udahlah. Ntar malam ajah. Lagi gak mood.”

Rupanya rasa kantuk menyerang Ri Na. sebenarnya dia rada kepikiran Jiro juga. Gak biasanya Ri Na meledak marah seperti itu. terdengar ketukan di pintu kamar Ri Na.

Teukie: “Ri Na, ini appa.”
Ri Na: “Masuklah, appa.”

Ri Na melirik Teukie yang lagi memegang handphone Samsung yang serinya sama seperti miliknya.

Teukie: “Ri Na, maukah kau menunggu Jiro di depan? Dia gak bawa kunci dan gak menjawab telepon appa. Kalo kita tidur, dia gak bisa masuk rumah. Jadi kita gak bisa kunci pintu dan harus jaga di ruang tamu.”
Ri Na: “Tidak mau!” (jawab cepat)
Teukie: “Oh… tapi kau gak sakit kan?”
Ri Na: “Gak koq, appa.”
Teukie: “Baiklah, biar appa ajah yang tunggu. Annyonghi chumushipshio, Ri Na…”
Ri Na: “Malam, appa…”

Namun setelah itu Ri Na malahan gak bisa tidur. Akhirnya dia memutuskan buat mengerjakan PR-nya. PR-nya selesai dikerjakan jam setengah 11 malam. Ri Na mendengar suara TV di ruang tamu.

Ri Na: “Appa belum tidur?”

Ri Na keluar kamar dan melihat Teukie tertidur di sofa, masih memegangi remote. Ri Na kembali ke kamarnya, mengeluarkan selimut dan menyelimuti Teukie. Ri Na mengelus rambut Teukie sesaat.

Ri Na: “Gara2 si gajah Jiro itu. kemana pula dia? Sebel!”

Ri Na mengambil jaket bepergiannya yang berwarna merah dan keluar apartemen, setelah menguncinya dengan aman. Setelah keluar dari gedung apartemen, Ri Na memilih jalan ke kanan, hanya untuk menyusuri jalanan, siapa tau ketemu gajah nyasar. Namun setelah berjalan 15 menit, Ri Na jadi kesal dan mengutuk dirinya karena udah khawatir gak perlu. Apalagi sama orang menyebalkan kayak Jiro… pikir Ri Na. tapi Ri Na menoleh ke bangku tunggu di halte bus terdekat. Gajah yang dicari duduk disana.

Ri Na: “Hei stupid!” (menyenggol Jiro) “Go home!”
Jiro: (memandang Ri Na sinis) “Who want to go home with stupid-weird girl?”
Ri Na: “Up to you. So I’ll lock the door. See you tomorrow.”

Baru ajah Ri Na mau berbalik, dia mendengar suara kerucuk besar dari perut Jiro. Ri Na tertawa.

Ri Na: “What? Is Seoul doesn’t have something fit with your Chinese tounge?”

Jiro melotot marah pada Ri Na. tapi saat itu hujan mulai turun…

Ri Na: “Don’t want to chat with you. If you want to go home then follow me now. If you don’t, I don’t care.”

Ri Na berbalik berjalan pulang. Tapi dia mendengar suara kecipakan di belakangnya. Si gajah mengikutinya. Ri Na tersenyum penuh kemenangan. Tapi hujan turun semakin deras. Dia membuka jaket merahnya dan tiba2 berhenti, menoleh pada Jiro. Jiro menabraknya.

Jiro: “What? Hurry up, stupid!”
Ri Na: “Wear this.”
Jiro: “This wet jacket?”
Ri Na: “At least you won’t catch a cold.”

Jiro melirik jaket yang disodorkan Ri Na. akhirnya dia mengambil jaket itu juga. 2-0… pikir Ri Na senang. lalu Ri Na berlari, diikuti Jiro. Mereka sampai di depan pintu apartemen Ri Na dalam keadaan basah. Bahkan Jiro ngos2an.

Ri Na: (tertawa) “You must have a good stamina if you want to exist in K-Pop.”

Jiro melirik marah pada Ri Na, sementara Ri Na membuka pintu. Jiro kebingungan harus ngapain dulu karena dia terlalu basah, sementara Ri Na langsung ke kamar mandi. Gak lama kemudian Ri Na keluar dari sana, tapi belum berganti pakaian kering.

Ri Na: “Take a bath. I had prepared warm water for you.”
Jiro: “How about you?”
Ri Na: “What? So now you care with me?”

Jiro kehabisan kata2.

Jiro: “No way. I don’t care if you’re sick.” (masuk ke kamar mandi)
Ri Na: “I’m strong, you know. I won’t sick just because of get cold.”

Ri Na masuk ke kamarnya dan berganti pakaian lebih hangat, lalu Ri Na menuju dapur. Dia membuka lemari es dan memanaskan sop ayam ginseng yang dimasak Teukie tadi. Gak lama kemudian Ri Na meletakkan semangkok besar sup yang bisa melepuhkan lidah di meja makan dan melirik Teukie. Teukie masih tertidur pulas. Jiro keluar dari kamar mandi. Untuk sesaat Ri Na tertegun melihatnya. Rambutnya yang biasanya jabrix kali ini turun menurut di wajahnya. Sesaat Ri Na berdebar. Benar sekali. Rupanya Jiro memang tampan, dan kepalanya gak sebesar gajah.

Jiro: “What?”
Ri Na: “Nope.” *blushing* “I don’t care if you like it or not. You’re hungry, right? Eat this and you’ll feel better.”

Jiro duduk ragu, tapi dia menyendokkan sup dari mangkuk besar ke mangkuk kecil dan minum dengan lahapnya.

Ri Na: “That’s hot. Be careful.”

Jiro gak menjawab dan masih minum cepat2.

Ri Na: “Why don’t you get something to eat outside?”
Jiro: “I didn’t bring my wallet.”

Ri Na tertawa lepas. Rupanya dia memang bodoh… pikir Ri Na puas.

Jiro: “You…!!!” 0.0 “Uhuk… uhuk…”

Kali ini Ri Na berhenti tertawa dan memberikan segelas air untuk Jiro. Setelah Jiro tenang, Ri Na beranjak dari meja.

Jiro: “Where do you want to go?”
Ri Na: “Sleep. It’s already 11 o’clock and I’m very sleepy. I must go to school tomorrow.”
Jiro: “Oh…”
Ri Na: “Just leave it if you don’t want to clear up the stuff.”

Ri Na berjalan ke kamarnya sambil menguap, sementara Jiro memandang punggung Ri Na…

***

Seperti tiap pagi, Teukie sibuk di dapur. Dia merasa senang menemukan Jiro tertidur di kamarnya waktu dia bangun. Jadi Teukie akan berusaha lebih keras lagi membuat sarapan dan persiapan makan siang dan malam Ri Na hari ini. Ri Na keluar kamar dalam keadaan berantakan.

Ri Na: “Annyong appa…”
Teukie: “Annyong Ri Na…”

Ri Na segera ke kamar mandi, takut berebut dengan Jiro. Tapi tampaknya si gajah belum bangun. Dalam dua puluh menit, Ri Na udah berseragam dengan rapi.

Teukie: “Ri Na… tolong bangunkan Jiro. Kemarin siang dia berpesan untuk dibangunkan jam tujuh.”
Ri Na: “Ye, appa.”

Ri Na berjalan menuju kamar Teukie dimana Jiro tidur, tapi baru ajah Ri Na akan mengetuk pintunya, pintu itu terbuka. Rupanya Jiro udah bangun dan memakai seragam putih-hitam, lengkap dengan jaket hitam panjang, dengan lambang SIHS (Seoul International High School) di dada kiri jaketnya.

Jiro: “I already wake up and take a bath before you wake up.”
Ri Na: “Oh? That’s good.”

Ri Na memandang ulang sosok Jiro. Hari ini rambut Jiro gak dibuat jabrix kayak biasa, hanya ditata rapi menutupi dahinya dengan gel. Ri Na sekali lagi dibuat terkesiap oleh ketampanan Jiro. Jiro berjalan menuju meja makan, diikuti Ri Na. teukie menyajikan roti panggang coklat.

Teukie: “Although it’s not very delicious… I hope you like it, Jiro.”

Jiro diam dan memakan rotinya tanpa bicara. Setidaknya Ri Na merasa ini perkembangan cukup bagus.

Jiro: “Lee ahjussi, I’ll wait for you downstair. The company already gave me a car to support my activity. So you’ll drive the car, take me to school before you go to the company.”

Teukie terdiam sejenak.

Teukie: “Oh, that’s very good. Okey.”

Jiro mengambil tas hitamnya dan keluar apartemen. Ri Na menoleh pada Teukie.

Ri Na: “Appa, apa tadi pagi ada mangkuk berserakan di meja?”
Teukie: (menelan potongan terakhir roti) “Aniyo. Wae?”
Ri Na: “Aniyo. Cuma nanya. Okey appa, pergilah. Biar aku yang bereskan mejanya. Ntar marah manusia itu nunggu lama.”
Teukie: “Ya baiklah. Gomawo, Ri Na.”

Teukie berpamitan pada Ri Na, dan seperti biasa Ri Na membereskan piring2 dan memecahkan satu piring lagi. Dalam setengah jam, Ri Na udah sampai ke sekolahnya.

Julie: “Lee Ri Na~~”

Ri Na menoleh dan tersenyum pada Julie.

Ri Na: “Ottaeyo? Ketemu sama pahlawanmu?”
Julie: “Aniyo. Mungkin kami berangkat beda kereta.” T.T
Ri Na: “Sabar yah Julie…”

Ri Na memandang Julie yang berjalan di sampingnya. Apakah Julie bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia… bahwa ada artis yang menginap di rumahnya?

Ri Na: “Julie…”
Julie: “Mwo?”
Ri Na: “Ada sesuatu yang mau kuceritakan padamu. Tapi jaga rahasia yah.”
Julie: “Tentu. Kau bisa mempercayaiku.”
Ri Na: “Kau tau Jiro Wang?”

Mereka berdua masuk kelas dan duduk di kursi mereka yang biasa.

Julie: “Tentu. Dia penyanyi baru yang bakal debut gak lama lagi di K-Pop kan? Yang dari Taiwan? Emang kenapa? Kau suka padanya?”
Ri Na: (mencibir) “Dia menginap di rumahku.”
Julie: “MWO?”

Seketika beberapa teman sekolah menoleh dan memandang mereka dengan penasaran. Julie segera membungkam mulutnya sendiri.

Julie: “Aah… maksudku… kenapa bisa begitu? Apa hubunganmu dengan Jiro?”

Ri Na menceritakan status Teukie dan Jiro plus segala kekesalan Ri Na pada Jiro. Ri Na menyebutnya si gajah.

Ri Na: “Bodoh, lamban dan egois. Dia payah.”
Julie: (tertawa) “Tapi idemu bagus tuh. Ajarin ajah dia hangul. Ato kau yang mau belajar bahasa mandarin padaku?”
Ri Na: “Ani. Ngapain aku ikut dia.”
Julie: “Ati2 kau bisa jatuh cinta padanya loh.”
Ri Na: “I won’t do that.”

***

No comments:

Post a Comment