Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Monday, 5 September 2011

Brand New It's Magic chapter 2 part 3


Brand New It’s Magic
Chapter 2 Part 3

MAY’S POV
Youngsaeng oppa mengajakku berjalan,yuk, May.”

High school tampak beda sekali setelah dihias habis-habisan oleh anggota OSIS. Balon dan pita ditempelkan di sana-sini. Lapangan tengah berubah menjadi arena bazaar, banyak permainan dilengkapi dengan hadiah disana, juga ada kios makanan yang ramai dikunjungi pengunjung kelaparan. Ada panggung sementara yang didirikan tepat di depan gedung kantor. Ada band high school yang memainkan musik disana. Rasanya ramai sekali dengan orang-orang yang berpakaian berwarna-warni.

“Mau main? Atau makan?”
“Ikut oppa saja deh…” ucapku.
“Yuk main…”

Youngsaeng oppa berjalan duluan di depanku. Aduh… pakai hanbok koq susah jadi jalannya? Aku tidak mau kalau hanbokku kotor sebelum acara dansa nih… tapi bagaimana ini jalanannya sempit sekali? Kenapa orangnya jadi banyak? Pakai high heels lagi… susah jalannya. Ya ampun… oppa cepat sekali jalannya… nah? Oppa dimana? Lho? Sudah tidak ada??? Masa aku kehilangan pasanganku ini?

“Aduh!!!”
Seorang anak cowok membungkuk meminta maaf setelah menabrakku, “aduh, jie sorry nabrak… aku terburu-buru.”
 Yaaaah!”

Karena panic ingin mencari Youngsaeng oppa, aku malah tidak sengaja menginjak lubang-lubang yang tidak rata di tanah dan…

“Aduh May…” seru Youngsaeng oppa, kau tidak apa-apa?”

***

AUTHOR’S POV
Youngsaeng datang tepat pada waktunya untuk menyelamatkan May agar tidak jatuh mencium tanah. Dari arah depan, Youngsaeng menangkap pinggang May dan sejenak mereka bertatapan. Youngsaeng hanya tetap tersenyum, tidak tau apa-apa kalau jantung May sudah mau copot saking gugupnya.

Youngsaeng meminta maaf,mianhae… harusnya aku tidak meninggalkanmu. Ayo, jalan bareng saja.”
Sorry, oppa…” sesal May, harusnya aku lebih cepat jalannya. Tapi aku takut hanboknya rusak atau kotor…”
“Bukan salahmu, May. Ayo, main lempar bola…”

Youngsaeng menggandeng May dan membuat May berdebar-debar. May sungguh ingin waktu dihentikan, dia ingin bersama Youngsaeng selamanya. Baginya, seperti ini saja sudah cukup…

“Hei Youngsaeng…” sapa Hyunjoong.
Youngsaeng balas menyapa sahabatnya itu,ketemu di kios yang sama deh…”
“Stella…” panggil May.

May merasa senang melihat Stella digandeng Hyunjoong.

Stella menarik lepas gandengan itu,eh… May…”
“Ayo… tanding lempar bola sama aku, tantang Hyunjoong pada Youngsaeng.
Youngsaeng langsung setuju, yang kalah… traktir makan teman-teman ya…”
“Siapa takut?”
“Siapa ya yang akan menang?” Tanya May penasaran.
Stella berujar bangga, “Hyunjoong oppa dong…”
“Dasar kau…”

Rupanya permainan lincah keduanya menarik perhatian banyak pengunjung yang menonton mereka. Kasihan juga sang penjaga kios kebingungan menghitung jumlah bola yang dimasukkan mereka ke masing-masing keranjang. Dengan target 50 bola, pemenangnya adalah…

“Aargh! Tidak mungkin!” teriak Hyunjoong tidak percaya.
Youngsaeng berkata bangga,aku 45 bola, kau 38 bola. Sepertinya jelas ya pemenangnya…”
“Oke… kita makan. Pilih tempatnya deh.”
 “May mau makan apa?”
“Pizza!” seru May sambil menunjuk kios pizza.
“Yuk, makan pizza…”

Youngsaeng menggandeng May lagi menuju kios pizza, di belakang mereka mengekor Stella dan Hyunjoong.

***

MAY’S POV
Eh? Siapa itu yang di stand pizza? Makan banyak begitu…

Aku keheranan menyaradi dia ternyata… “Lho? Junki?”
“Eh, hai May…” sapa Junki dengan mulut penuh pizza,rupanya sama Stella…”
“Kau pasangan sama siapa kesini, Junki?” Tanya Stella.
“Sama Valentine, teman sekelas kita.”
Youngsaeng oppa bertanya,ini siapa, May?”
“Oppa, ini Junki, teman seangkatan kami,” aku mengenalkan, Junki, ini Youngsaeng oppa dan Hyunjoong oppa, semester tujuh vokal.”
“Hai Junki,Hyunjoong oppa bersalaman dengan Junki.
Stella bertanya,apa Hyunjoong oppa juga harus traktir Junki?”
“Iya… kan oppa kalah, setujuku.

Youngsaeng oppa menepuk punggung Hyunjoong sambil tertawa.

Hyunjoong oppa memandang wadah slice pizza yang sudah dimakan Junki, ada 5 wadah kosong; pasrah,iya… kan harus pegang janji…”
“Ayo Junki, silakan makan sepuasnya…”
“Asyik… pesan tiga slice lagi dong!” seru Junki senang.

Wajah cakep ternyata memang tidak ada hubungannya dengan selera makan. Akhirnya sampai juga jam tujuh malam. Terdengar pengumuman untuk semuanya kumpul di aula untuk acara dansa. Aula kami yang besar ini sudah dihias dengan meriah juga. Beberapa orang naik ke balkon lantai dua, kebanyakan berkumpul di bawah. OSIS high school sudah menyewa pelayan untuk membawa bermacam-macam minuman di nampan. Benar-benar seperti pesta deh. Kami akhirnya bergabung dengan teman-teman kami yang lain, dengan pasangan mereka tentunya. Ada seorang cewek cantik memakai lambang OSIS high school yang disematkan di gaun pestanya, naik kepanggung.

Cewek itu memberi kata sambutan,selamat malam untuk adik2, kakak2 dan guru2… Selamat datang di pesta ultah ke-30 tahun High School Saint… Sekarang adalah acara dansa hingga dua jam ke depan… Saya Julie, ketua OSIS, mewakili OSIS High School Saint mengucapkan terima kasih atas kedatangan kalian dan silakan nikmati acaranya.”
“Rin… Rin… dia siapa?” Tanya Jiro ge.
Rin menjawab gusar,wah Jiro ge… tadi tidak dengar ya? Dia itu ketua OSIS High School Saint, Julie.”
Keren ya… Aku kesana ah, ajak dia dansa…”
“Gege! Mau kabur kemana gege? Aargh… tidak ada teman dansa deh!!”
“May, kita dansa yuk…” ajak Youngsaeng oppa.
Aku menggelengkan kepala,oppa, aku tidak bisa dansa.”
 “Ikuti gerakanku saja,” bujuk Youngsaeng sambil menarik tanganku turun ke lantai dansa, “yuuuk…”

Sementara itu aku melihat Rin tersenyum puas. Dasar si Rin!

“Amelz… mana Chun?” Tanya Calvin.
Amelz mengedikkan bahunya,pergi makan lagi sepertinya. Sebal ah!!”
“Dansa sama aku, mau tidak?”
“Ah… benar tidak apa-apa?”
“Yuk… jangan mau kalah sama Youngsaeng hyung dan May.”

Aku… merasa senang dan beruntung sekali bersama Youngsaeng oppa disini… Langkah kakinya membimbingku mengikuti gerakan dansanya… tangan kanannya menggenggam tangan kiriku… tangan kirinya memeluk pinggangku lembut… aku merasa aman di dekatnya… Oppa, pacaran yuk Haha… mana mungkin aku ngomong begini. Bisa2 diledek Jiro ge… lagipula mana sepadan aku dengan pangeran secakep Youngsaeng oppa?

Annie mengeluh,ya… cepat ya acara dansanya berakhir.”
“Lho? Koq kau munculnya sama Junki, Annie?” tanyaku heran.
Junki mencibir,memangnya aku tidak boleh ajak Annie dansa, apa?”
“Bukannya tidak boleh sih.”
 “Pulang yuk, May, ajak Youngsaeng oppa.
Rin datang bersama Clara menghampiri kami,jie… aku dan Clara tinggal di sekolah dulu ya.”
Memangnya kenapa, Rin?” Tanyaku.
“Julie dan anak OSIS lainnya minta tolong kami bantu membereskan sekolah, sekalian menginap disini. Kami pulangnya besok siang. Boleh tidak jie?”
“Boleh saja sih. Tapi ada gurunya kan?”
Clara menjawab,ada, jie.”
“Rin, Clara, kalian bisa bantu kami?” Tanya Julie yang datang tiba-tiba, “bisa mulai sekarang?”
“Eh, Julie jie… ini jiejieku, May, dan teman-temannya, Annie jie, Junki oppa dan Youngsaeng oppa, Rin mengenalkan.
“Hai semua. Aku Julie.”
Jiro ge tiba-tiba muncul,dan aku gegenya Rin, Jiro.”

Jiro ge merapikan rambutnya. Mati aku… kadang-kadang Jiro ge memalukan… narsis sekali sih

 “Jie, Rin dan Clara boleh dipinjam kan?”

Jiro ge kecewa karena tampaknya Julie tidak peduli padanya. Kasihan. Tiba-tiba aku dapat ide.

“Boleh juga,” setujuku, “bagaimana kalau aku juga bantu?”
“Aku juga mau bantu, ucap Annie.
Jiro ge berkata dengan bersemangat,aku juga!”
“Aduh… mana enak merepotkan jiejie dan gege…” tolak Julie.
Annie menggelengkan kepala,tidak apa-apa koq, Julie… kami juga senang-senang saja membantu…”
“May, mianhae aku tidak bisa membantu… besok pagi-pagi ada kegiatan, ujar Youngsaeng oppa.
Aku mengangguk,tidak apa-apa, Youngsaeng oppa… thanks untuk hari ini.
“Aku juga duluan ya… Youngsaeng hyung, aku menumpang ya…” pinta Junki.
Youngsaeng oppa mengangguk,boleh-boleh saja… semuanya, duluan ya…”
“Dah… semuanya.”
Julie berdeham,ehem… Rin, Clara, Jiro ge, May jie, Annie jie… ayo, ikut aku…”

Kami semua mengikuti Julie ke luar gedung yang mulai sepi, mulai mencopot hiasan-hiasan. Banyak orang juga yang mulai membereskan kios, tapi semakin larut malam, sekolah makin sepi. Seram juga kalau sekolah sepi begini. Untung ada Jiro ge yang menemani rombongan kami… Si Julie ini cantik dan tinggi, suaranya terdengar berwibawa. Wajar dia jadi ketua OSIS. Dia gesit memberi perintah, jadi kerja kami cepat selesai. Semua orang yang bertemu dengannya pasti menyapa dengan ramah dan juga dibalas dengan sapaan ramah dari Julie.

 “Berarti tinggal membereskan kelas. Kita ke lantai tiga yuk?”
 “Jul… bisa bantu bereskan panggung tidak?” Tanya seorang cowok yang berpapasan dengan kami.
“Aduh ge, aku baru mau ke lantai tiga.”
Jiro ge menawarkan diri,bagaimana kalau aku saja yang kesana?”
“Boleh saja ge. Thanks ya…”
“Aku juga bantu gege deh…” putus Rin.

Sebenarnya aku tidak mau pisah sama Jiro ge. Agak seram juga Cuma aku, Julie, Annie dan Clara yang ke lantai tiga gedung sekolah. Tapi wibawa Julie sedikit membuatku aman. Sekolah makin sepi saja. Gedung kelas agak jauh dari lapangan yang ramai dan ruang guru, dan rasanya hanya terdengar langkah kami berempat di gedung yang super besar ini. Kami mulai mencopot hiasan di luar kelas dan di depan pintu, dimulai dari lantai 3. Pekerjaan berjalan lancar, agak sedikit melelahkan, sih.

Julie memutuskan,nah, lantai tiga sudah, sekarang lantai dua…”
 Memang semangat si Julie…” ucapku ketika melirik arloji, sudah jam sebelas malam.

Kamipun turun ke lantai dua. Aku bersandar sejenak ke pagar balkon lantai dua, sementara Julie yang ikut bersandar, mendongakkan kepalanya ke atas, mengecek lantai tiga kembali.

“Ah… itu ketinggalan pitanya!”
Clara menawarkan diri,aku saja kesana… kalian tunggu disini saja.”

Clara dengan semangatnya naik lagi ke lantai tiga. Berani sekali? Tapi aku… koq khawatir sama Clara ya?

“Kenapa, jie?” Tanya Annie.
Aku menjawab,aku agak khawatir sama Clara.”

Aku mencopot pita, kembali bersandar ke pagar balkon, mengintip kelas yang akan dihampiri Clara.

 “Apa itu?”

Annie dan Julie langsung mendekatiku.

Julie menjerit, “Clara! Jangan menoleh!”

“Aaah!”
“May jie, kenapa?”
“Apa Clara sudah ke atas?”
“Baru saja, jie,” jawab Annie, “apa jiejie mengantuk hingga tertidur?”
Memangnya aku tidur?”
“Tadi jiejie memejamkan mata, jawab Julie.
“Ah… mungkin saja. Ayo… kerja.”

Tapi tidak mungkin rasanya aku mimpi tadi. Rasanya begitu nyata… Masa sih aku saking capeknya bisa ketiduran? Ngomong-ngomong itu Clara… dengan semangatnya naik lagi ke lantai tiga. Berani sekali? Tapi aku… koq khawatir sama Clara ya?

Annie bertanya,kenapa, jie?”
“Aku agak khawatir sama Clara.”

Aku mencopot pita, kembali bersandar ke pagar balkon, mengintip kelas yang akan dihampiri Clara.

 “Apa itu?”

Annie dan Julie langsung mendekatiku.

“Clara! Jangan menoleh!” jerit Julie.

Aku tau apa yang diliat juga oleh Julie. Dan aku tau apa yang kukira mimpi tadi. Aku harus tau jawabannya nanti. Ini baru dugaanku saja. Sekarang yang terpenting adalah Clara. Aku mengangguk pada Annie, dan kami berdua naik ke tempat Clara berdiri ketakutan. Seharusnya aku terbang saja… tapi aku tidak bisa melakukannya di depan Julie… Julie ikut menyusul kami. Hantu itu… ada bayangan putih memegang tali… dia akan mencekik Clara!

Clara berteriak keras,aaaaah!!!”

Sialan! Kami terlambat! Si hantu menggantung Clara di pintu, talinya diikatkan pada ventilasi, Clara pingsan. Cahaya pink keluar dari tubuh Clara menuju… pigura di dalam kelas!

“Pigura… itu cermin juga, kan?” tanyaku.
Julie bertanya heran,apa ini?”

Bagaimana aku bisa menyelamatkan Clara kalau ada Julie di… tunggu!

“Annie, Julie salah satu dari kita!”
 “Jiejie benar,” Annie mengiyakan, “lihat, ada cahaya putih berpendar dari tubuhnya. Julie, ayo… lakukan sesuatu!”
“Lakukan? Maksudnya? Cahaya putih apa ini di tubuhku?” Tanya Julie beruntun.
Aku menjawab,kuharap kita bisa bertemu Patrice, biar dia yang menjelaskannya padamu. Lagipula ada yang mau kutanyakan. Pikirkan sesuatu, Julie, ayo…”
“Aku… Demon Magic Stick!”

Julie bekerja! Di tangannya muncul tongkat sihir, tapi kenapa namanya Demon yah yang mengeluarkan cahaya putih… memutuskan tali yang mengikat Clara… itu tidak bijaksana! Clara akan jatuh! Terbang! Ayo, May!

Annie bersorak senang,bagus, jie! Sekarang aku putus saja Death Line-nya! Heaven’s Mirror!”

Annie memutus Death Line, Clara sudah tidak sepucat mayat lagi. Tapi ada bekas tali di lehernya yang putih.

“Aaaargh!” kami mendengar teriakan-teriakan keras di kejauhan.
Julie bertanya,sebenarnya apa ini? Ada yang bisa jelaskan padaku?”
Tidak ada waktu untuk jelaskan sekarang padamu, Julie,” jawab Annie, “itu teriakan dari ruang guru! Jie?”
“Bawa Clara bersama kalian, letakkan dia di tempat yang aman. Kalian langsung ke ruang guru, cek keadaan disana. Aku akan jemput Amelz. Pakai terbang pasti lebih cepat, kataku lugas memberi perintah.
“Oke. Julie, kita gendong Clara.”

Aku berkonsentrasi… aku harus bisa terbang. Tidak boleh ada rasa takut, tidak boleh gagal. Aku harus bisa, sebagai Wind Warrior… angin… akan membimbingku… aaaah! Aku terbang!

Julie termenung menatapku, “May jie terbang!”

Aku terbang semakin tinggi, menghindari atap-atap gedung. Aku menjaga supaya jarak pandang manusia tidak melihatku, tapi aku perlu melihat ke bawah supaya tau lokasi rumah keluarga Heo. Terbang memang lebih cepat daripada pakai jalan di bawah Ah, itu rumah keluarga Heo! Amelz… Amelz dimana ya?

***

2 comments:

  1. Youngsaeng oppa menepuk punggung Hyunjoong sambil tertawa.
    --> kurang ajar xDDD

    junki pasangan'a ama cameo (?), valentine xD


    -Stella ^^*

    ReplyDelete
  2. hahaha... kalo di kenyataan, mungkin kesannya kurang ajar Saengie begitu ke Lead yah XDDDDD

    ReplyDelete