Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 9 March 2012

Another Vampire Story chapter 3 part 2

Another Vampire Story
Chapter 3 part 2

Seuljin tegang. Dia tadinya berpikir Mugung akan memilih club acting tahun ini, tapi Mugung, di detik terakhir, memutuskan tidak akan mendaftar di klub ini. Mugung selama ini akrab dengan Kim sonsaengnim, guru olahraga itu, jadi Kim sonsaengnim sudah “memesan” Mugung untuk dimasukkan ke klub olahraga yang mungkin membutuhkan tenaga Mugung. Akhirnya, Seuljin akan mengikuti klub acting tanpa seorangpun yang dikenalnya, karena Eunjae masuk klub melukis. Yang membuat Seuljin gugup adalah klub acting ini adalah campuran murid SMP dan SMA. Seuljin agak khawatir menghadapi orang-orang yang lebih dewasa darinya, apalagi sendirian. Seuljin mengetuk pintu ruangan klub.

“Silakan masuk,” kata suara seorang namja di dalam.

Seuljin membuka pintu dan melihat sekitar belasan orang duduk asal di dalam ruangan yang luas. Ada meja panjang disana, kotak-kotak besar, kursi single, sofa, panggung kecil, dan yang lainnya. Seorang pria memperhatikan gerak-gerik Seuljin.

“Anak baru?” tanyanya.
“Oh… eh… iya…” jawab Seuljin, berjalan cepat menghampirinya, “ini… formulir pendaftaranku.”

Seuljin menyerahkan formulir itu ke tangan si pria yang sepertinya ketua club itu. sang ketua club membaca formulir Seuljin.

“Kim Seuljin… kelas 2C SMP… anyeong, aku Lee Yoohwa, ketua club, kelas 2E SMA. Seuljin-sshi, silakan perkenalkan dirimu pada yang lainnya,” pinta Yoohwa, “hei… tenang dulu ya, kita dapat anggota baru nih.”

Para anggota club duduk teratur di hadapan Seuljin, mereka memandang Seuljin penuh minat.

“Anyeonghaseyo… namaku Kim Seuljin, kelas 2C SMP… salam kenal semuanya.”

Seuljin membungkukkan badannya dan disapa juga oleh para anggota club.

“Selamat bergabung, Seuljin-sshi. Kau bisa duduk di mana saja, anggap saja ruangan club ini adalah rumah sendiri. Kau akan mengenal anggota lainnya secara perlahan. Hari ini kita belum memiliki kegiatan, jadi kau boleh mengenal dulu apa-apa saja yang ada di ruangan ini.”
“Gomapseumnida, sunbaenim…”

Seuljin memandang kesana-kemari, tidak tau mau duduk dimana. Anggota club sudah kembali ke aktivitas mereka masing-masing dan membuat ruangan terdengar ramai.

“Anyeong, Seuljin-sshi.”

Seuljin kaget disapa oleh seorang pria yang berdiri di sampingnya. Seuljin memperhatikan pria tinggi itu, lalu memperhatikan wajahnya. Seketika, Seuljin menjerit dalam hatinya. Dia tidak pernah melihat pria yang lebih tampan lagi dari ini sebelumnya. Dan wajah ini mengingatkannya pada seseorang.

“Anyeong, namaku Kibum, kelas 1 SMA. Salam kenal,” sapanya sambil mengulurkan tangannya.
“An… anyeong… Kibum sunbaenim… namaku Kim Seuljin.”

Seuljin gemetaran menyambut uluran tangan Kibum dan agak terkesiap waktu bersalaman. Kulit Kibum terasa… agak dingin…

“Katanya kau kelas 2C? kau sekelas dengan Heechul, kalau begitu?”
Seuljin memutar otaknya, “ehm… ya… sunbaenim dan Heechul-sshi…?”
“Dia dongsaengku.”
“Ooooh… pantas aku merasa sunbaenim mirip dengan Heechul-sshi.”
“Kau duduk dengannya?”
“Oh tidak… Heechul-sshi duduk dengan Junyoung-sshi… dan mereka kelihatan akrab.”
“Tentu saja. Junyoung adalah sepupu kami,” jelas Kibum.
“Oh begitu…”
“Kau sendirian?”
“Ehm… ya… begitulah.”
“Ayo, kuajak kau mengenal ruangan ini. Terlalu banyak barang di ruangan ini yang perlu kau hafalkan letak dan fungsinya.”

Seuljin merasa beruntung sekali mengenal Kibum di hari pertama dia masuk club. Sudah jelas, malam ini Kibum akan menjadi bahan gossip antara dia dan Mugung.

***

“Apa?” tanya Mugung, suaranya terdengar tajam.
“Aigo… Kibum-sshi… aku satu club dengannya. Dia tampan sekali, baik juga, Mugung. Wah… aku beruntung bisa mengenalnya,” jawab Seuljin, tersenyum senang.
“Seuljin, jangan dekat-dekat dengannya.”
“Hm? Apa? Kenapa?”
“Dan jangan dekat-dekat Junyoung-sshi, yang sekelas denganmu itu.”
“Bisa kau beri aku alasannya?”
“Mereka itu… berbahaya.”
“Aigo, Mugung, kau kenapa sih? Masa sih sesama manusia berbahaya? Memangnya mereka pembunuh?”
“Kau… tidak mengerti, Seuljin.”
“Karena aku tidak mengerti, kau jelaskan dong.”

Mugung terdiam, tidak tau harus bagaimana menjelaskannya.

“Aku… tidak bisa menjelaskannya,” sesal Mugung.
“Kau ini aneh sekali, Mugung. Dan ada gossip yang beredar kalau di hari pertama kita sekolah, kau mau pindah dari kelasmu, ya? Memangnya kenapa?”
“Di kelasku ada Kwanghee.”
“Kwanghee-sshi? Dia itu ketua club Cheerleader kan?”
“Iya… yang itu.”
“Memangnya kenapa? Apa dia berbahaya juga?”
“Dia juga… sama saja.”
“Aish, Mugung. Kurasa kau terlalu sensitive.”
“Aku Cuma ingatkan saja padamu, jangan terlalu dekat pada mereka.”
“Terserahlah,” tukas Seuljin, merasa agak kurang nyaman.

Mugung biasanya ceria, tapi Seuljin benci dengan sikap Mugung yang menjadi dingin dan tajam seperti ini. Sikap ini muncul tidak hanya sekali, yang barusan ini misalnya, lalu pernah juga ketika Seuljin menyebut Taehoon dan Nayoung teman sekelasnya yang dulu. ini membuat Seuljin bingung, karena Mugung tidak pernah menjelaskan secara detail apa alasannya Mugung membenci mereka.

“Mugung, Eunjae sudah muncul di Twitter tuh. Dia bilang ada video performance Beast yang baru.”
“HAH? MANA?”

Seuljin menyipitkan matanya ketika Mugung berteriak heboh dan mendorong Seuljin minggir dari hadapan laptop Seuljin. Mugung sudah kembali ke sikapnya yang semula.

“PAKAI LAPTOPMU SENDIRI TIDAK BISA YA?”

***

Anya masuk ke dalam rumah keluarga Shindong dan Nari. Segera saja dia temukan sosok Sungyoung, Henry dan Sena yang berkeliaran di dalam rumah.

“Sudah waktunya untuk pergi latihan,” Anya mengingatkan.
“Ayo,” ajak Henry mantap.
“Aku pamitan sebentar.”

Anya berjalan menuju kamar Sungmin dan diketuknya pintu kamar itu. Sungmin sendirilah yang membukakan pintu.

“Ya, Anya?” tanya Sungmin.
“Prince, aku, Sungyoung, Henry dan Sena akan pergi latihan dulu.”
“Ya, selamat latihan.”
“Kalau Prince memerlukan…”
“Aku akan memanggilmu, Anya. Tenang saja.”

Anya dan Sungmin berbalas senyum. Setelah yakin rumah dalam keadaan aman (Shindong dan Nari tidak di rumah sekarang), hanya ada Sungmin, Kwanghee, Haru dan Hyungshik di rumah, para Guardian meninggalkan rumah itu. Sepeninggal para Guardian, Sungmin kembali focus mengerjakan tugas-tugasnya. Dia tidak bisa sesantai dulu lagi semenjak masuk ke kelas 1 SMA, terlalu banyak tugas yang diberikan sekolah. Tapi dengan kecerdasan otak vampire-nya, apalagi usia Sungmin yang sebenarnya sudah 21 tahun tapi dengan fisik manusia 17 tahun, Sungmin selalu bisa melakukan segalanya lebih baik ketimbang manusia biasa yang seumuran dengannya. Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

“Oppa… ini aku…” ucap Haru.
“Haru, masuklah.”

Dongsaeng kesayangan Sungmin, Haru, masuk ke kamar. Tampaknya dia tidak bahagia.

“Ada apa, Haru? Kenapa cemberut begitu?”
“Oppa… Haru ingin makan ayam…”
“Coba oppa lihat apa oppa bisa masak ya… kalau tidak, oppa ambilkan di luar.”
“Asyik… iya deh oppa…”
“Haru ke kamar Kwanghee saja, main sama dia dan Hyungshik dulu ya.”
“Ne, oppa…”

Sungmin mengecek lemari es dan ternyata tidak ada persediaan ayam sama sekali. Sungmin mempertimbangkan sejenak, lalu memutuskan keluar untuk memuaskan hasrat makan dongsaengnya itu. Setelah memastikan keadaan cukup aman, Sungmin melompat-lompat ringan dalam kegelapan, melewati atap-atap rumah dan lorong-lorong gelap, menuju areal perburuan keluarga kerajaan. Dua penjaga ladang perburuan siaga ketika mendengar kelebatan suara.

“Siapa disitu?” tanya salah satu penjaga, mengacungkan pedang.
“Ini aku,” jawab Sungmin.

Sungmin turun tepat di depan kedua penjaga. Keduanya langsung sujud hormat pada Sungmin.

“Salam hormat, Prince Sungmin,” salam keduanya.
“Berdirilah. Bisa ambilkan aku dua ekor ayam?”
“Siap, segera, Prince.”

Salah satu penjaga menghilang dan tidak sampai 10 menit setelahnya, sudah membawa bungkusan besar untuk Sungmin.

“Ini dia, Prince.”
“Gomapseumnida.”
“Hati-hati dan selamat jalan, Prince.”

Sungmin tersenyum sebelum melompat kembali menuju rumahnya. Namun di tengah perjalanan, Sungmin nyaris gagal melompat dari satu atap ke atap lainnya. Dia terjatuh bebas, dan tangannya yang tangkas menangkap batang pohon. Kepalanya terasa pusing, dia duduk di batang pohon yang paling besar.

“Aku… kenapa…” keluh Sungmin.

Dia mencengkeram kepalanya dengan tangannya yang bebas dan memejamkan matanya. Bayangan-bayangan berkelebat di kepalanya bagaikan film yang diputar. Bukan sekali dia mengalami ini, jadi sekarang Sungmin menyadarinya, dia tengah melakukan Propechy. Tapi Propechy-nya tidak jelas… dia melihat Minwoo… Hami… Hami memeluk Minwoo… lalu berubah lagi… dia melihat dirinya berhadapan dengan… tiga sosok manusia… atau vampire? Oh, mereka hantu… tubuh mereka agak tembus pandang… dan… mereka mengepungnya… Sungmin terkesiap.

“Sungyoung, kau hebat sekali,” puji Sena sambil menyenggol lengan Sungyoung, “kau memenangkan sparing hari ini.”
“Aish… tidak sehebat itulah,” Sungyoung merendah.

Anya, Sungyoung, Henry dan Sena melompat juga dalam kegelapan layaknya Sungmin tadi. Mereka ini memang terlahir dari Clan Guardian, dimana clan ini menjadi penjaga Clan Vampire sudah sejak dua abad yang lalu. Mereka mulai dilatih menggunakan salah satu senjata yang dipilih secara naluriah oleh masing-masing jiwa Guardian sejak umur 5 tahun. Dan pada umur 10 tahun, mereka akan mengikuti ujian akhir para Guardian untuk menentukan kekuatan sekaligus siapakah dari Clan Royal Vampire yang harus mereka jaga. Untuk angkatan mereka saat ini, Guardian terbaik adalah Kangin, diikuti Anya, Kevin, Sungyoung dan Zhoumi.

“Oh ya, malam ini aku akan ke LeeRin Castle, jadi yang disini, kuserahkan pada kalian ya,” pesan Anya.
“Beres, noona, kami akan berjaga dengan baik,” Henry menenangkan.

Mereka ahirnya kembali lagi ke rumah Shindong. Dari luar rumah, mereka bisa mendengar tawa Kwanghee, Hyungshik dan Haru; tapi suara tawa Kwanghee adalah yang paling tajam dan yang paling bisa dikenal mereka. Sungyoung menyipitkan matanya.

“Terlalu heboh, dia itu, Prince Kwanghee,” protes Sungyoung.
“Tapi kan kau Guardian-nya,” tuduh Sena.
“Iya, memang aku. Heran deh, kenapa aku bisa dapat dia.”

Anya melambaikan busur panahnya di depan kenop pintu dan sekeitka pintu rumah terbuka. Yang lainnya mengikuti langkah Anya memasuki rumah. Anya mengetuk pintu kamar Sungmin, tapi tidak ada jawaban. Bingung, Anya mengetuk pintu kamar Kwanghee. Hyungshik-lah yang membuka pintu.

“Oh, Anya? Kalian sudah selesai latihan?” tanya Hyungshik.
“Ya, Prince. Oh ya, apa Prince Sungmin bersama Prince?” tanya Anya.
“Tidak. Haru, Sungmin hyung kemana ya?”
“Oh, oppa belum pulang? Tadi Haru bilang ingin makan ayam…” ujar Haru.
“Aku akan mencari Prince. Permisi, Prince Kwanghee, Prince Hyungshik dan Princess Haru,” pamit Anya.

Ketiga Guardian lainnya kaget melihat Anya yang langsung melesat keluar rumah. Yang ada di pikiran Anya hanyalah Sungmin, dimana dia dan apa yang dilakukannya sekarang. Ini sudah malam, Sungmin keluar tanpa Guardian… Dan baru saja Anya akan melompat ke atap rumah di sebelahnya, sosok Sungmin sudah turun di hadapannya.

“Prince Sungmin?”
“Kau sudah pulang, Anya? Aku baru saja dari ladang perburuan, mengambil stock ayam,” ujar Sungmin.
“Kenapa Prince keluar tanpa aku? Bukankah tadi Prince bilang akan memanggilku kalau memerlukan sesuatu?”
“Aku tidak mau merepotkanmu, Anya. Lagipula ladang itu tidak terlalu jauh.”
“Tapi, Prince…”

Sungmin mendekati Anya dan meletakkan tangannya di bahu Anya.

“Aku tidak apa-apa, Anya. Pergilah ke tempat Kibum. Kau harus lebih focus menjaganya. Dia calon Royal Prince.”

Anya menghela nafas panjang.

“Baiklah, Prince. Aku pamit dulu.”
“Sampai jumpa, Anya.”

Sungmin melihat sosok Anya yang melompat lincah menembus kegelapan. Sungmin menghela nafas lega dan bergegas masuk ke dalam rumah. Sesungguhnya dia akan lebih merasa aman masuk ke rumah yang dijaga sekaligus oleh tiga Guardian dibandingkan di luar sendirian saat ini… setelah dia melihat Propechy itu… Tapi ada bagian yang tidak dia mengerti… mengapa Hami memeluk Minwoo, dan ekspresi ketakutan di wajah Hami itu… apa maksudnya?

2 comments:

  1. may..

    lanjuuutt..
    udh seru ini..>///<

    jadi anya sm zhoumi 1 perguruan ya??xDD

    di lanjut ya mai,aku udah mulai dpt gambaran alur ceritanya..

    author may, hwaitiiing..^o^/

    ReplyDelete
  2. oiya!!! saya lupa tanyaaa!! ini tiba2 para vampire muncul di sekolah, gmana cerita ya. saya penasaran nunggu dceritainnya *>_<* tangan kibum dingin .... karna dy vampire ya .____.
    kibum - jungchul mirip? lol
    beruntung seuljin dpt kenal'a ama kibum yg baik(?) lol

    KWANGHEE!! KETUA CHEERLEADER!!?? OMG!! DUNIA GEMPAR!!! dia menyalurkan bakatnya dg sgd pas! =='
    taeheon - nayoung juga? .___. udh lama donk klo udh skelas ama seuljin dr dulu? .___.

    mugung suka beast? xD pas bgd saya baca pas beast-nya udh di indo ini lol

    sungyoung? .___. ini saya khan? .___.
    saya koq bs kenal para vampire :O saya kira saya manusia :O
    ooh. tnyata saya guardian toh ya 8D saya lupa. hoho =='

    whoah! apa yg terjadi pada minwoo dan hami D:
    bahaya! jgn2 lucifer mulai beraksi :O

    Stella.

    ReplyDelete