Just You
Chapter 2
CHAPTER TWO
“Yoboseyo, Hyomi,” sapa Minna pada ponselnya, “jangan khawatir, eonni akan segera pulang setelah menyelesaikan ketikan ini. Kau istirahatlah dulu. Sungguh, tidak ada masalah, eonni baik-baik saja. Ne… sampai ketemu besok, Hyomi.”
Minna meletakkan ponselnya dengan lelah. Belum debut saja, tawaran untuk Hyomi sudah mulai berdatangan. Minna harus selektif memilih tawaran mana yang kira-kira bisa menaikkan popularitas awal Hyomi. Malam ini, tiba-tiba saja datang tawaran yang meyakinkan untuk Hyomi. Itu adalah tawaran acting di salah satu drama KBS yang berjudul “Midnight Hope”. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan Minna. Yang pertama adalah, dia sudah pernah membaca novel Midnight Hope dan itu novel best seller, jadi akan berpengaruh besar ketika novel itu dipilih untuk ditampilkan sebagai drama. Yang kedua, pemeran utama pria di drama itu adalah Im Siwan, salah satu member ZE:A yang terkenal dengan bakat aktingnya yang luar biasa. Bisa menempatkan Hyomi sebagai lawan main Siwan akan menguntungkan dan membahayakan di sisi lainnya.
“Kalau Hyomi bisa berperan baik, ini akan meningkatkan popularitasnya, menumpang Siwan. Tapi kalau Hyomi tidak berhasil… dia akan terpuruk,” gumam Minna, “aku akan menanyakan ini pada Hyomi besok, tawaran ini tidak bisa menunggu lama. Aku cukup bersyukur Hyomi mendapat tawaran ini duluan karena perusahaan mengharapkan Hyomi dibantu debutnya oleh Siwan. Yah… lihat saja apa Hyomi akan menyanggupinya atau tidak.”
Minna membereskan barang-barangnya ke dalam tas tangannya yang besar, merenggangkan tubuhnya yang pegal-pegal sejenak sambil menunggu komputernya di shut down. Minna melirik jam kecil di mejanya, sudah jam 11 malam, wajar Hyomi khawatir tadi. Minna memastikan listrik di ruangannya sudah dimatikan sebelum meninggalkan ruangan itu. Begitu keluar, hanya tersisa penerangan remang-remang di gedung Star Empire. Dalam hatinya, Minna berusaha mengingat jalan menuju lift. Begitu sampai di depan lift, betapa kagetnya Minna menyadari lift sudah tidak beroperasi lagi.
“Andwae…” keluh Minna, “aku harus cari tangga kalau begitu.”
Minna berjalan lurus ke ujung, selalu berpikir tangga di suatu gedung letaknya pasti di ujung. Tapi, Minna melihat ada tangga setelah berjalan melewati empat ruangan. Dia memutuskan untuk turun lewat tangga itu. Setelah menuruni dua lantai, tidak ada tangga lanjutan yang membawa Minna bisa turun lagi.
“Ini harusnya di lantai tiga. Sial… kenapa gedung ini begitu membingungkan sih?” tanya Minna, mengerutkan dahinya.
Minna berputar, menuju ujung lantai, tapi tidak menemukan tangga. Dia berjalan ke ujung satunya, tapi juga tidak menemukan tangga yang dicarinya. Minna berputar lagi, berharap dia tidak teliti tadi, tapi…
“GEDUNG INI TIDAK PUNYA TANGGA!”
Minna menarik keluar ponsel dari sakunya, baru saja dia akan menekan nomor Hyomi, ketika dia berpikir… tidak ada gunanya menelepon Hyomi. Pertama, Minna akan sulit menjelaskan pada Hyomi posisinya sekarang. Kedua, Minna tidak ingin mengganggu istirahat Hyomi. Dia menyandarkan dahinya ke tembok dengan frustasi, merasakan hawa dingin dari tembok itu menjalar mendinginkan kepalanya.
“Aku selalu begini… makanya eomma tidak pernah percaya untuk melepasku sendirian di Seoul. Harus berapa kali lagi aku tersesat? YAAAAAA~ KIM MINNA BABO!!! Eoddeohke? Ryeowook oppa… eoddeohke?” tanya Minna.
Otak Minna macet, dia ingin menangis. Begitulah dia, ini bukan terjadi sekali dalam hidupnya. Sejak dulu Minna memang punya kecenderungan untuk tersesat di suatu tempat. Dia punya kesulitan untuk beradaptasi dengan tempat baru, biasanya dia butuh waktu satu tahun penuh untuk menghafalkan denahnya. Apalagi, Minna sekarang belum sampai tiga bulan beraktivitas di gedung Star Empire. Dulu, Ryeowook selalu hadir untuk menyelamatkan Minna. Dia dengan kehangatannya, kasih sayangnya, perhatiannya… namun dia tidak akan hadir lagi sekarang. Sekalipun Minna begitu ingin bertemu dengan Ryeowook…
“Oppa… oppa… bogoshipo…”
Minna mulai menangis dan ini pertanda otaknya tidak akan bekerja normal lagi. Isakannya terdengar memilukan… dia bukan hanya bersedih karena tersesat, tapi juga karena dia merindukan Ryeowook. Minna merindukan Ryeowook lebih dari apapun. Senyumnya, suaranya, nyanyiannya, denting piano ketika jari-jari indahnya memainkan nada-nada menakjubkan, masakannya… segalanya.
“Kim Minna-sshi?” tanya suara seorang pria.
Minna mengira dia berhalusinasi mendengar suara pria memanggilnya… Dia mengira dia baru saja merasa mendengar Ryeowook memanggilnya, dan itu sangat tidak mungkin… Isakan Minna terhenti. Tidak… Ryeowook tidak akan memanggil Minna “Kim Minna-sshi”! Tidak mungkin ada akhiran –sshi yang digunakan Ryeowook! Minna mendengar langkah-langkah mendekatinya dan dia semakin ketakutan. Hal-hal menakutkan berkelebatan di otak Minna… sudah tengah malam… dia sendirian… suara pria… langkah-langkah… Dan Minna yakin dia siap mati ketika dia merasakan sentuhan di bahunya.
“Kyaaaaaaaaa!!!” teriak Minna sekencang-kencangnya.
“Ah, mianhamnida, Minna-sshi. Saya… tidak bermaksud menakuti Anda.”
Rupanya keterkejutan Minna membuat otaknya bekerja perlahan. Dia mundur dua langkah dan menoleh untuk melihat sosok hantu yang begitu sopan padanya. Rupanya sosok itu bukan hantu. Sosok itu padat dan meyakinkan Minna bahwa itu manusia. Itu hanya pria tampan dan malang yang barusan dikira hantu oleh Minna. Bagaimana bisa ada hantu begitu tampan? Pria itu memakai kaos berlengan panjang dengan motif garis-garis berwarna-warni, lengkap dengan celana jeans panjang. Poni panjang membingkai wajahnya yang tirus; rambutnya hitam, tebal dan tampak halus; alisnya tebal dengan mata bulat, hidungnya mancung, bibirnya mungil… dan sejenak Minna mengira dia melihat Ryeowook. Wajah pria ini mengingatkan dia pada sosok Ryeowook sekitar lima tahun yang lalu. Tapi wajah ini juga mengingatkan Minna pada sosok yang lain, lebih dari Ryeowook… rasanya dia mengenal pria ini, atau setidaknya, pernah melihat pria ini entah dimanapun di belahan dunia ini…
“Ada yang bisa saya bantu, Minna-sshi? Saya mendengar jeritan Anda, jadi saya pikir… Anda sedang dalam kesulitan,” ujar pria itu.
Satu lagi yang membedakan pria ini dari Ryeowook… suaranya. Suaranya tidak sehalus suara Ryeowook dan ini yang membuat Minna sadar-sesadar-sadarnya bahwa dia benar-benar bukan Ryeowook. Minna menghapus air matanya dan seketika merasa bodoh. Untuk pertama kalinya dia terlihat menangis di depan pria lain selain Ryeowook.
“Mi… mianhamnida, saya tidak bermaksud tidak sopan pada Anda tadi. Jeongmal mianhamnida…” sesal Minna, suaranya masih tercekat.
“Gwaenchana. Apa yang Anda lakukan disini? Jarang sekali ada orang berlama-lama di daerah ini.”
“Itu… err… lift-nya tidak berfungsi dan aku menuruni tangga dari lantai lima…”
“Oh, Anda pasti memilih tangga tengah? Tangga tengah memang hanya mengarah ke lantai extension ini, jadi tidak ada tangga lainnya disini. Anda harus naik selantai lagi, lalu memilih tangga paling ujung kiri untuk turun,” jelas si pria, kali ini tersenyum tipis.
Minna mengakui dalam hatinya bahwa pria ini tampan, bahkan terlalu tampan kalau dia tersenyum. Andaikan penerangan tidak seredup ini, Minna pastilah bersyukur bisa menyaksikan sosok indah di hadapannya ini. Kedengarannya memang agak berlebihan, tapi sungguh, pria itu tampan ketika tersenyum.
“Saya juga ingin pulang, bagaimana kalau kita turun bersama?” tawar si pria.
Minna mengangguk menyetujui ajakan si pria. Dia berusaha mengimbangi langkah lebar si pria sepanjang perjalanan. Minna sangat percaya pada si pria hingga dia tidak memperhatikan dibawa kemana dirinya (kebiasaan buruknya, ini jugalah yang membuatnya jarang bisa melepaskan diri dengan cepat ketika tersesat). Mata Minna sesekali melirik wajah si pria, penasaran pernah dilihatnya dimana pria ini. Udara sejuk menerpa kulit wajah Minna dan membuatnya sadar dia sudah di depan gedung Star Empire. Si pria sudah mengucapkan selamat malam pada satpam yang berjaga di depan pintu.
“Ada sesuatu yang ingin Anda bicarakan?” tanya si pria sopan, menyadari lirikan mata Minna sejak awal.
“Oh… itu… err… darimana Anda tau nama saya?”
“Saya mendengar teriakan Anda tadi. Anda meneriakkan nama Anda kan?” tanya si pria.
“Oh iya…”
Minna merapikan poninya dan tampak bodoh lagi. Dia tampaknya sudah cukup mempermalukan dirinya di hadapan pria ini beberapa kali hanya dalam satu malam.
“Dan… err… nama Anda?”
“Oh, mianhamnida… lupa memperkenalkan diri. Jung Heechul-imnida.”
Bahkan nama itu terdengar indah di telinga Minna. Dia buru-buru menundukkan badannya.
“Kim Minna-imnida.”
Heechul tersenyum lagi dan membuat otak Minna blank beberapa saat. Namun tiba-tiba…
“Oh, Anda! Anda adalah member ZE:A, benar bukan?” tebak Minna.
“Oh ya… Anda mengenali saya. Saya rapper ZE:A,” jawab Heechul.
Minna merasa puas pada dirinya untuk pertama kalinya hari ini. Tebakannya tepat, pantas dia merasa tidak asing dengan Heechul.
“Anda pulang sendirian? Ingin pulang bersama?”
“Saya bawa mobil.”
Minna menunjukkan kunci mobil ke hadapan Heechul.
“Baiklah kalau begitu. Sampai ketemu lain kali.”
Ketika Minna menoleh, dia melihat Heechul masih terpaku di tempat tadi memandangi kepergiannya, dan hal ini membuatnya sedikit gugup. Minna masuk ke Hyundai merahnya, lalu memberanikan diri melihat Heechul lagi. Dia masih disana, bahkan tersenyum tipis pada Minna. Dia menjatuhkan kunci mobilnya, mengambilnya dengan gugup, menusukkan kuncinya dan mencoba menghidupkan mobilnya. Tapi mobil Minna bergeming. Aneh, dia mencoba sekali lagi, namun mesin mobilnya tidak mau hidup. Minna mulai mengotak-atik mobilnya dengan panic, namun seketika mendengar ketukan di kaca mobilnya. Heechul mendatanginya. Minna membuka pintu mobilnya.
“Ada apa dengan mobil Anda?” tanya Heechul.
“Tidak mau hidup.”
“Sini, biar saya coba.”
Minna turun dan membiarkan Heechul masuk. Entah apa yang dilakukan Heechul pada mobil automatic yang diberikan perusahaan pada Minna itu, mesin mobil itu hidup. Minna merapikan poninya, yakin wajahnya merah sekarang sambil mengumpat ringan. Ini pasti gara-gara dia seorang pengendara baru.
“Saya antarkan Anda pulang saja,” putus Heechul.
“Ah tidak, saya tidak ingin merepotkan Anda.”
“Tidak merepotkan koq, sungguh. Saya rasa Anda masih sedikit shock karena kejadian di dalam tadi?”
Minna mengumpat dalam hatinya, menyetujui perkataan Heechul. Beberapa menit kemudian, Minna menemukan dirinya duduk di samping Heechul yang mengendarai mobilnya, berjalan mulus menuju apartemennya.
“Apakah Anda seorang trainee?” tanya Heechul.
“Oh, bukan. Saya managernya Lee Hyomi.”
“Oh, Hyomi-sshi… saya mengenalnya. Jadi apakah Hyomi akan menerima tawaran acting bersama Siwan hyung?”
“Entahlah, namun saya akan membujuknya. Jelas itu adalah tawaran yang baik.”
“Anda harus membujuk Hyomi. Saya yakin Siwan hyung bisa membimbing Hyomi nantinya,” yakit Heechul.
Hyundai merah Minna sudah terparkir dengan baik di areal parkir apartemen. Keduanya turun dari mobil dan Heechul menyerahkan kunci mobil pada Minna. Senyum kembali terlukis di wajahnya.
“Saya akan mengajak Anda mengelilingi Star Empire supaya Anda tidak tersesat lagi lain kali.”
“Ah itu… gomapseumnida, Heechul-sshi. Saya benar-benar berhutang atas… segalanya.”
“Gwaenchana. Sampai ketemu lagi dan selamat beristirahat.”
“Anyeong…” pamit Minna sambil melambai pada sosok Heechul.
Minna baru tau bahwa seorang rapper yang kelihatan arrogant saat bernyanyi ternyata sangat ramah di kehidupan aslinya. Otomatis Minna memikirkan sosok Heechul sepanjang sisa malam itu dan berniat setengah memaksa Hyomi untuk menerima tawaran acting bersama Siwan. Dengan ini, Minna akan lebih mudah bertemu Heechul…
“Yaaaaaah~ Kim Minna, apa sih yang kau pikirkan? Apa hanya karena dia muncul dan menggantikan posisi Ryeowook oppa untuk menyelamatkanmu sekali saja, kau langsung tersentuh begitu saja? Babo ya!!!”
Minna menutup wajahnya dengan bantal dan langsung terlelap. Malam itu, dia memimpikan Ryeowook lagi…
***
waah. . . Chapter 2 ada jungchul meeen!
ReplyDeleteUnni, z jd curiga neh ama unni! (?) Haha!
Hiyaaahh...
ReplyDeleteminna pake acara nyasar xDD
Duh, sedih amat itu pas nangis kangen wookie :'(
Eh, tebakan gw bener!
Itu yg nyapa si Jungchul! XD
Untunglah ada Jungchul yg nolongin :D
Minna orangnya panikan yak keknya...
Me ngak mo nyala gitu mobilnya xD
Ditunggu lanjutannya :D
WHOAH! Kaget saya, pas bgd!! Hyomi lawan maen'a Siwan XD
ReplyDeletepadahal saya pikir udh enak tuh maen'a ama 1 perusahaan jd lbh terbantu.
tnyata minna pemikiran'a lbh jauh lg soal klo gagal, hyomi akan makin terpuruk, iyah jg sie, blom debut, udh dtawarin jd peran utama gtu? :O
“GEDUNG INI TIDAK PUNYA TANGGA!”
[!] OMG!!! ini antara saya mao ngakak(?) tapi jg tragis buat minna =='
lmao ini sedih bgd terperangkap di kantor perusahaan sendiri u__u
ada ryeowook!! xD ryeowook kakak'a minna kah? 8D
SOSOK HANTU YG BEGITU SOPAN PADANYA LOL YG INI LUCU DESKRIPSIANNYA 8D
kali ini pasti Jungchul tampil!! XD
rofl minna lucu bgd itu. grog gitu. masukkin kunci mobil ajah pake jatoh sgala xD mana pas bgd lg, mobilnya nggak mao nyala, ayooo pulang brg jungchul!! 8D
minna pasti bener2 malu dhe, nggak ada satupun hal yg bener dy lakuin stelah ktemu ama jungchul smalem xD udh tersesat, buka kunci mobil grogi, mobil nggak bs nyalainnya, mesti dianter pulang jg lol
gubrak. minna yg tadi'a keren2 dan klyata kompeten(?) pas nimbang2 tawaran buat hyomi tiba2 jd terbawa emosi gini, maen langsung mao maksa hyomi buat maen ama siwan biar bs ktemu jungchul lol
ini jd ryeowook sapa'a minna sie? :O keknya koq lebih dr skedar kakak .__.
tapi masa minna slingkuh ke jungchul dr ryeowook sie u___u
-Stella.
Eonn kita sehati. Sama2 suka nyasar #plak
ReplyDeleteDan apakah hubungan Ryeowook oppa dan Minna?? jeng jeeeng
Kalo boleh kasih saran ya eonn, karakter arogan tapi baik hati itu udah biasa eonn kalo menurutku. bagusan arogan nyebelin, tapi diem2 syg sama kitaa. Kyaaaa #plak
alurnya bagus eonn. Mengalir. Ga cepet ga lambat. Great :)