Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Thursday, 22 March 2012

The X Life Story 2 chapter 13

The X Life Story 2
Chapter 13

Amelz menghela nafas. Sekali, dua kali, tiga kali. Kibum mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya ke Amelz di sampingnya. Amelz masih memandangi laptop, tapi jelas-jelas pikiran Amelz tidak disitu. Mereka berdua sedang berbaring tengkurap di ranjang Kibum, memandangi laptop masing-masing. Kibum main game, sedangkan Amelz sibuk dengan Twitter-nya. Kibum dan Ryeowook baru menyelesaikan wajib militernya hari ini dan lusa akan segera bergabung lagi dengan Suju untuk melanjutkan sushow 6.

“Kau kenapa, Amel?” tanya Kibum heran, “kau tidak bahagia aku sudah pulang?”
“Bukan begitu. Ah sudahlah, oppa kan lusa akan pergi lagi juga,” cibir Amelz.
“Mianhae… tapi aku akan sering pulang. Aku tidak akan mengambil proyek apapun sampai sushow selesai, malahan aku berencana menambah break satu bulan lagi.”
“Ya sudah.”

Amelz pura-pura cemberut, tapi setelahnya tertawa. Kibum juga tertawa.

“Sebenarnya aku merasa bersalah padamu. Aku bilang mau melindungimu, tapi aku malah harus mulai sibuk lagi.”
“Tenang oppa, sekarang aku dalam pengawasan ketat teman-teman disini. Aku juga tidak akan terlalu bodoh untuk mempercayai siapapun di luar mereka, Suju oppadeul dan keluarga intiku.”
“Dan kalau kau melakukan sesuatu seperti berangkat atau apalah, kabari aku dulu, oke.”
“Iya, posesif oppa.”
“Kau ini!” ucap Kibum sambil menjitak kepala Amelz.

Keduanya tertawa lagi.

“Tapi kau sepertinya memikirkan sesuatu.”
“Memikirkan banyak hal, sebenarnya, oppa.”
“Kenapa? Kau tidak perlu memikirkanku, aku kan disini.”

Amelz menyipitkan matanya, bertanya dalam hati, sejak kapan Kibum menjadi narsis. Kibum hanya tersenyum lebar, membuatnya tampak makin tampan. Amelz mendengus dan mencubit hidung mancung Kibum.

“Oppa yang narsis, aku tidak memikirkanmu! Aku memikirkan Rini dan May!”
“Memangnya mereka kenapa?”
“Oppa tidak tau Ryeowook oppa dan Key oppa bertengkar?”
“MWO?” jerit Kibum.
“Dan May… hamil.”
“Lalu kenapa…?”

Daripada Kibum banyak bertanya, mulailah Amelz bercerita tentang masalah Rini dan May. Amelz melewatkan bagian Rini yang NC-an dengan Key, tapi bercerita bahwa Rini dan Key saling mencintai dan mereka kepergok oleh Ryeowook sedang kissing, juga Ryeowook yang meninju Key. Tentang May, Amelz juga cukup pintar untuk melewatkan bagian May NC-an dengan Jungchul, tapi yang membuat May pusing adalah dia telah membagi hatinya untuk dua orang. Kibum tampak shock mendengar cerita Amelz.

“Itulah… mereka curhat denganku.”

Sekarang mereka berdua sama-sama menghela nafas panjang.

“Pantas… belakangan ini aku melihat Wookie murung. Entah apakah dia pergi menemui Rini atau tidak hari ini. Rini, saking takutnya, tidak berani menjemput Wookie tadi?” tanya Kibum.
“Benar, oppa. Kami sudah membujuknya, tapi dia tidak mau. Aku masih tidak tau apa rencana Rini berikutnya, aku dan Julie perlu berdiskusi sepertinya.”
“Dan May… apa dia tidak berniat menghentikan semua ini? Berapa usia kandungannya sih?”
“Sudah dua bulan. Kami sudah menyuruhnya berhenti, tapi May pasti menangis kalau kami bilang tentang itu. Dan Jungchul… mungkin oppa belum mengenalnya seperti Ryeowook oppa mengenalnya, atau setidaknya Julie yang sudah beberapa kali bertemu dengannya… dia… pria yang baik. Kami juga kasihan padanya kalau May harus meninggalkannya.  Sekarang kami semua jadi dilemma dan merasa mengkhianati Yesung oppa.”
“Kalau begitu pilihan May hanya satu, yaitu jujur pada Yesung hyung, sebelum dia tau semua itu  sendiri dan mengamuk.”
“Jujur? Bukannya itu sama saja dengan menyuruh May bunuh diri, oppa?”
“Tidak juga. Itu lebih baik daripada Yesung hyung tau duluan dia dikhianati. Lagipula, hati Yesung hyung sangat lembut. Dia bisa dibujuk di waktu yang tepat, ketika suasana hatinya bagus,” usul Kibum.
“Aku akan sampaikan itu pada May nanti. Aku harap bisa membantunya. Dalam keadaan hamil begitu, dia malah terlihat pucat dan tidak sehat, oppa. Kasihan sekali. Aku khawatir bayinya akan kena efek juga lama kelamaan.”
“Kalau begitu kita kunjungi dia besok. Aku juga ingin melihatnya.”
“Aku akan mengabarinya.”

Amelz meraih ponselnya dan sibuk mengetik SMS. Kibum tiba-tiba mendapat ide, lalu mengirim SMS ke suatu nomor. Tak lama kemudian, balasan masuk ke ponselnya dan dia tersenyum.

“Daripada kau juga berkeluh-kesah dan bingung dengan masalah teman-temanmu, bagaimana kalau kita bermalam di luar?”
“Hah, apa? Kita mau kemana, oppa? Sekarang sudah jam 8 malam.”
“Tidak apa, toh kesana hanya setengah jam saja. Kau tidak perlu bawa apa-apa. Kajja.”

Sebelum Amelz sempat bertanya lagi, Kibum sudah menggandeng tangannya. Keduanya masuk mobil Kibum, dan Kibum hanya tersenyum dan tidak menjawab ketika Amelz (yang rasa penasarannya tinggi) bertanya akan dibawa kemana dia. Namun sepertinya mereka keluar agak pinggiran dari Seoul. Mobil akhirnya diparkir di suatu kompleks penginapan.

“Kita… ke penginapan? Kenapa, oppa?” tanya Amelz bingung.
“Supaya kau bisa menghilangkan stress-mu. Ayo, kau akan lihat sendiri.”

Amelz mengagumi kompleks penginapan yang tidak pernah dikunjunginya ini. Setelah melewati gerbang, Amelz bisa melihat villa-villa kecil yang terpisah dalam jarak tertentu di bukit di belakang sana. Kibum menggandeng Amelz memasuki gedung utama yang agak besar dan mereka menghadapi meja resepsionis.

“Selamat malam, tuan dan nona. Apakah Anda sudah memesan sebelumnya?” tanya seorang resepsionis dengan senyum manisnya.
“Sudah. Aku memesan atas nama Kim Kibum.”
“Oh, baik, kami akan mengantar Anda berdua langsung ke penginapan nomor 42.”

Seorang bellboy mengantar mereka ke villa yang agak tinggi di perbukitan, ketika sampai di villa kecil itu, Amelz terengah-engah.

“Silakan telepon jika Anda butuh sesuatu, tuan,” ujar si bellboy.
“Gomapseumnida,” sahut Kibum.

Amelz memandangi villa kecil ini. Tidak bisa dibilang kecil sebenarnya, villa ini tampak mirip apartemen. Ada ruang tamu yang terdiri dari satu set sofa dan meja, di belakang ada dapur kecil, dan ada pintu di seberang ruang tamu. Amelz membuka pintu itu, dan ternyata yang lebih luas dari dapur dan ruang tamu itu adalah kamarnya. Amelz belum pernah melihat ranjang sebesar itu, dan matanya terbelalak melihat pintu besar yang terbuat dari kaca di kamar itu yang mengarah keluar, mengarah ke…

“Omona, oppa… kolam apa itu?” tanya Amelz, menunjuk keluar.
“Amel, kita di penginapan pemandian air panas. Tenang saja, kolam itu milik pribadi kita. Aku sengaja memesan villa kecil yang agak tinggi jadi kita dapat fasilitas kolam kecil. Kalau villa-villa di bawah, mereka hanya mendapat air panas dari keran saja.”

Amelz membuka pintu itu dan melihat kolam itu mengeluarkan asap hangat. Kolamnya lumayan luas, misalnya ada 5 orang yang berendam, masih ada ruang untuk mereka berenang di sana. Ada tembok tinggi yang terbuat dari batu alam yang menutupi daerah belakang villa ini, jadi dipastikan mereka mendapat cukup privasi. Amelz melangkah ke tepian kolam dan menyentuh permukaan kolam dengan jarinya, jarinya langsung terasa hangat.

“Ini pemandian alami. Sumber air panasnya ada di atas gunung dan pengelola penginapan ini mengatur aliran airnya sedemikian rupa ke tiap villa yang ada disini. Ada tujuh tingkat villa disini, jadi masih ada tiga tingkat lagi di atas villa kita sekarang, Cuma kupikir kau akan capek diajak ke tempat yang terlalu tinggi. Tadi saja kau sudah terengah begitu.”

Amelz berdiri dan berkacak pinggang, membuat Kibum mendengus tertawa.

“Jangan cela aku dong oppa,” protes Amelz.
“Aku bercanda. Aku yakin dengan berendam stress-mu akan hilang, jadi kau berendam saja sekarang.”
“Mana handuknya?”
“Untuk apa kau mencari handuk? Disini Cuma ada kita berdua. Nanti kalau kau mau selesai, aku baru ambilkan handuknya.”

Amelz memicingkan matanya, tapi memutuskan untuk mengabaikan Kibum. Dia membelakangi Kibum dan membuka kaosnya, berikut celana jeans-nya. Dengan Cuma mengenakan bra dan underwear, Amelz turun ke kolam. Ketika air panas itu melingkupi dirinya, Amelz merasa tenang… pikiran-pikiran yang membuatnya stress seakan menguap bersama uap panas itu. Amelz berenang kesana kemari dan menyadari ternyata kolam itu cukup dangkal, dia bisa mencelupkan dirinya dan menginjak dasar kolam tanpa membuat kepalanya basah.

“Air panas alami bisa membuat kulitmu sehat. Kau lihat saja nanti hasilnya kalau sudah berendam lama.”

Amelz baru sadar Kibum ada bersamanya. Kibum berjongkok di tepian kolam, menumpuk handuk di sana.

“Oppa tidak ikut berendam?” tanya Amelz.
“Tidak. Yang butuh berendam dan menghilangkan stress kan kau.”
“Kan ini juga bisa membuat kulit berharga oppa sehat.”

Kibum tertawa dan menyadari tidak akan bisa menang berdebat melawan Amelz. Amelz kaget ketika Kibum menelanjangi diri, benar-benar naked dan turun ke kolam. Amelz memalingkan wajahnya yang memerah karena baru saja melihat pemandangan mengejutkan. Jantungnya tiba-tiba berdetak tidak normal.

“Apa perlu naked seperti itu.”

Kibum berenang mendekati Amelz yang sedang menggerutu dan memunggunginya itu. Kibum langsung memeluk pinggang ramping Amelz dan membuat Amelz melonjak.

“Kenapa kau berbicara sendiri? Ada aku disini.”

Jantung Amelz makin lemah ketika merasakan sentuhan kulit Kibum di lehernya dan punggungnya. Dada dan abs Kibum rasanya tercetak jelas di punggung Amelz. Amelz yakin tubuhnya akan meledak saking panasnya, dan wajahnya sudah bisa dipastikan semerah tomat sekarang. Bahkan ketika Amelz merasakan junior Kibum menekan pantatnya, dia yakin dia bisa pingsan saking lemasnya. Kibum perlahan membalik tubuh Amelz.

“Omo! Kenapa wajahmu semerah itu? Apa kau sudah kepanasan? Ingin naik sekarang?” tanya Kibum bertubi-tubi.
“Salah oppa aku jadi kepanasan!”
“Loh, kenapa?”
“Untuk apa naked seperti itu sih!”
“Jadi… kau malu melihatku menelanjangi diri sendiri di depanmu? Padahal kan kita sudah sering melakukannya, Amel…”
“Itu kan situasinya lain, oppa.”
“Lagipula, kau harus naked supaya kulitmu tidak belang. Kubantu, yah…”

Amelz tau Kibum bukannya mau membantu, tapi malah mau mencelakainya. Tangan Kibum merayap ke punggung Amelz untuk membuka pengait bra Amelz (berikut melemparkan bra Amelz keluar kolam) lalu menyelam sejenak untuk membuka underwear Amelz (sama, dilemparkan begitu saja juga). Begitu keluar lagi ke permukaan kolam, Kibum merapikan rambut basahnya dan tersenyum pada Amelz.

“Biarkan kedua daerah berhargamu itu juga sehat,” kata Kibum.

Amelz terpaku melihat senyum Kibum. Kibum sedang mengerjainya. Semakin lama, Kibum semakin mendekatinya, mendesak tubuh Amelz di tepian kolam. Kibum meletakkan tangannya di sisi tubuh Amelz, menahan Amelz untuk lari darinya, lari dari pesonanya.

“Ternyata… Amel-ku lemah di daerah hangat…”

Amelz jelas tidak bisa menghindar ketika Kibum merengkuhnya ke dalam pelukannya sambil mencium bibirnya. Setelah merasa sekujur tubuhnya hangat, kini dia merasa bibir dan seluruh tubuhnya terlalu panas. Kibum menguasai Amelz seluruhnya. Dalam hati, dia bahagia bisa membuat Amelz tidak berdaya kali ini, karena selama ini Amelz selalu sulit ditaklukkan, termasuk dalam soal bercinta. Kibum menyelipkan lidahnya dalam mulut Amelz, mengabsen gigi Amelz dan menggoda lidah Amelz, sementara tangannya mulai menyentuh dada Amelz… jari-jarinya menggelitik nipple Amelz, melemahkan Amelz begitu saja. Kibum menghentikan ciumannya agar Amelz bisa bernafas (nafasnya putus-putus), Kibum mulai bergerilya di leher Amelz, membuat berbagai bentuk kissmark disana… pikiran Amelz mulai tidak pada tempatnya… Kibum mengambil nafas panjang untuk menyelam dan menyerang payudara Amelz di bawah sana. Tidak tinggal diam, jari-jari Kibum menusuk vagina Amelz, menggoda klitorisnya. Amelz mendesah dan merasa akan gila kalau Kibum masih terus melakukan ini padanya… perasaan ini terlalu nikmat. Sesekali Kibum keluar ke permukaan hanya untuk mengambil nafas panjang atau mengecup bibir Amelz, lalu turun lama sekali untuk menggigit tubuh Amelz… Kibum tidak tau apakah Amelz sudah mengeluarkan cairan vaginanya atau belum, tidak bisa dibedakan di dalam air. Amelz benar-benar tidak berdaya, tidak sanggup balik menyerang Kibum, hanya bisa mengerang makin lama makin keras. Kibum naik lagi dan berbisik padanya.

“Jagiya… apa kau sudah siap?” tanya Kibum.
“Oppa… jangan… jangan disini… aku bisa… gila…”

Kibum mengabaikan permintaan Amelz kali ini, lalu mendorong juniornya memasuki vagina Amelz. Kaki mereka berpijak di dasar kolam, jadi mereka melakukannya mirip seperti bercinta dalam posisi berdiri, hanya saja ini berdiri di dalam air. Junior Kibum seakan membakar tubuh Amelz melalui dinding vaginanya… saat juniornya itu menggesek dinding vagina Amelz…

“Oppaaa… aaaaaah… i… ini…”
“Kau tidak akan melupakan ini… jagiya… nikmat, kan?”
“Hhh… iyaaaaa…”

Tubuh keduanya mengeluarkan hawa panas… permainan mereka makin panas… sementara Amelz lemah dalam kondisi hangat, yang sebaliknya justru terjadi pada Kibum, yang semakin kuat di daerah hangat… Kibum memeluk tubuh Amelz erat saat menekan juniornya ke dalam vagina Amelz dan Amelz bahkan tidak bertenaga lagi untuk balas memeluk Kibum… kepalanya terkulai lemas ke dada Kibum, terkadang Amelz menggigit dada Kibum untuk melampiaskan gairah di dalam dirinya… Dengan posisi berdiri, junior Kibum selalu menekan klitoris Amelz, malah semakin lama rasanya junior itu menekan semakin kuat, hingga tubuh Amelz menggelinjang…

“Oppa… faster… faster…” desah Amelz.

Tidak ingin mengecewakan Amelz, Kibum mempercepat gerakannya… vagina Amelz terasa basah dan licin di dalam air… dan ketika menyemprotkan spermanya, Kibum menekan pantat Amelz untuk memastikan Amelz juga merasakan kenikmatan yang meledak dari dalam dirinya. Keduanya terengah setelah bercinta begitu hot.

“Aku… tidak bertenaga lagi, oppa.”
“Tapi kita harus keluar dari kolam sebelum… kita pingsan. Ayo, Amel, kubantu.”

Amelz sedikit merasa kehilangan ketika junior Kibum tercabut dari vaginanya, lalu Kibum menggandeng Amelz untuk berjalan menuju tepian kolam. Kibum naik duluan, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Amelz naik. Berikutnya dia mengambil sehelai handuk untuk mengeringkan Amelz. Dia menghapus butir-butir air di tubuh Amelz dengan teliti. Amelz tersenyum melihatnya, lalu gantian mengambil handuk yang lain.

“Oppa… oppa juga perlu mengeringkan diri.”

Amelz juga mengeringkan tubuh Kibum dengan telaten. Tubuh mereka masih hangat ketika masuk ke kamar kembali. Amelz menoleh kesana kemari.

“Oppa, disini tidak ada AC?” tanya Amelz bingung.
“Karena kita tidak butuh AC. Coba berbaring di ranjang.”

Amelz mengikuti Kibum untuk berbaring di ranjang raksasa itu, dan seketika merasa ranjang itu berbeda dari ranjang biasanya. Terlalu lembut, sejuk dan… melayang. Ya, rasanya seperti melayang, dan bahkan dengan sedikit gerakan tubuh, ranjang itu bergoyang cukup hebat.

“Oppa, apa ini?”
“Ini ranjang air. Baru pertama kali tidur disini? Bagaimana rasanya?”

Amelz sedikit menghentakkan tubuhnya dan ranjang itu bergoyang lagi.

“Whoa, menyenangkan! Aku tidak tau kalau ranjang ini juga bisa memulihkan energy kita!”
“Yah, itu konsep penginapan ini sih. Setelah suhu tubuhmu stabil, nanti suhu di ranjang air ini juga akan menyesuaikan diri dengan suhumu itu. Suju pernah menginap disini, waktu kami masih ber-13, dan kami menyewa empat kamar,” cerita Kibum, “dengan ranjang seluas ini, kami merasa cukup nyaman tidur bertiga atau berempat.”

Amelz tengkurap dan menopang dagu dengan tangannya, memandangi wajah Kibum.

“Dengan siapa oppa kebagian kamar waktu itu?”
“Dengan Shindong hyung dan Siwon hyung. Masih terasa lumayan luas.”
“Wah… kurasa kita harus sering-sering kesini, oppa. Aku benar-benar merasa segar.”
“Bagaimana kalau kita ajak semuanya kesini sekalian?”
“Oppa benar. Pasti akan seru. Dan… sekarang energiku kembali seperti semula, sekaligus stress-ku hilang.”
“Baguslah kalau begitu.”
“Dan aku…”

Amelz bergerak perlahan untuk berpindah ke atas tubuh Kibum. Kibum mematung. Amelz meraba dan menelusuri dada Kibum dengan jari telunjuknya, wajahnya memandangi Kibum seduktif.

“Akan balas dendam atas perlakuan oppa tadi,” bisik Amelz.
“Oh, tidak, Amel… maafkan aku…”
“Sudah terlambat.”

Kibum hanya bisa pasrah ketika Amelz menyerangnya… entah berapa jam mereka habiskan untuk bercinta malam itu, yang pasti keduanya menikmatinya… sebelum Kibum kembali sibuk, Amelz harus membuatnya benar-benar bisa merasakan keberadaan Kibum bersamanya…

Mobil Kibum melaju di jalanan kota Seoul di pagi hari jam tujuh. Amelz di sampingnya, sedang berbicara di ponsel.

“Yoboseyo, May, kau dimana? Oh, aku dan Kibum oppa akan kesana dalam kurang dari 20 menit… Oh, Jungchul akan kesana juga? Baiklah, biarkan saja dia datang, Kibum oppa ingin berkenalan dengannya… Tunggu kami ya. Sampai bertemu.”

Amelz menutup ponselnya.

“Dia menerima kunjungan kita?” tanya Kibum.
“Ya, oppa. Sekalian saja oppa bertemu dengan Jungchul, dia akan segera kesana.”

Mobil Kibum terhenti karena kemacetan lalu lintas. Setelah 20 menit lamanya mereka terjebak, Amelz mengeluh.

“Oppa, tidak bisakah kita memilih jalan yang lain? Kurasa kita terdesak terlalu lama disini.”
“Ada jalan alternative sih, dalam 25 menit juga akan sampai ke apartemen May.”
“Pilih jalan yang itu saja kalau begitu, oppa.”

Kibum menghidupkan sen kiri, berpikir untuk berputar dan memasuki jalur mobil sebaliknya dari tempat mereka sekarang. Ketika mobil Kibum memutar dengan mulus, mereka tidak menyadari dari arah belakang mereka melaju sebuah mobil mewah lainnya dalam kecepatan tinggi…

“AAAAAA!!!”

Keduanya menjerit ketika mereka merasakan benturan di belakang mobil mereka, dan Kibum tidak bisa mengendalikan setir atau rem ketika mobil mereka menghantam sebuah pohon besar di pinggir jalan…

***

3 comments:

  1. awwww...
    Kibum so sweet banget ngajakin ke pmandean aer panasss...
    eke jg mao dunkk #eh

    uwwwaaaaww...
    huootttt banget itu, si kibum pake peyokkk2 aww >///<
    si amelz pake acara malu lol
    kan, udh sering, melz *toel2* 8D

    bentar bangettttt ><

    Eh??? itu kecelakaan??? makkkk :O
    Nasib mreka gimana?? ><

    lanjuttkann....^^

    ReplyDelete
  2. jadi Amelz lemah di pemandian air panas bersama kibum....
    aku juga mau... apalagi ada tempat privasi gt di atas bukit...

    wuiiiiiiiih......
    di pemandian~~~
    hooooooooooot~~~~~~~
    sudah panas semakin panas XDD

    kenapa yang di ranjang air itu tidak diceritakan????????
    aku penasaran.... sensasinya pasti bagus...
    (TUHAN... maafkan aku)

    -teph-

    ReplyDelete
  3. Udah, klao bagiannya Eonni sama amelz pasti hot deh.

    duh, jandi pengen nyoba tidu di atas ranjang air *telepon Key oppa* #plak

    Nah loooo. ujung2nya kecelakaan. punya amel pasti juga ga terduga.

    -rini-

    ReplyDelete