Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Wednesday, 28 March 2012

(When Our Dreams Come True) Secretly in Love chapter 5


When Our Dreams Come True
Secretly In Love
Chapter 5

Atas permohonan Karen yang memasang puppy eyes, akhirnya Amelz mengirim SMS pada Ri Na, tanya padanya kira2 bolehkah temannya2 bertemu dengan Jiro lagi. Di luar dugaan, ternyata Ri Na memenuhi permohonan itu. menurutnya, besok syuting iklan akan dilanjutkan di sekitaran 101 Observation Deck. Supaya gak mengganggu proses syuting, Ri Na hanya mengizinkan Amelz mengajak Irene dan Karen. Karen tampaknya gembira dengan kabar ini. Irene dan Amelz berangkat bersama dari halte bus dekat apartemen Amelz, sedangkan Karen udah menunggu di halte bus dekat 101 Observation Deck. Dia tampak cantik, tampaknya telah berdandan habis2an, plus membawa tas yang Amelz yakin isinya kamera dan barang2 untuk ditandatangani Jiro. Dalam hati Amelz berpikir, Karen harusnya kecewa karena Jiro sekarang udah punya pacar, meski tentu ajah, Amelz gak akan membocorkan karena udah janji sama Ri Na.

Karen: “Ayo kita temui Jiro oppa.”
Amelz: “Kita ke lokasi belakang dekat van yang dijadikan kamar ganti, baru kita contact Ri Na onnie deh.”

Ketiga gadis remaja itu berjalan di seputaran 101 Observation Deck yang tampak ramai, baik itu dipenuhi para kru, wartawan, atopun fans yang tau bahwa akan ada syuting iklan disana. Amelz berputar ke belakang, dan melihat van yang menjadi salah satu mobil transport para kru, sekaligus tempat ganti baju. Mata Amelz menangkap sosok Yin yang menenteng sekotak besar peralatan make-up.

Amelz: “Yin jie!!” *melambai*
Yin: “Oh, kau, Amelz.” *mendekat* “Jadi cameo lagi?”
Amelz: “Gak sih. Aku ada janjian sama Ri Na onnie.”
Yin: *melirik Irene dan Karen* “Aha… sepertinya ada jumpa fans kecil dengan Jiro nih. Tadi Ri Na ada cerita denganku sih. Tunggu yah, aku akan kabari Ri Na. tetap disini ajah, gak aman kalo kalian ke lokasi. Mood sutradara Wu sedang buruk hari ini.”
Amelz: “Xie xie ni, Yin jie.”
Yin: “Bu ke qi.”

Mereka bertiga mengagumi keindahan gedung 101 Taipei itu dari bawah, sekaligus juga mengagumi kerumunan orang yang mendesak masuk ke dalam gedung. Jelas mereka gak diizinkan, karena takut mengganggu lokasi syuting. Amelz menoleh waktu pintu di belakangnya terbuka, dan muncullah Ri Na dan Jiro. Seperti yang terakhir Amelz ingat, Jiro sangat tinggi dan tampan. Wajar kalo Irene dan Karen jadi terhipnotis, gak bergerak kayak patung cantik.

Amelz: “Ri Na onnie, Jiro oppa.” ^^
Jiro: “Ah… Amelz. Apa Calvin bersamamu?”
Amelz: “Calvin ge… dia banyak PR, oppa. Gak bisa ikut ketemuan.”
Jiro: “Aku ingin ketemu sama dia. Tolong buatkan janji yah, Amelz. Bilang ajah ada yang penting yang mau kusampaikan.” ^^
Amelz: *melted* “Aaah… ya, oppa.”

Dalam hati Amelz berharap dia bisa menukar ge ge nya dengan Jiro, biar ge ge nya itu Jiro dan artisnya itu Calvin. Bukan karena Calvin kalah ganteng, tapi karena dia udah mulai bosan melihat gantengnya Calvin dan “lurusnya” dia sebagai cwo. Jiro tentu agak beda, liat ajah stylenya.

Ri Na: “Oppa… ini teman2 Amelz mau bertemu. Siapa nama kalian, dongsaeng cantik?” ^^
Irene: “Aku Irene Wang, jie. Ini Karen Zhou.”
Jiro: “Hao ke ai de xiao mei2 o~~” ^^
Irene+Karen: *blush*
Karen: “Jiro ooooppppa… mi… minta tanda… tangan dan fofofoto bareng… boboboleh??” *gemetar*
Jiro: “Anything you want, girl.” ^^
Amelz: “Onnie, gak ada yang taukah kalian keluar kesini?”
Ri Na: “Aman. Ini kan pintu belakang.” ^^
Amelz: “Syuting belum mulai onnie? Takut ganggu.” ><
Ri Na: “Masih ada waktu 40 menit. Tenang ajah, Melz.” ^^

Amelz juga ikutan acara foto2 bareng itu, dan Jiro meladeni mereka dengan bersemangat. Tiba2 Amelz merasa ingin pipis.

Amelz: *berbisik* “Ri Na onnie, aku mau ke toilet. Tapi aku gak boleh masuk gedung kan?”
Ri Na: “Oh, gampang.” *celingak-celinguk* “Ahh… Yin onnie.”
Yin: “Ya, Ri Na?”
Ri Na: “Bisa pinjam ID Card mu sebentar? Amelz mau ke toilet nih.”
Yin: *melepaskan ID Card yang dikalungkan ke lehernya* “Dang ran.” *mengalungkannya ke leher Amelz*
Amelz: “Xie xie ni, Yin jie. Aku ke toilet dulu.” >< *kabur*

Amelz masuk lewat pintu belakang gedung. Ada orang2 berseliweran, dan tampaknya mereka para kru iklan karena memakai ID Card yang mirip dengan punya Amelz. Amelz menoleh kebingungan mencari toilet. Tadinya dia mau tanya sama yang lain, tapi ragu2 karena mereka tampaknya sibuk. Amelz gak memperhatikan jalan di depannya sampe dia menabrak seseorang. Amelz agak terpental, sementara ada sebuah lengan yang menarik tangan kanan Amelz.

Cwo: “Dui bu qi.”

Amelz mendongak karena mendengar suara itu. gak salah lagi. Ini suara yang dikenalnya. Amelz langsung menegakkan dirinya dan mengamati wajah si cwo. Itu cwo yang mengembalikan hape, dompet dan CD Playernya di café beberapa waktu yang lalu. Dan kali ini wajahnya terlihat jelas. Kulitnya putih, alis tebal, hidung mancung, bibir mungil… dia… ganteng!!

Amelz: “Ah… eh…”
Cwo: “Mei2 kerja disini?”
Amelz: *melirik ID Card nya* “Ahh hanya kru sementara.”
Cwo: “Namamu Yin Bing Qiao?”
Amelz: “Hahahahha… iyah.”
Cwo: “Aku Wang Lee Hom.”
Amelz: *bersalaman* “Ehh ge, aku mau ke toilet yah… Toiletnya mana??”
Lee Hom: “Di persimpangan depan kau belok kanan. Langsung keliatan toiletnya.”
Amelz: “Xie xie, ge.” *kabur*

Lee Hom menggeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa geli melihat tingkah Amelz. Ternyata gadis lugu itu gak mengenal dia.

Rico: “Lee Hom… ayo ke lokasi.”
Lee Hom: “Hao a~”

Lee Hom memandang kecewa ke arah toilet sebelum beranjak mengikuti Rico. Dia berharap “Bing Qiao” keluar dan ngobrol dengannya lagi. Tapi “Bing Qiao” baru keluar dari toilet setelah Lee Hom sampai di lokasi syuting di atap teratas. Amelz juga kecewa melihat Lee Hom gak ada lagi. Yang tadi lebih cakep dari Jiro oppa, kata Amelz. Akhirnya Amelz menyeret dirinya keluar lewat pintu belakang lagi dengan agak kecewa. Yin Bing Qiao yang asli telah bergabung dengan Ri Na, dkk menunggunya. Amelz agak linglung dan mengembalikan ID Cardnya ke Yin.

Yin: “Nah, sekarang ayo kita naik. Kupikir syuting udah hampir dimulai.”
Jiro: “Zai jian xiao mei2~~” *melambai pada Irene dan Karen* “Amelz, tolong yah soal Calvin.”
Amelz: “Hao. Jia you oppa, Ri Na onnie.”
Ri Na: “Zai jian.” ^^

Amelz memandang sosok Jiro, Ri Na dan Yin yang masuk gedung lewat pintu belakang. Sesaat Amelz menyesal lupa menanyakan soal Lee Hom pada mereka. Dan seiring berjalannya waktu, Amelz pun lupa nama si cwo dan pertemuan mereka menguap bagai asap. Hanya wajah tampan Lee Hom yang tersimpan jauh di dalam lubuk hatinya, walau agak tersamar.

***

Akhirnya Calvin dan Jiro bisa menyamakan jadwal untuk bertemu di sebuah café. Karena merancang pertemuan ini, Amelz dapat hadiah nomor pribadi Jiro, dan Amelz udah janji akan menjaga kerahasiaan nomor ini dengan menyimpan di hapenya dengan nama Dong, nama kecil Jiro. Dan seperti hari Senin siang selama dua bulan ini, Amelz datang ke studio Imagination FM dengan semangat tinggi. Walau ini bukan radio terkenal, rupanya Amelz udah dikenal oleh nyaris semua anak sekolahnya, dan Irene juga Karen menyupport radio ini dengan lagu2 baru hasil download mereka. Jadi sekarang pamor radio itu sedikit naik. Oliver menyambut Amelz dengan senyuman saat keduanya bertemu di ruang siaran. Oliver siaran program acara sebelum Amelz.

Oliver: “Eh Melz… aku punya kabar gembira.”
Amelz: “Ya, ge?”
Oliver: “Kita bakal kedatangan artis terkenal yang mau ada acara talk show disini loh.”
Amelz: “Oh ya? Siapa? Jiro Wang?”
Oliver: “Dasar K-Pop mania. Bukan. Artisnya ini artis lokal Taiwan. Tapi… aku lupa namanya.”
Amelz: =.=”
Oliver: “Ini masih rencana sih, tapi kalo udah deal, kayaknya dia bakal datang hari Rabu dan talk show-nya di jam siaran soremu.”
Amelz: “Hah?? Tapi aku kan gak pernah bawain acara talk show. Masa prakteknya langsung sama artis gitu?”
Oliver: “Dengar2 artisnya cwo, masih muda dan ganteng loh.”
Amelz: “Kalo gitu aku gugup dong.” ><
Oliver: “Jangan khawatir, katanya kau akan ditemani Rysa jie waktu talk show. Yah, sekalian dijadiin pelajaran juga untukmu yah.”
Amelz: “Jadi gak sabar deh… sekaligus gugup.”
Oliver: “Ni yi ding yao jia you o~” ^^

***

Amelz pulang ke rumah bagai mayat hidup. Dia kaget, sekaget-kagetnya. Dia jadi gak bisa berpikir. Bahkan dia gak perhatikan Calvin dan Chen Mama yang entah kenapa lagi heboh2nya dan senang2nya waktu dia nyampe di rumah.

Calvin: “Amelz! Ge ge punya kabar gembira!”
Amelz: …
Calvin: “Tau gak… Jiro hyung kemaren itu ketemu ge ge buat nawarin ge ge ikut audisi artis loh! Ge ge setuju ajah dan langsung kasih foto ge ge dan ge ge lolos tahap pertama! Senangnya… hidup kita bakal berubah, Melz!”
Chen Mama: “Mama bangga sama Calvin…”
Amelz: …
Calvin: “Amelz, ngomong!” *mengguncang tubuh Amelz*
Amelz: “Hah? Ng…”
Calvin: 0.0 “Amelz kenapa?”

Amelz gak menggubris ge ge nya itu dan berjalan lunglai masuk ke kamarnya. Calvin dan Chen Mama berpandangan, keduanya hanya mengedikkan bahu tanda keheranan. Begitu sampai di kamar, Amelz langsung membongkar laci pertama meja belajarnya, disitu berisi CD2 pemberian Irene dan Karen. Dengan cepat Amelz menyingkirkan CD Jiro Wang dan mini album Lee Jun Ki, dan Amelz menemukan CD yang dicarinya. Cwo cakep yang tengah memainkan piano. Dia, Wang Lee Hom.

Casey: “Ahh Amelz, bisa kesini sebentar?”

Amelz yang tadinya udah mau masuk ke ruang siaran berbelok masuk ke kantor Casey. Dia menutup pintu di belakangnya.

Amelz: “You shen me shi, jie?”
Casey: “Besok kau bawakan talk show yah bareng Rysa. Jangan lupa juga tampil cantik. Yang akan datang talk show itu artis Taiwan yang lagi naik daun loh, Wang Lee Hom.”
Amelz: “Siapa namanya jie?”
Casey: “Masa kau gak tau Wang Lee Hom, Amelz? Kau kan sering memutarkan lagunya?”

Amelz duduk terenyak di tepian ranjangnya. Betapa bodohnya dia. Itu nama yang sering diucapkannya, suara yang sering didengarnya, Wang Lee Hom. Kenapa dia gak ingat? Lee Hom adalah cwo cakep yang ditemuinya di Gedung 101 Taipei! Tapi apakah mereka benar2 orang yang sama? Amelz masih memperhatikan CD cover sampai gak sadar Calvin udah masuk dan duduk di sampingnya.

Calvin: “Mei, kenapa? Ada masalah? Ge ge cemas…”

Amelz mendongak dan merasa bersalah melihat tampang cemas Calvin. Dia gak pernah mau ada orang yang mencemaskannya.

Amelz: “Ah ge… dui bu qi.”
Calvin: “Suan le ba. Amelz cerita ajah sama ge ge.”
Amelz: “Ini ge… Wang Lee Hom itu beneran penyanyi?”
Calvin: “Loh… itu Amelz pegang CD albumnya kan? Benar, Wang Lee Hom ini lagi naik daun. Oh yah, dia juga jadi spokeperson hape Sony Ericsson seri W bareng Jiro hyung loh.”
Amelz: “Besok dia akan datang ke radio untuk talk show.”
Calvin: “Wow… apa Amelz yang bawa acaranya?”
Amelz: *mengangguk*
Calvin: “Na jiu hao!! Amelz akan suka padanya. Dia tampan.” XD
Amelz: “Aku udah bertemu dengannya. Dua kali.”
Calvin: “Na jiu hao…” *baru nyadar* “Hah? Zai na li?” 0.0
Amelz: “Di café dua bulan yang lalu, saat itu dia bertopi jadi aku gak tau itu dia. Dan sekali lagi waktu aku janjian sama Ri Na onnie dan Jiro oppa di Gedung 101. Kami sempat kenalan.”
Calvin: “Amelz belum cerita!!”

Amelz menceritakan kronologis pertemuannya dengan Lee Hom. Calvin terbelalak kaget.

Amelz: “Emang ada berapa Wang Lee Hom di Taiwan sih?”
Calvin: “Tapi dia mirip kan sama yang di cover ini?”
Amelz: *melihat cover* “Mirip sih ge…”
Calvin: “Kalo gitu benar mei udah ketemu dia. Sangat mungkin. Kan waktu itu mau ada syuting iklan kan? Jadi itu mungkin benar dia.”
Amelz: “Huaaaaa… aku gugup, ge.”
Calvin: “Bu yao jin zhang. Anggap ajah dia Jiro hyung. Jiro hyung lebih terkenal dari dia tapi mei gak gugup kan? Amelz pasti bisa.” ^^
Amelz: “Zhen de ma?”
Calvin: “Zhen de.”
Amelz: “Tapi ge, dia mengenalku sebagai Yin Bing Qiao.”
Calvin: =.=”

***

No comments:

Post a Comment