Brand New It’s Magic
Chapter 8 part 12
Stella memandang pohon besar terdekat, dan mengangkatnya dari akar-akarnya dengan kekuatan Telekinetic. Menakutkan. Pohon itu menghantam dua vampire terdekat. Stella menikmatinya dan terus-menerus melakukannya.
”Junki oppa?” panggil Annie.
Annie menemukan Junki terluka di sekujur tubuhnya, bersandar lemah di pohon-pohon.
Junki menyahut, ”Annie...”
”Kubunuh mereka!”
Sementara itu Junsu, dkk melawan empat vampire.
”Mereka menawan orang-orang di kastil di belakang sana,” lapor Junsu, “aku mencium bau manusia dan teman-teman kita.”
”Selesaikan saja mereka ini!” jerit Amelz marah.
Amelz menoleh dan melihat Clara hampir diserang vampire.
”Attacking Shield!”
Vampire yang akan menyentuh Clara terpental.
Julie berseru, ”aduuuh!!!”
May menoleh cemas pada Julie. Julie menjatuhkan Demon Magic Stick lagi. Dan tangannya merah.
“Julie?” Tanya May.
“Aku tidak bisa menyerang… Demon Magic Stick tidak mau menuruti kehendakku…”
Hyunjoong berteriak,“pengaruh racun! Tidak mungkin... Julie tidak boleh keracunan!”
”Ya. Dia keracunan,” ujar sebuah suara wanita.
Stella bertanya, ”siapa kau?”
Mereka semua melihat seorang vampire cantik melompat dengan anggunnya di tengah-tengah mereka. Semuanya siap dengan senjata masing-masing. pertempuran berhenti sementara. Masih ada 5 vampire di belakang cewek itu, sedangkan yang satu lagi sudah dibuat jadi abu oleh Annie.
”Menurut kalian siapa aku?”
Ryeowook bertanya, ”Bella Rotislav?”
”Ivan Feodosiy... kupikir kau sudah mati,” jawab Bella.
”Tak semudah itu.”
Ryeowook mengacungkan Elder Sword. Bella memperhatikan senjata itu baik-baik.
”Rupanya semua itu bukan isapan jempol. Elder Sword sudah bangun dari tidurnya. Dan putra mahkota Lavrenty masih hidup.”
Hyunjoong tersenyum, ”bukan hanya aku, tapi Royale Family Lavrenty yang sesungguhnya masih hidup.”
”Apa? Kau... kau... jangan ngaco!”
”Oliver tidak ngaco,” hardik Yunhwa.
”Kau, pembunuh suamiku!”
Bella maju dan menghunuskan tombaknya ke arah Yunhwa, tapi dengan lincah Yunhwa menghindar.
”Uuuups...”
”Biar kutegaskan sekali lagi. Light Warrior keracunan dan tidak lama lagi dia akan mati. Bersama-sama orang-orang yang ada di kastil sana. Plus kau, Patrick, kau juga akan mati. Semua ini tinggal menunggu waktu kan?”
May dan Julie gemetar hebat mendengar pernyataan Bella.
”Dan kau sebenarnya ingin balas dendam kan? Denganku? Tepat bahwa aku pembunuh suamimu. Dan itu semua kulakukan untuk melindungi sahabatku. Jadi apa salahnya? Kalau aku mati untuk melindungi sahabatku juga, aku rela.”
Bella berujar, ”baiklah kalau gitu. Terlalu rendah bagiku untuk membunuhmu dengan ancaman. Bagaimana kalau kita berduel?”
”Cukup adil. Kalau aku menang, berikan obat penawar dan lepaskan para tawanan.”
”Gampang. Dan selama pertarungan, setiap satu hari kau belum mengalahkanku, satu tawanan akan kuambil kemurnian hatinya dan kubunuh. Bagaimana menurutmu?”
”Kau akan kubunuh dalam hitungan jam.”
May menoleh dan mencari kesungguhan di diri Yunhwa.
”May, jangan khawatir, aku akan menang.”
May menggelengkan kepalanya, ”tidak... tidak... jangan! Oppa, kau terluka! Kau tidak akan bisa...”
Yunhwa maju dan memegang kedua pundak May.
”Aku ingin melindungimu. Mungkin kau tidak ingat lagi pada apa yang aku janjikan padamu dulu, tapi tolong berikan aku kesempatan untuk mewujudkan janjiku ini. Percayalah padaku. Jiro ge akan kembali, begitu juga Kimbum. Aku akan kembali dengan obat penawar.”
Bella bertanya, ”siap dengan Death Promise?”
”Ya.”
”Ahh... melihat keadaanmu yang lemah, kupikir kau boleh cari pengganti kalau kau mati. Satu pengganti lagi untuk berduel denganku.”
”Aku akan menggantikan Yunhwa hyung kalau dia mati,” ucap Junsu.
”Si pembela kebenaran Jack. Hahahah... kau cukup beruntung untuk tidak mati bersama teman manusiamu itu. Rupanya teman manusiamu itu punya kekuatan di luar dugaan yang membuatnya bertahan.”
Bella melirik sinis pada Junki. Annie memeluk Junki dan balas memandang Bella dengan tampang menantang.
”Ckckck... anak-anak ini sudah makin kuat rupanya. Dan Wind... aku nyaris lupa kalau dia punya panah terbaik di dunia ini. Tapi sayangnya, tanpa obat penawar, Light akan mati... dan tak berdaya. Lihat, bahkan Demon Magic Stick sudah tidak mau lagi dengannya.”
Julie gemetar dan mulai menangis dalam diam. Stella berlari dan memeluk Julie. Bella kemudian melirik Rin, Junki dan Clara.
”Dan Helper-Helper ini... fenomena baru untukku. Mereka sangat kuat, kuakui. Tapi tetap manusia biasa.”
Yunhwa menghardik, ”cukup dengan bualanmu. Ayo kita buat perjanjian itu.”
”Death Promise...” ucap May.
Ryeowook menjelaskan, ”adalah perjanjian antar vampire. Perjanjian itu akan bubar kalau salah seorang dari yang membuat janji itu mati. Sementara janji itu dibuat, mereka akan berduel di pertengahan ruang dimensi, dimana tidak akan ada yang bisa bertemu mereka. Mereka dan kita tidak akan bisa saling kontak hingga duel berakhir.”
”Tapi... tapi Yunhwa oppa...”
Hyunjoong berujar, “kita hanya bisa percaya pada Yunhwa. Aku tau Bella tidak mau orang lain lagi, dia mau balas dendam. Percayalah kalau Yunhwa adalah yang terbaik di antara para vampire.”
May menggelengkan kepalanya. Hatinya pedih melihat apa yang ada di hadapannya. Dengan Frost Bow, Justice Sword dan tombak Bella, ketiganya mengukir sesuatu di batu besar. Batu itu berpendar hitam. Junsu kembali ke samping May, sementara Yunhwa berbalik menghadap May, dkk.
”Aku janji akan kembali, May,” janji Yunhwa, “untukmu. Karena aku janji pada Youngsaeng hyung bahwa kau tidak boleh terluka. Dan aku akan memenuhi janjiku. Karena aku mencintaimu.”
Dan itulah senyum terakhir yang May lihat, sebelum Yunhwa dan Bella menghilang, ke dalam ruang dimensi. May jatuh berlutut, mulai menangis.
”May... jangan begini,” hardik Amelz.
May mengeluh, ”aku tidak berdaya... aku bodoh. Kenapa harus Yunhwa oppa yang pergi? Kenapa bukan aku saja?”
”Bella tidak mengincarmu, dan dalam hitungan menit kau bisa mati olehnya,” ujar Junsu, “Yunhwa hyung, meski bukan pemilik senjata terbaik, tepat seperti kata Hyunjoong hyung, dia adalah yang terbaik di antara kita semua.”
”Tapi... aku tidak bisa tenang. Aku...”
Amelz memeluk May dan May menangis dalam pelukannya.
“Apa kita tidak bisa masuk ke kastil belakang dan menyelamatkan para tawanan?” Tanya Stella.
Hyunjoong menggelengkan kepalanya, ”Yunhwa akan langsung mati. Karena butir tentang tawanan dibuat dalam Death Promise. Kedua belah pihak tidak boleh melanggar perjanjian. Dan Julie, kau tidak boleh Heal atau memakai Demon Magic Stick apapun yang terjadi. Itu akan memperlambat penyebaran racun.”
Hati Julie hancur berkali-kali. Berpisah dengan Jiro dan Kimbum, berpisah dengan Yunhwa, dan akhirnya tidak bisa menggunakan Demon Magic Stick. Kemana kebanggaannya sebagai Light Warrior? Julie membatu, kini tidak lagi bisa menangis. Dia hanya memandang hampa ke tempat yang begitu jauh, entah apa yang dipikirkannya. Tiba-tiba mereka kaget dengan munculnya hewan kecil biru.
”Saeng...” ucap hewan itu, berbicara dengan suara Ryeowook.
Hati May tersentak.
May berteriak, ”Saengie oppa!!!”
“Kita kesana!” ajak Ryeowook.
Yang May tau adalah Ryeowook menggandengnya melintasi ruang dan waktu, dan tiba-tiba dia muncul di jalanan padat, dekat rumah Youngsaeng, dan semuanya di sana pingsan. Hyunjoong, Junsu, Amelz dan Stella muncul juga. Seketika Hyunjoong dan Junsu langsung menghilang lagi. May melihat Youngsaeng terbang melayang di langit, menggendong Aaron yang pingsan.
”Dragon Bow attack!!”
May memulai serangan. Ada tujuh vampire berkeliaran, mereka membuat pingsan... atau menggigit mati para manusia. Tak ada yang bisa memastikan. Banyak sekali yang terbujur pucat. Di samping May, Ryeowook, Amelz dan Stella mulai beraksi.
Amelz menjerit, ”Attacking Shield! Attacking Shield! Hypnotize!”
Amelz mengerahkan segala kemampuannya. Dia melindungi banyak manusia dengan perisai tidak kelihatannya dan membuat para vampire yang akan menyerang manusia terpental, bahkan dia berhasil menghipnotis sementara satu vampire untuk melawan kaumnya sendiri. Annie telah muncul dengan Hyunjoong yang langsung menghilang lagi. Annie ikut maju dan menyerang para musuh. Silver Chain yang panjang sangat berguna. Stella menyerang dengan kekuatan Telekinetic-nya, berkonsentrasi pada satu vampire, memukulnya berkali-kali dengan mobil sedan Porsche seri terbaru sampai jadi abu. Junsu telah membawa Clara, dan Clara langsung menyerang dengan semangat dan tanpa ampun. Dia langsung berduel dengan salah satu vampire. May ketakutan melihat Clara yang begitu semangat padahal belum berpengalaman.
May berteriak, ”attack!”
May melindungi Clara. Hyunjoong juga telah membawa Rin. Dengan sigap Rin mengambil posisi dan ikut menyerang vampire mana saja yang mengejar Youngsaeng. Akhirnya Junsu membawa Julie dan Hyunjoong membawa Junki. Junsu langsung mengambil alih menyerang vampire yang mengincar Amelz. Si vampire kaget waktu Junsu muncul di sampingnya tiba-tiba, menyabetkan Justice Sword dan vampire itu langsung jadi abu. 2 vampire musnah.
Youngsaeng memutuskan, ”aku akan mengumpulkan semuanya di tengah.”
Youngsaeng membaringkan Aaron dan Calvin, lalu melesat pergi. Junki dan Julie membentengi Aaron dan Calvin dengan tubuh mereka, sementara Hyunjoong berperang di dekat mereka untuk melindungi semua yang dikumpulkan Youngsaeng.
”Hantu-hantu!” tunjuk Amelz.
Semuanya kaget melihat delapan hantu muncul. 5 vampire dan 8 hantu sekarang adalah musuh mereka.
Ryeowook berseru, ”Hypnotize!”
Ryeowook berhasil menghipnotis vampire yang akan menyerang May, vampire itu tiba-tiba menyerang para hantu. Satu hantu langsung terkapar diserang pedang si vampire.
”Heaven’s Mirror!” teriak Annie.
Annie membereskan si hantu. Tangan kanannya mengendalikan Silver Chain, sementara tangan kirinya menggenggam erat Heaven’s Mirror dan memutuskan Death Line yang mulai dibuat para hantu. May terbang dan menyerang lewat tempat tinggi. Amelz menyabet satu lagi vampire, dan vampire itu kalah, berubah jadi abu. Tinggal 4 vampire dan 7 hantu. Youngsaeng telah membawa Thia yang pucat ketakutan dan Chun yang pingsan.
Rin memanggil, ”Chun ge...”
”Dia Cuma pingsan, Rin, jangan khawatir,” hibur Youngsaeng.
Stella menjerit, ”kalian akan mati... semuanya!!!!”
Lagi-lagi Stella marah besar. Tubuhnya memancarkan cahaya biru misterius, dan lebih banyak benda beterbangan. Annie dengan lincah menghindar dari motor terbang, dan menyerang hantu-hantu lengah. Clara telah menghabisi satu hantu dan bersorak senang.
”Hore!” seru Clara.
”Bagus, Clara,” puji Annie sambil menghisap satu hantu, “lakukan lagi!”
Melihat Clara berhasil, Rin lebih tekun lagi menyerang. Junsu melompat mengikuti Youngsaeng, melindungi Youngsaeng yang sangat lincah menghindari vampire-vampire pengejarnya.
”Koq aku diincar?” Tanya Youngsaeng.
Youngsaeng menyelamatkan Fennie dan Kyujong. Fennie terlalu kaku untuk bersuara, sementara Kyujong bersemangat menyoraki Clara untuk menyerang.
Hyunjoong berujar, ”ada yang aneh. Youngsaeng, kau tetap saja di lingkaran. Biar Junsu dan Ryeowook pakai Teleport. Kau terlalu diincar.”
Sambil ngomong begitu, satu vampire dihabisi Hyunjoong dengan gampang. 3 vampire dan 6 hantu. Mereka pasti akan menang kalau bisa mempertahankan momentum ini.
”Ryeowook, sebentar lagi, kananmu!” teriak Junki.
Propechy Junki cepat dan tepat. Ryeowook berhasil menghindar dari satu vampire yang berusaha menyerangnya dari kanan dengan Teleport ke samping May. May melepaskan tiga anak panah sekaligus ke vampire penyerang Ryeowook, dan vampire itu langsung jadi abu.
Amelz memuji, ”wow... itu keren, May. Attacking Shield!”
Berkali-kali Amelz meluncurkan perisai pada teman-temannya. Stella selamat, nyaris saja hantu menyerangnya. Annie masih menyabetkan Silver Chain dengan ganas. Satu hantu berteriak kesakitan. Annie menghisapnya.
”Tinggal berapa lagi sekarang?” Tanya Clara, “1 vampire dan 5 hantu? Terlalu gampang!”
Clara maju dan membantu Rin. Rin tertawa senang menyerang hantu-hantu dengan bantuan Clara. Junsu telah menghabisi satu hantu lagi. Rin, di sisi lain, telah menghabisi vampire terakhir yang berusaha kabur. Tinggal 3 hantu, dan dengan satu benturan mobil yang keras, Stella menghantam dua hantu sekaligus dan Ryeowook menyerang hantu terakhir.
”Selamat tinggal semuanya!” ujar Annie ceria.
Hyunjoong menjatuhkan Double Sword. Dia terengah-engah.
Stella bertanya, “oppa?”
“Aku Cuma kelelahan,” jawab Hyunjoong, “musuh-musuh kita semakin berani. Youngsaeng, untunglah sinyalmu cepat sampai ke kami.”
”Aku suka hewan-hewan kecil itu,” kata Youngsaeng.
May menghampiri Youngsaeng dan duduk kelelahan di sampingnya.
“Mana Yunhwa?”
May menggeleng. Wajahnya pucat.
“Dia ma…”
Clara berucap, “tidak, oppa. Yunhwa oppa berkorban untuk kita semua. Dia bersedia berduel sampai mati untuk menyelamatkan para tawanan dan mendapatkan obat penawar untuk Julie jie.”
”Berduel sampai mati??”
May mulai menitikkan air matanya. Youngsaeng langsung memeluk May, membiarkan May menangis karena kelelahan dan melepaskan rasa khawatirnya. Yang ada di pikirannya saat ini Cuma Yunhwa, dan dia ingin Yunhwa selamat, ingin melihat senyumnya sekali lagi. Apakah tidak ada yang mengerti perasaannya? Dia tidak bisa melepaskan Yunhwa, tidak bisa membiarkannya terluka...
***
No comments:
Post a Comment