Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Wednesday, 28 March 2012

Brand New It's Magic chapter 8 part 13

Brand New It’s Magic
Chapter 8 part 13

Yunhwa terbatuk. Darah hitam keluar dari mulutnya. Dia menahan berat tubuhnya dengan Frost Bow.

Yunhwa berucap,sampai, May. Aku mendengar suara hatimu. Terima kasih untuk mencintaiku juga, meski kita tidak akan mungkin bersatu. Andai kita tidak terpisah, mungkin... akulah yang ada disampingmu dan memelukmu sekarang.”
”Mau kuberi istirahat atau kita lanjutkan?” Tanya Bella.

Yunhwa menegakkan tubuhnya kembali, merentangkan Frost Bow dan Frost Arrow sekali lagi.

”Aku tidak butuh istirahat. Ayo, kita selesaikan ini.”

***

Hari-hari berlalu tanpa benar-benar dijiwai May. Ternyata Amelz memenangkan lomba nyanyi pada hari Jumat waktu mereka pergi ke dunia vampire. Thia mewakili Amelz untuk menerima piala juara pertama. Hari Sabtu, kelompok drama Fennie dan Junsu juga menang juara ketiga lomba drama. Sayang sekali Thia yang beraksi di final lomba deklamasi puisi mandarin tak menang. Tapi itu semua cukup untuk mengukuhkan Junki sebagai ketua dewan mahasiswa periode satu tahun mendatang. Dia menang telak dengan 1028 suara, perolehan suara tertinggi dalam sejarah pemilihan ketua dewan mahasiswa. Nadine Lin dari fakultas Sejarah & Budaya menjadi wakil ketua, sedangkan Choi Hyejin dari fakultas Bahasa menjadi Sekretaris, dan Jocelyn Wu dari fakultas Ekonomi menjadi Bendahara. Fakultas Seni menjadi juara umum perlombaan dengan mengumpulkan 8 piala juara 1-3, disusul fakultas Bahasa dengan 6 piala, dan fakultas Sejarah & Budaya dan Ekonomi sama-sama mengumpulkan 5 piala. Junki, masih ada luka-luka di badannya-tepatnya di bagian-bagian tubuh yang tidak terlihat, tapi kalau teman-temannya lupa dan menyentuh luka-luka itu dia masih akan berteriak kesakitan, nyengir dan dilantik pada upacara hari Minggu. Hari Minggu. Itu berarti hari ketiga pertempuran. Sudah pasti ada tiga korban yang jatuh. Apa Jiro dan Kimbum... juga kedua ortu Fennie baik-baik saja? Sudahkah mereka... dikorbankan?

Youngsaeng memanggil, ”May... May chagya...”

May menoleh dan memandang hampa pada Youngsaeng. Keduanya ada di kamar Youngsaeng. Youngsaeng memperhatikan betapa kurus dan tidak terawatnya May. May tidak lagi mau makan, atau bahkan tersenyum. Semuanya akan menemukan wajah May yang kurus bak mayat hidup dan enggan berbicara. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan Julie. Yang berbeda adalah Julie benar-benar sakit, kondisinya makin hari makin melemah. Sedangkan May, dia berharap dia bisa mati. Atau dia merasa akan hidup lagi setelah berjumpa dengan Yunhwa? Youngsaeng mendesahkan nafasnya dengan lelah. Youngsaeng meraih tubuh May dan memeluknya.

”Oppa akan mempertaruhkan segalanya kalau oppa bisa membawa Yunhwa padamu sekarang, May. Tapi oppa Cuma Saengie oppa-mu. Dan sekarang oppa tidak bisa membuatmu tersenyum sama sekali.”

May menangkap suara Youngsaeng yang begitu sedih. May mendongak dan memandang wajah Youngsaeng. May memegang wajah orang yang dicintainya itu dengan kedua tangannya yang dingin. May menggelengkan kepalanya, berusaha berucap, namun tidak ada kata-kata yang keluar. Akhirnya May maju dan mencium bibir kekasihnya.

 “Oppa akan bernyanyi untuk May… mari kita berharap Yunhwa pulang lagi.”

Youngsaeng menyanyikan Saranghaeyo Mianhaeyo dengan suaranya yang lembut. Menenangkan hati May. Dan membuat Yunhwa tersenyum. Pasti… dia yakin dia akan menang.

***

Junki bangun dengan kaget. Dia memegangi kepalanya.

Junki bertanya,mimpi atau Propechy-kah yang tadi? Omona... aku tak bisa membedakannya...”

Junki menimbang-nimbang dalam hatinya sesaat sebelum cepat-cepat mencuci mukanya, asal menyambar baju dari dalam lemari dan mengecek sejenak penampilannya di kaca. Tetap tampan. Dia meraih jaketnya dan berlari keluar dari rumahnya dengan terburu-buru.

No comments:

Post a Comment