The X Life Story 2
Chapter 11
MAY’S POV
Sudah satu minggu berlalu sejak aku tau aku hamil. Tetap tidak ada perubahan yang berarti pada diriku, dan aku masih cukup sering mual-mual. Aku sudah menceritakannya pada Julie, tapi Julie tidak memberiku saran-saran, tidak seperti biasanya. Sepertinya Julie juga sedang ada masalah, dia terdengar tidak bersemangat di telepon. Semenjak Amelz dan Ivana pulang, aku belum mengunjungi mereka di apartemen. Aku benar-benar sedang merasa tidak enak untuk melakukan apapun selain bekerja dan langsung pulang. Tentu saja aku belum memberitau Yesung oppa, dan juga Jungchul yang baru sempat menemuiku sekali lima hari lalu untuk mengajakku makan malam dengan member ZE:A yang lain. Aku tidak bisa memberitau mereka. Aku tidak tau harus bagaimana. Bel pintu apartemenku berbunyi. Dengan malas aku beranjak dari ranjang dan mengintip sang tamu. Ah, Jungchul! Kubuka pintu dan melihatnya menyodorkan seikat bunga mawar pink yang kusukai. Aku tersenyum dan menerimanya. Selagi aku menata mawar itu di vas bunga yang kosong, Jungchul duduk menungguku di sofa. Akupun segera duduk di sampingnya. Jungchul-ku yang tampan memakai kemeja putih yang dilapisi jaket hitam, membuatnya makin terlihat sempurna, ketika senyum terlukis di wajahnya.
“May… mian aku baru bisa punya waktu main ke apartemenmu hari ini,” sesalnya.
“Gwaenchana, Chullie… kau sibuk, aku tau itu.”
“Tapi May, apa yang terjadi denganmu? Kenapa wajahmu semakin pucat dan… kau terlihat kurus?”
“Benarkah? Ah, mungkin karena pekerjaanku yang sering menuntutku untuk lembur belakangan ini…”
“Sungguh? Kau tidak sakit?”
Aku menggelengkan kepalaku dan berusaha tersenyum. Aku tidak siap mengatakannya sekarang. Jungchul mengambil sebuah DVD dari balik jaketnya.
“Mau menonton ini? Ini rekaman performance kami di Tokyo waktu itu dan ada beberapa video rekaman Kwanghee hyung lainnya.”
“Ah, mau!”
Aku berusaha berkonsentrasi penuh dan menanggapi video-video sebaik mungkin, bertanya pada saat yang tepat atau tertawa pada saat yang kukira tepat. Aku masih stress, kekonyolan Kwanghee bahkan tidak bisa menyembuhkanku kali ini. Aku berbaring di dada Jungchul, membuat bau tubuhnya yang khas memenuhi indra penciumanku.
“May, kau mengantuk?” tanya Jungchul sambil mengelus rambutku.
“Hmm… tidak.”
Jungchul bergerak sehingga aku memindahkan kepalaku ke bantal. Wajahnya hanya berjarak kurang dari 10 cm ketika dia tersenyum padaku. Kubalas senyumnya dengan gugup. Dia maju lagi dan mulai menciumku. Awalnya aku waspada, awalnya aku tau ini salah… hingga ciumannya turun ke leherku… hingga kaosku terlepas… hingga dia memberi kissmark di tempat favoritnya di tubuhku yaitu pundakku… aku terlena. Aku lupa pada keadaanku sendiri. Kunikmati sentuhannya, kuelus rambut hitamnya… kubiarkan gigitan lembutnya turun ke payudaraku… mempermainkan nipple-ku… aku mulai mendesah dan bernafsu… seketika aku sadar. Kudorong tubuhnya menjauh dan aku terengah. Raut keheranan tersirat di wajahnya ketika dia memandangku.
“Kenapa, May? Kau sedang datang bulan?”
Aku menggelengkan kepalaku dan membuka bibirku. Tapi tak ada kata-kata yang keluar dari sana. Ini tidak seperti aku yang pandai merangkai kata… ini sungguh bukan aku… jadi sebagai pengganti rasa frustasiku, mataku terasa panas dan mulai basah… air mata menggenang di pelupuk mataku dan badanku bergetar. Raut bingung di wajah Jungchul kini berubah menjadi khawatir. Dia memegangi pundakku.
“Kenapa, May? Ada apa? Kau sakit? Terjadi sesuatu? Atau aku salah? Katakan padaku…” pinta Jungchul.
Tapi bibirku tetap mengatup hingga air mataku mulai menetes. Jungchul makin panic, dia mengguncang bahuku.
“Jebal, May… beritau aku kenapa… jangan buat aku kebingungan begini…”
“Aku hamil.”
Aku yakin Jungchul-pun tidak bergerak, sama sepertiku. Kutahan isakanku, kutundukkan wajahku. Selama entah berapa lama aku menangis, Jungchul mengguncang tubuhku, lalu mengangkat wajahku.
“Kita ke dokter, sekarang, May.”
“Untuk apa…?”
“Aku tau apa yang meresahkanmu, dan hanya dokter yang bisa menjawabnya. Cepat berpakaian.”
Aku bingung, tapi berpakaian rapi menuruti permintaan Jungchul. Aku tidak tau untuk apa sebenarnya kami ke dokter. Jungchul mengajakku mengunjungi dokter kandungan di suatu rumah sakit. Selama mengantri, Jungchul tidak melepas tanganku. Kupandangi sosoknya… harusnya yang berada di sampingku adalah Yesung oppa, bukan Jungchul. Kamilah suami-istri yang sesungguhnya, bukannya seperti ini…
“Nyonya Kim May,” panggil suster yang berjaga.
Jungchul masih tetap menggandengku hingga masuk ke kamar praktek dokter. Seperti barang pecah belah, Jungchul memindahkan tanganku ke suster yang membantu dokter di dalam, dengan begitu hati-hati, lalu mereka melakukan pemeriksaan terhadap tubuhku. Beruntung dokter yang dipilih Jungchul adalah dokter wanita, sehingga aku tidak malu ketika mereka menelanjangi tubuh bagian bawahku selama pemeriksaan dan Jungchul menunggu di balik tirai. Selesai pemeriksaan, kami duduk berseberangan dengan sang dokter, dokter Kim, kami memanggilnya.
“Kandungannya cukup kuat dan dalam keadaan sehat. Tapi nyonya Kim, Anda harus mulai menerima asupan lebih bergizi untuk kelangsungan janinmu ini,” dokter Kim menjabarkan hasil pemeriksaannya.
“Dokter, ada yang ingin kami tanyakan. Ini adalah kali pertama istriku menjalani pemeriksaan… sebenarnya berapa usia kandungannya?” tanya Jungchul.
Aku kaget mendengar Jungchul menyebutku ‘istrinya’, tapi anehnya, perasaan itu bercampur dengan perasaan senang. Sebenarnya, ingin disebut apa aku? Kim May atau Jung May?
“Enam minggu. Oh ya, kalian boleh melakukan hubungan seks hingga kandungan ini berusia lima bulan, tapi berhati-hatilah ketika melakukannya.”
Kami mendengarkan dengan cermat nasehat dokter Kim, dan ujung-ujungnya aku diberi resep vitamin supaya staminaku bertambah. Ketika kami sudah di mobil, Jungchul menggenggam kedua tanganku.
“Sudah jelas kan, May?”
“Yang bagian mana?” tanyaku linglung.
“Appa-nya kandunganmu. Dia anak Yesung hyung.”
Otakku mencerna kata-kata Jungchul dengan perlahan. Aegi… milik… Yesung oppa?
“Enam minggu, itu artinya satu setengah bulan yang lalu, sedangkan kita baru berhubungan sekitar sebulan yang lalu, jadi segalanya sudah jelas sekarang.”
Aku dilemma lagi sekarang. Aku senang sekaligus sedih. Aku memang mau memiliki anak Yesung oppa, tapi tidakkah kenyataan ini menyakiti Jungchul? Mau dibawa kemana hubungan kami setelah ini?
“May, beritau Yesung hyung. Dia pasti senang.”
“Lalu bagaimana denganmu?”
“Maksudmu?”
“Apa kau senang?”
Senyum menghilang dari wajah Jungchul. Aku takut. Aku memeluk tubuh Jungchul erat-erat dan aku mulai menangis. Aku takut kehilangannya. Oh, aegi… maafkan eomma… bukannya eomma tidak menginginkanmu, tapi eomma takut kehilangan namja ini… namja yang eomma peluk, eomma sungguh mencintainya, mencintainya sama besar seperti mencintai appa-mu…
“Jangan tinggalkan aku… kumohon, jangan… jangan demi ini…” isakku.
“Aku tidak akan meninggalkanmu, May. Aku benar-benar mencintaimu. Aku ikut senang dengan kehamilanmu, dia anakmu juga, aku juga akan menyayanginya seperti anakku sendiri.”
Berderai air mata, kutatap wajahnya. Jungchul tersenyum sambil menghapus air mataku dengan ibu jarinya. Aku tidak percaya pada apa yang kudengar.
“Aku bersungguh-sungguh, May… aku akan tetap di sampingmu, apapun yang terjadi… aku sudah terikat padamu, aku tidak akan mengingkari perasaanku padamu…”
Meskipun masih banyak masalah yang akan menyulitkanku setelah ini, setidaknya satu masalahku terselesaikan. Aegi… appa-mu adalah Yesung oppa…
***
RINI’S POV
Sejak Amelz dan Ivana pulang lagi ke apartemen, suasana menjadi lebih ceria lagi. Hubunganku dengan Key-chan masih menggantung. Aku tidak tau harus bersikap bagaimana terhadap hubungan ini, aku tau aku sendiri tidak cukup tegas. Aku iri Kibum oppa menyempatkan diri keluar dan menemui Amelz, tapi kenapa Ryeowook oppa tidak melakukan yang sama? Apa dia tidak tau aku begitu merindukannya?
“Rini,” panggil Ivana, kepalanya muncul di ambang pintu kamarku, “Key datang.”
“Suruh dia ke kamarku saja, Iv,” pintaku.
Memang, aku bebas saja berselingkuh sekarang, tapi keadaan ini tidak boleh berlanjut, apalagi kalau Wookie oppa pulang nanti. Aku harus membulatkan tekadku. Key-chan masuk ke kamarku sambil tersenyum.
“Rini-chan, kau sudah makan? Aku membawakan masakanku, aku sengaja memasak lebih di dorm tadi, sekalian untuk kalian semua,” ucap Key oppa.
“Oppa, duduklah. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan.”
Kami duduk di tepian ranjang. Memang sih aku baru sekali bercinta dengan Key-chan, dan hubungan kami yang terjauh lainnya hanya berciuman, tapi… ranjang inilah yang menjadi saksi bisu betapa penuh nafsunya kami saat bercinta… ranjang ini, dan lantai ruang makan… Bayang-bayang itu bahkan tidak bisa kuhapus dari kepalaku.
“Oppa… kupikir… kita tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini.”
“Persahabatan kita?”
“Bukan… tapi… percintaan kita. Perselingkuhan kita.”
Suasana hening. Aku merasa tidak enak mengatakan ini, tapi aku harus… dan aku harap Key mengerti. Key mendesahkan nafas panjang.
“Aku tau, Rini. Sebenarnya dari awal aku tau yang kita lakukan ini salah. Tapi aku mencintaimu, dan kau tau aku tidak berbohong tentang ini,” kata Key.
“Oppa…”
“Andaikan aku bertemu kembali denganmu sebelum kau mengenal Ryeowook hyung, mungkinkah… kau akan memilihku?”
Aku memandangi matanya dan aku ikut sedih ketika mata yang kutatap itu berkaca-kaca. Tidak, Key… jangan buat aku goyah lagi. Kaupun tau kita bersalah… seharusnya kita tidak boleh begini lagi… Key tersenyum dalam kesedihannya, dan ketika wajahnya mendekatiku… aku bisa mendengarnya berbisik…
“For the last time…”
Kupejamkan mataku ketika bibirnya mulai menyentuh bibirku. Perasaan hangat itu menjalari seluruh tubuhku… dan aku akan merindukan ini… pasti… namun aku harus tegas pada diriku sendiri. Ini yang terakhir… air mataku perlahan menetes karena kata “terakhir” terus terngiang dalam kepalaku… ya… aku akan menikmati ini untuk terakhir kalinya… sungguh, aku tidak akan membiarkanku jatuh lagi… Ciuman kami terhenti begitu saja ketika pintu kamarku dibuka dengan kasar tiba-tiba. Kami menoleh ke pintu dan mendapati Wookie oppa-lah yang berdiri disana. Tunggu… Wookie oppa?
“Oppa…” bisikku.
Tapi wajah Wookie oppa terlihat marah, dia maju cepat, menarik Key pada kerah bajunya dan memukul wajah Key keras-keras. Key terkapar di bawah ranjang sambil menutupi wajahnya.
“Wookie oppa! Apa yang oppa lakukan?”
Aku menjerit kencang ketika Wookie oppa kembali menyerang Key-chan yang tidak membalas ataupun menghindari serangannya. Dia tidak seperti Wookie oppa yang kukenal! Ada apa ini? Mengerahkan keberanian, aku menjatuhkan diriku untuk melindungi Key-chan, sementara Ivana dan Yenny datang dan menarik lengan Wookie oppa. Wajah oppa-ku merah dan nafasnya terengah-engah, ada kilatan marah di matanya yang biasanya lembut.
“Jadi kau… membelanya?” tanya Wookie oppa, suaranya sama sekali tidak lembut.
“Bukan begitu, oppa… tapi kenapa oppa terus menyerang Key-chan?”
“Jadi ini menyakitimu? JADI SEKARANG BAGIMU DIA LEBIH PENTING DARIKU?”
Aku merosot hingga ke lantai ketika Wookie oppa melepaskan diri secara kasar dari Ivana dan Yenny, lalu berlarian keluar. Jadi Wookie oppa sudah melihat semuanya… dan aku dalam masalah besar sekarang. Yenny menghampiri Key dan membantunya berdiri.
“Key, apa kau baik-baik saja?” tanya Yenny.
“Ini Cuma luka ringan koq,” jawab Key-chan.
“Omona, wajahmu!!! Keluar, kami akan mengobatimu!” seru Ivana heboh.
Mereka keluar, meninggalkanku dalam kegalauan. Aku tidak pernah melihatnya semarah ini… dan mungkin… inilah akhir dari hubungan kami…
uuuwwwaa... wookie oppa bisa berantem jg yh?? hahaha.. kirain lembut dan penyayang... hihihi...
ReplyDelete*sambil mikir gimn mukanya kl lg mrh*
Heuhh...
ReplyDeleteTnyata anaknya yeppa yaa...
May kecewa gitu ngak mo keilangan jungchul...
Haish, may egois banget di sini >.<
Yeppaaaa itu yeppaa kacian T.T
aaaa...rini...
akhrnya ktauan sama Wookie ><
Ya ampyun, baru kali ini lyat wookie seseram ini ><
Bagus, wookie, hajar teruz (?) LOL
*digampar rinii*
Pendek bangetttt ><
Ngak sabar nunggu lanjutannya....
Hayoo eonn, milih Jung May atau Kim May?
ReplyDeleteJujur eonnm baca partku aku nangis eonn! T^T
apalagi pas bagian yang ==> ~| “Andaikan aku bertemu kembali denganmu sebelum kau mengenal Ryeowook hyung, mungkinkah… kau akan memilihku?” |~
aku merasa seakan-akan aku ditanyain beneran ama Key eonn. Seandainya aku memperhatikan Key duluan, apakah dia akan jadi bias utamaku/ #langsung-galau #ga-penting
tapi entah mengapa (?) akhir2 ini hatiku lebih condong ke Key oppa daripada ke Ryeowook-sshi
*Ryeowook oppa ngambek*
*gampar julie* hahaha
jangan dong, kan kasian Key. Dia mau comeback loh #terus-hubungannya-apa?
eonniiiiii!! Jangan lama-lama ngepostnya! Penasaraaaaaaaan
pelik ya...
ReplyDeletemay ga mau kehilangan jungchul...
*tepuk2 pundak yeppa*
yeppa yang sabar ya....
yang penting yeppa dapat anak pertama (?)
jangan2 anak ini... yg tabungan di chapter 1 ya?
menurut kronologi demikian *ditimpuk bakiak*
hiiiii~ wookie marah seram....
hayoloh rini.... *ditimpuk rini*
tapi kenapa aku kasihan dgn key ya?
-teph-