Brand New It’s Magic
Chapter 8 part 6
Hyunjoong, Junsu dan Ryeowook sudah sampai di rumah Julie. Julie menyambut ketiganya.
Julie menyapa, ”hai oppa-oppa semuanya... Yunhwa oppa menunggu kalian di kamar Kimbum oppa.”
Julie mengantar ketiganya ke kamar Kimbum. Yunhwa duduk bersandar pada bantal-bantal di ranjang. Meski masih pucat, dia memasang senyum yang manis pada Hyunjoong, dkk. Julie dibuat kaget dengan senyum Yunhwa yang seperti itu.
”Oliver... Jack... Ivan... aku kangen pada kalian,” kata Yunhwa, “dan tidak nyangka di petualanganku, aku bisa bertemu kalian.”
”Patrick. Banyak yang mau kutanyakan padamu. Kau tidak banyak berubah rupanya,” kata Ryeowook.
Julie lebih kaget lagi melihat Ryeowook si serius tersenyum juga. Ketiganya duduk di tepi ranjang Yunhwa, mulai bercerita. Hanya Hyunjoong yang tampaknya kurang paham.
Yunhwa bertanya, ”kenapa kau diam saja, Oliver?”
”Well, ingatan hyung dimodifikasi,” jelas Junsu.
”Kau benar juga Jack. Vani menyampaikannya padaku. Tapi aku tak tau ingatannya begitu parah sampai dia mengira dia Agrafyena. Oliver, kau benar-benar tidak ingat aku?”
Ryeowook berujar, ”Vani saja dia lupa. Apalagi kau.”
”Apa yang kau rasakan?” Tanya Yunhwa.
Hyunjoong berkata, ”rasanya aku... aku... ingat kau... yang meminjam Double Sword dariku dan... lebih jago memainkannya daripada aku bukan?”
”Ahh... perkembangan bagus,” puji Yunhwa, “kau ingat sedikit.”
”Aku mau ingat lebih banyak. Punya sepupu seperti kau ini sepertinya benar-benar keberuntunganku.”
”Loh? Memang aku kenapa?”
”Kau tampan kan? Lihat tuh, Julie saja jadi mematung.”
Ketika disebut namanya, Julie tersentak dan wajahnya merah waktu keempat cowok cakep itu tersenyum padanya. Mendapat serangan empat aliran listrik sekaligus benar-benar membuat otak Julie mampet.
”Ahh... beruntung aku disini kalau gitu,” ucap Julie dengan wajah memerah.
Ryeowook menghardik, ”jangan goda Julie. Nanti Jiro ge marah loh.”
”Siapa itu Jiro?” Tanya Yunhwa.
Tiba-tiba hape Julie berbunyi dan dengan geragapan Julie mengangkat telepon dari Clara.
Julie menyambut, ”wei, Clara... hah? Apa? APA? BAIK, AKU KESANA!”
Melihat Julie yang berteriak dan bertampang panik, keempat vampire itu keheranan.
”Kenapa, Julie?” Tanya Junsu.
”Clara, Kyujong oppa, Rin dan Chun ge diserang. Chun ge sekarat, Rin terluka. Bisakah dua di antara oppa-oppa mengantarkan aku kesana dan menjemput Annie?”
Hyunjoong bertanya, ”apa kita butuh May? Mereka dimana?”
“Tidak. May tidak bisa diganggu. Aku ingat Rin bilang Aaron ge dan Calvin ge mungkin sekarang belajar bersama Ma. Akan sangat mencurigakan kalau kita ajak May.”
”Kau benar, Julie.”
”Stella berjuang sendirian.”
”Apa? Stella ada disana?”
Hyunjoong langsung berdiri, membuat semua orang kaget.
”Jangan panik hyung,” nasehat Ryeowook. “Junsu, kita berdua yang pergi. Kau jemput Annie, aku akan kesana duluan dengan Julie. Hyunjoong hyung, kau tetaplah disini dengan Patrick. Lebih baik kalian saling bercerita dulu kan?”
”Tapi Stella...”
Ryeowook berujar, ”kalau Stella terluka satu gorespun, hyung boleh membunuhku.”
Hyunjoong diam.
”Oke, aku paham,” setuju Junsu.
Junsu langsung menghilang.
”Ayo Julie, tuntun aku ke lokasi mereka.”
Ryeowook menggandeng Julie dan mereka berdua menghilang. Hyunjoong kecewa melihat kedua temannya pergi, tapi dia duduk kembali di tepi ranjang Yunhwa.
Yunhwa bertanya, ”Stella... apakah dia Water Warrior?”
“Loh? Darimana kau tau?” Tanya Hyunjoong.
”Hahah... seleramu belum berubah hyung. Sejak dulu kau suka Adalia, Water Warrior.”
“Apa benar begitu?”
“Jjah… apa gunanya si Jack sih? Dia belum cerita apa-apa pada hyung. Baik... sini, aku akan ceritakan semuanya pada hyung. Sebelum para Warrior itu bereinkarnasi. Sebelum kita semua terpisah.”
Hyunjoong memandang Yunhwa dengan serius dan berminat.
***
Ryeowook dan Julie muncul di lokasi pertempuran. Mereka kaget waktu melihat Kyujong memucat ketakutan, Clara tergores-gores di banyak tempat dan memegang Horizon Spear dengan tegang, Rin berdarah dan Chun, tampaknya pingsan, atau entahlah. Stella, marah besar, menghantamkan benda-benda berat pada satu zombie dan satu hantu. Dua zombie sudah terkapar. Stella mengarahkan pandangan matanya ke mobil terdekat.
Ryeowook berteriak, ”wuo... jangan pakai mobil, Stella! Kau akan membuat segalanya kacau! Elder Sword!!”
Julie membiarkan Ryeowook berjuang bersama Stella, sementara dia menghampiri Rin.
”Heal!” seru Julie.
Ryeowook kaget melihat mobil melayang mendekatinya.
”Stella!!! Sadarlah hei!!”
Ryeowook mengguncang tubuh Stella dan memandang Stella lurus ke matanya.
”Diamlah! Ada aku disini! Aku akan menyelesaikannya!”
Tiba-tiba pandangan Stella kosong, benda-benda yang tadi melayang jatuh kembali di tempatnya. Stella lalu berjalan seperti robot ke arah Julie, dkk dan berlutut dengan manis seperti Kyujong.
Julie bertanya, ”ap...? loh? Ryeowook oppa? Stella kenapa?”
“Mungkin aku melakukan… ahh… apa namanya ya?” Tanya Ryeowook, “Hypnotize. Tidak apa-apa, itu supaya Stella tenang. Dia sudah kalap tadi.”
Annie muncul bersama Junsu.
”Justice Sword!” teriak Junsu.
Annie berseru, ”Heaven’s Mirror!”
Dengan cepat, satu zombie lagi tewas dan Annie telah memutus Death Line, juga menghisap hantu itu ke dalam cermin. Annie langsung mengecek keadaan Chun.
Annie memanggil, “semuanya… Chun…”
Luka Rin menutup, dan mereka semua berlari menghampiri Chun. Chun tak bernafas.
”Hah??? Tidak mungkin!!” seru Clara, “Chun ge!!!”
”Heal!” teriak Julie.
Semuanya terdiam saat Julie melakukan Heal pada Chun. Julie berkeringat.
Junsu berseru, ”Julie... kau pucat! Berhenti, berhenti! Kau mau bunuh diri ya?”
”Tapi Chun ge...”
Tiba-tiba Julie jatuh, dan Kyujong menangkap tubuhnya tepat pada waktunya.
Stella memerintah, ”semuanya ke rumah Hyunjoong oppa cepat, mumpung rumah kosong!”
***
Julie merasa kepalanya sangat pusing. Dia ingin membuka matanya, tapi kelopak matanya terasa berat. Dia tak bisa membukanya. Dia mendengar suara-suara...
”Hmm... Kyujong oppa tidak aneh ya dengan kita-kita yang aneh ini?” Tanya Rin, “tapi kalau Clara punya senjata... apa Kyujong oppa tidak keberatan?”
Kyujong menoleh pada Clara yang daritadi memandangi luka-luka di kakinya. Clara terkesiap waktu Rin menanyakan pertanyaan yang sebenarnya ingin diajukannya daritadi.
”Nope. Aku menerima Clara apa adanya koq,” jawab Kyujong.
Tiba-tiba terdengar suara pintu menjeblak terbuka dengan kerasnya.
Jiro bertanya, ”apa yang terjadi sebenarnya?”
”Jiro ge!” seru Annie, “buat kaget orang!”
Julie mendengar nama Jiro disebut, terlebih ingin membuka matanya...
”Duduk dulu sini, Jiro ge, biar kami jelaskan...” pinta Junsu.
Jiro menoleh pada Julie yang terbaring, ”Julie kenapa?”
”Jangan ngomong dengan suara sekeras guntur, Jiro,” hardik Kyujong, “tenanglah. Julie perlu istirahat. Biar kami yang jelaskan.”
Akhirnya Jiro tenang dan duduk di antara Rin dan Ryeowook. Mereka duduk bersila di kamar Junsu, di rumah Hyunjoong. Clara bercerita, lalu dilanjutkan dengan Stella dan dilengkapi dengan Annie.
”Jadi dimana Chun?” Tanya Jiro.
Ryeowook menjawab, ”di kamar Hyunjoong hyung. Heal Julie tepat pada waktunya, jadi Chun sudah mulai bernafas teratur lagi. Tapi dia shock, jadi butuh istirahat panjang.”
”Jadi kenapa Julie bisa pingsan?”
”Kata Junsu sih... itu karena dia berusaha menyembuhkan... Yunhwa oppa,” jawab Stella, “vampire yang malam itu ditolong May. Julie tidak mempedulikan resikonya kan?”
”Aku yakin Julie tidak tertular racunnya. Belum tertular, setidaknya...” kata Junsu.
Jiro bertanya, ”kenapa Julie begitu bodoh? Aku kan sudah bilang, lebih baik dia tidak usah melakukan itu!”
”Kami sudah ngomong sama Julie jie,” bela Clara, “tapi dia tetap mau menyembuhkan Yunhwa oppa.”
Jiro bangun dan duduk di tepi ranjang Julie. Akhirnya Julie mampu membuka kelopak matanya dan memandang wajah orang yang dicintainya.
”Jiro ge...” sapa Julie.
Jiro marah, ”lihat akibatnya! Kau tidak mau mendengar omonganku.”
”Tapi aku Light Warrior, aku tidak bisa membiarkan terjadi sesuatu pada teman-temanku, ge. Lagian aku tidak apa-apa.”
Julie, perlahan tapi pasti, duduk di ranjang.
”Lihat kan, ge?”
Jiro protes, ”kau benar-benar aneh, Julie. Kalau terjadi sesuatu padamu, kau pikir aku bisa bertahan?”
”Tapi aku hanya berusaha menolong.”
”Kalau aku menyuruhmu memilih... menuruti keinginanku atau tetap menyembuhkan Yunhwa, yang mana yang akan kau pilih?”
”Menurutku sekarang Jiro ge yang aneh. Tentu aku akan menyembuhkan Yunhwa oppa.”
Jiro tiba-tiba berdiri, membuat Julie dan semuanya kaget.
Jiro berujar dingin, ”kau berubah menjadi seorang yang tak kukenal, Julie.”
”Tapi Jiro ge...” sendat Julie.
Jiro keluar dari kamar.
”Jiro ge...”
Rin memanggil, ”Jiro ge... ahh... kenapa dia jadi begitu?”
Mereka kaget mendengar Julie terisak. Annie segera beranjak ke sisi Julie dan memeluknya.
”Aku tidak mungkin membiarkan Yunhwa oppa mati kan...?”
”Kupikir Jiro Cuma cemburu, Julie,” usul Junsu, “tenanglah. Biar dia berpikir hingga tenang.”
”Dan Jiro ge Cuma satu-satunya di rumah yang tidak sama denganku dan May jie. Itu memberikan tekanan juga untuk gege,” bela Rin.
Clara mengeluh, ”aduduh...”
”Duuuh... mian Clara...” sesal Kyujong.
Semuanya mengalihkan pandangan pada Clara dan Kyujong. Kyujong lagi menyembuhkan luka-luka Clara dengan obat-obatan dari kotak P3K.
Julie bertanya, ”kalau ada aku, kenapa harus pakai obat?”
”Aku sudah paham semuanya. Julie, kau harus lebih bisa menjaga dirimu. Aku juga mengerti perasaan Jiro. Aku tidak akan menahanmu menyembuhkan Yunhwa, tapi kalau luka-luka kecil seperti ini, kau tidak perlu memboroskan tenagamu.”
”Bener jie,” Clara menunjuk luka di kakinya yang sudah dibubuhi obat, “lihat nih, tidak lama lagi juga sembuh.”
Julie terdiam. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia merasa bersalah pada Jiro. Sebenarnya dia benar-benar tidak bisa membiarkan Yunhwa. Dia merasa... dia harus... menyembuhkannya dengan segala resiko. Julie hanya berharap dia tidak jatuh cinta pada Yunhwa. Itu tidak mungkin...
***
No comments:
Post a Comment