Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Thursday, 16 February 2012

(When Our Dreams Come True) The Unfulfilled Promises chapter 13


When Our Dreams Come True
The Unfulfilled Promises
Chapter 13

Stella menemani Jun Ki selama di Taipei. Semenjak itu Jun Ki sangat bersemangat, bahkan nyaris gak beristirahat menyelesaikan pekerjaan keartisannya. Dia menolak tawaran2 baru dan hanya menyelesaikan kontrak. Dia agak merasa bersalah karena jarang menemani Stella, tapi dia tau ntar dia bisa menemani Stella, sampai sisa hidupnya. Jun Ki makin sering merasa lelah, diapun tau berat badannya semakin menurun, bahkan gak jarang dia pingsan, tapi dia hanya meminta obat penahan sakit pada dokter. Dia gak ingin ikut terapi, karena itu pasti akan membuat fans2nya sedih. Jun Ki juga tau kesempatannya untuk pulih seperti sediakala hanya di bawah 50%. Dia hanya gak ingin ada sesuatu yang menggantung, sebelum dia harus benar2 beralih dari dunia ini…

Mugung: “Dia bersikap baik padamu? Syukurlah, Stella!” ^^

Stella dan Mugung melakukan hubungan telepon video call. Sementara itu Stella menginap di apartemen Jun Ki dan dia jarang keluar, supaya gak ketahuan fans.

Stella: “Ye. Dan kami akan pulang ke Seoul bulan depan.”
Mugung: “Kalo gitu aku juga akan ke Seoul. Kita harus berkumpul lagi dan merayakan kebahagiaan Jun Ki. Oh ya, gimana dengan ingatannya?”
Stella: “Dia bilang dia udah bisa ingat sedikit2. tapi yang dia ingat ini kejadian secara mundur. Katanya dia udah mengingat sampe Aaron oppa menghubunginya untuk menemui Kang ahjussi.”
Mugung: “Syukurlah, berarti tugas kita akan segera selesai. Setelah itu kalian bisa hidup bahagia.”
Stella: *blush* “Kau ini ngomong apa, Mugung?”
Mugung: “Loh? Tentu ajah kalian akan married ato semacamnya kan?”
Stella: “Dia…”
Mugung: “Belum menembakmu?”
Stella: “Ye.”
Mugung: “Tapi dia memintamu menemaninya disana. Itu sih, menurutku penembakan tanpa harus diungkapkan dengan kata2.”
Stella: “Yah… itu kan versimu.”
Mugung: “Pokoknya… ahh! Stella, tivi! Channel 6! Cepat buka!”
Stella: “Apaan sih?”
Mugung: “Cepat buka Channel 6!”

Stella yang heran meraih remote control yang ada di dekatnya dan menyalakan tivi. Ada Jun Ki disana. Stella langsung membesarkan volume suaranya.

Jun Ki: “Aku benar2 berterimakasih untuk dukungan para fans semuanya, baik itu dari Jepang, Taiwan, Korea, dan negara2 lainnya. Lee Jun Ki akan mengakhiri karir akhir bulan ini. Ini adalah keputusan yang sudah bulat. Aku bukannya tidak menyayangi para fans, tapi aku mengundurkan diri justru karena aku menyayangi kalian. Kalian perlu ingat bahwa kalian suatu saat akan mengerti, pengunduran diriku ini adalah cara yang terbaik. Seperti yang kalian ketahui, sebagian ingatanku hilang. Aku akan kembali ke Seoul dan mendapatkan kembali ingatanku. Sekali lagi… aku menyayangi kalian.”

Jun Ki mengulangi pernyataan ini dua kali lagi, sekali dalam bahasa Korea dan sekali dalam bahasa Inggris. Stella terlalu shock untuk bicara. Jun Ki tetap tersenyum dan menolak menjawab pertanyaan wartawan lebih lanjut. Sementara presenter tivi menjabarkan prestasi2 yang telah diukir Jun Ki selama 5 tahun karirnya. Cukup singkat, namun Jun Ki berhasil menyabet lebih dari 30 penghargaan lokal maupun internasional semenjak debutnya. Gak pernah kalah adalah salah satu julukannya.

Mugung: “Kenapa… dia harus berhenti? Kan… Cuma mau liburan di Seoul.”
Stella: “Aku mau tanya ke dia, Mugung.”
Mugung: “Ya. Kabari aku lagi ntar.”

Malam harinya Jun Ki pulang dengan wajah pucat. Sang Seok dan Stella menunggunya di meja makan. Jun Ki langsung menghampiri meja makan.

Jun Ki: “Laparnya…” XDDD
Stella: “Jun Ki, apa maksud pernyataanmu tadi siang?”
Jun Ki: “Loh? Yang mana? Oooh… aku tau. Tentang pengunduran diri. Yah… aku udah yakin soal itu.”
Stella: “Wae? Bukannya kita Cuma mau liburan sebentar di Seoul?”
Jun Ki: “Kupikir aku kurang cocok jadi aktor.”
Stella: “Kau gila! Lihat piala2mu! Gak ada yang meragukan kau akan jadi aktor yang lebih bersinar lagi! Lee ahjussi, dukung aku!”
Sang Seok: *menghela nafas panjang* “Stella, kita harus mendukung keputusan Jun Ki.”
Stella: “Tapi, ahjussi…”
Jun Ki: “Stella, tolonglah. Aku udah lelah dikejar-kejar wartawan. Bisakah kau mendukungku? Dan kita pulang ke Seoul dengan tenang?”
Stella: “Aku… hhh… arraso. Tapi… apakah ada alasan lain di balik pengunduran dirimu?”
Jun Ki: “Suatu saat kau akan tau. Untuk sekarang… aku gak mau membicarakannya, okey? Aku lapar…”

***

Sang Hee: “Aku bingung mau masuk SMP mana.” ><
Yong Hee: “Aku dan ortu udah setuju masuk SMP ini.” *menunjuk selebaran*
Stella: “Wow… ini kan SMP terbaik se-Seoul?” 0.0
Yong Hee: “Makanya aku mau giat belajar.”
Somebody help me!! Aku harus masuk mana?
Mugung: “Ini. Katanya klub melukisnya sangat terkenal.” (memberikan selebaran ke Jun Ki)
Tapi biaya sekolahnya mahal.
Mugung: “Pabho. Kau kan pasti dapat beasiswa?”
Aaargh… gimana kalo ditolak Park Songsaenim?
Eun Jin: “Kupikir gak mungkin. Jun Ki kan terbaik di sekolah.”
Je Woo: “Mugung gimana?”
Mugung: “Entah. Aku belum pikirkan.” (mengedikkan bahu)
Stella: “Jangan2 Mugung mau nyusul Aaron oppa ke Guang Zhou yah?’ XDD
Sang Hee: “Loh?? Yong Sun oppa kan mau SMA di Singapore katanya.”
Hyung mau keliling dunia yah…
Yong Hee: “Kalo gitu Mugung menyusul dong ke Singapore.” XDDD
Mugung: “Apaan sih? Siapa juga yang mau ikut Aaron. Aku Cuma mau pikir2 sekolah yang klub olahraganya bagus.”
Eun Jin: “Stella tenang banget. Udah menentukan pilihan?”
Stella: “Mungkin aku bakal masuk ke SMP yang sama dengan Yong Hee.”
Yong Hee: “Asik juga kalo ada teman.” XDD

***

Stella dan Jun Ki telah sampai di bandara Incheon. Jun Ki menghirup nafas panjang. Dia merindukan bau udara Korea.

Stella: “Nah, tuan turis, kita mau kemana dulu?”
Jun Ki: “Menemui Yong Hee, Eun Jin, Mugung, Sang Hee, Je Woo, dan yang lainnya.” ^^
Stella: “Tepat. Mereka udah menunggu di markas kita.”
Jun Ki: “Markas?”
Stella: “Kau kan udah melihatnya? Di bawah pohon cemara SD kita…”
Jun Ki: “Benar. Aku juga ingin kesana.”

Stella dan Jun Ki menaiki taksi yang membawa mereka ke SD mereka dulu di pusat kota Seoul. Sambil masih menenteng bagasi mereka yang sedikit, keduanya turun di gerbang sekolah yang sepi.

Stella: “Sekarang liburan sih, jadi sepi. Nah Jun Ki… apa yang kau ingat?”
Jun Ki: “Hmm… aku menunggumu disini. Ya. Kau bicara dulu dengan supirmu… dan kita akan pergi. Sepulang sekolah. Apa itu benar?”
Stella: “Ye. Kita akan ke rumah Mugung, karena waktu itu Mugung sakit. Ayo, kita jalan.”

Keduanya melewati halaman sekolah.

Stella: “Nah… kalo disini?”

Jun Ki terdiam. Kelebatan2 bayangan itu… makin jelas…

Jun Ki: “Aaah… kita masih kecil. Aku membuatmu menangis. Dan Mugung datang. Waktu itu kau dengannya ngomong Mandarin kan?”
Stella: “Good job. Itu hari pertama aku sampai di sekolah. Ayo kita ke koridor kelas 1 kita…”

Stella menggandeng Jun Ki dengan tangannya yang gak menenteng bagasi. Namun Stella kaget waktu Jun Ki seolah tersandung.

Stella: “Jun Ki?”

Jun Ki menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku… mataku kabur… kenapa?? Gak… jangan sekarang, jangan di depan Stella…

Stella: “Jun Ki? Apa kau lelah?” *cemas*
Jun Ki: “Mungkin aku butuh duduk istirahat.” ^^
Stella: “Kita akan menggali ingatan di koridor sekolah lain kali deh. Yang penting kita ke pohon belakang dulu.”

Jun Ki mengeratkan genggaman tangannya pada Stella. Dia bersungguh-sungguh. Ada dua hal yang dipikirkannya. Yang pertama adalah dia gak ingin jatuh ato tampak sakit di depan Stella dan yang kedua dia takut kehilangan Stella. Kapan ajah semua ini bisa terjadi… tapi bisakah jangan sekarang? Jun Ki takut… Dan mata Jun Ki menangkap siluet2 di depannya. Syukur baginya, matanya mampu melihat dengan jelas lagi sekarang. Taman di depannya dipenuhi rumput hijau, dan di kejauhan sana, ada sebatang pohon cemara yang sangat tinggi menjulang. Dia melihat tujuh orang di bawah pohon itu. dan yang melambai padanya adalah Mugung. Senyum Mugung membuatnya gak asing. Tadinya dia merasa bersalah telah melupakan Mugung, teman baiknya. Jun Ki tersenyum, dan bersama Stella berjalan ke bawah pohon cemara.

Je Woo: “Jun Kiiii!!”

Je Woo memeluk Jun Ki. Beberapa saat kemudian Jun Ki melepaskan pelukannya dan memandang wajah Je Woo.

Jun Ki: “Je Woo kah?”
Je Woo: “Ahh… syukurlah kau ingat denganku.”
Jun Ki: “Kau mengantarku sebelum aku berangkat ke airport kan?”
Je Woo: “Ye. Ayo sebutkan yang lain…”

Jun Ki memandang teman2 yang berdiri di belakang Je Woo.

Jun Ki: “Yong Sun hyung… Mugung tentu ajah… Eun Jin, dan ehm… Yong Hee? Dan… Hyo Kyung, Sang Hee… benarkah?”
Eun Jin: “Waaah… bagus, Jun Ki.”
Stella: “Oh ya, ayo duduk Jun Ki, tadi kau kan kelelahan.”

Jun Ki duduk di rumput dan bercanda dengan yang lainnya. Setelah yang lain bercerita mengenai kisah lama, dia jadi ingat kejadian2 dulu di bawah pohon cemara ini. Betapa cerianya mereka… betapa polosnya mereka… betapa mereka gak tau apa yang akan terjadi, sepuluh tahun kemudian… meski ada puzzle2 yang hilang dari ingatan Jun Ki, setidaknya dia udah mengingatnya sedikit demi sedikit…

Hyo Kyung: “Oh ya Stella, kau diburu orangtuamu. Mereka mengintrogasiku lewat telepon.”
Stella: “Mwo?? Celaka…” =.=”
Aaron: “Kau dan Jun Ki bisa menginap di rumahku. Rumahku paling aman dibanding yang lainnya.”
Jun Ki: “Aku ingin pulang ke panti asuhan…”
Yong Hee: “Besok akan kami temani kau kesana. Kau harus beristirahat hari ini. Wajahmu pucat tuh.”
Jun Ki: “Oh ya?”
Je Woo: “Ah yaa… benar2 pucat, Jun Ki.”
Jun Ki: “Ahh arraso, aku akan istirahat di rumah Yong Sun hyung.”

Jun Ki, Mugung, Stella menginap di rumah Aaron. Keempatnya bercanda tawa, dan Jun Ki ingat dulu dia sering sekali main di rumah Aaron, terutama untuk latihan drama. Setelah makan malam mie China yang dimasak Mugung, mereka beristirahat di taman belakang rumah Aaron, menikmati indahnya langit malam berbintang.

Stella: “Jun Ki, taukah kau? dulu Mugung sangat ahli soal perbintangan loh. Dia hafal semua rasi bintang.”
Jun Ki: “Oh ya? Coba sebutkan nama rasi yang itu.” (menunjuk)
Mugung: (mengamati) “Aku tau. Itu Aries. Heheh…”
Aaron: “Nah… yang itu?” (menunjuk)
Mugung: “Gampang. Capricorn…”
Jun Ki: “Kalo yang itu?”
Mugung: “Hah? Yang mana?”
Jun Ki: “Itu…”
Mugung: “Mungkin yang kau maksud itu…”

Mugung mengarahkan jari2 Jun Ki sepuluh senti ke atas.

Jun Ki: “Ah ya, mungkin yang itu…” =.=”
Mugung: “Zodiakku. Gemini.” ^^

Gawat… ini mungkin karena pandanganku yang kabur… padahal bintang2 itu bersinar terang…

Mugung: “Banyak bintang yang kabur. Tengah malam baru bintang2 ini terlihat lebih jelas.”
Jun Ki: “Aku… mau istirahat dulu.”
Aaron: “Ahh benar, udah malam. Besok juga kita mau temani Jun Ki ke panti. Ayo sekarang istirahat.”

Aaron memimpin tamu2nya naik tangga, sementara Stella menyusul di belakangnya. Jun Ki berjalan hati2 di belakang Stella, naik sambil memegang pegangan tangga. Mugung mengamatinya dan heran.

Mugung: “Jun Ki?”
Jun Ki: “Ya?”
Mugung: “Kau sakit?”
Jun Ki: “Mwo? Wae?”
Mugung: “Kau kan selama ini selalu melompat-lompat di tangga. Kenapa sekarang kau memegangi pegangan sampe segitu hati2nya?”
Jun Ki: “Ahh eh… aku agak capek.”
Mugung: “Okey la. Kau harus banyak istirahat.”
Jun Ki: ^^

Mugung rupanya teliti… berapa lama lagi bisa kututupi darinya…?

***


No comments:

Post a Comment