Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Tuesday, 14 February 2012

May's Valentine Dream chapter 2

May's Valentine Dream
Chapter 2


Semuanya tengah menantikan akan menjemput Jun Ki hari ini. Sementara itu May ingat dengan tugasnya sebagai Cupid dadakan.

“Masih tiga jam sebelum oppa datang, kan? Aku mau keluar sebentar, ya.”
“Eh May, kamu mau kemana? Memangnya kamu tahu jalanan Jakarta?” tanya Thia.
“Well, aku keluar dekat-dekat sini aja koq. Sebentar aja. Aku janjian ketemu dengan temanku yang lain. Kalau aku telat pulang, kita ketemuan di bandara.”

May keluar dari rumah Thia yang besar sekali dan mencari tempat sepi. Dia mengeluarkan bros dari sakunya.

“Duty with Love.”

May berubah lagi. Dia terbang tinggi.

[I]Seru juga jadi malaikat. Kerja… kerja…[/I]

Untuk hari pertama, May menyatukan tiga pasangan dan empat lainnya dimurnikan.

[I]Eh… hatinya hitam! Cowok itu![/I]

May terbang rendah mengikuti cowok berhati hitam itu menyusuri jalanan sepi. Bercak hitamnya masih sedikit.

[I]Mau kemana sih ini?[/I]

May baru sadar cowok itu mengendap mengikuti seorang cewek. Mata cowok itu tertuju pada tas yang dibawa si cewek.

[I]Mau nyopet? Nggak boleh![/I]

May terburu-buru memanah beberapa anak panah tepat ke hatinya (maksudnya sih jantung) hingga hatinya yang transparan di mata May itu kembali ke warna aslinya, merah.

[I]Fiuh… Ah, ada target lagi! Kerja jadi Cupid sibuk juga, ya?[/I]

***

“May, kamu kemana aja!” tuntut Fennie, tampak agak berantakan, masuk ke kamar yang ditempatinya berdua bareng May.

Di belakangnya menyusul Jeje yang lebih berantakan, Rin dan Thia baik-baik saja, dan Annie menyeret banyak atribut. Wajah Jun Ki yang beragam ada di atribut itu.

“Sorry, temenku ngajak jalan dan kami jadi kelupaan waktu,” kata May.
“Kamu nggak lihat tadi penyambutannya heboh sekali! Kamu pasti nyesel, deh!” kata Rin.
“Aku juga menyesal, sih…”
“Besok kita akan menjemput FLH jam tiga. Kali ini kamu jangan nggak ikut,” tuntut Fennie.
“Iya deh… iya. Cerita dung tadi gimana…”

***

Sembilan gadis manis sudah menunggu FLH bersama dengan fans mereka yang lain di bandara. Thia sibuk menghubungi Julie yang belum kunjung datang, padahal FLH akan tiba setengah jam lagi.

“Julie, kamu dimana? Apa? Nggak jadi? Kenapa? Ah… sayang sekali. Baiklah, aku akan cerita nanti. Mudah-mudahan urusanmu cepat beres. Bye,” Thia mengoceh pada handphonenya.
“Mana Julie?” tanya Clara.
“Katanya ada urusan sebentar sama cowoknya. Nggak jadi datang.”
“Yah… sayang ya…” komentar Stella.

[I]Urusan sama cowoknya? Apa Miss Cupid harus beraksi?[/I]

“Guys, aku ke toilet sebentar ya,” pamit May.
“Jangan lama-lama. Mereka sudah mau landing,” wanti Amel pada punggung May.

Tapi May bukan benar-benar mau ke WC, dia langsung berubah jadi Cupid dan terbang mencari Julie.

[I]Julie… Julie… sensor malaikat akan membawaku ke tempat Julie. Julie…[/I]

Dan May menemukan sosok Julie. Julie berdiri di pekarangan rumah, yang sepertinya rumahnya, dan di depan rumah, seorang cowok bersandar pada mobil City Red.

[I]Mereka berdua kenapa? Ah! Ada bercak hitam di Soulmate Path![/I]

“Kenapa sih kamu menghalangiku ke bandara?” tanya Julie tak puas.
“Ngapain kamu kesana. Kamu tahu nggak disitu ramai? Kalau terjadi sesuatu gimana?” si cowok balik bertanya.
“Jangan jadikan itu sebagai alasan! Dasar kamu nggak adil! Kamu sendiri membatalkan kencan kita di menit-menit terakhir, hanya karena kamu mau menonton pertandingan sepakbola di stadion! Apa di sana nggak ramai?”
“Tapi aku cowok!”
“Dan apa karena aku cewek aku nggak boleh senang-senang dengan teman forumku? Apa aku harus dikendalikan olehmu terus?”
“Kamu pilih aku atau Jiro?”
“Apa hubungan ini semua dengan pilih-memilih?”

[I]Uups… time to do the job…[/I]

Dengan lincah, May mengarahkan beberapa anak panah sekaligus dan menembak hati Julie, disusul si cowok yang tidak diketahui namanya oleh May.

[I]Come on, guys… let’s depend on the love…[/I]

“Mike, kamu tuh pacar aku. Jiro Cuma idola. Apa semuanya jelas?”

May senang Julie yang mengambil inisiatif berbicara duluan. Mike mendongakkan wajahnya dan tersenyum, tampan sekali.

“Julie… dui bu qi ya. Aku nggak seharusnya marah-marah sama kamu. Sebenarnya aku egois membatalkan kencan kita yang kemarin.”
“Hao le la… aku yang harus ngomong dui bu qi. Mungkin aku terlalu memperhatikan Jiro, tapi jarang memperhatikan kamu.”

Mike maju dan menggandeng tangan Julie.

“Eh? Kita mau kemana?”
“Berapa lama lagi FLH akan sampai?”
“Kurasa sepuluh menit lagi…”
“Yuk, kita ke bandara. Mungkin akan telat sedikit, tapi masih sempat. Ayo!”

May tersenyum puas.

[I]Kerja… kerja…[/I]

Dan May lupa kembali ke bandara sampai jam enam sore, dia tersadar setelah lelah bekerja. May duduk di gumpalan awan dan menyihir keluar handphonenya.

“Wei, Fennie…”
“May, kamu dimana sih?”
“Ta… tadi aku sakit perut… kalian dimana sekarang?”
“Kami sudah pulang. Cepat pulang, sudah malam!”
“Ah, baiklah…”

[I]Bagaimana aku bisa lupa untuk bertemu Da Dong? Aku ini bodoh atau idiot, sih?[/I]

***

May sedang jalan-jalan santai. Dia tersenyum sendiri ingat di konser FLH beberapa jam lagi, mereka akan mengundang Lee Jun Ki sebagai bintang tamu mereka. Tentu hal ini membuat senang semua teman-temannya yang fans Jun Ki. Karena tiket mereka semua VIP dan sudah ada nomor tempat duduk, mereka tidak perlu mengantri seperti pemegang tiket festival. Mereka akan ke tempat konser jam sembilan nanti, satu jam sebelum acara dimulai. FLH akan konser di Balai Sarbini di Plaza Semanggi.

[I]Kafe terdekat… aku nggak tahu deh yang dimaksud yang mana. Lagian itu Cuma mimpi. Asal pilih kafe saja, ah. Ketemu syukurlah, nggak ketemu ya sudah. Itu kan Cuma mimpi.[/I]

May memilih salah satu kafe Italia yang lumayan dekat dengan Plaza Semanggi. Sambil menyeruput cappucino nya, dia teringat mimpinya.

[I]Aneh sekali kalau aku bisa janjian sama Da Dong lewat mimpi. Kalau aku cerita sama yang lain, mereka pasti ketawa. Well, aku akan coba-coba aja.[/I]

Lama sekali May menunggu disana. May sibuk membaca majalah sampai dia tidak ingat sudah berapa jam dia duduk. Akhirnya May mengangkat wajahnya dari majalah dan memperhatikan arlojinya.

[I]Tiga jam sebelum konser… sekarang, kan? Mana dia? Kurasa itu Cuma mimpi… nggak mungkin kami benar-benar buat janji di mimpi… Eh? Bercak hitam di hati? Kenapa banyak sekali?[/I]

May shock melihat banyak cowok dengan bercak hitam di hati mereka. Penampilan mereka bermacam-macam, dan datang dari segala penjuru. Ternyata mereka semua menuju satu bank.

[I]Perampokan? Nggak mungkin![/I]

May menuju kasir dan membayar minumannya dengan tergesa.

“Pak, bisa saya pinjam kertas dan pena?”

Si kasir menyerahkan kertas dan pena untuk May. May menuliskan sesuatu di sana.

“Saya ada janji dengan teman saya, tapi saya harus pergi sekarang. Kalau dia datang, tolong berikan pesan saya ini. Bilang saja dari May. Boleh saya pinjam toiletnya?”
“Silakan, di lorong sebelah kiri.”

May terburu-buru merubah sosoknya dan terbang keluar kafe.

“Perampok!!!”

Dan seketika terjadi kehebohan di jalanan macet kota Jakarta di malam minggu. Komplotan perampok berpencar, ada yang naik mobil, berlarian ke banyak arah, tapi yang pasti mereka semua membawa uang. Orang awam tak berani mendekati mereka karena mereka membawa senpi. Polisi masih menunggu bala bantuan.

[I]Aku harus lakukan sesuatu…[/I]

May mengarahkan anak panah ke kaki salah satu perampok. Perampok itu jatuh seperti tersandung sesuatu.

“Tangkap!” teriak polisi yang paling dekat dengannya.

[I]Baik, aku bisa membantu dengan cara begitu.[/I]

May melesatkan anak panahnya kesana kemari, termasuk ke ban mobil perampok itu, mengejar perampok-perampok lainnya…

***

No comments:

Post a Comment