Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Thursday, 23 February 2012

The X Life Story 2 chapter 6



The X Life Story 2
Chapter 6

AUTHOR’S POV

Key terburu-buru ke apartemen Rini. Berbekal password yang dikirimkan Rini lewat SMS, Key bisa langsung melenggang masuk ke apartemen itu. Apartemen yang kata Rini seharusnya dihuni empat orang itu, kini sepi.

“Rini-chan?” panggil Key, mencari sosok Rini.
“Oppa… aku disini.”

Mengikuti arah suara Rini, Key berjalan di dalam apartemen yang boleh dibilang rapi itu. Dia memasuki salah satu kamar, yang rupanya ada Rini disana, duduk di ranjang. Melihat Rini yang memeluk kaki kirinya, Key merasa ada masalah.

“Kenapa, Rini?”
“Kakiku, oppa… tadi tidak sengaja jatuh di toilet, jadinya kakiku terkilir dan kepalaku juga terantuk pintu…”
“Omona… kenapa bisa begini?”

Key menyingkirkan tangan Rini dan memeriksa kaki Rini. Pergelangan kaki Rini kebiruan. Key mendecak sekali, berikutnya memeriksa kepala Rini. Di sisi kanan kepala Rini juga ada benjolan kecil.

“Aish, oppa… sakit…” keluh Rini.
“Mana obat-obatan?”
“Semuanya ada di lemari ruang tamu…”

Key langsung bergegas kembali ke ruang tamu, mencari-cari obat-obatan di lemari yang Rini maksud, lalu menemukan sekotak obat-obatan. Secepat mungkin Key kembali lagi ke sisi Rini, lalu mulai mengobati Rini. Dia mulai dengan membalut kaki Rini, berikut menggosok kepala Rini yang ada benjolannya dengan lembut.

“Apa sakit?”
“Tidak koq, oppa…”
“Kenapa bisa begini? Apa apartemen kalian selalu sepi begini?”
“Tadinya tidak, oppa. Seperti yang pernah kuceritakan, dulu kami tinggal berenam disini,” jawab Rini, “lalu, May dan Julie pindah keluar setelah married. Amelz menghilang, oppa sudah tau itu, kan? Ivana menyusulnya… jadi tinggallah aku dan Yenny berdua. Sekarang sedang jam kerja Yenny dan aku off hari ini, jadi… yah… aku sedang sial.”
“Kalau suatu apartemen Cuma tinggal seorang atau dua orang yeoja memang berbahaya… kau harus hati-hati, Rini-chan. Tadi kau menelepon dan menyuruhku datang sudah membuatku panic.”
“Oppa… tau aku tertimpa masalah?”
“Tentu saja. Meski kau berusaha menenangkan suaramu, tetap saja kutau kau ada masalah.”

Rini diam. Dia tidak tau Key begitu sensitive dan perhatian padanya. Tapi dia sangat berterimakasih Key mau langsung datang padanya. Key adalah pilihan keduanya setelah May. May tadi tidak mengangkat teleponnya.

“Sekarang sudah jam makan siang. Kau sudah makan belum?”
“Belum, oppa,” jawabku.
“Aku akan memasak kalau begitu. Kau ingin makan apa, Rini?”
“Apa saja, terserah oppa.”
“Baiklah. Tunggu aku ya.”

Rini memandangi sosok Key yang pergi lagi. Key, di satu sisi, dia merasa Key adalah sosok oppa baginya… di sisi lainnya, Key adalah sosok sahabat baginya… Tapi… hanya sejauh itukah? Rini turun perlahan dari ranjangnya… dia meringis setiap menggunakan kaki kirinya untuk melangkah, dan jujur, dia merasa kepalanya agak pusing, mungkin karena benturannya cukup keras tadi. Dia tidak ingin mengatakannya pada Key karena dia tidak ingin Key khawatir. Tapi dia memaksakan dirinya terus melangkah… dan berhenti di ruang makan. Dari sini dia bisa melihat sosok Key yang tengah memasak di dapur. Key memasak dengan terampil, masakannya mengoarkan wangi yang membuat perut lapar. Pikiran Rini melayang jauh… melayang menuju Ryeowook. Andai saja Ryeowook tidak wamil sekarang, pastilah dia yang ada disini sekarang, bukan Key. Andai saja Ryeowook tidak wamil sekarang, pastilah dia tidak akan berhubungan begini akrab dengan Key. Tapi… bukankah ini yang diinginkannya? Rini tidak menyesalinya, dia menghargai Key yang mau meluangkan waktunya untuknya. Tapi… sebagai sahabatkah? Ketika memikirkan alasan Key yang berada disini sekarang, hati Rini terasa sakit. Ada sesuatu yang membuatnya tidak rela. Kepalanya pusing lagi. Key menata piringnya dengan baik sebelum memindahkannya ke meja makan. Ketika berbalik, dia melihat sosok Rini.

“Rini, kenapa kau kesini? Aku kan menyuruhmu istirahat dan menungguku saja?” tanya Key heran.

Key meletakkan piring-piring masakan di meja makan. Rini tersenyum tipis, tapi seketika terhuyung. Key kaget dan menyambar Rini tepat pada waktunya, sehingga tubuh Rini jatuh ke pelukan Key. Rini merasa hangat, merasa tenang, merasa dilindungi… akhirnya dia bisa menemukan orang untuk bersandar lagi. Kerinduan yang dipendamnya sekarang meluap keluar… air matanya menetes begitu saja.

“Rini??? Kenapa? Ada yang sakit?”
“Wookie oppa…”

Sesaat hening. Rini masih menangis. Sementara itu Key… merasa resah. Di satu sisi, dia merasa nyaman Rini ada di pelukannya, tapi hatinya terenyuh mendengar Rini menyebut nama Ryeowook.

“Rini, aku bukan Ryeowook hyung. Aku Key.”
“Aku tau, oppa… tapi oppa seperti Wookie oppa bagiku…”

Key mencengkeram lengan Rini, lalu memandangi wajahnya. Rini tersenyum dalam tangisnya.

“Rini… jangan anggap aku Ryeowook hyung. Aku tidak ingin berada di balik bayang-bayangnya,” tegas Key.
“Mianhae… Key-chan…”

Key menghapus air mata Rini, namun semakin banyak air mata Rini yang menetes. Tiba-tiba Rini menggenggam tangan Key. Key tersentak.

“Key-chan… saranghae…”
“Rini, aku bukan Ryeowook hyung… Jangan berkata seperti itu…”
“Tapi aku bersungguh-sungguh, oppa.”

Sempat terbesit dalam hati Key bahwa mungkin saja Rini memang tidak sadar ketika mengatakannya, tapi Key tidak peduli lagi. Rini baru saja mengucapkan password untuk membuka pintu hatinya. Dia mencium bibir Rini. Rini memeluk Key dan balas menciumnya. Mereka bahkan tidak berhenti untuk bernafas, ciuman mereka berlanjut dengan panas bahkan hingga Key membaringkan Rini di lantai. Key membuka jaketnya dan melemparkannya begitu saja, lalu kembali berciuman dengan Rini. Key menghisap lidah Rini, saliva mereka bertukar… sebagian menetes di pipi Rini… Rini mengusap tangannya di nipple Key yang masih terbungkus kaos, sementara Key meremas payudara Rini dari luar kaos rumahnya. Rini mulai mendesah ketika Key menggigit leher Rini. Rini mulai berkeringat… sudah lama sekali dia tidak merasakan sentuhan seorang namja… sejak Ryeowook menjalani wamil tepatnya. Rini tidak bisa membohongi bahwa dia rindu disentuh… dan sangat rela jika yang menyentuhnya adalah Key, orang yang ada di pikirannya. Key meremas payudara Rini dengan kuat, membuat tubuhnya menggelinjang.

“Key-chan… aaah…” desah Rini.

Key makin bernafsu mendengarnya. Dia sudah tidak peduli pada apapun lagi. Langsung saja ditariknya lepas kaos Rini berikut celana pendek Rini, menyisakan Rini yang terbalut bra dan underwear. Dia sendiri juga membuka kaos dan celana panjangnya, semuanya itu berserakan di lantai ruang makan. Rini menyentuh dada Key dengan kedua tangannya. Ternyata tubuh Key terlihat seperti tubuh Ryeowook… dan Rini makin kesulitan membedakan mereka di tengah rasa pusing yang melandanya. Diusapkannya telapak tangannya di kedua nipple Key, namja itu memejamkan matanya menikmati sentuhan Rini. Setelah menikmatinya sekian lama, kini Key mengecup perut Rini, sejengkal demi sejengkal, naik menuju payudara Rini. Dia membuka bra Rini, dan melanjutkan kecupan di tubuh Rini. Kecupannya basah, tubuh Rini penuh jejak Key sekarang. Khusus di kedua payudara Rini, dia menambahkan jilatan agar daerah itu makin basah, terutama di nipple Rini. Rini mendesah dan mengacak-acak rambut Key. Kecupan Key naik lagi, kini menyusuri daerah leher dan belakang telinga Rini. Rini menyentuh junior Key yang terbalut underwear. Dia memejamkan matanya, menikmati apa yang tengah disentuhnya. Tampaknya junior Key besar, itulah yang terlintas di benak Rini. Dia menyusupkan tangannya ke balik underwear Key dan melanjutkan usapannya.

“Rini-chan…” keluh Key, nafasnya menyapu daun telinga Rini.
“Aku… ingin merasakanmu… oppa…”

Seakan tidak ingin kalah, selagi memberi jejak di belakang telinga Rini, Key juga mengusapkan jari-jarinya di vagina Rini, meski masih terbungkus underwear. Key menekan-nekan klitoris Rini, membuat underwear Rini mulai basah. Rini membebaskan junior Key dari underwear-nya, Rini melorotkan sedikit underwear Key hanya untuk membuat junior dan twinsball-nya keluar. Rini menggenggam junior Key naik-turun, membuat Key mendesah makin sering. Sesekali, Rini meremas twinsball Key, atau mengusapnya lembut, berkali-kali.

“Oppa… bolehkah aku merasakannya?”

Key berlutut dan meletakkan kakinya di sisi kepala Rini, sehingga juniornya kini tepat di depan wajah Rini. Rini mulai mengelus junior Key dengan tangannya dan menggigiti juniornya lembut hingga akhirnya Key mendesah panjang.

“Rini… hmm…”

Sperma Key menembak keluar dari juniornya, keluar di mulut Rini, sebagian lagi meluber keluar. Key kembali ke posisinya untuk sejajar dengan wajah Rini, melihat Rini mengusap sperma Key yang meleleh di pipinya dengan punggung tangannya sambil tersenyum. Bagi Key, itu suatu ajakan untuk melanjutkan hubungan yang lebih jauh lagi. Key menciumi Rini, menjilati spermanya sendiri di pipi Rini, lalu mulai menggerakkan pinggulnya naik turun untuk mengusap juniornya di vagina basah Rini. Meski masih terbalut underwear, Rini bisa merasakan rangsangan besar dari junior Key itu.

“Oh… hmm… Key-chan… bisakah… hmm… kita… melakukannya saja?” tanya Rini.
“Apapun yang kau mau… hmm… Rini-chan…”

Key menarik underwear Rini, lalu baru menelanjangi dirinya sendiri. Key mengambil kesempatan untuk memandangi tubuh Rini yang naked… menelusuri lekuk tubuh Rini dengan kedua tangannya… dia mendorong juniornya dengan perlahan… sangat perlahan… Rini bergerak gelisah di bawahnya.

“Oppa… cepatlah… jangan membuatku tidak tahan begini…”
“Aku… Rini, aku takut menodaimu…”
“Aku sudah pernah, oppa… cepatlah…”

Key tidak ragu lagi. Dia membuka lebar selangkangan Rini dan memastikan kaki Rini yang sakit tidak terusik. Walau sulit memasuki vagina Rini yang sempit, Key berhasil juga melakukannya. Keduanya merasa lega setelah berhasil menyatukan tubuh mereka. Mereka bertukar pandang. Rini-lah yang pertama kali bergerak untuk memberitau Key bahwa dia sudah siap. Tanpa tunggu lama, Key mulai menggenjot tubuh Rini.

“Key… Key-chan… Kibum oppa… hmm… aaaaah… hmm… oppaaaaa…” racau Rini tidak jelas.

Key merasa seakan disemangati racauan Rini itu, makin menggenjot tanpa ampun. Keduanya begitu menikmati saat-saat panas mereka, bahkan tidak peduli mereka saat ini bukan di atas ranjang. Nafas mereka terdengar memburu… Key menyangga tubuhnya dengan kedua tangan yang diletakkan di sisi kepala Rini… Rini mencengkeram punggung Key kuat-kuat… keduanya memejamkan mata… meracau… merasakan nikmat tiada tara…

“Op… oppa… oh… aaaaah… di… di situ… hmm…”

Key tau yang dimaksud Rini pastilah titik sensitifnya. Key berhenti sejenak, lalu tiba-tiba menghentakkan juniornya ke vagina Rini.

“Aaaaaah!”

Key melakukan hentakan itu lagi, beberapa kali lagi, hingga Rini banjir cairan dan tubuhnya berkeringat. Tangannya terkulai lemas, tidak lagi bertenaga untuk mencengkeram punggung Key. Key terus menggoyangkan pinggulnya hingga puncak kenikmatannya datang. Beberapa tembakan spermanya memasuki mulut rahim Rini. Kini mereka sibuk mengatur nafas mereka sambil berpandangan.

“Key-chan… yang tadi… sangat… hebat…” puji Rini.
“Rini-chan… apakah baik… kita… seperti ini?”

Untuk beberapa saat Rini diam dan tidak menjawab Key, tapi dia menarik Key ke pelukannya. Dia berbisik ke telinga Key.

“Aku… bahagia…”

Key memandangi wajah Rini yang tersenyum padanya. Jika ini membuat Rini bahagia, dia tentu akan melakukannya. Walaupun dia tau ini salah, tapi selama Rini menginginkannya… dia tidak akan berhenti. Rini mendorong tengkuk Key untuk menciumnya. Bibir Rini terasa hangat… dan penuh cinta. Key menghentikan ciuman mereka dan melepas kontak tubuh mereka.

“Oppa… kenapa…?”
“Kita akan pindah. Kita perlu tempat yang lebih nyaman dari lantai.”

Key menggendong Rini. Rini memeluk Key erat, tidak akan melepaskannya… Dan permainan panas mereka berlanjut di kamar Rini…

***

6 comments:

  1. hmmmmmmmmmmmm..........
    pengkhianatan lagi dsini...
    knpa smua berbau dikhianati scara diam2....
    tpi daebak author may...
    saia saja tak sanggup buat ff klo udah bgini ceritanya...
    lanjut terus yaa may,,,
    dan cpat smbuh dari skitnya yaaa fighting *bighugandkissue*

    ReplyDelete
  2. ini nih kalo efek baca gak teratur. orz

    bukannya baca ke chapter dua langsung ke chap 6 =^=
    kkkkkk /gulingguling

    jadi sebel kan sama sih rini --"
    itu kan sih kunci bukan wookie ;______;
    kenapa dia salah manggil? orz

    ahhhhh, beneeerrr, aku benci rini! /krik
    dia bilang saranghae? cepet amat =="

    bah, udah adegan xxx aja~ xD

    kkkkkkk
    begini efek gak sabar baca. jadi awal cerita gak tau. tapi langsung ke chap yang baru dipublish, jadi pengen cekek rini -,,,,,,,,,-

    oke, beib, kau sukses buat daku pengen panggang rini! XD

    ReplyDelete
  3. Aduh2, tnyata rini kesepian skali...
    *elus2 pake kunci*

    Eeeee riniiii
    itu wookieee, bukannn keyyyy ><

    Akhrnya kejadian (?)
    jangan kapok yah *lho?*

    Chapie ini pendek benerrrr ><

    ReplyDelete
  4. ih amel kok kamu benci sama akuuu??masang aegyo*
    (p : muntah aja mel. gw juga udah muntah duluan ko)

    ini SALAH SAYA APA SAMPAI DICEKEK??
    Key oppa itu sudah cinta sama saya tau. Cuma waktu berkata lain #plak #GR-tingkat-akut

    nggg. Eonn. Kapan2 ak dbikinin side story sama Key gpp kok #plak
    hatiku sudah berpaling. gara2 @ryeong9 sudah memperlihatkan hal yg seharusnya hanya diperlihatkan padaku *nangis sesengukan*

    Fighting eonn! X3

    ReplyDelete
  5. ^
    udah dijelasin diatas.
    kalo aku bacanya tuh dari chapter ujung baru keawal. orz
    makanya efek gak tau apa2nya tuh bikin keki banget =^=

    ReplyDelete
  6. "seperti parade selingkuh"
    eh? itu rini secara sadar kan ya?

    tiba2 manggil key jd wookkie..
    yah keduanya memang mirip sih..

    aih rini~~~ *tarik2 kunci*

    jie.. lanjutan yg lbh panas kenapa tak diekspose? *ditimpuk rini&key*

    -teph

    ReplyDelete